Terjemahan Kitab "Minahus Saniyyah"

 


Kitab Al-Minah As-Saniyyah merupakan satu dari beberapa karya Syekh Sayyid ‘Abd Al-Wahhab Asy-Sya’rani sebagai komentar atas tulisan Syekh Abu Ishaq Ibrahim al-Matbuliy dalam buku Qomi’ Ath-Thughyaan. Kitab ini membahas tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang salik (penempuh jalan spiritual) dalam menjalani tarekat. Gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipaham bagi para pemula dan pelaku spiritual yang baru menjalani tarekat. Kesan komunikatif pun sangat terasa, seakan-akan penulis berbicara langsung dan berhadap-hadapan dengan pembaca. Sehingga bahasa yang ditampilkan banyak menggunakan kalimat perintah atau kalimat larangan langsung.

Sayyid ‘Abd al-Wahab as-Sya’rani dalam kitab ini menyebutkan beberapa pendapat ulama dan ahli sufi dari masa-masa klasik. Dan juga disebutkan didalamnya hadits-hadits dan ayat-ayat yang menjadi argumen untuk mendukung teori-teori yang diangkat dalam kitab ini. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman pembaca dan mempermudah bagi pembaca untuk memahami tujuan dari ditulisnya di kitab ini.

Dalam kitab Al-Minah As-Saniyyah disebutkan beberapa tahapan yang harus dijalani salik untuk menaiki tangga spiritual. Masing-masing tangga ini memiliki keterkaitan antara anak tangga yang satu dengan anak tangga yang lainnya. Ketika salah satu anak tangga tidak dijalani, maka salik tidak akan sampai pada tujuannya.


๐Ÿ’Ž ISTIQOMAH DALAM BERTAUBAT.

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… . ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐู‰ ูุฑุถ ุงู„ุชูˆุจุฉ ูˆุญุฑู… ุงู„ุฅุตุฑุงุฑ، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุงู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ูƒุงุชุจ ุงู„ุฃุซุงุฑ، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ุณูŠุฏู†ุง ูˆู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ุตูุฉ ุงู„ุฃุฎูŠุงุฑ، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ูˆุณู„ู… ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุงู„ุณุงุฏุฉ ุงู„ุฃุจุฑุงุฑ.

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mewajibkan bertaubat dan mengharamkan menetapi berbuat dosa. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Esa yang tiada sekutu bagi-Nya yang memerintahkan mencatat ‘amal. Dan aku bersaksi bahwa baginda dan Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang terpilih. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat sejahtera atas Nabi kita, keluarganya dan para sahabat-sahabatnya yang mulia lagi berbakti.

(ูˆุจุนุฏ) ูู‡ุฐุง ุชุนู„ูŠู‚ ุนู„ู‰ ูˆุตูŠุฉ ุงู„ุดูŠุฎ ุงู„ุนุงุฑู ุจุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฃุจู‰ ุฅุณุญุงู‚ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ุงู„ู…ุชุจูˆู„ู‰ ุทูŠุจ ุงู„ู„ู‡ ุซุฑุงู‡، ูˆุฌุนู„ ุงู„ุฌู†ุฉ ู…ุชู‚ู„ุจู‡ ูˆู…ุซูˆุงู‡، ูˆู†ูุนู†ุง ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุจุจุฑูƒุงุชู‡، ูˆุฃุนุงุฏ ุนู„ูŠ ูˆุนู„ูŠู‡ู… ู…ู† ุตุงู„ุญ ุฏุนูˆุงุชู‡، ูˆุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฃุณุฃู„ ุฃู† ูŠู†ูุน ุจู‡ ูˆุฃู† ูŠุฌุนู„ู‡ ุฎุงู„ุตุง ู„ูˆุฌู‡ู‡، ุฅู†ู‡ ุนู„ู‰ ูƒู„ ุดูŠุก ู‚ุฏูŠุฑ.

Kitab kecil ini merupakan catatan kaki (Sayyid ‘Abdul Wahhab As-Sya’rani) tentang wasiat tuan guru yang ma’rifat billahi Ta’ala yaitu Syaikh Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuliy. Semoga Allah mengharumkan kuburannya, menjadikan surga sebagai tempat kembali dan tempat tinggalnya, memberikan manfa’at kepada kami dan kaum muslimin lantaran barakahnya, dan melimpahkan kepadaku juga kepada mereka kebaikan do’a - do’anya. Hanya kepada Allah sajalah aku memohon agar Dia senantiasa menjadikan buku kecil ini buku yang bermanfa’at yang murni hanya karena mengharapkan ridho-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(ุงูˆู„ ุงู„ูˆุตูŠุฉ : ุนَู„َูŠْูƒَ ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْุฃَุฎُ ุจِุงู„ْุฅِุณْุชِู‚َุงู…َุฉِ ูِู‰ ุงู„ุชَّูˆْุจَุฉِ)

“Wahai saudaraku! Hendaklah engkau senantiasa istiqamah dalam bertaubat”

ุงู„ุชูˆุจุฉ ูู‰ ุงู„ู„ุบุฉ ุงู„ุฑุฌูˆุน، ูŠู‚ุงู„  : ุชุงุจ، ุงู‰ ุฑุฌุน، ูˆูู‰ ุงู„ุดุฑุน : ุงู„ุฑุฌูˆุน ุนู…ุง ูƒุงู† ู…ุฐู…ูˆู…ุง ูู‰ ุงู„ุดุฑุน ุฅู„ู‰ ู…ุง ู‡ูˆ ู…ุญู…ูˆุฏ ูู‰ ุงู„ุดุฑุน،

Taubat, menurut bahasa adalah ; Kembali secara umum. Sedangkan taubat menurut Syara’ yaitu ; Kembali dari perbuatan yang tercela kepada perbuatan yang terpuji.

ูˆู„ู‡ุง ุจุฏุงูŠุฉ ูˆู†ู‡ุงูŠุฉ،

Taubat memiliki tahap permulaan dan puncak.

ูุจุฏุงูŠุชู‡ุง ุงู„ุชูˆุจุฉ ู…ู† ุงู„ูƒุจุงุฆุฑ، ุซู… ุงู„ุตุบุงุฆุฑ، ุซู… ุงู„ู…ูƒุฑูˆู‡ุงุช، ุซู… ู…ู† ุฎู„ุงู ุงู„ุฃูˆู„ู‰، ุซู… ู…ู† ุฑุคูŠุชู‡ ุงู„ุญุณู†ุงุช، ุซู… ู…ู† ุฑุคูŠุชู‡ ุฃู†ู‡ ุตุงุฑ ู…ุนุฏูˆุฏุง ู…ู† ูู‚ุฑุงุก ุงู„ุฒู…ุงู†، ุซู… ู…ู† ุฑุคูŠุชู‡ ุฃู†ู‡ ุตุฏู‚ ูู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ، ุซู… ู…ู† ูƒู„ ุฎุงุทุฑ ูŠุฎุทุฑ ู„ู‡ ูู‰ ุบูŠุฑ ู…ุฑุถุงุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰.

Permulaan taubat yaitu ; Bertaubat dari dosa-dosa besar, kemudian dari dosa-dosa kecil, dari perkara makruh, dari perbuatan yang berlawanan dengan yang lebih utama, dari anggapan bahwa dirinya termasuk orang yang baik, dari anggapan bahwa dirinya telah menjadi Kekasih Allah, dari anggapan bahwa dirinya telah benar dalam bertaubat, dan selanjutnya bertaubat dari segala bisikan hati yang tidak diridlai Allah Ta’ala.

ูˆุฃู…ุง ู†ู‡ุงูŠุชู‡ุง ูุงู„ุชูˆุจุฉ ูƒู„ู…ุง ุบูู„ ุนู† ุดู‡ูˆุฏ ุฑุจู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุทุฑูุฉ ุนูŠู†.

Sedangkan puncaknya yaitu ; Bertaubat setiap kali lupa dari bermusyahadah atau bahkan lupa dalam mengingat kepada Allah walau sekejap.

ูˆุฐูƒุฑ ุงู„ู…ุญู‚ู‚ูˆู† ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุฃู† ู…ู† ู†ุฏู… ุนู„ู‰ ุฐู†ุจู‡ ูˆุงุนุชู‰ุฑู ุจู‡ ูู‚ุฏ ุตุญุช ุชูˆุจุชู‡، ู„ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู… ูŠู‚ุต ุนู„ูŠู†ุง ูู‰ ุชูˆุจุฉ ุฃุจูŠู†ุง ุงู„ุณูŠุฏ ุขุฏู… ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุฅู„ุง ุงู„ุฅู‚ุชุฑุงู ูˆุงู„ู†ุฏู…، ูู„ูˆ ูƒุงู† ุซู… ุฃู…ุฑ ุฒุงุฆุฏ ู„ู‚ุตู‡ ุนู„ูŠู†ุง.

‘Ulama’ ahli tahqiq dari kalangan penempuh jalan menuju Allah mengemukakan bahwa ; Barangsiapa yang menyesal atas dosa-dosanya dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya, maka taubatnya dianggap sah, karena Allah ta’ala tidak mengisahkan kepada kita tentang taubatnya bapak kita Nabi Adam ‘Alaihissalam kecuali pengakuan dan penyesalan, sebab bilamana ada yang lain dari itu, niscaya Allah pasti mengisahkannya kepada kita.

ูˆู‚ูˆู„ ุงู„ุนู„ู…ุงุก : ุฃู† ู…ู† ุดุฑุท ุงู„ุชูˆุจุฉ ุงู„ุฅู‚ู„ุงุน، ูˆุงู„ุนุฒู… ุฃู† ู„ุง ูŠุนูˆุฏ: ุฅู†ู…ุง ุฃุฎุฐูˆู‡ ุจุทุฑูŠู‚ ุงู„ุฅุณุชู†ุจุงุท، ุฅุฐ ุงู„ู†ุงุฏู… ุนู„ู‰ ุดูŠุก ู…ู† ู„ูˆุงุฒู…ู‡ ุงู„ุฅู‚ู„ุงุน، ูˆุงู„ุนุฒู… ุฃู† ู„ุง ูŠุนูˆุฏ،

Sedangkan pernyataan para ‘Ulama yang mengatakan bahwa ; “Syarat taubat yaitu harus berhenti dan bermaksud kuat untuk tidak mengulangi kembali”, hal itu mereka kemukakan berdasarkan hasil istinbath, sebab orang yang menyesali perbuatan nya dapat dipastikan akan berhenti dan bermaksud kuat untuk tidak mengulangi kesalahannya kembali.

ูˆู…ุนู„ูˆู… ุฃู† ุจุงู„ุชูˆุจุฉ ุชุบูุฑ ุญู‚ูˆู‚ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุธู„ู… ุงู„ุนุจุฏ ู„ู†ูุณู‡ ุจุงุฑุชูƒุงุจ ุงู„ู…ุนุงุตู‰، ุฏูˆู† ุงู„ุดุฑูƒ ุจุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุฅู† ูƒุงู† ู‡ูˆ ูŠุฑุฌุน ุงู„ู‰ ุธู„ู… ุงู„ู†ูุณ ุงูŠุถุง، ูˆุฏูˆู† ุญู‚ูˆู‚ ุงู„ุฎู„ู‚ ู…ู† ู…ุงู„ ูˆุนุฑุถ، ูˆุณูŠุฃุชู‰ ุงู„ูƒู„ุงู… ุนู„ูŠู‡ู…ุง ุฅู† ุดุงุก ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰،

Dan sudah maklum bahwa dengan taubat yang benar, segala dosa akan diampuni, baik yang berhubungan dengan Allah Ta’ala, maupun kedzoliman seorang hamba terhadap diri sendiri dengan melakukan kemaksiatan selain menyekutukan Allah Ta’ala, walaupun syirik juga termasuk dzolim terhadap diri sendiri, dan selain yang berhubungan dengan sesama manusia yang berupa harta dan kehormatan yang akan dijelaskan nanti insya Allah Ta’ala.

 ูˆุจุฏุฃ ุงู„ุดูŠุฎ ุจุงู„ุชูˆุจุฉ ู„ุฃู†ู‡ุง ุฃุณุงุณ ู„ูƒู„ ู…ู‚ุงู… ูŠุชุฑู‚ู‰ ุงู„ูŠู‡ ุงู„ุนุจุฏ ุญุชู‰ ูŠู…ูˆุช، ููƒู…ุง ุฃู† ู…ู† ู„ุง ุฃุฑุถ ู„ู‡ ู„ุง ุจู†ุงุก ู„ู‡، ูƒุฐู„ูƒ ู…ู† ู„ุง ุชูˆุจุฉ ู„ู‡ ูู„ุง ุญุงู„ ู„ู‡ ูˆู„ุง ู…ู‚ุงู….

Syaikh Al-Matbuly mengawali wasiatnya dengan masalah taubat, karena taubat merupakan pondasi bagi setiap kedudukan yang kepada-Nya lah seorang hamba hendak menaiki hingga meninggal dunia. Ibarat orang yang tidak memiliki tanah, ia pun tidak memiliki bangunan, demikian pula dengan orang yang tidak bertaubat, maka baginya tidak ada kedudukan dan derajat.

ูˆู…ู† ูƒู„ุงู…ู‡ู… "ู…ู† ุฃุญูƒู… ู…ู‚ุงู… ุชูˆุจุชู‡ ุญูุธ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุณุงุฆุฑ ุงู„ุดูˆุงุฆุจ ุงู„ุชู‰ ูู‰ ุงู„ุฃุนู…ุงู„" ูู‡ู‰ ู†ุธูŠุฑ ู…ู‚ุงู… ุงู„ุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูŠุญูุธู‡ ุตุงุญุจู‡ ู…ู† ุณุงุฆุฑ ู…ุง ูŠุญุฌุจ ุนู† ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰،

Para ‘ulama’ menyatakan ; “Barangsiapa yang memperkuat taubatnya, maka Allah Ta’ala akan menjaganya dari segala kotoran yang mencampuri dan merusak kemurnian ‘amalnya”. Demikianlah kedudukan taubat yang sebanding dengan maqam zuhud terhadap dunia, dimana pelaku zuhud akan dapat menjaganya dari setiap sesuatu yang menghalangi dirinya dari Allah Al Haqq Ta’ala.

ูˆุญุซ ุนู„ู‰ "ุงู„ุฅุณุชู‚ุงู…ุฉ ูู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ" ู„ุฃู†ู‡ ู…ุชู‰ ู…ุง ูƒุงู† ูู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ ุงุนูˆุฌุงุฌ ุงู†ุณุญุจ ุญูƒู…ู‡ ูู‰ ูƒู„ ู…ู‚ุงู… ุจุนุฏู‡ ููŠุตูŠุฑ ุจู†ุงุคู‡ ู…ู‡ู„ู‡ู„ุง ูƒู…ู† ุจู†ู‰ ุญุงุฆุทู‡ ู…ู† ุงู„ู„ุจู† ุงู„ูŠุงุจุณ ุจุบูŠุฑ ุทูŠู†.

Dan Syaikh Al-Matbuliy menganjurkan istiqamah dalam bertaubat, karena ketika terdapat kesalahan dalam bertaubat, semua maqam setelah maqam zuhud akan hilang kekuatannya, maka taubat yang telah dibangunnya menjadi hancur, demikian itu bagaikan seseorang yang membangun sebuah bangunan hanya berupa susunan bata tanpa perekat.

ู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ู…ุญู…ุฏ ุงุจู† ุนู†ุงู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ู† ุฅุณุชู‚ุงู… ูู‰ ุชูˆุจุชู‡ ุนู† ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุงุฑุชู‚ู‰ ุงู„ู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ ู…ู† ูƒู„ ู…ุง ู„ุง ูŠุนู†ู‰، ูˆู…ู† ู„ู… ูŠุณุชู‚ู… ููŠู‡ุง ู„ุง ูŠุดู… ู…ู† ุงู„ุชูˆุจุฉ ุนู† ุงู„ูุถูˆู„ ุฑุงุฆุญุฉ، ูˆู„ุง ูŠู‚ุฏุฑ ุนู„ู‰ ุฑุนุงูŠุฉ ุฎุงุทุฑู‡ ุฃุจุฏุง، ุจู„ ุชุบู„ุจ ุนู„ูŠู‡ ุฎูˆุงุทุฑ ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุญุชู‰ ูู‰ ุตู„ุงุชู‡،

Tuanku Muhammad bin ‘Inan rahimahullahu Ta’ala berkata ; Barangsiapa yang istiqamah dalam bertaubat dari segala bentuk kemaksiatan, maka ia akan dapat menaiki tingkatan bertaubat dari semua perkara yang tidak berfaidah, dan barangsiapa yang tidak istiqomah dalam bertaubat, maka ia tidak akan dapat mencium aroma yang keluar dari taubatnya, dan selama-lamanya ia tidak akan mampu menjaga bisikan hatinya, bahkan bisikan-bisikan maksiat akan selalu memperdaya nya hingga di dalam shalatnya.

ูˆุชุฃู…ู„ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู„ู…ุนุตูˆู… ุงู„ุฃูƒุจุฑ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… : "ูุงุณุชู‚ู… ูƒู…ุง ุฃู…ุฑุช ูˆู…ู† ุชุงุจ ู…ุนูƒ"

Renungkanlah firman Allah kepada Nabi agung yang ma’shum shallallahu ‘alaihi wasallam ; “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersamamu”. (Qs. Hud 112).

ูุฃู…ุฑู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุงู„ุฅุณุชู‚ุงู…ุฉ ูู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ، ูˆู…ู† ุชุงุจ ู…ุนู‡ ู…ู† ุฌู…ูŠุน ุฃุชุจุงุนู‡ ูˆุฃู…ุชู‡"

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Nabi, orang yang bersama dengannya serta ummatnya agar istiqomah dalam bertaubat.

ูˆู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ู† ุงุณุชู‚ุงู… ูู‰ ุชูˆุจุชู‡ ูˆุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูู‚ุฏ ุงู†ุทูˆู‰ ููŠู‡ ุณุงุฆุฑ ุงู„ู…ู‚ุงู…ุงุช ูˆุงู„ุฃุญูˆุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญุฉ.

Tuanku ‘Ali Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa istiqomah dalam taubatnya dan zuhud terhadap harta duniawi, maka ia akan mampu menyelesaikan semua kedudukan dan hal-hal yang baik”.


๐Ÿ’Ž PERINGATAN.

ูŠู†ุจุบู‰ ู„ู„ุนุจุฏ ุฃู† ูŠูุชุด ุฃุนุถุงุกู‡ ุงู„ุธุงู‡ุฑุฉ ูˆุงู„ุจุงุทู†ุฉ ุตุจุงุญุง ูˆู…ุณุงุก ู‡ู„ ุญูุธุช ุญุฏูˆุฏ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ุชู‰ ุญุฏู‡ุง ู„ู‡ุง ุฃูˆ ุชุนุฏุช؟ ูˆู‡ู„ ู‚ุงู…ุช ุจู…ุง ุงู…ุฑุช ุจู‡ ู…ู† ุบุถ ุงู„ุจุตุฑ ูˆุญูุธ ุงู„ู„ุณุงู† ูˆุงู„ุฃุฐู† ูˆุงู„ู‚ู„ุจ ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ุฃูˆ ู„ู… ุชู‚ู…؟

Bagi seorang hamba hendaknya senantiasa meneliti anggota dzohir dan bathinnya setiap pagi dan sore, apakah seluruh anggotanya telah menjaga peraturan-peraturan Allah Ta’ala atau apakah telah melanggarnya ? Apakah telah menegakkan apa yang diperintahkan Allah Ta’ala yang berupa menundukkan pandangan, menjaga lisan, telinga, hati dan lainnya, atau tidak ?

ูุฅู† ุฑุฃู‰ ุฌุงุฑุญุฉ ู…ู† ุฌูˆุงุฑุญู‡ ุฃุทุงุนุช ุดูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู„ู… ูŠุฑ ู†ูุณู‡ ู„ุฐู„ูƒ، ูˆุฅู† ุฑุขู‡ุง ุชู„ุทุฎุช ุจู…ุนุตูŠุฉ ู…ู† ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุฃุฎุฐ ูู‰ ุงู„ู†ุฏู… ูˆุงู„ุฅุณุชุบูุงุฑ، ุซู… ูŠุดูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅุฐุง ู„ู… ูŠู‚ุฏุฑ ุนู„ูŠู‡ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุชู„ูƒ ุงู„ู…ุนุตูŠุฉ، ูˆู„ู… ูŠุจุชู„ ุฌูˆุงุฑุญู‡ ุงู„ุชู‰ ุนุตุช ุจุงู„ุฃู…ุฑุงุถ ูˆุงู„ุฌุฑุงุญุงุช ูˆุงู„ุฏู…ุงู…ู„ ูˆุงู„ู‚ุฑูˆุญ، ูุฅู† ูƒู„ ุนุถูˆ ุงุณุชุญู‚ ู†ุฒูˆู„ ุงู„ุจู„ุงุก، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰ ูˆุงู„ุฒู… ุงู„ุชูˆุจุฉ ูˆุงุจุบุถ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุชุจุนุง ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูุฅู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู… ูŠู†ุธุฑ ุงู„ูŠู‡ุง ู…ู†ุฐ ุฎู„ู‚ู‡ุง ู„ุดุฏุฉ ุจุบุถู‡ ู„ู‡ุง،

Lalu apabila seorang hamba mendapati salah satu dari beberapa anggotanya telah berbuat ta’at, maka bersyukurlah kepada Allah Ta’ala dan jangan pernah beranggapan bahwa dirinya termasuk orang yang ahli dalam menjalankan keta’atan tersebut. Namun apabila ia mendapati anggotanya berlumuran dosa, maka segeralah menyesalinya dan beristighfar, kemudian bersyukur kepada Allah Ta’ala karena Dia tidak mentakdirkan kepadanya kemaksiatan yang lebih besar, dan tidak menyiksa anggota yang digunakan untuk bermaksiat dengan beberapa penyakit, luka, bisul dan borok. Karena setiap anggota yang digunakan untuk maksiat berhak mendapatkan siksa. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku, tetaplah bertaubat dan benci terhadap dunia karena mengikuti Allah Ta’ala, sebab Allah Ta’ala tidak pernah melihat pada dunia sejak Dia menciptakannya karena sangat benci terhadapnya.

ูˆูู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ "ุญุจ ุงู„ู…ุงู„ ูˆุงู„ุณุฑู ูŠู†ุจุชุงู† ุงู„ู†ูุงู‚ ูู‰ ุงู„ู‚ู„ุจ ูƒู…ุง ูŠู†ุจุช ุงู„ู…ุงุก ุงู„ุจู‚ู„"

Di sebutkan dalam sebuah hadits ; “Cinta harta dan melampaui batas, keduanya dapat menumbuhkan sifat munafiq didalam hati sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan”.

ูˆู‚ุฏ ูƒุงู† ุฃุจูˆ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุณููŠุงู† ุงู„ุซูˆุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : ู„ูˆ ุฃู† ุนุจุฏุง ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ุฃู…ูˆุฑุงุช ุฅู„ุง ุฃู†ู‡ ูŠุญุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุฅู„ุง ู†ูˆุฏูŠ ุนู„ูŠู‡ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ุนู„ู‰ ุฑุคุณ ุงู„ุฌู…ูŠุน "ุฃู„ุง ุฅู† ู‡ุฐุง ูู„ุงู† ุจู† ู‚ู„ุงู† ู‚ุฏ ุฃุญุจ ู…ุง ุฃุจุบุถ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰" ููŠูƒุงุฏ ู„ุญู… ูˆุฌู‡ู‡ ูŠุณู‚ุท.

Dan Abu ‘Abdillah Sufyan Ats-Tsauri rahihullahu Ta’ala berkata ; Sekiranya seorang hamba membaktikan diri kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya, hanya saja ia cinta dunia, maka pada hari kiamat kelak ia akan diumumkan dihadapan seluruh makhluk ; “Ingatlah! Bahwa fulan bin fulan ini adalah orang yang cinta pada apa yang dibenci Allah Al Haq subhanahu wa Ta’ala”, maka hampir daging wajahnya jatuh berguguran.

ูˆุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุฏู†ูŠุง ู…ุง ุฒุงุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ุญุงุฌุฉ ุงู„ุดุฑุนูŠุฉ

Yang dimaksud cinta dunia disini yaitu menumpuk-numpuk harta dunia melebihi kebutuhannya secara syar ‘i.

ูˆูƒุงู† ุงุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุนู„ู‰ ุจู† ุงู„ู…ุฒูŠู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : ู„ูˆ ุฒูƒูŠุชู… ุฑุฌู„ุง ุญุชู‰ ุฌุนู„ุชู…ูˆู‡ ุตุฏูŠู‚ุง ู„ุง ูŠุนุจุฃ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ุจู‡ ูˆู‡ูˆ ูŠุณุงูƒู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ุจู‚ู„ุจู‡،

Abu Al-Hasan ‘Aliy bin Muzayyin berkata ; Seandainya kalian mensucikan seseorang sehingga kalian menjadikannya orang yang paling benar, maka Allah Al Haqq Ta’ala tidak akan perduli dengannya manakala didalam hatinya masih ada setitik rasa cinta dunia.

ูู‚ูŠู„  ู„ู‡ ูุฅุฐุง ุณุงูƒู†ู‡ุง ู„ุฃุฌู„ ุฅุฎูˆุงู†ู‡ ูˆุนูŠุงู„ู‡ ูˆุบูŠุฑู‡ู… ู…ู† ุงู„ู…ู„ุงุฒู… ู„ูŠู†ูู‚ู‡ุง ุนู„ูŠู‡ู…؟

ูู‚ุงู„ : ุฏุนูˆู†ุง ู…ู† ู‡ุฐุง ุงู„ุฒู„ูุงุช، ูˆุงู„ู„ู‡ ู…ุง ู‡ู„ูƒ ู…ู† ู‡ู„ูƒ ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุง ู…ู† ุญู„ุงูˆุฉ ุงู„ุบู†ู‰ ูู‰ ู†ููˆุณู‡ู…، ูˆุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐู‰ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ู‡ูˆ ุฅู†ู‰ ู„ุฃุนุฑู ู…ู† ูŠุฏุฎู„ ุนู„ูŠู‡ ุนุฑุถ ุงู„ุฏู†ูŠุง ููŠู‚ุณู…ู‡ ุนู„ู‰ ุญู‚ูˆู‚ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠุตูŠุฑ ุฐู„ูƒ ู…ุน ุจุฑุงุกุฉ ุณุงุญุชู‡ ุญุฌุงุจุง ู‚ุงุทุนุง ู„ู‡ ุนู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰،

Beliau ditanya ; Bagaimana bila ia mencintai dunia karena untuk menafkahi saudaranya, keluarganya dan orang-orang yang wajib dinafkahi ? 

Abu Al-Hasan ‘Aly bin Muzayyin menjawab ; Hindarkanlah kami dari kesalahan ini, demi Allah, tidaklah hancur orang-orang yang hancur dari golongan ahli thariqat kecuali karena rasa manisnya kaya harta yang ada didalam hatinya, demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sungguh aku mengetahui orang yang kerasukan cinta terhadap harta dunia yang disalurkan atas dasar memenuhi hak-hak Allah Ta’ala, kemudian bersamaan dengan bebasnya tangung jawab, harta dunia itu menjadi penghalang yang dapat memutuskan dirinya dari Allah Ta’ala.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุงู„ุดุงู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู„ุง ูŠุชุฑู‚ู‰ ู…ุฑูŠุฏ ู‚ุท ุฅู„ุง ุฃู† ุตุญุช ู„ู‡ ู…ุญุจุฉ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰، ูˆู„ุง ูŠุญุจู‡ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ุญุชู‰ ูŠุจุบุถ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุฃู‡ู„ู‡ุง ูˆูŠุฒู‡ุฏ ูู‰ ู†ุนูŠู… ุงู„ุฏุงุฑูŠู†".

Tuanku Abu Al Hasan As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Seorang murid sama sekali tidak akan mampu menempuh jalan wushul kepada Allah, kecuali ia benar-benar mencintai Allah Al Haqq Ta’ala, dan tidaklah ia cinta kepada Allah Al Haqq Ta’ala sehingga ia benci terhadap dunia dan orang-orang yang cinta dunia, serta berlaku zuhud terhadap keni’matan dunia”.

ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง : ูƒู„ ู…ุฑูŠุฏ ุฃุญุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ูŠูƒุฑู‡ู‡ ุนู„ู‰ ุญุณุจ ู…ุญุจุชู‡ุง ู„ู‡ ูƒุซุฑุฉ ูˆู‚ู„ุฉ، ููŠุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุฃู† ูŠุฑู…ู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ู…ู† ูŠุฏู‡ ูˆู…ู† ู‚ู„ุจู‡ ุฃูˆู„ ุฏุฎูˆู„ู‡ ูู‰ ุงู„ุทุฑูŠู‚، ูˆู…ุชู‰ ุชู„ู‚ู† ุนู„ู‰ ุดูŠุฎ ุฃูˆ ุฃุฎุฐ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุนู‡ุฏ ูˆู‡ูˆ ูŠู…ูŠู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูู„ุง ุจุฏ ุฃู† ูŠุฑุฌุน ู…ู† ุญูŠุซ ุฌุขุก، ูˆุชุฑูุถู‡ ุงู„ุทุฑูŠู‚، ูุฅู† ุฃู‚ู„ ุฃุณุงุณ ูŠุถุนู‡ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ูู‰ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง، ูู…ู† ู„ู… ูŠุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ู„ุง ูŠุตุญ ู„ู‡ ุจู†ุงุก ุดูŠุก ูู‰ ุงู„ุขุฎุฑุฉ.

Beliau (Abu Al Hasan As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala) juga berkata ; “Allah Al-Haqq Ta’ala benci terhadap setiap murid (penempuh jalan menuju Allah) yang cinta dunia sesuai dengan besar dan kecilnya kecintaanya terhadap dunia, karena itu wajib bagi seorang murid untuk mengosongkan harta dunia dari tangan dan hatinya pada saat pertama ia masuk thariqat. Bilamana ia memohon bimbingan kepada seorang guru atau di bai’at, sedang didalam hatinya masih ada rasa cinta terhadap dunia, maka tidak boleh tidak ia akan kembali ke asalnya dari mana ia datang, dan tertolak dari jalan menuju Allah, karena minimal pondasi yang harus ditanamkan oleh seorang murid dalam menempuh jalan menuju Allah adalah berlaku zuhud terhadap dunia, barangsiapa yang tidak berlaku zuhud terhadap dunia, maka ia tidak akan dapat menegakkan bangunan apapun di akhirat”.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุนุจุฏ ุงู„ู‚ุงุฏุฑ ุงู„ุฌูŠู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ูุนู„ูŠู‡ ุจุงู„ุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง، ูˆู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูุนู„ูŠู‡ ุจุงู„ุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุขุฎุฑุฉ".

Tuanku Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilani rahimahullahu Ta’ala berkata : ”Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat, maka wajib baginya berlaku zuhud terhadap dunia, dan barangsiapa yang hendak menempuh jalan menuju Allah Ta’ala, maka wajib baginya berlaku zuhud terhadap akhirat”.

ูˆู…ุง ุฏุงู… ูู‰ ู‚ู„ุจ ุงู„ุนุจุฏ ุดู‡ูˆุฉ ู…ู† ุดู‡ูˆุงุช ุงู„ุฏู†ูŠุง ุงูˆ ู„ุฐุฉ ู…ู† ู„ุฐุงุชู‡ุง ู…ู† ู…ุฃูƒูˆู„ ุฃูˆ ู…ู„ุจูˆุณ ุฃูˆ ู…ู†ูƒูˆุญ ุฃูˆ ูˆู„ุงูŠุฉ ุฃูˆ ุฑูŠุงุณุฉ ุฃูˆ ุชุฏู‚ูŠู‚ ูู‰ ูู† ู…ู† ูู†ูˆู† ุงู„ุนู„ู… ุงู„ุฒุงุฆุฏ ุนู† ุงู„ูุฑุถ ูƒุฑูˆุง ูŠุฉ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ุขู† ูˆู‚ุฑุขุกุฉ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุจุงู„ู‚ุฑุงุขุช ุงู„ุณุจุน ูˆูƒุงู„ู†ุญูˆ ูˆุงู„ูู‚ู‡ ูˆุงู„ูุตุงุญุฉ، ูู„ูŠุณ ู‡ุฐุง ู…ุญุจุง ูู‰ ุงู„ุขุฎุฑุฉ، ุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ ุฑุงุบุจ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุชุงุจุน ู„ู‡ูˆุงู‡.

Selama dalam hati seorang hamba masih terdapat bermacam-macam keinginan terhadap dunia, atau suatu kenikmatan dari beberpa kenikmatan dunia yang berupa makanan, pakaian, pernikahan, kekuasaan, jabatan atau memperdalam salah satu bidang dari beberapa bidang ‘ilmu yang melebihi batas kewajiban seperti : merawikan hadits pada saat sekarang, membaca Al-Qur’an dengan tujuh macam bacaan, ‘ilmu nahwu, ‘ilmu fiqih dan ‘ilmu balaghoh, maka semua itu bukanlah termasuk orang yang cinta akhirat, melainkan ia adalah orang yang cinta dunia yang menuruti hawa nafsunya.

ูˆูƒุงู† ุฃุจูˆ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู…ุบุฑุจู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : ุงู„ูู‚ูŠุฑ ุงู„ู…ุฌุฑุฏ ุนู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุฅู† ู„ู… ูŠุนู…ู„ ุดูŠุฃ ู…ู† ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ูุถุงุฆู„ ุฃูุถู„ ู…ู† ู‡ุคู„ุงุก ุงู„ู…ุชุนุจุฏูŠู† ูˆู…ุนู‡ู… ุงู„ุฏู†ูŠุง، ุจู„ ุฐุฑุฉ ู…ู† ุนู…ู„ ุงู„ูู‚ูŠุก ุงู„ู…ุฌุฑุฏ ุฃูุถู„ ู…ู† ุงู„ุฌุจุงู„ ู…ู† ุฃุนู…ุงู„ ุฃู‡ู„ ุงู„ุฏู†ูŠุง.

Abu ‘Abdillah Al-Maghribiy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Orang faqir harta dunia walaupun ia tidak mengamalkan suatu ‘amal utama apapun, adalah lebih utama daripada mereka orang-orang yang ahli ‘ibadah namun mereka masih ada rasa cinta terhadap dunia, bahkan seberat biji sawi ‘amal orang faqir, lebih utama daripada beberapa gunung ‘amal ahli dunia”.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุฃุจูˆ ุงู„ู…ูˆุงู‡ุจ ุงู„ุดุงุฐู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ู…ุน ู…ุญุจุฉ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุดุบู„ ู‚ู„ุจ ูˆุชุนุจ ุฌูˆุงุฑุญ، ูู‡ู‰ ูˆุฅู† ูƒุซุฑุช ู‚ู„ูŠู„ุฉ، ูˆุฅู†ู…ุง ู‡ู‰ ูƒุซูŠุฑุฉ ูู‰ ูˆู‡ู… ุตุงุญุจู‡ุง، ูˆู‡ู‰ ุตูˆุฑุฉ ุจู„ุง ุฑูˆุญ ูˆุงุดุงุญ ุฎุงู„ูŠุฉ ุบูŠุฑ ุญุงู„ูŠุฉ"

Tuanku Abu Al-Mawahib As-Syadzily rahimahullahu Ta’ala berkata ; ’Ibadah yang disertai cinta dunia, dapat menyibukkan hati dan melelahkan raga, ‘ibadah seperti itu walaupun banyak, nilainya tidak seberapa, ‘ibadah seperti itu dianggap besar nilainya hanya menurut dugaan pelakunya saja, ‘ibadah seperti itu laksana gambar yang tidak memiliki ruh, bagaikan raga yang kosong tiada bernilai”.

ูˆู„ู‡ุฐุง ุชุฑู‰ ูƒุซูŠุฑุง ู…ู† ุฃุฑุจุงุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูŠุตูˆู…ูˆู† ูƒุซูŠุฑุง، ูˆูŠุตู„ูˆู† ูƒุซูŠุฑุง، ูˆูŠุญุฌูˆู† ูƒุซูŠุฑุง، ูˆู„ูŠุณ ู„ู‡ู… ู†ูˆุฑ ุงู„ุฒู‡ุงุฏ، ูˆู„ุง ุญู„ุงูˆุฉ ุงู„ุนุจุงุฏุฉ،

Karena itu, engkau menyaksikan banyak sekali orang-orang berharta yang rajin berpuasa, shalat dan hajji, namun mereka sama sekali tidak memiliki cahaya zuhud dan tidak pernah merasakan manisnya ‘ibadah.

ูˆุญู‚ูŠู‚ุฉ ุงู„ุฒู‡ุฏ ู‡ูˆ ุชุฑูƒ ุงู„ู…ูŠู„ ุฅู„ูŠู‡ุง ุจุงู„ู…ุญุจุฉ، ู„ุง ุจุฎู„ูˆ ุงู„ูŠุฏ ู…ู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ู„ุนุฏู… ู†ู‡ู‰ ุงู„ุดุงุฑุน ุนู† ุงู„ุชุฌุงุฑุฉ ูˆุนู† ุนู…ู„ ุงู„ุญุฑู، ูˆู„ุง ู‚ุงุฆู„ ุจุฐู„ูƒ، ูˆุฅู†ู…ุง ุฏุฑุฌ ุฌู…ู‡ูˆุฑ ุงู„ุตุญุงุจุฉ ูˆุงู„ุชุงุจุนูŠู† ุนู† ุญู„ูˆ ุงู„ูŠุฏ ู…ู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ู„ูŠู‚ุชุฏู‰ ุจู‡ู… ุงู„ู…ุญุฌูˆุจูˆู† ุนู† ู…ุดุงู‡ุฏุฉ ุงู„ุฃูƒุงุจุฑ، ูู„ุฐู„ูƒ ุฃุธู‡ุฑูˆุง ู„ู‡ู… ุงู„ุฒู‡ุฏ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุจุฎู„ูˆ ุงู„ูŠุฏ ูˆู†ู‡ูˆู‡ู… ุนู† ุงู„ุชุจุณุท ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุฎูˆูุง ุนู„ูŠู‡ู… ุฃู† ูŠุฏุฎู„ูˆุง ูู‰ ู…ุญุจุชู‡ุง ูู„ุง ูŠู‡ุชุฏูˆู† ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ ู„ู„ุฎุฑูˆุฌ ุนู† ุญุจู‡ุง ูˆุงู„ู…ุฒุงุญู…ุฉ ุนู„ูŠู‡ุง، ูุฅู† ุงู„ูƒุงู…ู„ูŠู† ู„ุง ูŠุดุบู„ู‡ู… ุนู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุดูŠุก ูู‰ ุงู„ูƒูˆู†ูŠู† ุจุฎู„ุงู ุงู„ู‚ุงุตุฑูŠู†،

Hakikat zuhud yaitu ; Menjauhkan hati dari merasa senang terhadap harta dunia, bukan berarti benar-benar mengosongkan tangan dari harta dunia, karena tidak adanya larangan dari  pembawa syari’at untuk berniaga dan berprofesi, dan tidak seorang ‘ulama’ pun yang menyatakan demikian itu. Hanyasaja pada kalangan mayoritas shahabat dan tabi’in telah berlaku mengosongkan tangan dari dunia dengan tujuan agar jejak mereka di ikuti oleh orang-orang yang terhalang dari bermusyahadah dengan orang-orang agung. Karena itulah para shahabat dan tabi’in menampakkan kepada mereka sikap zuhud terhadap dunia dengan mengosongkan tangan dan melarang mereka hidup bergelimang harta dunia karena hawatir akan terjebak cinta dunia hingga mereka tidak mendapatkan petunjuk untuk lepas dari rasa cintanya dan berlomba-lomba mendapatkan harta dunia. Sesungguhnya orang-orang yang sempurna tidak tersibukkan dari Allah Ta’ala oleh sesuatu pun perihal dunia maupun di akhirat, berbeda dengan orang awam.

ูุณู„ู… ูŠุง ุฃุฎู‰ ู„ูƒู„ ู…ู† ุชุฑุงู‡ ู…ุชุฌู…ู„ุง ุจุงู„ุซูŠุงุจ ู…ู† ุงู„ู‚ูˆู… ุฅู„ุง ุฅู† ุฎูุช ุนู„ู‰ ุฃุชุจุงุนู‡ ุฃู† ูŠุชุจุนูˆู‡ ู…ุน ุงู„ุฌู‡ู„ ุจู…ู‚ุตุฏู‡، ูู„ูƒ ุฃู† ุชู†ู‡ุงู‡ ุนู† ุฐู„ูƒ ุฎูˆูุง ุนู† ุชู„ุงู…ุฐู‡، ุฃูˆ ุชุฃู…ุฑู‡ ุจุฃู† ูŠู‚ูˆู„ ู„ู‡ู… ู„ุง ุชู‚ุชุฏูˆุง ุจู‰ ูู‰ ุญุณู† ุงู„ู…ู„ุงุจุณ ูˆุงู„ู…ู†ุงูƒุญ ูˆุงู„ู…ุฑุงูƒุจ ูุฅู† ู‡ุฐุง ู„ูŠุณ ู„ูƒู… ุงู„ุขู†، ู‡ุฐุง ุฅู† ูˆุฌุฏ ุฐู„ูƒ ู…ู† ู…ุงู„ ุญู„ุงู„ ูˆุฅู„ุง ูุงู„ุฅู†ูƒุงุฑ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุงู„ุดูŠุฎ ูˆุงุฌุจ ูุงูู‡ู…،

Maka hormatlah wahai saudaraku kepada orang-orang besar yang engkau lihat berpakaian mewah, kecuali apabila engkau menghawatirkan pengikut-pengikutnya akan mengikuti jejaknya tanpa mengetahui maksudnya, maka hendaknya engkau melarangnya dari hal itu karena hawatir pada murid-muridnya, atau engkau menyuruhnya untuk berkata pada murid-muridnya ; “Janganlah kalian mengikutiku dalam masalah berpakaian mewah, pernikahan dan kendaraan, karena itu semua bukanlah untukmu saat ini”. Demikian itu apabila hal tersebut hasil dari harta halal, jika dari harta haram, maka inkar terhadap guru itu adalah wajib. Fahamilah itu!.

ุซู… ู„ุง ูŠุฎูู‰ ุงู† ุงู„ุฒุงู‡ุฏูŠู† ู…ุง ุฒู‡ุฏูˆุง ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุฅู„ุง ูู‰ ู…ุง ู„ู… ูŠู‚ุณู…، ูˆุฃู…ุง ู…ุง ู‚ุณู… ู„ู‡ู… ูู„ุง ูŠุตุญ ู„ุฃุญุฏ ุงู„ุฒู‡ุฏ ููŠู‡ ุจุฃู† ูŠุชุฑูƒู‡، ูˆุฅู†ู…ุง ุงู„ุฒู‡ุฏ ููŠู‡ ูŠูƒูˆู† ุจุชุฑูƒ ุงู„ู…ูŠู„ ุฅู„ูŠู‡ ุนุงุฏุฉ ุจุญูŠุซ ู„ุง ูŠุจุฎู„ ุจู‡ ุนู† ู…ุณุชุญู‚ู‡ ูˆู„ุง ูŠุดุชุบู„ ุจู‡ ุนู† ุฑุจู‡ ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Kini tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang zuhud itu hakikatnya tidaklah zuhud kecuali terhadap perkara yang belum dibagikannya, sedangkan zuhud dengan meninggalkan perkara yang telah dibagikan kepada mereka, maka zuhudnya tidak sah, karena zuhud dalam hal itu hanya berupa meninggalkan condongnya hati kepadanya sehingga ia tidak kikir terhadap orang yang berhak untuk mendapatkannya dan tidak tersibukkan olehnya dari ber’ibadah kepada Tuhannya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!...


๐Ÿ’Ž MENINGGALKAN PERKARA MUBAH.

(ูˆَุงุชْุฑُูƒِ ุงู„ْู…ُุจَุงุญَุงุชِ ุทَู„َุจًุง ู„َุชَุฑَู‚ِّู‰ ุงู„ْู…َู‚َุงู…َุงุชِ ุงู„ْุนَู„ِูŠَّุฉِ)

“Dan tinggalkanlah olehmu perkara mubah karena untuk meraih derajat yang luhur”

ู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑุตูู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู„ุงูŠุตุญ ู„ู…ุฑูŠุฏ ู‚ุฏู… ูู‰ ุงู„ุฅุฑุงุฏุฉ ุญุชู‰ ูŠุชุฑูƒ ูุนู„ ุงู„ู…ุจุงุญุงุช ูˆูŠุฌุนู„ ู…ูƒุงู† ูƒู„ ู…ุจุงุญ ุชุฑูƒู‡ ู…ุฃู…ูˆุฑุง ุดุฑุนูŠุง ู…ู† ู…ู†ุฏูˆุจ ุฃูˆ ุฃูˆู„ู‰ ูˆูŠุฌุชู†ุจ ุงู„ู…ุจุงุญ ูƒุฃู†ู‡ ู…ู†ู‡ูŠ ุนู†ู‡ ูƒุฑุงู‡ุฉ ุชู†ุฒูŠู‡"

Tuanku ‘Aliy Al-Murshifiy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Tidak sah bagi seorang murid (orang yang mengharapkan) derajat luhur hingga ia meninggalkan perkara mubah dan mengganti kedudukan setiap perkara mubah yang ditinggalkannya dengan perkara yang diperintah syara’ berupa kesunnatan atau ‘amal yang lebih utama, serta menjauh dari perkara mubah seolah-olah hal itu merupakan larangan berupa makruh tanzih”.

ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู† ูƒู„ ู…ู† ู…ู‡ุฏ ู„ู†ูุณู‡ ุงุฑุชูƒุงุจ ุงู„ุฑุฎุต ุฏูˆู† ุงู„ุนุฒุงุฆู… ู„ุง ูŠุฌูŠุก ู…ู†ู‡ ุดูŠุก ูู‰ ุงู„ุทุฑูŠู‚.

Para ‘ulama’ sepakat bahwa setiap orang yang mempersiapkan dirinya untuk menempuh jalan rukhshah (yang ringan) bukan yang berat, hendaknya tidak ada suatu pun yang datang di tengah-tengah perjalanannya menuju Allah.

ูˆู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ุง ุฌุนู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ู…ุจุงุญ ุฅู„ุง ุชู†ููŠุณุง ู„ุจู†ู‰ ุขุฏู… ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ู…ู† ู…ุดู‚ุฉ ุงู„ุชูƒู„ูŠู ุญูŠู† ุฑูƒุจ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ุฐูˆุงุชู‡ู… ุงู„ู…ู„ู„ ู…ู† ุงู„ุชูƒุงู„ูŠู، ูˆู„ูˆ ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู… ูŠุฑูƒุจ ูู‰ ุฐูˆุงุชู‡ู… ุงู„ู…ู„ู„ ู„ู… ูŠุดุฑุน ู„ู‡ู… ุงู„ู…ุจุงุญ ูƒู…ุง ูุนู„ ุจุงู„ู…ู„ุงุฆูƒุฉ ู„ุฃู†ู‡ู… ู„ุงูŠุนุฑููˆู† ุงู„ู…ู„ู„ ุทุนู…ุง، ูู„ุฐู„ูƒ ูƒุงู†ูˆุง ูŠุณุจุญูˆู† ุงู„ู„ูŠู„ ูˆุงู„ู†ู‡ุงุฑ (ู„َุง ูŠَูْุชُุฑُูˆْู†َ)،

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Allah Ta’ala tidaklah menjadikan perkara mubah kecuali untuk memberi kemurahan bagi anak Adam ‘alaihissalam dari beratnya beban dikala Allah Ta’ala meletakkan rasa bosan pada diri mereka dari beberapa beban. Seandainya Allah Ta’ala tidak meletakkan rasa bosan pada diri mereka, tentu Dia tidak akan memberlakukan hukum mubah kepada mereka sebagaimana apa yang berlaku bagi para malaikat, karena mereka tidak pernah mengenal bosan, dan karena itulah mereka sentiasa bertasbih siang dan malam tanpa henti”.

ู‚ุงู„ ูˆู„ู…ุง ูƒุงู† ุงู„ู‚ูˆู… ู…ู† ุดุฃู†ู‡ู… ุงู„ุฃุฎุฐ ุจุงู„ุนุฒุงุฆู… ุฏูˆู† ุงู„ุฑุฎุต ุทู„ุจุง ู„ู„ุชุฑู‚ู‰ ูƒู…ุง ู‡ูˆ ู…ุนู„ูˆู… ู…ู† ุฃุญูˆุงู„ู‡ู… ุทู„ุจูˆุง ู…ู† ุงู„ู…ุฑูŠุฏูŠู† ุงู„ุนู…ู„ ุนู„ู‰ ุชู‚ู„ูŠู„ ุงู„ู…ุจุงุญุงุช ุฌู‡ุฏู‡ู… ูˆูŠุฌุนู„ูˆู† ู…ูƒุงู† ุฐู„ูƒ ุทุงุนุฉ ูŠุซุงุจูˆู† ุนู„ูŠู‡ุง،

‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata ; Ketika para ‘ulama’ memilih menempuh jalan yang berat, bukan yang ringan demi menggapai derajat luhur sebagaimana hal itu dapat diketahui dari keadaan mereka, mereka pun menuntut murid-muridnya untuk beramal mengurangi pekerjaan mubah semampu mereka dan menggantinya dengan keta’atan sehingga mereka mendapatkan pahala atasnya.

ูุฅู† ู„ู… ูŠุฌุฏูˆุง ุทุงุนุฉ ู†ูˆูˆุง ุจุงู„ู…ุจุงุญ ู…ู† ุฃูƒู„ ูˆูƒู„ุงู… ุฎูŠุฑุง ูƒุงู„ุชู‚ูˆู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุจุฃูƒู„ ุชู„ูƒ ุงู„ุดู‡ูˆุฉ ูˆุฒูˆุงู„ ุงู„ุนุจูˆุณุฉ ุจู…ุจุงุณุทุฉ ุงุฎูˆุงู†ู‡ู… ุจุจุนุถ ูƒู„ุงู…ู‡ู… ูˆู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ، ูˆุฃุฎุฐูˆุง ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุจุงู„ู†ูˆู… ู…ู† ุบูŠุฑ ุถุฑูˆุฑุฉ، ูˆุจุงู„ุฃูƒู„ ู…ู† ุบูŠุฑ ุฌูˆุน، ูˆุจุงู„ูƒู„ุงู… ู…ู† ุบูŠุฑ ุญุงุฌุฉ، ูˆุจู…ุฎุงู„ุทุฉ ุงู„ู†ุงุณ ุฃู„ุง ู„ุถุฑูˆุฑุฉ، ูุฃุฑุงุฏูˆุง ุฃู† ูŠุซุงุจ ู…ุฑูŠุฏู‡ู… ุซูˆุงุจ ุงู„ูˆุงุฌุจุงุช ูู‰ ุณุงุฆุฑ ุฃุญูˆุงู„ู‡، ููŠุฃูƒู„ ุญูŠู† ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุฃูƒู„، ูˆูŠุชูƒู„ู… ุญูŠู† ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ูƒู„ุงู… ู…ุซู„ุง، ูุฅู† ู†ุฒู„ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ูู„ุง ูŠู†ุฒู„ ุนู† ุงู„ุฅุณุชุญุจุงุจ، ููŠุฃูƒู„ ุญูŠู† ูŠุณุชุญุจ ุงู„ุฃูƒู„، ูˆูŠุชูƒู„ู… ุญูŠู† ูŠุณุชุญุจ ุงู„ูƒู„ุงู…،

Lalu apabila mereka tidak menemukan ketaatan (sebagai gantinya), mereka berniat dalam mengerjakan pekerjaan mubah seperti makan dan berbicara dengan niyat yang baik, seperti mencari kekuatan untuk ‘ibadah dengan makan makanan yang di senangi, atau menghilangkan sikap cemberut dengan membahagiakan saudara-saudara mereka dengan sebagian pembicaraan dan lain sebagainya. Dan mereka menekankan kepada murid-muridnya untuk tidak tidur kecuali dalam keadaan darurat, tidak makan kecuali bila telah lapar, tidak berbicara kecuali bila dibutuhkan dan tidak bergaul dengan orang-orang kecuali terpaksa. Karena mereka berharap agar murid-muridnya mendapatkan pahala seperti pahala mengerjakan kewajiban di dalam setiap langkah-langkahnya. Misalnya, para murid baru boleh makan bila tiba saatnya wajib makan dan boleh berbicara bila tiba saatnya wajib bicara. Sebab jika merosot dari perkara wajib, tidak sampai merosot dari perkara sunnat, hingga akhirnya mereka makan bila tiba saat disunnatkannya makan dan berbicara bila tiba saat disunnatkannya berbicara.

ูˆูƒุฐู„ูƒ ุขุฎุฐูˆุง ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุจุงู„ู†ุณูŠุงู† ูˆุจุงู„ุงุญุชู„ุงู… ูˆูŠู…ุฏ ุงู„ุฑุฌู„ ูู‰ ู„ูŠู„ ุงูˆ ู†ู‡ุงุฑ ุฅู„ุง ู„ุญุงุฌุฉ، ูˆุขุฎุฐูˆู‡ ุจุงู„ุฎูˆุงุทุฑ ูˆู„ูˆ ู„ู… ุชุณุชู‚ุฑ، ูˆุขุฎุฐูˆู‡ ุจุฃูƒู„ ุงู„ุดู‡ูˆุงุช ุงู„ู…ุจุงุญุงุช ู„ูƒูˆู†ู‡ุง ุชูˆู‚ู ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฑู‚ู‰.

Demikian pula, mereka menekankan kepada murid-muridnya agar lupa makan, tidak mimpi basah dan tidak menjulurkan kakinya diwaktu siang atau malam hari kecuali karena ada hajat. Menekankan kepada mereka agar mengendalikan bisikan hati walaupun belum bisa terarah, dan menekankan kepada mereka agar tidak makan makanan mubah yang disenangi, karena hal itu dapat menghentikan perjalanannya menuju derajat luhur.

ูˆูู‰ ุฒุจูˆุฑ ุงู„ุณูŠุฏ ุฏุงูˆุฏ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… : "ูŠุง ุฏุงูˆุฏ ุญุฐุฑ ูˆุฃู†ุฐุฑ ู‚ูˆู…ูƒ ุนู† ุฃูƒู„ ุงู„ุดู‡ูˆุงุช، ูุฅู† ู‚ู„ูˆุจ ุฃู‡ู„ ุงู„ุดู‡ูˆุงุช ู…ุญุฌูˆุจุฉ ุนู†ู‰"

Didalam kitab Zaburnya Nabi Dawud ‘alaihissalam difirmankan ; “Wahai Dawud! Peringatkanlah dan takut-takutilah kaummu dari makan makanan yang disenangi, karena sesungguhnya orang yang ahli menuruti kesenangan hatinya akan terhalang dari-Ku”.

ูˆูƒู…ุง ุฃู† ุฃูƒู„ ุงู„ุดู‡ูˆุงุช ูŠุทุฑุฏ ุงู„ุนุจุฏ ุนู† ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููƒุฐู„ูƒ ู…ุฏ ุงู„ุฑุฌู„ ู…ู† ุบูŠุฑ ุญุงุฌุฉ ุจุฌุงู…ุน ุณูˆุก ุงู„ุฃุฏุจ.

Sebagaimana halnya makan makanan yang disenangi dapat menjauhkan seorang hamba dari hadirat Allah Ta’ala, demikian pula menjulurkan kaki dengan segala adab yang buruk tanpa ada hajat.

ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง : ู„ุงูŠุจู„ุบ  ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ู…ู‚ุงู… ุงู„ุตุฏู‚  ุญุชู‰ ูŠุฒูŠุฏ ูู‰ ุชุนุธูŠู… ุฃู…ุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู†ู‡ูŠู‡ ููŠูุนู„ ุงู„ู…ู†ุฏูˆุจ ูƒุฃู†ู‡ ูˆุงุฌุจ، ูˆูŠุฌุชู†ุจ ุงู„ู…ูƒุฑูˆู‡ ูƒุฃู†ู‡ ุญุฑุงู…، ูˆูŠุฌุชู†ุจ ุงู„ุญุฑุงู… ูƒุฃู†ู‡ ูƒูุฑ ูˆูŠู†ูˆู‰ ุจุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ุจุงุญุงุช ุฎูŠุฑุง ู„ูŠุซุงุจ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ، ููŠู†ูˆู‰ ุจุงู„ู†ูˆู… ูู‰ ุงู„ู‚ูŠู„ูˆู„ุฉ ุงู„ุชู‚ูˆู‰ ุนู„ู‰ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„، ูˆูŠุชู†ุงูˆู„ ุจุนุถ ุงู„ุดู‡ูˆุงุช ู„ู…ุฏุงูˆุงุฉ ู†ูุณู‡ ุฅุฐุง ู†ูุฑุช ู…ู† ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุจุงู„ูƒู„ูŠุฉ، ูุฅู† ู„ุณุงู† ุญุงู„ ุงู„ู†ูุณ ูŠู‚ูˆู„ ู„ุตุงุญุจู‡ุง : ูƒู† ู…ุนู‰ ูู‰ ุจุนุถ ุงุบุฑุงุถู‰ ูˆุฅู„ุง ุตุฑุนุชูƒ، ูˆูƒุฐู„ูƒ ูŠู†ูˆู‰ ุจู„ุจุงุณ ุงู„ุซูŠุงุจ ุงู„ูุงุฎุฑุฉ ุฅุธู‡ุงุฑ ู†ุนู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฏูˆู† ุงู„ุญุธูˆุธ ุงู„ู†ูุณุงู†ูŠุฉ، ูˆูƒุฐู„ูƒ ูŠุฃูƒู„ ุงู„ุฒุงุฆุฏ ู…ู† ุงู„ุทุนุงู… ุงู„ุจุงุฑุฏ ุงู„ุญู„ูˆ ู…ู† ุงู„ุดุฑุงุจ ู„ุฃุฌู„ ุงุณุชุฌุงุจุฉ ุฃุนุถุงุฆู‡ ู„ูŠุดูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุนุฒู…،

Dan tuanku ‘Aliy Al-Khowwash juga berkata ; Seorang murid (penempuh jalan menuju Allah Ta’ala) tidak akan sampai pada maqam shiddiq hingga ia memperbesar rasa mengagungkan perintah dan larangan Allah Ta’ala, lalu menjalankan kesunnatan seolah-olah itu adalah kewajiban, meninggalkan kemakruhan seolah-olah itu adalah keharaman dan menjauhi keharaman seolah-olah itu adalah kekufuran. Dan berniat dalam segala perbuatan mubah dengan niat yang baik agar mendapatkan pahala atas hal tersebut, seperti tidur diwaktu tengah hari dengan niat untuk mencari kekuatan ‘ibadah di malam hari, dan memenuhi sebagian keinginan hati karena untuk mengobati nafsunya ketika enggan beribadah secara keseluruhan, karena sesungguhnya lisan nafsu berkata kepada tuannya ; “Patuhlah engkau kepadaku didalam memenuhi sebagian keinginanku, sebab bila tidak aku akan membantingmu”. Begitu pula dengan mengenakan pakaian indah, hendaknya berniyat karena menampakkan ni’mat Allah Ta’ala, bukan karena menuruti hawa nafsu, dan juga dengan makan makanan enak, minum minuman manis dan segar hendaknya diniyati karena untuk memenuhi kebutuhan raganya agar dapat bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan kokoh.

ูˆู‚ุฏ ูƒุงู† ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุงู„ุดุงุฐู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ ู„ุฃุตุญุงุจู‡ :"ูƒู„ูˆุง ู…ู† ุฃุทูŠุจ ุงู„ุทุนุงู… ูˆุงุดุฑุจูˆุง ู…ู† ุฃู„ุฐ ุงู„ุดุฑุงุจ ูˆู†ุงู…ูˆุง ุนู„ู‰ ุฃูˆุทุงุก ุงู„ูุฑุงุด ูˆุงู„ุจุณูˆุง ุฃู„ูŠู† ุงู„ุซูŠุงุจ ูุฅู† ุฃุญุฏูƒู… ุฅุฐุง ูุนู„ ุฐู„ูƒ ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูŠุณุชุฌูŠุจ ูƒู„ ุนุถูˆ ููŠู‡ ู„ู„ุดูƒุฑ، ุจุฎู„ุงู ู…ุง ุฅุฐุง ุฃูƒู„ ุฎุจุฒ ุงู„ุดุนูŠุฑ ุจุงู„ู…ู„ุญ ูˆู„ุจุณ ุงู„ุนุจุงุกุฉ ูˆู†ุงู… ุนู„ู‰ ุงู„ุฃุฑุถ ูˆุดุฑุจ ุงู„ู…ุงุก ุงู„ู…ุงู„ุญ ุงู„ุณุฎู† ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูุฅู†ู‡ ูŠู‚ูˆู„ ุฐู„ูƒ ูˆุนู†ุฏู‡ ุงุดู…ุฆุฒุงุฒ ูˆุจุนุถ ุณุฎุท ุนู„ู‰ ู…ู‚ุฏูˆุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆู„ูˆ ุฃู†ู‡ ู†ุธุฑ ุจุนูŠู† ุงู„ุจุตูŠุฑุฉ  ู„ูˆุฌุฏ ุงู„ุงุดู…ุฆุฒุงุฒ ูˆุงู„ุณุฎุท ุงู„ุฐู‰ ุนู†ุฏู‡ ูŠุฑุญุฌ ูู‰ ุงู„ุฅุซู… ุนู„ู‰ ู…ู† ุชู…ุชุน ุจุงู„ุฏู†ูŠุง ุจูŠู‚ูŠู†، ูุฅู† ุงู„ู…ุชู…ุชุน ุจุงู„ุฏู†ูŠุง  ูุนู„ ู…ุง ุฃุจุงุญู‡ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰، ูˆู…ู† ูƒุงู† ุนู†ุฏู‡ ุงุดู…ุฆุฒุงุฒ ูˆุณุฎุท ูู‚ุฏ ูุนู„ ู…ุง ุญุฑู…ู‡ ุงู„ุญู‚ ุนุฒ ูˆุฌู„" ูˆุงูุนู„ ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Abu Al-Hasan As-Syadzili rahimahullahu Ta’ala berkata kepada murid-muridnya ; “Makanlah oleh kalian makanan yang paling lezat, minumlah minuman yang paling ni’mat, tidurlah diatas alas tidur yang paling halus dan pakailah pakaian yang paling lembut, karena apabila salah seorang dari kalian melakukan hal itu dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka seluruh tubuh akan menjawab karena bersyukur. Berbeda dengan orang yang makan roti gandum dengan garam, memakai pakaian kasar, tidur beralaskan tanah, minum air tawar yang dimasak dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka sesungguhnya ia mengucapkan Alhamdulillah, namun jiwanya merasa, muak dan marah atas apa yang telah ditaqdirkan Allah Ta’ala. Seandainya ia dapat melihat dengan mata bathinnya, tentu ia akan menemukan sikap jiwanya yang muak dan marah itu, yang mana hal tersebut lebih berdosa daripada orang yang murni bersenang-senang dengan keni’matan dunia, karena orang yang bersenang-senang dengan keni’matan dunia masih tergolong melakukan sesuatu yang dimubahkan Allah Al Haqq Ta’ala, sedangkan orang yang jiwanya merasa muak dan marah, sungguh ia telah melakukan perkara yang diharamkan oleh Allah Al-Haqq ‘Azza wa Jalla”.

Kerjakannlah qaul itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž TIDAK MENYAKITI ORANG LAIN.

“Hindarilah olehmu menyakiti orang lain”

Karena sesungguhnya ia termasuk racun yang mematikan.

ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุณู‡ู„ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุฅู†ู…ุง ุญุฌุจ ุงู„ุฎู„ู‚ ุนู† ุงู„ูˆุตูˆู„ ูˆู…ุดุงู‡ุฏุฉ ุงู„ู…ู„ูƒูˆุช ุจุดูŠุฆูŠู† : ุณูˆุก ุงู„ุทุนู…ุฉ، ูˆุฃุฐู‰ ุงู„ุฎู„ู‚"

Imam Sahl rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Sesungguhnya terhijabnya seseorang dari wushul (sampai) ke hadirat Allah Ta’ala dan menyaksikan beberapa kajaiban kerajaan langit disebabkan oleh dua hal yaitu ; Makanan kotor dan menyakiti orang lain”.

ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง : "ุฃุตูˆู„ู†ุง ุณุจุนุฉ : ุงู„ุชู…ุณูƒ ุจูƒุชุงุจ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆุงู„ุฅู‚ุชุฏุงุก ุจุณูŠุฏู†ุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…، ูˆุฃูƒู„ ุงู„ุญู„ุงู„، ูˆุงุฌุชู†ุงุจ ุงู„ู…ุนุงุตู‰، ูˆุงู„ุชูˆุจุฉ، ูˆุฃุฏุงุก ุงู„ุญู‚ูˆู‚، ูˆูƒู ุงู„ุฃุฐู‰،

Dan Imam Sahl rahimahullahu Ta’ala juga berkata ; Pedoman kami didalam menempuh jalan menuju Allah Ta’ala ada tujuh, yakni :

√. Berpegang teguh dengan kitab Allah Ta’ala

√. Mengikuti sunnah junjungan kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

√. Makan makanan yang halal.

√. Menjauhi perbuatan maksiyat.

√. Bertaubat.

√. Melaksanakan segala kewajiban.

√. Menahan diri dari menyakiti orang lain.

ูˆู‡ูˆ ุนู„ู‰ ู†ูˆุนูŠู† : ุฃุญุฏู‡ู…ุง ูƒู ุงู„ุฃุฐู‰ ุงู„ุฌูˆุงุฑุญ ุงู„ุธุงู‡ุฑุฉ، ุซุงู†ูŠู‡ู…ุง ูƒู ุงู„ู‚ู„ุจ ุนู…ุง ูŠุฎุทุฑ ููŠู‡ ู…ู† ุณูˆุก ุงู„ุธู† ุจุงู„ู†ุงุณ ูุฅู†ู‡ ู…ู† ุงู„ุณู…ูˆู… ุงู„ู‚ุงุชู„ุฉ ูˆู„ุง ูŠุดุนุฑ ุจู‡ ูƒู„ ุฃุญุฏ، ู„ุงุณูŠู…ุง ุณูˆุก ุงู„ุธู† ุจุงู„ุฃูˆู„ูŠุงุก ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆุญู…ู„ุฉ ุงู„ู‚ุฑุขู†.

Menahan diri dari menyakiti orang lain pun ada dua, yakni :

√. Menahan diri dari menyakiti angota dzohir.

√. Menahan diri dari bisikan hati yang berupa buruk sangka kepada orang lain.

Sesungguhnya hal itu termasuk racun yang mematikan yang tidak dimengerti oleh setiap orang, apalagi buruk sangka pada para para wali Allah, ‘ulama’ dan orang-orang hafal Al-Qur an.

ูˆูู‰ ูˆุตูŠุฉ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุจู† ูˆูุง ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุฅูŠุงูƒู… ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู…ุฑูŠุฏูˆู† ุฃู† ุชู‚ุนูˆุง ูู‰ ุญู‚ ุฃุญุฏ ู…ู† ุฃู‚ุฑุงู† ุดูŠุฎูƒู… ูุฅู† ู„ุญูˆู… ุงู„ุฃูˆู„ูŠุงุก ุณู… ูˆู„ูˆ ู„ู… ูŠุคุงุฎุฐูˆูƒู…، ูˆุฅูŠุงูƒู… ุซู… ุฅูŠุงูƒู… ู…ู† ุงู„ุฅุณุชู‡ุงู†ุฉ ุจุบูŠุจุฉ ุฃุญุฏ ูˆู„ูˆ ู„ู… ุชุจู„ุบู‡ ุชู„ูƒ ุงู„ุบูŠุจุฉ ุจู„ ุฎุงููˆุง ู…ู†ู‡ุง ุฃูƒุซุฑ ู…ู…ุง ุชุฎุงููˆู† ุฅุฐุง ุจู„ุบุชู‡ ูุฅู†ู‡ ูˆู„ูŠู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰" ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Dalam wasiat tuanku ‘Aliy bin Wafa rahimahullahu Ta’ala disebutkan ; “Waspadalah kalian wahai orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah Ta’ala akan hak seseorang dari kawan guru-guru kalian (para auliya’), karena sesungguhnya daging para kekasih Allah itu adalah racun, sekalipun mereka tidak mengambil tindakan apapun terhadap kalian. Waspadalah kalian, dan waspadalah kalian dari menganggap remeh menggunjing seseorang walupun gunjinganmu tidak sampai kepadanya, bahkan takutlah kalian dari menggunjing lebih tukut dari apa yang paling mereka takuti apabila gunjimganmu sampai kepadanya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala mengasihinya”. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž MENJAGA DIRI DARI MAKANAN TIDAK HALAL.

“Jauhilah olehmu makan makanan yang tidak halal”

ูุฅู† ุฃูƒู„ ุบูŠุฑ ุงู„ุญู„ุงู„ ูŠู‚ุณู‰ ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆูŠุธู„ู…ู‡ ูˆูŠุญุฌุจู‡ ุนู† ุฏุฎูˆู„ ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆูŠุฎู„ู‚ ุงู„ุซูŠุงุจ.

Karena sesungguhnya makan makanan yang tidak halal itu dapat mengeraskan hati, menggelapkan hati, menghalangi hati dari menembus pintu hadirat Allah Ta’ala, dan merapuhkan pakaian.

ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุจูˆ ุญู†ูŠูุฉ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู„ูˆ ุฃู† ุนุจุฏุง ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญุชู‰ ุตุงุฑ ู…ุซู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุณุงุฑูŠุฉ ุซู… ุฃู†ู‡ ู„ู… ูŠุฏุฑ ู…ุง ูŠุฏุฎู„ ุฌูˆูู‡ ุฃ ุญู„ุงู„ ุฃู… ุญุฑุงู… ู…ุง ุชู‚ุจู„ ู…ู†ู‡"

Imam Abu Hanifah rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Seandainya seorang hamba beribadah kepada Allah Ta’ala hingga ia menjadi tegak laksana tonggak ini, namun ia tidak menyadari apa yang masuk kedalam perutnya, apakah halal atau haram, maka ‘ibadahnya tidak diterima”.

ูˆู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุฅุณุญุงู‚ ุฅุจุฑุงู‡ู… ุจู† ุฃุฏู‡ู… ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุฃุทูŠุจ ู…ุทุนู…ูƒ ูˆู…ุง ุนู„ูŠูƒ ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ ุฃู† ู„ุง ุชุตูˆู… ุงู„ู†ู‡ุงุฑ ูˆู„ุง ุชู‚ูˆู… ุงู„ู„ูŠู„" ูŠุนู†ูŠ ู†ูู„ุง .

Abu Ishaq Ibrahim bin Adham rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Bersihkanlah makananmu (dari yang tidak halal), setelah itu tidak ada lagi beban bagimu, tidak harus berpuasa di siang hari dan tidak harus ‘ibadah di malam hari”. yakni ‘ibadah sunnat.

ูˆู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู…ุง ู…ู†ุน ุงู„ู‚ูˆู… ู…ู† ุงู„ูˆุตูˆู„ ุฅู„ุง ุงู„ุงุณุชุฏู„ุงู„ ุจุบูŠุฑ ุงู„ุฏู„ูŠู„، ูˆุงู„ุฑูƒุถ ูู‰ ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุนู„ู‰ ุญุฏ ุงู„ุดู‡ูˆุฉ، ูˆุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู… ูˆุงู„ุดุจู‡ุงุช"

Abu Bakar At-Turmudzi rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Tidak sesuatupun yang menghalangi seseorang untuk sampai ke hadirat Allah Ta’ala kecuali dengan 3 perkara, yaitu :

√. Berdalil dengan yang bukan dalilnya.

√. Tergesa-gesa di dalam menempuh jalan menuju Allah karena menuruti hawa nafsunya.

√. Makan makanan haram dan syubhat”.

ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุณู‡ู„ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู…ู† ู„ู… ูŠูƒู† ู…ุทุนู…ู‡ ู…ู† ุญู„ุงู„ ู„ู… ูŠูƒุดู ุนู† ู‚ู„ุจู‡ ุญุฌุงุจ ูˆุชุณุงุฑุนุช ุงู„ูŠู‡ ุงู„ุนู‚ูˆุจุงุช ูˆู„ุง ุชู†ูุนู‡ ุตู„ุงุชู‡ ูˆู„ุง ุตูŠุงู…ู‡ ูˆู„ุง ุตุฏู‚ุชู‡"

Imam Sahl rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang makanannya tidak berasal dari barang halal, maka tidaklah tersingkap dari hatinya suatu hijab pun, dan mempercepat datangnya siksa kepadanya, dan tidaklah mermanfa’at baginya shalat, puasa serta shadaqahnya”.

ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุณููŠุงู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุนู„ูŠูƒู… ุจุฃูƒู„ ุงู„ุญู„ุงู„، ูˆุฅูŠุงูƒู… ูˆุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู… ูุฅู†ู‰ ูƒู†ุช ูˆุฃู†ุง ุขูƒู„ ุงู„ุญู„ุงู„ ุฃู‚ุฑุฃ ุงู„ุขูŠุฉ ููŠูุชุญ ู„ู‰ ุณุจุนูˆู† ุจุงุจุง ู…ู† ุงู„ุนู„ู… ูู„ู…ุง ุฃูƒู„ุช ู…ู† ุทุนุงู… ู…ู† ู„ุง ูŠุชูˆุฑุน ุตุฑุช ุฃู‚ุฑุฃ ุงู„ุขูŠุฉ ูˆุฃุฑุฏุฏู‡ุง ูู„ุง ูŠูุชุญ ู„ู‰ ุจุงุจ ูˆุงุญุฏ"

Imam Sufyan rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Hendaklah kalian senantiasa makan makanan halal, dan janganlah sekali-kali kalian makan makanan haram, karena sesungguhnya aku yang senantiasa makan makanan halal, apabila membaca Al-Qur an, maka terbukalah bagiku 70 pintu ‘ilmu, namun ketika aku makan makanan orang yang tidak wira’i, apabila aku membaca Al-Qur an hingga aku mengulang-ulangnya, maka tidak satu ‘ilmupun yang terbuka bagiku”.

ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุนู„ู‰ ุงู„ุดุงุฐู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู…ู† ุฃูƒู„ ุงู„ุญู„ุงู„ ู„ุงู† ู‚ู„ุจู‡ ูˆุฑู‚ ูˆู†ุงุฑ ูˆู‚ู„ ู†ูˆู…ู‡ ูˆู„ู… ูŠุญุฌุจ ุนู† ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆู…ู† ุฃูƒู„ ุบูŠุฑ ุงู„ุญู„ุงู„ ู‚ุณุง ู‚ู„ุจู‡ ูˆุบู„ุธ ูˆุฃุธู„ู… ูˆูŠุญุฌุจ ุนู† ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆูƒุซุฑ ู†ูˆู…ู‡،

Syaikh ‘Aliy As-Sydziliy rahimahullahu Ta’ala berkata : “Barangsiapa makan makanan halal, maka hatinya akan menjadi lunak, lembut, bersinar terang, tidurnya sedikit, dan tidak terhijab dari hadirat Allah Ta’ala. Tapi barangsiapa makan makanan selain yang halal, maka hatinya akan menjadi keras, kasar, semakin gelap, terhijab dari hadirat Allah Ta’ala, dan banyak tidurnya”.

ูˆุฐู„ูƒ ู…ู† ุฌู…ู„ุฉ ุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ู„ุฃู† ุฃูƒู„ ุบูŠุฑ ุงู„ุญู„ุงู„ ูŠุญุฑูƒ ุงู„ุฃุนุถุงุก ู„ู„ู…ุนุงุตู‰، ููŠุทู„ุจ ูƒู„ ุนุถูˆ ู…ู†ู‡ ุฃู† ูŠุนุตู‰ ููŠุชูุถู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ ุจุงู„ู†ูˆู… ู„ูŠุฑูŠุญู‡ ู…ู† ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ูƒู…ุง ุฃู†ู‡ ูŠุชูุถู„ ุนู„ู‰ ุงู„ุทุงุฆุน ุจุฃูƒู„ ุงู„ุญู„ุงู„ ู„ูŠู‚ูŠู…ู‡ ุจูŠู† ูŠุฏูŠู‡ ู„ูŠู„ุง ูˆู†ู‡ุงุฑุง .

Banyak tidur termasuk sebagian dari rahmat Allah Ta’ala. Karena makan makanan selain yang halal dapat membangkitkan anggota tubuh untuk berbuat maksiat, hingga seluruh tubuh menuntutnya untuk bermaksiat, kemudian Allah memberi anugerah kepadanya berupa tidur agar ia dapat istirahat dari perbuatan maksiat. Demikian itu sebagaimana halnya Allah memberi anugerah kepada orang yang ta’at berupa makan makanan halal agar dapat menegakkan ‘ibadah kepada-Nya siang dan malam.

ูˆู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู…ู† ุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู… ูˆุฃุทุงู„ ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ูู‡ูˆ ูƒุงู„ุญู…ุงู… ุงู„ุฐู‰ ุฑู‚ุฏ ุนู„ู‰ ุจูŠุถ ูุงุณุฏ ูู‡ูˆ ูŠุชุนุจ ู†ูุณู‡ ูู‰ ุทูˆู„ ุงู„ู…ู‚ุงู… ุซู… ู„ุง ูŠูุฑุฎ ุดูŠุฆุง ุจู„ ูŠุฎุฑุฌ ู…ุฐุฑุง،

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang makan makanan haram dan ia memperbanyak ‘ibadah, maka ia bagaikan merpati yang mengerami telur busuk, ia mempersulit dirinya sendiri diam lama ditempat itu, sementara tidak satu butir telurpun yang dapat menetas, bahkan mengeluarkan bau busuk.

ูˆู…ู† ู…ูุณุฏ ุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู… ุงุณุชุญุงู„ู‡ ู†ุงุฑุง ููŠุฐู‡ุจ ุดุฌูŠุฉ ุงู„ููƒุฑ، ูˆู„ุฐุฉ ุงู„ุฐูƒุฑ ูˆูŠุญุฑู‚ ู†ุจุงุช ุฅุฎู„ุงุต ุงู„ู†ูŠุงุช ูˆูŠุนู…ู‰ ุงู„ุจุตุฑ، ูˆูŠุธู„ู… ุงู„ุจุตุฑ ูˆูŠูˆู‡ู† ุงู„ุฏูŠู† ูˆุงู„ุจุฏู† ูˆุงู„ุนู‚ู„ ูˆูŠูˆุฑุซ ุงู„ุบูู„ุฉ ูˆุงู„ู†ุณูŠุงู† ูˆูŠู…ู†ุน ู…ู† ุฐูˆู‚ุงู† ุงู„ุญูƒู… ูˆุงู„ู…ุนุงุฑู،ูˆุฃุทุงู„ ูู‰ ุฐู„ูƒ، ุซู… ู‚ุงู„ : "ูˆุจุงู„ุฌู…ู„ุฉ ูุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุงู„ุชู‰ ูŠูุนู„ู‡ุง ุงู„ุนุจุฏ ุฅู†ู…ุง ุณุจุจู‡ุง ุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู…، ูู…ู† ุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู… ูˆุทู„ุจ ุฃู† ูŠุนู…ู„ ุงู„ุทุงุนุฉ ูู‚ุฏ ุฑุงู… ุงู„ู…ุญุงู„"

Dan sebagian dari bahayanya makan makanan haram adalah padamnya cahaya hati, hilangnya ketajaman berfikir, menghilangkan ni’matnya berdzikir, membakar tumbuhnya keikhlasan niyat, membutakan mata hati, menggelapkan mata, melemahkan agama, tubuh serta ‘akal fikiran, menyebabkan lalai dan lupa, dan mencegah dari merasakan ni’matnya hikmah, ‘ilmu nafi’ serta ma’rifat billah.

ูˆุฃุทุงู„ ูู‰ ุฐู„ูƒ، ุซู… ู‚ุงู„ : "ูˆุจุงู„ุฌู…ู„ุฉ ูุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุงู„ุชู‰ ูŠูุนู„ู‡ุง ุงู„ุนุจุฏ ุฅู†ู…ุง ุณุจุจู‡ุง ุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู…، ูู…ู† ุฃูƒู„ ุงู„ุญุฑุงู… ูˆุทู„ุจ ุฃู† ูŠุนู…ู„ ุงู„ุทุงุนุฉ ูู‚ุฏ ุฑุงู… ุงู„ู…ุญุงู„"

Beliau menjelaskan dengan panjang lebar tentang bahayanya makan makanan haram. Lalu beliau (Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala) berkata ; “Secara global semua perbuatan ma’shiyat yang dilakukan seorang hamba, penyebabnya hanyalah makan makanan haram, karena itu barangsiapa yang makan makanan haram kemudian ia mengerjakan ‘amal keta’atan, maka ia benar-benar mengharapkan hal yang mustahil”.

ูŠุฌุจ ุนู„ู‰ ู…ู† ุฃูƒู„ ุดูŠุฆุง ุซู… ูˆุฌุฏ ุจุนุฏู‡ ุนู„ุงู…ุฉ ู…ู† ุนู„ุงู…ุงุช ุงู„ุญุฑุงู… ุฃู† ูŠุฃุฎุฐ ูู‰ ุงู„ู‚ูŠุก ุฅู† ุฃู…ูƒู†ู‡ ูˆุฅู„ุง ุฃุฎุฐ ูู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ ูˆุงู„ุฅุณุชุบูุงุฑ.

(Peringatan) ๐Ÿ‘‡

Wajib bagi orang yang makan seuatu, kemudian ia mendapatkan suatu tanda dari tanda-tanda makanan haram untuk memuntahkannya kalau memang memungkinkan, bila tidak, ia wajib bertaubat dan beristighfar.

ูˆู…ู† ุงู„ุนู„ุงู…ุงุช ุฃู† ูŠูƒูˆู† ู„ู„ุดุฑุน ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุงู„ุทุนุงู… ุงุนุชุฑุงุถ ู…ู† ุญูŠุซ ูˆุถุน ุงู„ูŠุฏ.

Di antara tanda-tanda makanan haram adalah ; Makanan tersebut bertentangan dengan syara’ dari segi cara memperoleh nya.

ูˆู…ู†ู‡ุง ูˆุฌูˆุฏ ุงู„ุธู„ู…ุฉ ูู‰ ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆุงู„ุซู‚ู„ ูู‰ ุงู„ุทุจูŠุนุฉ ุญุชู‰ ูƒุฃู† ู…ู† ุฃูƒู„ู‡ ุฃูƒู„ ุฑุตุงุตุง.

Diantaranya ; Wujudnya kegelapan dalam hati dan adanya rasa berat pada tabi’atnya hingga ia bagaikan orang yang makan cor-coran timah.

ูˆู…ู†ู‡ุง ุฃู† ูŠู‚ูˆู… ู…ู† ุงู„ู†ูˆู… ููŠู…ูƒุซ ุณุงุนุฉ ุญุชู‰ ูŠุณุชูŠู‚ุธ ูƒู…ุง ูŠู‚ุน ู„ู…ู† ูŠุฃูƒู„ ุงู„ุฑุจุง.

Diantaranya ; Bila bangun tidur tidak segera beranjak pergi, tapi diam sesaat lalu bangkit sebagaimana yang terjadi pada orang yang makan riba.

 ูˆู…ู†ู‡ุง ุฃู† ุชู„ุนุจ ุงู„ู†ูุณ ููŠุชู‚ุงูŠุฃู‡ ู‚ู‡ุฑุง ุนู„ูŠู‡ ู…ู† ุบูŠุฑ ู…ุนุงู„ุฌุฉ.

Dan diantaranya ; Nafsunya akan mempermainkannya hingga ia harus memuntahkannya dengan paksa tanpa bisa di obati.

ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰ ูˆู„ุง ุชุบูู„ ุนู† ุชูุชูŠุด ู‡ุฐู‡ ุงู„ู„ู‚ู…ุฉ ูุฅู†ู‡ ุงู„ุนุทุจ ูˆู„ุง ุชุฃูƒู„ ุทุนุงู… ู…ู† ู„ุง ูŠุชูˆุฑุน ูู‰ ูƒุณุจู‡ ูˆู„ูˆ ุฃู†ู‡ ุบุถุจ ู…ู†ูƒ ูˆู„ุง ุชู„ุชูุช ุงู„ูŠู‡ ูˆู„ุง ู„ู‚ูˆู„ู‡ "ูƒุณุฑุช ุฎุงุทุฑู†ุง"

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku! Janganlah engkau lalai dari meneliti setiap suapan makananmu, karena sesungguhnya hal itu akan menghancurkanmu. Dan janganlah engkau makan makanan orang-orang yang tidak wira’i di dalam usahanya, seandainya ia marah kepadamu, janganlah engkau menghiraukannya, dan janganlah engkau memperdulikan perkataan orang yang berkata; “Engkau telah menyakiti perasaanku”.

ูˆู‡ุฐุง ุงู„ุงู…ุฑ ู‚ู„ ู…ู† ูŠุชู†ุจู‡ ู„ู‡ ู…ู† ู…ุดุงูŠุฎ ู‡ุฐุง ุงู„ุนุตุฑ، ุจู„ ุจุนุถู‡ู… ูŠุฃูƒู„ ู…ู† ุทุนุงู… ุงู„ู…ุณุงูƒูŠู† ูˆุฅุฐุง ู„ุงู…ูˆู‡ ู‚ุงู„ : ุฎูุช ุฃู† ุฃูƒุณุฑ ุฎุงุทุฑู‡، ูˆู…ุง ุนุจุฏ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ุจุดูŠุก ุฃูุถู„ ู…ู† ุฌุจุฑ ุงู„ุฎูˆุงุทุฑ، ูˆู‡ุฐุง ู…ู† ุงู„ุฌู‡ู„ ุจู‚ูˆุงุนุฏ ุงู„ุดุฑูŠุนุฉ، ูˆู„ุง ูุฑู‚ ุญูŠู†ุฆุฐ ุจูŠู†ู‡ ูˆุจูŠู† ู…ู† ุนุฒู… ุนู„ูŠู‡ ุดุฎุต ุจุฃู† ูŠุดุฑุจ ู…ุนู‡ ุงู„ุฎู…ุฑ، ูู„ูˆ ู‚ุงู„ : ุฅู†ู…ุง ุดุฑุจุช ุฌุจุฑุง ู„ุฎุงุทุฑู‡ ุญุฏุฏู†ุงู‡ ูˆู„ู… ู†ู‚ุจู„ ู…ู†ู‡ ุนุฐุฑุง ูˆุญูƒู…ู†ุง ุจูุณู‚ู‡، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Masalah seperti ini jarang sekali disadari oleh para guru di zaman sekarang, bahkan sebagian dari mereka ada yang makan makanan orang-orang awam, dan apabila orang-orang mencelanya, ia berkata ; “Aku hawatir akan menyakiti perasaannya”. Inilah golongan orang-orang yang bodoh dengan ka’idah-ka’idah agama, ia tidaklah beribadah kepada Allah Ta’ala dengan sesuatu yang lebih utama daripada menghibur perasaan orang lain. Jika demikian, maka hal itu tidak ada bedanya dengan orang yang minum khamr bersama-sama dengan orang yang mangajaknya. Karena itu seandainya ia berkata ; “Aku minum khamr hanya karena menghibur hatinya”, maka kami akan menghukumnya, kami tidak mau menerima alasan apapun darinya, dan kami menghukumnya sebab kefasikannya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž MENGHINDARI WATAK MALU.

“Hindarilah olehmu rasa malu yang sebangsa watak”

Karena hal itu termasuk sebagian dari kesombongan menurut para ‘ulama’.

ูˆู‚ุฏ ุฃุดุงุฑ ุณูŠุฏู‰ ุนู…ุฑ ุจู† ุงู„ูุงุฑุถ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ูŠู‡ ุจู‚ูˆู„ู‡ :

ุชู…ุณูƒ ุจุฃูŠุงู„ ุงู„ู‡ูˆู‰ ูˆุงุฎู„ุน ุงู„ุญูŠุง # ูˆุฎู„ ุณุจูŠู„ ุงู„ู†ุงุณูƒูŠู† ูˆุฅู† ุฌู„ูˆ

Tuanku ‘Umar bin Farid rahimahullahu Ta’ala berkata didalam sya’irnya ;

“Peganglah olehmu ekor hawa nafsu, buanglah rasa malu # berbaurlah di jalan orang-orang ahli ‘ibadah walau berkedudukan tinggi”

(ูˆَู‡ُูˆَ) ุงู‰ ุงู„ุญูŠุงุก ุงู„ุทุจูŠุนู‰ (ุฃَู†ْ ูŠَุณْุชَุญِู‰َ ุงู„ุดَّุฎْุตُ ุฃَู†ْ ูŠَุฐْูƒُุฑَ ุงู„ู„ู‡َ ุชَุนَุงู„َู‰ ุจِุฑَูْุนِ ุงู„ุตّْูˆุชِ) ุจุญุถุฑุฉ ุงู„ู†ุงุณ، ูˆุฃูƒุซุฑ ู…ู† ูŠุชุฑูƒ ุฐู„ูƒ ุจุญุถุฑุฉ ุงู„ู†ุงุณ ุฃุตุญุงุจ ุงู„ุฃู†ูุณ ูƒุงู„ู‚ุถุงุก ูˆุงู„ู…ุจุงุดุฑูŠู† ูˆุงู„ุดูŠูˆุฎ ูˆุบูŠุฑู‡ู…، ูุฅุฐุง ูƒู„ู ุฃุญุฏู‡ู… ุฃู† ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุญุถุฑุฉ ุงู„ู†ุงุณ ุญุตู„ ุนู†ุฏู‡ ุฎุฌู„ ูƒุฃู†ู‡ ุงุฑุชูƒุจ ู…ุนุตูŠุฉ ูู…ุซู„ ู‡ุคู„ุงุก ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ู… ุงู„ุฐูƒุฑ ุจุฑูุน ุงู„ุตูˆุช ุญุชู‰ ูŠุฎุฑุฌูˆุง ุนู† ุงู„ูƒุจุฑ،

Yang di maksud malu sebangsa watak ialah ; Seseorang merasa malu untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan suara keras dihadapan orang-orang. Kebanyakan orang yang meninggalkan berdzikir dengan suara keras dihadapan orang-orang adalah orang yang memiliki kemuliaan seperti para qadhi (hakim), orang-orang yang memberikan kegembiraan, para guru dan lain-lainya. Maka apabila salah seorang dari mereka memaksakan diri untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan suara keras dihadapan orang-orang, ia merasa malu seolah-olah ia melakukan kemaksiatan. Mestinya orang-orang seperti mereka harus berdzikir dengan suara keras hingga mereka dapat keluar dar shifat sombong.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ู…ุญู…ุฏ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠุฃู…ุฑ ุฃุตุญุงุจู‡ ุจุฑูุน ุงู„ุตูˆุช ุจุงู„ุฐูƒุฑ ูู‰ ุงู„ุฃุณูˆุงู‚ ูˆุงู„ุดูˆุงุฑุน ูˆุงู„ู…ูˆุงุถุน ุงู„ุฎุฑุจุฉ ุงู„ู…ู‡ุฌูˆุฑุฉ، ูˆูŠู‚ูˆู„ "ุงุฐูƒุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ุงูƒู† ุญุชู‰ ุชุดู‡ุฏูƒู… ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ูˆุชุฎุฑู‚ูˆุง ู†ุงู…ูˆุณ ุทุจุน ุงู„ู†ูุณ ูุฅู†ูƒู… ูู‰ ุญุฌุงุจ ู…ุง ู„ู… ุชุฎุฑู‚ูˆู‡" ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Tuanku Syaikh Muhammad rahimahullahu Ta’ala memerintahkan kepada murid-muridnya untuk berdzikir dengan suara yang keras dipasar-pasar, dijalan umum dan ditempat kosong tak berpenghuni. Beliau berkata ; “Berdzikirlah kalian kepada Allah Ta’ala ditempat-tempat seperti ini sehingga tempat-tempat itu menjadi saksi kalian kelak pada hari kiamat, dan bakarlah tirai penghalang yang berupa tabi’at hawa nafsu, karena sesungguhnya kalian akan tetap terhijab selama kalian belum membakarnya”. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž TIDAK CURANG DALAM BEKERJA.

“Hindarilah olehmu kecurangan dalam bekerja”

Karena kecurangan dalam bekerja merupakan perbuatan tercela menurut syara’.

ูˆู‚ุฏ ุฑูˆู‰ ู…ุณู„ู… ูู‰ ุตุญูŠุญู‡ ุนู† ุฃุจู‰ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฃู† ุงู„ู†ุจู‰ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ุฑ ูู‰ ุงู„ุณูˆู‚ ุนู„ู‰ ุตุจุฑุฉ ุทุนุงู… ูุฃุฏุฎู„ ูŠุฏู‡ ููŠู‡ุง ูู†ุงู„ุช ุจู„ู„ุง، ูู‚ุงู„ : ู…ุง ู‡ุฐุง ูŠุง ุตุงุญุจ ุงู„ุทุนุงู…؟ ูู‚ุงู„ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃุตุงุจุชู‡ ุงู„ุณู…ุงุก، ุฃูู„ุง ุฌุนู„ุชู‡ ููˆู‚ ุงู„ุทุนุงู… ุญุชู‰ ูŠุฑุงู‡ ุงู„ู†ุงุณ! ุซู… ู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ، "ู…ู† ุบุดู†ุง ูู„ูŠุณ ู…ู†ุง"

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Abu Huriarah radliyallahu ‘anhu ; “Bahwa Rasulullah pernah berjalan di pasar melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut, lantas tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka beliau bertanya; ‘Apa ini wahai pemilik makanan?’. Pemiliknya menjawab ; ‘Wahai Rasulallah, makanan tersebut terkena air hujan’. Beliau bersabda ; ‘Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas makanan agar manusia dapat melihatnya. Barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami’.

ูˆู…ุนู„ูˆู… ุฃู† ูƒู„ ุฅู†ุณุงู† ูŠุนุฑู ูู‰ ุญุฑูุชู‡ ู…ุง ูŠู‚ุน ุจู‡ ุงู„ุชู‚ูˆู‰ ูˆู…ุง ุจู‡ ูŠู‚ุน ุงู„ุบุด.

Dan talah maklum, bahwa setiap manusia pasti mengetahui apa yang terjadi dalam pekerjaannya, apakah taqwa atau kecurangan.

ูˆู‚ุฏ ุฌุนู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ุนุจุฏ ุฃู…ูŠู†ุง ุนู„ู‰ ู†ูุณู‡ ูู‰ ุญุฑูุชู‡، ูุฅุฐุง ุบุด ุฎุงู† ุฏูŠู†ู‡ ูˆู†ูุณู‡ ูˆุงู„ู†ุงุณ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Sungguh Allah Ta’ala menjadikan manusia sebagai hamba yang di percaya atas dirinya sendiri di dalam pekerjaannya, maka apabila curang, berarti ia telah menghianati agamanya, diri sendiri, dan seluruh umat manusia.

ูˆู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง : ูƒู„ ู…ู† ู†ุตุญ ูู‰ ุญุฑูุชู‡ ูˆู„ู… ูŠุนุชู…ุฏ ุนู„ูŠู‡ุง ุจุงุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ู„ู‡ ูู‰ ุฑุฃุณ ู…ุงู„ู‡ ู…ู† ุญูŠุซ ู„ุง ูŠุดุนุฑ ุญุชู‰ ูŠุตูŠุฑ ู…ู† ุฃูˆุณุน ุงู„ู†ุงุณ ู…ุงู„ุง، ูˆู…ู† ุบุด ุญุฑูุชู‡ ุงู†ูƒุดู ุญุงู„ู‡ ูˆุชุจุฏุฏุช ุจุฑูƒุชู‡ ูˆุตุงุฑ ุนู† ู‚ุฑูŠุจ ูŠุถุฑุจ ุจู‡ ุงู„ู…ุซู„ ูู‰ ุงู„ุฎู…ูˆู„ ู„ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฌุนู„ ุงู„ูู‚ุฑ ูู‰ ุงู„ุบุด ูˆุงู„ุจุฑูƒุฉ ูู‰ ุงู„ุชู‚ูˆู‰،

Para ‘Ulama’ telah berkata ; Setiap orang yang mengharapkan kebaikan dalam pekerjaannya dan tidak menggantungkan diri pada pekerjaannya, maka Allah Ta’ala akan memberkahi modal usahanya dari arah yang tidak ia sadari sehingga ia menjadi orang yang paling kaya harta. Namun sebaliknya, barangsiapa yang curang dalam pekerjaannya, maka Allah akan membongkar kecurangannya, menghilangkan barakahnya dan dalam waktu dekat akan menjadi bahan cemoohan, karena sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan kefakiran dalam kecurangan dan menjadikan berkah dalam ketakwaan.

ูˆู‚ุฏ ุญุซ ุงู„ู…ุดุงูŠุฎ ุณู„ูุง ูˆุฎู„ูุง ุนู„ู‰ ุนู…ู„ ุงู„ุญุฑูุฉ ุชุจุนุง ู„ู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ุนุธูŠู… ูˆุงู„ุณู†ุฉ ุงู„ุดุฑูŠูุฉ، ูˆุฃุดู‡ุฏู‡ู… ูู‰ ุฐู„ูƒ ุงู„ุณุงุฏุฉ ุงู„ุดุงุฐู„ูŠุฉ، ููƒุงู† ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุงู„ุดุงุฐู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ู† ุงูƒุชุณุจ ูˆู‚ุงู… ุจูุฑุงุฆุถ ุฑู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ ูู‚ุฏ ูƒู…ู„ุช ู…ุฌุงู‡ุฏุชู‡"

Para ‘ulama’ baik salaf maupun kholaf sangat menekankan dalam mengerjakan sebuah pekerjaan agar didasari karena mengikuti aturan Al-Qur an yang agung dan sunnah Rasul yang mulia. Dan tuan-tuan guru dari kalangan Syadziliyah telah bersaksi atas anjuran tersebut, maka Syaikh Abu al-Hasan As-Syadzily rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang bekerja serta menegakkan apa yang Allah wajibkan atasnya, maka mujahadahnya benar-benar telah sempurna”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ุนุจุงุณ ุงู„ู…ุฑุณูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุนู„ูŠูƒู… ุจุงู„ุณุจุจ ูˆู„ูŠุฌุนู„ ุฃุญุฏูƒู… ู…ูƒูˆูƒู‡ ุณุจุญุชู‡ ูˆู‚ุฏูˆู…ู‡ ุณุจุญุชู‡ ูˆุงู„ุณูุฑ ุณุจุญุชู‡، ูˆู‚ุฏูˆู…ู‡ ุณุจุญุฉ، ูˆุงู„ุฎูŠุงุทุฉ ุณุจุญุฉ، ูˆุงู„ุณูุฑ ุณุจุญุฉ".

Syaikh Abul-‘Abbas Al-Mursi rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Berpegang teguhlah kalian dengan sarana, hendaklah salah seorang dari kalian menjadikan takarannya sebagai tasbih, kampaknya sebagai tasbih, menjahitnya sebagai tasbih dan perjalanannya sebagai tasbih”.

ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุน ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ูƒุณุจ ูˆุงุฌุจ ูˆุฌูˆุจุง ู…ุคูƒุฏุง ู…ู„ุญู‚ุง ุจุฑุชุจุฉ ุงู„ุฅูŠู…ุงู†، ูˆู…ุนู„ูˆู… ุฃู† ู…ู† ู„ุง ูƒุณุจ ู„ู‡ ูู‡ูˆ ูƒุงู„ู…ุฑุฃุฉ ู„ุง ุญุธ ู„ู‡ ูู‰ ุงู„ุฑุฌูˆู„ุฉ.

Para ‘ulama’ sepakat bahwa bekerja hukumnya wajib  mu-akkad, derajatnya disetarakan dengan iman. Yang pasti seorang laki-laki yang pengangguran adalah sama seperti seorang wanita, ia tidak lagi memiliki sifat dasar seorang laki-laki.

ูˆูƒุงู† ุตุงุญุจ ุงู„ูˆุตูŠุฉ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุญูƒู… ุงู„ูู‚ูŠุฑ ุงู„ุฐู‰ ู„ุง ุญุฑูุฉ ู„ู‡ ุญูƒู… ุงู„ุจูˆู…ุฉ ุงู„ุณุงูƒู†ุฉ ูู‰ ุงู„ุฎุฑุงุจ، ู„ูŠุณ ููŠู‡ุง ู†ูุน ู„ุฃุญุฏ"

Shahibul wasiat (Syaikh Al-Matbuliy rahimahullahu Ta’ala) berkata ; “Status orang faqir yang pengangguran, sama seperti burung hantu yang tinggal di area reruntuhan, ia tidak bermanfa’at bagi siapapun”.

ูˆู„ู…ุง ุธู‡ุฑ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุจุงู„ุฑุณุงู„ุฉ ู„ู… ูŠุฃู…ุฑ ู…ู† ุฃุตุญุงุจู‡ ุจุชุฑูƒ ุงู„ุญุฑูุฉ ุงู„ุชู‰ ุจูŠุฏู‡ ุจู„ ุฃู‚ุฑู‡ู… ุนู„ู‰ ุญุฑูู‡ู… ูˆุฃู…ุฑู‡ู… ุจุงู„ู†ุตุญ ููŠู‡ุง.

Dan ketika Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menerima risalah kerasulan, Beliau tidak pernah memerintahkan kepada salah seorang pun dari shahabat-shahabatnya untuk meninggalkan pekerjaan yang ada padanya, bahkan Beliau mendukung atas pekerjaan mereka dan memerintahkan agar mereka berbuat baik dalam pekerjaannya.

ูˆูƒุงู† ู‚ุฏุณ ุงู„ู„ู‡ ุณุฑู‡ ูŠู‚ูˆู„ : ุงู„ูƒุงู…ู„ ู…ู† ูŠุณู„ูƒ ุงู„ู†ุงุณ ูˆู‡ู… ูู‰ ุญุฑูู‡ู… ู„ุง ู…ู† ูŠุฃู…ุฑู‡ู… ุจุชุฑูƒ ุงู„ุญุฑูุฉ ุญุชู‰ ูŠุณู„ูƒู‡ู…، ูุฅู†ู‡ ู…ุง ู…ู† ุฃู…ุฑ ู…ุดุฑูˆุน ุฅู„ุง ูˆูŠู…ูƒู† ุงู„ุนุงุฑู ุฃู† ูŠูˆุตู„ ุตุงุญุจู‡ ุฅู„ู‰ ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู†ู‡، ุจุฎู„ุงู ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ุงู„ุชู‰ ู„ู… ุชุดุฑุน.

Syaikh Al-Matbuliy qaddasallahu sirrahu berkata ; “Orang yang sempurna adalah orang yang membimbing orang-orang, sedang mereka tetap barada dalam pekerjaannya, bukan orang yang menyuruh mereka untuk meninggalkan pekerjaannya kemudian diarahkan ke jalan menuju Allah. Karena sesungguhnya tidak ada satu urusan pun yang disyari’atkan (yang dapat menghalangi seseorang dalam menempuh jalan menuju Allah Ta’ala) melainkan seorang yang ma’rifat billah dapat mengantarkan murid-muridnya ke hadirat Allah Ta’ala. Berbeda dengan urusan yang tidak disyari’atkan”.

ูˆูƒุงู† ูŠู‚ูˆู„ : ุงู„ู…ุคู…ู† ุงู„ู…ุญุชุฑู ุฃูƒู…ู„ ุนู†ุฏู‰ ู…ู† ุงู„ู…ุฌุงุฐูŠุจ ู…ู† ู…ุดุงูŠุฎ ุงู„ุฒูˆุงูŠุง ุงู„ุฐูŠู† ูŠุฃูƒู„ูˆู† ุจุฏูŠู†ู‡ู… ูˆู„ูŠุณ ุจูŠุฏู‡ู… ุญุฑูุฉ ุฏู†ูŠูˆูŠุฉ ุชุนูู‡ู… ุนู† ุตุฏู‚ุงุช ุงู„ู†ุงุณ ูˆุฃูˆุณุงุฎู‡ู….

Dan beliau Syaikh Al-Matbuliy qaddasallahu sirrahu berkata ; “Orang mukmin yang bekerja lebih sempurna bagiku daripada orang-orang majdzub (orang yang mabuk cinta kepada Allah) dari kalangan guru-guru pondok pesantren, yaitu orang-orang yang makan dari hasil menjual agamanya, sementara mereka tidak memiliki pekerjaan duniawi yang dapat menjaganya dari mengharap sedekah dan kotoran orang-orang”.

ูˆู‚ุฏ ุฃูƒุฑู… ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ู…ุญุชุฑูุฉ ุจุฃู…ูˆุฑ ูุถู„ูˆุง ุจู‡ุง ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุชุนุจุฏูŠู† ู…ู† ุบูŠุฑ ุญุฑูุฉ؛

ุงู„ุฃูˆู„ : ุฃู† ุฃุนู…ุงู„ ุฃุญุฏู‡ู… ู„ู‡ ู„ูƒูˆู†ู‡ ูŠุฃูƒู„ ู…ู† ูƒุณุจู‡ ู„ุง ู…ู† ุตุฏู‚ุงุช ุงู„ู†ุงุณ ูˆุฃูˆุณุงุฎู‡ู…،

ุงู„ุซุงู†ู‰ : ุนุฏู… ุฏุนูˆุงู‡ ุงู„ุนู„ู… ูˆุชูƒุจุฑู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฌุงู‡ู„ูŠู† ููŠุดู‡ุฏ ุญู‚ุงุฑุฉ ู†ูุณู‡ ูˆุชุนุธูŠู… ุบูŠุฑู‡،

ุงู„ุซุงู„ุซ : ุณู„ุงู…ุชู‡ ู…ู† ุงู„ุดุจู‡ ุงู„ุนู‚ู„ูŠุฉ ูู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆูู‰ ุฑุณู„ู‡ ูˆุฃุญูƒุงู…ู‡،

ุงู„ุฑุงุจุน : ุฅุฐุง ูˆู‚ุน ูู‰ ู…ุนุตูŠุฉ ูŠุตูŠุฑูŠุดู‡ุฏ ู‚ุจุญู‡ุง ูˆู„ุง ูŠุฑู‰ ุฃู†ู‡ ูุนู„ ุดูŠุฆุง ูŠูƒูุฑู‡ุง ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ.

Sungguh Allah Ta’ala telah memuliakan orang-orang yang bekerja dengan beberapa perkara melebihi orang-orang ahli ‘ibadah yang pengangguran;

√. Sesungguhnya ‘amal salah seorang dari mereka adalah untuk dirinya sendiri, karena ia makan dari hasil pekerjaannya sendiri bukan dari sedekah dan kotoran orang-orang.

√. Tidak adanya pengakuan sebagai orang berilmu, dan tidak adanya kesombongan terhadap orang-orang bodoh, bahkan ia menganggap hina dirinya sendiri dan menganggap mulia kepada orang lain.

√. Selamat dari keraguan yang bersifat akal tentang Allah Ta’ala, Rasul-Nya dan hukum-hukum-Nya.

√. Bila terjerumus dalam kema’shiyatan, ia bersaksi akan keburukannya dan ia tidak pernah menganggap bahwa ia dapat melakukan sesuatu yang dapat menghapus kesalahannya. Dll.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ูŠู‚ูˆู„ : "ุนู†ุฏู‰ ุฃู† ุงู„ุฐู‰ ูŠุฃูƒู„ ู…ู† ูƒุณุจู‡ ูˆู„ูˆ ู…ูƒุฑูˆู‡ุง ูƒุงู„ุญุฌุงู… ูˆุงู„ู‚ู†ูˆุงุชู‰ ุฃุญุณู† ู…ู† ุงู„ู…ุชุนุจุฏ ุงู„ุฐู‰ ูŠุฃูƒู„ ุจุฏูŠู†ู‡ ูˆูŠุทุนู…ู‡ ุงู„ู†ุงุณ ุจุตู„ุงุญู‡"

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Menurutku orang yang makan dari hasil pekerjaannya sendiri walaupun pekerjaan makruh seperti tukang bekam dan pembuat tombak, adalah lebih baik daripada orang yang ahli ‘ibadah yang makan dari hasil menjual agamanya dan dari pemberian orang-orang lantaran kebaikannya”.

 ุซู… ู„ุง ูŠุฎูู‰ ุฃู† ุงู„ูƒุณุจ ู„ู„ุชูƒุงุซุฑ ูˆุงู„ุชูุงุฎุฑ ู…ุฐู…ูˆู… ุดุฑุนุง

Namun tidak diragukan lagi bahwa bekerja karena untuk menumpuk-numpuk harta dan untuk berbangga-banggaan adalah tercela dalam Syara’.

ูˆูู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ "ู…ู† ุทู„ุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุญู„ุงู„ุง ู…ูƒุงุซุฑุง ู…ูุงุฎุฑุง ู„ู‚ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู‡ูˆ ุนู„ูŠู‡ ุบุถุจุงู†"

Diriwayatkan dalam sebuah hadits; “Barangsiapa mencari harta dunia dengan cara yang halal karena untuk ditumpuk-tumpuknya dan untuk berbangga-banggaan, maka ia akan bertemu Allah Ta’ala sementara Allah murka kepadanya”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ุดุงูุนู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุทู„ุจ ุงู„ุฒูŠุงุฏุฉ ู…ู† ุงู„ุญู„ุงู„ ุนู‚ูˆุจุฉ ุงุจุชู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ุง ุฃู‡ู„ ุงู„ุชูˆุญูŠุฏ" ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ.

Imam As-Syafi’i rahihullahu Ta’ala berkata ; “Mencari tambahan dari perkara halal adalah suatu siksaan yang dengannya Allah menguji ahli tauhid”. Ketahuilah hal itu!.


๐Ÿ’Ž MENUNDUKKAN NAFSU.

“Tundukkanlah hawa nafsumu”

Ya’ni ajakan nafsu menurut syara’

ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุณู‡ู„ ุงู„ุชุณุชุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุฃุณูˆุฃ ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุญุฏูŠุซ ุงู„ู†ูุณ ูˆู„ุนู„ ุบุงู„ุจ ุงู„ู†ุงุณ ู„ุง ูŠุนุฏูˆู† ุฐู„ูƒ ุฐู†ุจุง، ูˆุฅุฐุง ุงุชู‚ู‰ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุงู„ุฅุตุบุงุก ุฅู„ู‰ ุญุฏูŠุซ ุงู„ู†ูุณ ูˆูƒุงู† ู…ู„ุงุฒู…ุง ู„ู„ุฐูƒุฑ ุงุชู‚ุฏ ุงู„ู‚ู„ุจ ุจุงู„ุฐูƒุฑ، ูˆุตุงุฑ ุงู„ู‚ู„ุจ ุณุฑุง ู…ุญููˆุธุง ูˆู‡ู†ุงูƒ ูŠุจุนุฏ ุนู†ู‡ ุงู„ุดูŠุทุงู† ูƒู„ ุงู„ุจุนุฏ، ูˆุชุจุนุฏ ุนู† ุงู„ุนุจุฏ ุงู„ุฎูˆุงุทุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู†ูŠุฉ، ูˆู„ุง ูŠุตูŠุฑ ู…ุนู‡ ุฅู„ุง ุฎูˆุงุทุฑ ู†ูุณุงู†ูŠุฉ ูˆุญูŠู†ุฆุฐ ูŠุณุนู‰ ูู‰ ู‚ุทุนู‡ุง ูˆุฅุชู‚ุงู†ู‡ุง ุจู…ูŠุฒุงู† ุงู„ุนู„ู…" ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰

Imam Sahl At-Tastari rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Seburuk-buruk kemaksiatan adalah bisikan hati (yang mengajak pada keburukan), dan boleh jadi umumnya manusia tidak mengira bahwa itu adalah dosa. Apabila seorang murid menghindar dari mendengarkan bisikan hatinya, dan ia senantiasa berdzikir, maka hatinya akan turut berdzikir, dan hatinya menjadi bahagia serta terjaga. Pada saat itulah syaitan akan menjauh dari hatinya sejauh-jauhnya, bisikan syaitaniyah pun menjauh dari seorang hamba dan tidak ada lagi yang menyertainya kecuali bisikan ruhaniyah. Dan ketika itulah ia akan dapat mematahkan dan menundukkannya dengan neraca ‘ilmu”. Fahamilah hal itu wahai saudaraku!.

ูˆุฌุงู‡ุฏ ู†ูุณูƒ (ุจِุงู„ْุฌُูˆْุนِ) ุจุทุฑูŠู‚ู‡ ุงู„ุดุฑุนู‰ ูˆู‡ูˆ ุชู‚ู„ูŠู„ ุงู„ุฃูƒู„ ุดูŠุฆุง ูุดูŠุฆุง

Dan perangilah hawa nafsumu dengan “Lapar” sesuai dengan aturan syari’at yaitu mengurangi makan sedikit demi sedikit.

ูˆู‚ุฏู… ุงู„ุฌูˆุน ุนู„ู‰ ุบูŠุฑู‡ ู„ุฃู†ู‡ ู…ุนุธู… ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุทุฑูŠู‚، ูˆู„ุฃู†ู‡ ู„ูŠุณ ู„ู„ู†ูุณ ูุจุฏุงูŠุชู‡ ุฃู…ุฑู‡ุง ุดูŠุก ุฃุณุฑุน ู„ุงู†ู‚ูŠุงุฏู‡ุง ู…ู† ุงู„ุฌูˆุน، ู„ุฃู†ู‡ ู…ุฐู„ ุงู„ู…ู„ูˆูƒ ูุถู„ุง ุนู† ุบูŠุฑู‡ู…، ูˆู„ุฃู†ู‡ ูŠุญู„ ู…ู† ุงู„ุฃุฌุฒุงุก ุงู„ุชุฑุงุจูŠุฉ ูˆุงู„ู…ุงุฆูŠุฉ ุจู‚ุฏุฑ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ููŠุตููˆ ุงู„ู‚ู„ุจ، ูˆู„ุฃู† ุจุงู‚ู‰ ุงู„ุฃุฑูƒุงู† ุชุงุจุน ู„ู‡ ุจุงู„ุฎุงุตุฉ، ูˆู„ุฃู† ุฎูˆุงุทุฑ ุงู„ู†ูุณ ู„ุง ุชุถุนู ุฅู„ุง ุจู‡.

Pembahasan tentang lapar didahulukan dari lainnya karena Lapar merupakan elemen dasar terpenting dalam menempuh jalan menuju Allah, sebab tidak ada suatupun yang lebih cepat untuk menundukkan nafsu pada tahap permulaannya daripada lapar.

√. Lapar mampu menundukkan kerajaan, selain daripada yang lainnya.

√. Lapar mampu melepaskan beberapa unsur tanah dan air sesuai dengan kemampuan yang ada, maka kemudian hati menjadi bening.

√. Seluruh anggota-anggota lainnya akan tunduk pada lapar secara khusus.

√. Bisikan nafsu tidak dapat ditundukkan kecuali dengan lapar.

ูˆุฐูƒุฑ ุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญูŠ ุงู„ุฏูŠู† ุจู† ุงู„ุนุฑุจู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ุงู„ูุชูˆุญุงุช ุงู„ู…ูƒูŠุฉ : ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู…ุง ุฎู„ู‚ ุงู„ู†ูุณ ู‚ุงู„ ู„ู‡ุง : "ู…ู† ุฃู†ุง؟" ูู‚ุงู„ุช : "ู…ู† ุฃู†ุง؟"، ูุฃุณูƒู†ู‡ุง ูู‰ ุจุญุฑ ุงู„ุฌูˆุน ุฃู„ู ุณู†ุฉ، ุซู… ู‚ุงู„ ุชุนุงู„ู‰ : "ู…ู† ุฃู†ุง؟" ูู‚ุงู„ุช : "ุฃู†ุช ุฑุจู‰".

Syaikh Muhyiddin ibn Al-‘Arabiy rahimahullahu Ta’ala berkata didalam kitab Futuhat Al-Makkiyah ; “Sesungguhnya Allah Ta’ala, tatkala telah menciptakan nafsu, Allah bertanya kepadanya ; Siapa Aku? Nafsu malah balik bertanya ; Siapa aku ? Maka Allah Ta’ala menempatkan nafsu dalam bahtera lapar selama seribu tahun, kemudian Allah Ta’ala bertanya lagi kepadanya ; Siapa Aku ? Nafsu menjawab ; Engkau adalah Tuhanku”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุณู„ูŠู…ุงู† ุงู„ุฏุงุฑุงู†ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ูุชุงุญ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุงู„ุดุจุน، ูˆู…ูุชุงุญ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ุงู„ุฌูˆุน" ูŠุนู†ู‰ ุฃุนู…ุงู„ู‡ู…ุง.

Syaikh Abu Sulaiman Ad-Daraniy rahimahullahu Ta’ala barkata ; “Kunci dunia adalah kenyang dan kunci akhirat adalah lapar”. Yakni ‘amal-‘amal dunia dan akhirat.

ูˆู„ู…ุง ุฎู„ู‚ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุฌุนู„ ูู‰ ุงู„ุฌูˆุน ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ุญูƒู…ุฉ، ูˆุฌุนู„ ูู‰ ุงู„ุดุจุน ุงู„ุฌู‡ู„ ูˆุงู„ู…ุนุตูŠุฉ،

Dan ketika Allah telah menciptakan dunia, Allah menjadikan ‘ilmu dan hikmah ada dalam lapar dan menjadikan bodoh dan ma’shiyat ada dalam kenyang. (Lapar dapat menimbulkan ‘ilmu dan hikmah, sedangkan kenyang dapat menimbulkan kebodohan dan kemaksiatan).

ูˆูƒุงู† ูŠุญู‰ ุจู† ู…ุนุงุฐ ุงู„ุฑุงุฒู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุงู„ุดุจุน ู†ุงุฑ ูˆุงู„ุดู‡ูˆุฉ ู…ุซู„ ุงู„ุญุทุจ ูŠุชูˆู„ุฏ ู…ู†ู‡ ุงู„ุฅุญุฑุงู‚ ูˆู„ุง ุชู†ุทูุฆ ู†ุงุฑู‡ ุญุชู‰ ุชุญุฑู‚ ุตุงุญุจู‡ุง"

Yahya bin Mu’adz Ar-Razi rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Kenyang adalah api dan syahwat bagaikan kayu kering yang darinyalah kebakaran akan muncul, dan api kenyang tidak dapat dipadamkan hingga membakar orangnya”.

ูˆูƒุงู† ุณู‡ู„ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชุณุชุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุฃู† ูŠุฃูƒู„ ูู‰ ุงู„ูŠูˆู… ู…ุฑุชูŠู† ูู„ูŠุจู† ู„ู‡ (ู…ِุนْู„َูًุง)"،

Sahl bin ‘Abdullah At-Tastary rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang berkehendak untuk makan dua kali dalam sehari, hendaklah ia membuat ajang makan seperti layaknya binatang”.

ูˆูƒุงู† ู…ุงู„ูƒ ุจู† ุฏูŠู†ุงุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุฃู† ูŠูุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู† ู…ู† ุธู„ู‡ ูู„ูŠู‚ู‡ุฑ ุดู‡ูˆุชู‡"

Malik bin Dinar rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barang siapa yang hendak mengusir syaitan dari bayang-bayang dirinya, hendaklah ia mampu menundukkan syahwatnya”.

ูˆุฃู‚ุงูˆูŠู„ ุงู„ุณู„ู ูู‰ ุฐู„ูƒ ูƒุซูŠุฑุฉ ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุงุฎู‰.

Pernyataan ‘Ulama’ salaf tentang hal-hal seperti itu sangat banyak, maka ketahuilah itu wahai saudaraku!.

ูˆุฌุงู‡ุฏ ู†ูุณูƒ ุจุงู„ุฌูˆุน ูˆุงู„ุณู‡ุฑ ุงู„ู…ูุฑุทูŠู† (ูˆَุฅِุชْุนَุงุจِู‡َุง ูِู‰ ุงู„ْุฃุนْู…َุงู„ِ ุงู„ุดَّุงู‚َุฉِ) ุชุนุฐูŠุจุง ู„ู‡ุง ู„ุชู†ู‚ุงุฏ ู„ูƒ ุฅุฐุง ุฏุนูˆุชู‡ุง ู„ู…ุฑุถุงุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆุฐู„ูƒ ู„ุฃู†ู‡ุง ู‚ุจู„ ุงู„ุฑูŠุงุถุฉ ุชุดุจู‡ ุงู„ุฏุงุจุฉ ุงู„ุญุฑูˆู†، ูˆูƒุงู„ุนุฌู„ ุงู„ุฐู‰ ูŠุนู„ู…ูˆู† ุงู„ุทุญูŠู† ูู‰ ุงู„ุทุงุญูˆู†، ูุชุฑุงู‡ู… ูŠุฌูˆุนูˆู†ู‡ ูˆูŠุบู…ูˆู† ุนูŠู†ูŠู‡ ูˆูŠุฏูˆุฑูˆู†ู‡ ุจุงู„ุถุฑุจ ูู‰ ุงู„ุทุงุญูˆู† ุฃูˆ ุบูŠุฑู‡ุง ุนู„ู‰ ุงู„ูุงุฑุบ ูู„ุง ูŠุฒุงู„ ูƒุฐู„ูƒ ุญุชู‰ ูŠุธู‡ุฑ ู„ู‡ู… ู…ู†ู‡ ูƒู…ุงู„ ุงู„ุฅู†ู‚ูŠุงุฏ ูู‡ู†ุงูƒ ูŠุทุนู…ูˆู†ู‡ ูˆูŠููƒูˆู† ุงู„ุบู…ุง ุนู† ุนูŠู†ูŠู‡. ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Perangilah nafsumu dengan lapar dan tidak tidur malam yang melampaui batas, serta melumpuhkan nafsu dengan ‘amal-‘amal yang berat karena untuk menghajarnya agar tunduk kepadamu ketika engkau mengajaknya ke jalan yang diridlai Allah Ta’ala. Karena sebelum dihajar dan dilatih, nafsu itu menyerupai binatang liar, dan seperti anak sapi yang talah mereka latih untuk memutar penggilingan, sebagaimana yang engkau ketahui bahwa pada awalnya mereka membuatnya kelaparan, menutup kedua matanya dan memutar-mutarnya pada penggilingan yang masih kosong atau yang lainnya sambil di pukul. Demikian itu dilakukan secara terus-menerus hingga nampak bagi mereka bahwa ia benar-benar tunduk dengan sempurna. Dan setelah itu, baru mereka memberinya makan dan melepas tutup kedua matanya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.

ู„ุฃู†ู‡ ู„ูŠุณ ููŠู‡ ูุงุฆุฏุฉ ุฏู†ูŠูˆูŠุฉ ูˆู„ุง ุฃุฎุฑูˆูŠุฉ ูู‡ูˆ ุฃุฎูˆ ุงู„ู…ูˆุช، ูˆู‚ุฏ ุนุฏูˆุง ู…ู† ุงุชุจุงุน ุงู„ู‡ูˆู‰ ุฅูŠุซุงุฑ ุงู„ู†ูˆู… ุนู„ู‰ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ูู‰ ู…ุซู„ ู„ูŠุงู„ู‰ ุงู„ุตูŠู، ูˆุฐู„ูƒ ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ุนุฏู… ู…ุญุจุฉ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰.

“Dan kurangilah tidur selama hal itu memungkinkan bagimu”

Karena tidur tidak memiliki faidah baik duniawi maupun ukhrawi, dan tidur adalah saudaranya mati. Para ‘ulama’ menyatakan bahwa sebagian dari menuruti hawa nafsu yaitu lebih memilih tidur daripada ‘ibadah di malam hari seperti di malam-malam yang dingin. Dan demikian itu menunjukkan atas tidak adanya rasa cinta kepada Allah Al-Haqq Ta’ala.

ูˆู‚ุงู„ "ุงู„ุณู‡ุฑ ุงู„ุฏุงุฆู… ูŠุฐูŠุจ ุงู„ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุฃุฑุจุนุฉ ูˆูŠุญู„ู‡ุง : ุงู„ู…ุงุก، ูˆุงู„ุชุฑุงุจ، ูˆุงู„ู‡ูˆุงุก، ูˆุงู†ุงุฑ، ูˆู‡ู†ุงูƒ ูŠู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุนุงู„ู… ุงู„ู…ู„ูƒูˆุช ููŠุดุชุงู‚ ุฅู„ู‰ ู…ุฑุถุงุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰"

Shahibul wasiat (Syaikh Al-Matbuliy) rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Tidak tidur malam secara terus menerus dapat menghancurkan dan melepaskan seseorang dari empat unsur pada dirinya, yaitu ; Air, tanah, udara dan api, dan pada saat itulah seseorang dapat melihat alam malakut hingga ia makin cinta pada ridho Allah Ta’ala”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ุญุณู† ุงู„ุนุฒุงุฒ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุจู†ูŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุฃู…ุฑ ุนู„ู‰ ุซู„ุง ุซุฉ ุฃุดูŠุงุก : ุฃู† ู„ุง ูŠุฃูƒู„ ุฅู„ุง ุนู†ุฏ ุงู„ูุงู‚ุฉ، ูˆู„ุง ูŠู†ุงู… ุฅู„ุง ุนู†ุฏ ุงู„ุบู„ุจุฉ، ูˆู„ุง ูŠุชูƒู„ู… ุฅู„ุง ุนู†ุฏ ุงู„ุถุฑูˆุฑุฉ"

Syaikh Abul-Hasan Al-‘Azzaz rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Urusan ini (sampai ke hadirat Allah Ta’ala) dibangun atas tiga hal, yaitu ; Tidak makan kecuali sangat lapar, tidak tidur kecuali sangat mengantuk dan tidak bicara kecuali darurat”.

ูˆูƒุงู† ุงุจู† ุงู„ุญูˆุงุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ูƒู„ ู…ุฑูŠุฏ ู„ุง ูŠูƒูˆู† ููŠู‡ ุซู„ุงุซ ุฎุตุงู„ ูู‡ูˆ ูƒุฐุงุจ : ุชุฑูƒ ุงู„ู…ุงู„، ูˆุงู„ุทุนุงู…، ูˆุงู„ู…ู†ุงู…، ูู„ุง ูŠุฃุฎุฐ ู…ู† ูƒู„ ูˆุงุญุฏ ุฅู„ุง ุจู‚ุฏุฑ ุงู„ุถุฑูˆุฑุฉ، ูˆู‡ู†ุงูƒ ูŠุตู„ุญ ู„ู…ุฌุงู„ุณุฉ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰، ูู…ุง ูƒู„ ุฐุงูƒุฑ ู…ุฌุงู„ุณ". ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Ibn Al-Hawari rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Setiap murid (penempuh jalan menuju Allah Ta’ala) yang tidak memiliki tiga pekerti ini adalah omong kosong, yaitub; Meninggalkan harta, makan dan tidur. Dan masing-masing dari tiga pekerti ini hendaknya tidak ia lakukan kecuali sebatas darurat, karena dengan begitu ia akan pantas untuk bermajlis dengan Allah Al-Haqq Ta’ala, sebab tidak setiap orang yang ber’ibadah dapat bermajlis”.

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž MELAKUKAN UZLAH.

 “Hendaklah engkau senantiasa mengasingkan diri”

Karena di dalam ‘uzlah (mengasingkan diri) terdapat kebaikan dunia dan akhirat.

ูˆู‚ุฏ ุฑูˆู‰ ุงู„ุดูŠุฎุงู† ุนู† ุฃุจู‰ ุณุนูŠุฏ ุงู„ุฎุฏุฑู‰ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู†ู‡ "ุฃู† ุฑุฌู„ุง ู‚ุงู„ : ุฃู‰ ุงู„ู†ุงุณ ุฃูุถู„ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡؟ ู‚ุงู„ ุฑุฌู„ ูŠุฌุงู‡ุฏ ุจู†ูุณู‡ ูˆู…ุงู„ู‡ ูู‰ ุณุจูŠู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ู‚ุงู„ ุซู… ู…ู†؟ ู‚ุงู„ ุฑุฌู„ ูŠุนุชุฒู„ ูู‰ ุดุนุจ ู…ู† ุงู„ุดุนุงุจ ูŠุนุจุฏ ุฑุจู‡"،

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-khudry radliyallahu Ta’ala ‘anhu ; “Bahwa seorang laki-laki bertanya ; Siapakah orang yang paling utama wahai Rasulallah ? Beliau menjawab ; “Orang yang berjuang dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah Ta’ala”. Kemudian siapa lagi ? Tanya laki-laki itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab ; “Seseorang yang menjauh dari keramaian mengasingkan diri di bukit-bukit gunung untuk ‘ibadah kepada Tuhannya”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุณุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุฃู† ูŠุณู„ู… ู„ู‡ ุฏูŠู†ู‡ ูˆุฃู† ูŠุณุชุฑูŠุญ ุจุฏู†ู‡ ูˆูŠู‚ู„ ุบู…ู‡ ูู„ูŠุนุชุฒู„ ุงู„ู†ุงุณ"،

ูˆูŠุคูŠุฏู‡ ุญุฏูŠุซ "ู„ูŠุฃุชูŠู† ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ ุฒู…ุงู† ู„ุง ูŠุณู„ู… ู„ุฐู‰ ุฏูŠู† ุฏูŠู†ู‡ ุฅู„ุง ู…ู† ูุฑ ุจุฏูŠู†ู‡ ู…ู† ู‚ุฑูŠุฉ ุฅู„ู‰ ู‚ุฑูŠุฉ ูˆู…ู† ุดุงู‡ู‚ ุฅู„ู‰ ุดุงู‡ู‚ ูˆู…ู† ุญุฌุฑ ุฅู„ู‰ ุญุฌุฑ ูƒุงู„ุซุนู„ุจ ุงู„ุฐูŠ ูŠุฑูˆุน"

Syaikh As-Sirriy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang ingin selamat agamanya, ringan bebannya dan sedikit susahnya, hendaklah ia mengasingkan diri dari orang-orang”.

Pernyataan ini diperkuat oleh sebuah hadits; “Akan datang atas manusia suatu masa dimana agama seseorang tidak akan selamat kecuali lari dengan agamanya dari desa ke desa, dari gunung ke gunung, dan dari gua ke gua seperti musang yang sedang bersembunyi”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ุงู„ูˆุฑุงู‚ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ุง ุธู‡ุฑุช ุงู„ูุชู†ุฉ ู…ู† ุนู‡ุฏ ุงู„ุณูŠุฏ ุขุฏู… ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุฅู„ู‰ ูˆู‚ุชู†ุง ู‡ุฐุง ุฅู„ุง ู…ู† ุงู„ุฎู„ุทุฉ، ูˆู…ู† ุฌุงู†ุจ ุงู„ู†ุงุณ ูƒุงู† ุฅู„ู‰ ุงู„ุณู„ุงู…ุฉ ุฃู‚ุฑุจ"،

Syaikh Abu Bakar Al-Warraq rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Tidaklah terjadi fitnah sejak zaman Nabi Adam ‘alaihishshalatu wassalam hingga zaman kita ini kecuali karena pergaulan, barangsiapa yang menjauh dari manusia, maka harapan untuk selamat akan lebih besar”.

ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู†ู‡ ู„ุงุจุฏ ู„ู„ู…ุฑูŠุฏ ู…ู† ุงู„ุนุฒู„ุฉ ุนู† ุฃุจู†ุงุก ุฌู†ุณู‡ ูู‰ ุงู„ุจุฏุงูŠุฉ ุซู… ุงู„ุฎู„ูˆุฉ ูู‰ ุงู„ู†ู‡ุงูŠุฉ،

Para ‘ulama’ sepakat bahwa bagi murid tidak boleh tidak untuk mengasingkan diri dari orang-orang pada tahap awal perjalanannya, kemudian pada tahap puncak ia harus berkholwat.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุงู„ุดูŠุฎ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ู…ู†ูŠุฑ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : ู‚ุฏ ุบู„ุท ู‚ูˆู… ูุธู†ูˆุง ุฃู† ู…ู† ุงุนุชุฒู„ ุงู„ู†ุงุณ ุฎุฑุฌ ุนู† ูƒูˆู† ุงู„ู…ุคู…ู† ุขู„ู ู…ุฃู„ูˆู ูˆุงู„ุญุงู„ุฉ ุฃู†ู‡ุง ุฃูˆู„ู‰ ุจู…ู‚ุงู… ุงู„ุฃู„ูุฉ، ู„ุฃู†ู‡ ุฅุฐุง ุงุนุชุฒู„ ุงู„ู†ุงุณ ุตูุช ู†ูุณู‡ ูˆุงุดุชุงู‚ุช ุงู„ู†ุงุณ ุฅู„ู‰ ุฑุคูŠุชู‡ ูุฃู„ููˆู‡ ูƒุซูŠุฑ ู…ู† ุงู„ู…ุฎุงู„ุท، ูˆุฃุตู„ ุงู„ุฅุฆุชู„ุงู ุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ ุจุงู„ุฑูˆุญ ู„ุญุฏูŠุซ "ุงู„ุฃุฑูˆุงุญ ุฌู†ูˆุฏ ู…ุฌู†ุฏุฉ ูู…ุง ุชุนุงุฑู ู…ู†ู‡ุง ุงุฆุชู„ู ูˆู…ุง ุชู†ุงูƒุฑ ู…ู†ู‡ุง ุงุฎุชู„ู"،

Tuanku Syaikh Muhammad Al-Munir rahimahullahu Ta’ala berkata ; Sungguh salah bagi orang yang mengira bahwa mengasingkan diri dari orang-orang adalah memutuskan hubungan dan tali kasih sayang antara sesama mu’min (keluar dari maqam ulfah). Sesungguhnya ‘uzlah itu lebih utama daripada maqam ulfah (kasih sayang antar sesama), karena apabila seseorang mengasingkan diri dari orang-orang, jiwanya menjadi bersih, dan orang-orang akan rindu ingin berjumpa dengannya, dan kasih sayang mereka akan lebih besar kepadanya daripada berkumpul bersama. Sebab kasih sayang itu bersumber dari ruh, karena ada hadits yang menyatakan; “Ruh-ruh itu seperti prajurit yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih”.

ูุนู„ู… ู…ู…ุง ู‚ุฑุฑู†ุงู‡ ุฃู†ู‡ ู„ุงูŠู‚ุงู„ ุงู„ุนุฒู„ุฉ ุฃูุถู„ ู…ุทู„ู‚ุง ูˆู„ุง ุงู„ุฎู„ุทุฉ ุฃูุถู„ ู…ุทู„ู‚ุง ู„ูƒู† ุงู„ุนุงุฑู ุฃูˆุงุฎุฑ ุนู…ุฑู‡ ูŠุญู† ุฅู„ู‰ ุงู„ูˆุญุฏุฉ ูƒุงู„ุจุฏุงูŠุฉ ูู„ุง ูŠุตูŠุฑ ู„ู‡ ูˆู‚ุช ูŠุณุน ุงู„ู†ุงุณ ูƒู…ุง ูˆู‚ุน ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‰ ุฃูˆุงุฎุฑ ุนู…ุฑู‡ ุญูŠู† ุงู†ุฒู„ ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู†ุตุฑ،

Pernyataan yang telah kami kemukakan di atas memberi pengertian bahwa ‘uzlah tidak dapat dikatakan lebih utama secara mutlak, demikian pula bergaul dengan manusia juga tidak dapat dikatan lebih utama secara mutlak. Akan tetapi, orang yang ma’rifat billah pada akhir-akhir hidupnya lebih condong menyendiri sebagaimana pada tahap awal perjalanannya hingga tidak ada waktu luang untuk bergaul dengan orang-orang sebagaimana yang terjadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada akhir-akhir usianya waktu diturunkannya surat “An-Nashr”.

ูˆุณุฆู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู† ุงู„ูุฑู‚ ุจูŠู† ุงู„ุนุฒู„ุฉ ูˆุงู„ุฎู„ูˆุฉ؟ ูู‚ุงู„ : "ุงู„ุฎู„ูˆุฉ ุชูƒูˆู† ุนู† ุงู„ุฃุบูŠุงุฑ ุงู„ุฐูŠู† ูŠุดุบู„ูˆู† ุนู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆุงู„ุนุฒู„ุฉ ุชูƒูˆู† ุนู† ุงู„ู†ูุณ ูˆู…ุง ุชุฏุนูˆ ุฅู„ูŠู‡، ูˆูŠูุฑู‚ ุฃูŠุถุง ุจุฃู† ุงู„ุนุฒู„ุฉ ู„ูŠุณ ู…ู† ู„ูˆุงุฒู…ู‡ุง ุงู„ุฅุดุชุบุงู„ ุจุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุฎู„ุงู ุงู„ุฎู„ูˆุฉ، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Tuanku ‘Aly Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala pernah ditanya tentang perbedaan antara ‘uzlah dan khalwat ? Beliau menjawab ; Kholwat adalah menjauh dari manusia untuk menyibukkan diri dengan Allah Ta’ala, sedangkan ‘uzlah yaitu menjauhkan diri dari nafsu dan dari menuruti ajakan nafsu”. Perbedaan yang lain yaitu ; ‘Uzlah lazimnya bukan untuk menyibukkan diri dengan Allah Ta’ala, berbeda dengan kholwat.

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž DIAM.

“Hendaklah engkau senantiasa diam”

Kecuali karena darurat secara syar’iy

ู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… "ู…ู† ุณุฑู‡ ุฃู† ูŠุณู„ู… ูู„ูŠู„ุฒู… ุงู„ุตู…ุช"

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ; “Barangsiapa yang ingin selamat, maka hendaklah ia senantiasa diam”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุฃุณุชุงุฐ ุงู„ู‚ุดูŠุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ุฅู†ู…ุง ุขุซุฑ ุงู„ู‚ูˆู… ุงู„ุณูƒูˆุช ู„ู…ุง ุนู„ู…ูˆุง ุฃู† ุงู„ูƒู„ุงู… ู…ู† ุงู„ุขูุงุช ุซู… ู„ู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุญุธ ุงู„ู†ูุณ ูˆุฅุธู‡ุงุฑ ุตูุงุช ุงู„ู…ุฏุญ ูˆุงู„ู…ูŠู„ ุฅู„ู‰ ู…ู† ูŠู…ูŠุฒ ุนู† ุฃุดูƒุงู„ู‡ ุจุญุณู† ุงู„ู†ุทู‚ ูˆุบูŠุฑ ู‡ุฐุง ู…ู† ุขูุงุช ุงู„ูƒู„ุงู…"

Al-Ustadz Qusyairy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Para ‘Ulama’ lebih memilih diam karena mereka tahu bahwa dalam berbicara terdapat marabahaya, dan karena sesuatu yang ada didalamnya yang berupa bagian dari nafsu, menunjukkan sifat terpuji, dan condong pada orang yang membedakan bentuk pembicaraan dengan kebagusan berbicara dan lain-lainnya”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ุจู† ุนูŠุงุด ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ูƒุซุฑุฉ ุงู„ูƒู„ุงู… ุชู†ุดู ุงู„ุญุณู†ุงุช ูƒู…ุง ุชู†ุดู ุงู„ุฃุฑุถ ุจุนุฏ ุงู„ู…ุงุก"

Syaikh Abu Bakar bin ‘Ayyas rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Banyak bicara dapat menyerap kebaikan-kebaikan sebagaimana bumi dapat menyerap air yang jauh”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ูุถูŠู„ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู…ู† ุนุฏ ูƒู„ุงู…ู‡ ู…ู† ุนู…ู„ู‡ ู‚ู„ ูƒู„ุงู…ู‡، ูˆู…ุง ูˆุฑุซูˆุง ุงู„ุญูƒู…ุฉ ุฅู„ุง ุจุงู„ุตู…ุช ูˆุงู„ุชููƒุฑ، ูˆุงู„ูˆุฑุน ูู‰ ุงู„ู†ุทู‚ ุฃุดุฏ ู…ู†ู‡ ูู‰ ุงู„ู„ู‚ู…ุฉ ูˆุงู„ุซูŠุงุจ"

Fudlail bin ‘Iyad rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang menganggap pembicaraannya sebagian dari ‘amal ‘ibadah, tentu sedikitlah bicaranya, para ‘ulama’ tidak mewariskan ‘ilmu hikmah kecuali dengan diam dan tafakkur. Dan menjauhkan diri dari berbicara adalah lebih penting daripada sesuap nasi dan sehelai pakaian”.

ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุฃู†ูˆุงุฑ ุงู„ุฑุจุงู†ูŠุฉ ุชุฎุฑุฌ ู…ู† ู‚ู„ุจ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุฅุฐุง ุชูƒู„ู… ุจู„ุบูˆ ูˆูŠุตูŠุฑ ู‚ู„ุจู‡ ู…ุธู„ู…ุง، ูˆุฃู†ู‡ ู…ุชู‰ ุงู†ู‡ุฏู… ุฑูƒู† ู…ู† ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุชุจุนู‡ ุงู„ุจุงู‚ู‰، ูˆุฐูƒุฑูˆุง ุฃู† ู…ุนุธู… ุงู„ุฃุฑูƒุงู† ุฃุฑุจุนุฉ : ุงู„ุฌูˆุน، ูˆุงู„ุณู‡ุฑ، ูˆุงู„ุนุฒู„ุฉ، ูˆุงู„ุตู…ุช، ูˆู…ุง ุฒุงุฏ ุนู„ู‰ ู‡ุฐู‡ ูู‡ูˆ ู…ู† ุงู„ุชูˆุงุจุน،

Para ‘ulama’ sepakat bahwa Nur Ilahiy akan keluar dari hati seorang murid apabila ia berbicara percuma, dan hatinya akan menjadi gelap. Sesungguhnya apabila salah satu unsur dari beberapa unsur jalan menuju Allah Ta’ala telah hancur, maka yang lainnya akan ikut hancur. Para ‘ulama’ menyatakan bahwa unsur yang paling penting ada empat ; Lapar, tidak tidur malam, ‘uzlah dan diam, sedang unsur yang lain selain yang empat ini adalah sebagai pendukung.

ูˆุฃู†ุดุฏูˆุง : ุจูŠุช ุงู„ูˆู„ุงูŠุฉ ู‚ุณู…ุช ุฃุฑูƒุงู†ู‡ # ุณุงุฏุงุชู†ุง ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุฃุจุฏุงู„ . ู…ุง ุจูŠู† ุตู…ุช ูˆุงุนุชุฒุงู„ ุฏุงุฆู…ุง # ูˆุงู„ุฌูˆุน ูˆุงู„ุณู‡ุฑ ุงู„ู†ุฒูŠู‡ ุงู„ุบุงู„ู‰

ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Mereka (para ‘ulama’) menggubah bait sya’ir:

Gedung kewalian unsur-unsurnya terbagi (menjadi empat bagian) # tuan-tuan kami yaitu para wali Abdal senantiasa berada didalamnya. Unsur yang berada di antara diam, ‘uzlah selalu # lapar dan tidak tidur malam yang bersih adalah sangat mahal harganya.

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž MENGUATKAN SHOLAT MALAM.

“Janganlah engkau meninggalkan ‘ibadah malam hari”

Karena sesungguhnya qiyamullail (‘ibadah malam hari) adalah cahaya orang mu’min kelak pada hari kiyamat yang akan menerangi arah depan dan belakangnya.

ูˆูู‰ ูƒู„ุงู…ู‡ู… : ู…ู† ุทุงู„ ูˆู‚ูˆูู‡ ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ุงู„ุธู„ุงู… ุซุจุช ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู‚ุฏู…ูŠู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุตุฑุงุท ูŠูˆู… ุชุฒู„ุฒู„ ุงู„ุฃู‚ุฏุงู…،

Kalam para ‘ulama’ menyatakan ; Barangsiapa yang diam lama-lama dihadapan Allah Ta’ala di malam yang gelap, maka Allah Ta’ala akan mengukuhkan kedua kakinya diatas shirat kelak pada hari dimana kaki-kaki banyak terpeleset.

ูˆู‚ุฏ ุฑูˆู‰ ู…ุณู„ู… ูู‰ ุตุญูŠุญู‡ "ุฃูุถู„ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุจุนุฏ ุงู„ู…ูƒุชูˆุจุฉ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูู‰ ุฌูˆู ุงู„ู„ูŠู„"

Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya ; “Shalat yang paling utama setelah shalat maktubah adalah shalat di tengah malam”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ู‰ ูˆุงู„ู†ุณุงุฆู‰ : "ูŠุญุดุฑ ุงู„ู†ุงุณ ูู‰ ุตุนูŠุฏ ูˆุงุญุฏ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ููŠู†ุงุฏู‰ ู…ู†ุงุฏ ููŠู‚ูˆู„ : ุฃูŠู† ุงู„ุฐูŠู† ูƒุงู†ูˆุง ุชุชุฌุงูู‰ ุฌู†ูˆุจู‡ู… ุนู† ุงู„ู…ุถุงุฌุน ููŠู‚ูˆู…ูˆู† ูˆู‡ู… ู‚ู„ูŠู„ ููŠุฏุฎู„ูˆู† ุงู„ุฌู†ู‡ ุจุบูŠุฑ ุญุณุงุจ، ุซู… ูŠุคู…ุฑ ุจุณุงุฆุฑ ุงู„ู†ุงุณ ุฅู„ู‰ ุงู„ุญุณุงุจ"

Imam Baihaqi dan Nasa-i meriwayatkan ; “Kelak pada hari kiyamat manusia akan dikumpulkan dalam satu tempat, lalu sang penyeru berseru ; Wahai dimakah orang-orang yang lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur ? Maka mereka bangkit dan jumlah mereka sangat sedikit, kemudian mereka dimasukkan surga tanpa hisab, dan manusia lainnya diperintahkan untuk dihisab”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰ : "ุนู„ูŠูƒู… ุจู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„، ูุฅู†ู‡ ุฏุฃุจ ุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ู‚ุจู„ูƒู… ูˆู‚ุฑุจุฉ ุฅู„ู‰ ุฑุจูƒู… ูˆู…ูƒูุฑุฉ ุงู„ุณูŠุฆุงุช ูˆู…ู†ู‡ุงุฉ ุนู† ุงู„ุฅุซู…" ูˆูู‰ ุฑูˆุงูŠุฉ ู„ู„ุทุจุฑุงู†ู‰ "ูˆู…ุทุฑุฏุฉ ู„ู„ุฏุงุก ุนู† ุงู„ุญุณุฏ".

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan ; “Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam merupakan adat kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan mencegah dari dosa”. Dalam riwayat Imam Thabrani disebutkan; “dan menolak penyakit dari badan”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงุจู† ุฃุจู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุงู„ุจูŠู‡ู‚ู‰ : "ุฃุดุฑุงู ุฃู…ุชู‰ ุญู…ู„ุฉ ุงู„ู‚ุฑุขู† ูˆุฃุตุญุงุจ ุงู„ู„ูŠู„"

Imam Ibn Abid-Dun_ya dan Al-Baihaqi meriwayatkan ; “Ummatku yang paling mulai adalah orang yang hafal Al-Qur an dan ahli shalat malam”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุทุจุฑุงู†ู‰ ูู‰ ุงู„ูƒุจูŠุฑ : "ู…ู† ุจุงุช ู„ูŠู„ุฉ ูู‰ ุฎูุฉ ู…ู† ุงู„ุทุนุงู… ูˆุงู„ุดุฑุงุจ ูŠุตู„ู‰ ุชุฏุงุฑูƒุช ุญูˆู„ู‡ ุงู„ุญูˆุฑ ุงู„ุนูŠู† ุญุชู‰ ูŠุตุจุญ"

Imam At-Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al-Kabir ; “Barangsiapa tidak tidur semalaman, sedikit makan dan minum karena mengerjakan shalat, maka para bidadari akan mengelilinginya sampai subuh”.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุฃุญู…ุฏ ุจู† ุงู„ุฑูุงุนู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ ู„ุฃุตุญุงุจู‡ : "ุนู„ูŠูƒู… ุจุงู„ู‚ูŠุงู… ูู‰ ุงู„ุซู„ุซ ู„ุขุฎุฑ ู…ู† ุงู„ู„ูŠู„ ูˆู„ุง ุชูุฑุทูˆุง ูู‰ ุฐู„ูƒ ูุฅู†ู‡ ู…ุง ู…ู† ู„ูŠู„ุฉ ู…ู† ู„ูŠุงู„ู‰ ุงู„ุณู†ุฉ ุฅู„ุง ูˆูŠู†ุฒู„ ููŠู‡ุง ุฑุฒู‚ ู…ู† ุงู„ุณู…ุงุก ููŠูุฑู‚ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุชูŠู‚ุธูŠู† ูˆูŠุญุฑู… ู…ู†ู‡ ุงู„ู†ุงุฆู…ูˆู†"

Tuanku Ahmad ibn Ar-Rifa’iy rahimahullahu Ta’ala berkata kepada murid-muridnya ; “Hendaklah kalian senantiasa shalat pada sepertiga malam bagian akhir, dan janganlah kalian melalaikan hal itu, karena sesungguhnya tidak ada satu malam pun dalam setiap tahunnya melainkan pada malam itu Allah Ta’ala akan menurunkan rizki dari langit lalu membagi-bagikannya kepada orang yang terbangun, dan orang yang tidur akan terhalang darinya”.

ูˆู‚ุฏ ุฃูˆุญู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅู„ู‰ ุงู„ุณูŠุฏ ุฏุงูˆุฏ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… : "ูŠุง ุฏุงูˆุฏ ูƒุฐุจ ู…ู† ุงุฏุนู‰ ู…ุญุจุชู‰ ูุฅุฐุง ุฌู† ุงู„ู„ูŠู„ ู†ุงู… ุนู†ู‰"

Allah Ta’ala mewahyukan pkeada Nabi Dawud ‘alaihishshalatu wassalam ; “Wahai Dawud! Bohonglah orang yang mengaku cinta kepada-Ku namun apabila malam menjadi gelap ia tidur meninggalkan ‘ibadah kepada-Ku”.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠุญุซ ุฃุตุญุงุจู‡ ูƒุซูŠุฑุง ุนู„ู‰ ู†ูŠุฉ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ูˆูŠู‚ูˆู„ : "ุฅู† ุงู„ุดุงุฑุน ู‚ุฏ ุฑุชุจ ุงู„ุซูˆุงุจ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ูŠุงุช ู„ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุนู…ู„، ูู…ู† ุนุฒู… ุนู„ู‰ ุฎูŠุฑ ูˆู„ุง ูŠู‚ุณู… ู„ู‡ ุฃุนุทุงู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฃุฌุฑ ู†ูŠุชู‡ ูุฅู†ู‡ ู‚ุงู„ ูู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ "ุฅู†ู…ุง ู„ูƒู„ ุงู…ุฑุฆ ู…ุง ู†ูˆู‰" ูˆู„ู… ูŠู‚ู„ ู„ูƒู„ ุงู…ุฑุฆ ู…ุง ูุนู„".

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala sering menganjurkan kepada murid-muridnya untuk niyat qiyamullail dan berkata ; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menetapkan pahala pada niyat bukan pada ‘amal, barangsiapa berniyat untuk melakukan ‘amal kebajikan, namun ‘amal kebajikan itu tidak dibagikan kepadanya, maka Allah Ta’ala tetap memberinya pahala dari niyatnya, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ; “Seseorang hanya akan mendapatkan apa yang diniyatkan” Beliau tidak bersabda ; “Seseorang hanya akan mendapatkan apa yang di’amalkan”.

ูุนู„ู… ุฃู† ู…ู† ูˆุงุธุจ ุนู„ู‰ ุชุฑูƒ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ู„ูŠุณ ู„ู‡ ูู‰ ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ู†ุตูŠุจ،

Dengan demikian dapat difahami bahwa orang yang terus menerus meninggalkan qiyamullail, ia tidak akan mendapatkan bagian dalam menempuh jalan orang-orang shlalih.

ูˆุชุฃู…ู„ ูŠุง ุฃุฎู‰ ุฃู† ู…ู† ูŠุนูƒุณ ูู‰ ุญุถูˆุฑู‡ ู…ูˆูƒุจ ุงู„ุณู„ุทุงู† ูƒูŠู ูŠู‚ุทุนูˆู† ุฌุงู…ูƒูŠุชู‡ ุชุจุตุฑุฉ ูˆุฐูƒุฑู‰ ู„ุฃูˆู„ู‰ ุงู„ุฃู„ุจุงุจ، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Renungkanlah wahai saudaraku! Bahwa orang yang tidak pernah hadir ke suatu perkumpulan seorang raja, bagaimana ia akan mendapatkan pemberiannya?. Sebagai pelajaran dan peringatan bagi orang yang berakal. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!

ูˆู„ุง ุชุชุฑูƒ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„، ูู‚ุฏ ูˆุฑุฏ ุฃู† ุฃู… ุงู„ุณูŠุฏ ุณู„ูŠู…ุงู† ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… ู‚ุงู„ุช : "ูŠุง ุจู†ู‰ ู„ุง ุชุชุฑูƒ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„، ูุฅู† ุชุฑูƒ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ูŠุฏุน ูู‚ูŠุฑุง ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ"

Dan janganlah engkau meninggalkan qiyamullail, karena telah sampai suatu khabar bahwa ibu Nabi Sulaiman ‘alaihissalam berpesan ; “Wahai anak kecilku! Janganlah engkau meninggalkan qiyamullail, karena meninggalkan qiyamullail dapat menyebabkan kafakiran seseorang kelak pada hari kiamat”.

(ูˆَู„ْูŠَูƒُู†ْ) ุงู‰ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ (ูِู‰ ุจَูŠْุชِูƒَ)

“Dan hendaklah engkau melaksanakan qiyamullail dirumahmu”

ู„ู…ุง ูˆุฑุฏ "ุตู„ ูู‰ ุฒูˆุงูŠุง ุจูŠุชูƒ ูŠูƒู† ู†ูˆุฑ ุจูŠุชูƒ ูู‰ ุงู„ุณู…ุงุก ูƒู†ูˆุฑ ุงู„ูƒูˆุงูƒุจ ูˆุงู„ู†ุฌูˆู… ู„ุฃู‡ู„ ุงู„ุฏู†ูŠุง"

Karena ada hadits yang menyatakan ; “Shalatlah engkau dipojok-pojok rumahmu, niscaya cahaya rumahmu akan nampak dari langit bagaikan cahaya benda-benda planet dan bintang-bintang bagi penduduk bumi”.

ูˆูู‰ ุงู„ุตุญูŠุญูŠู† "ุฃูุถู„ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุตู„ุงุฉ ุงู„ู…ุฑุก ูู‰ ุจูŠุชู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู…ูƒุชูˆุจุฉ"

Disebutkan dalam shahih Bukhari dan Muslim ; “Sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang dirumahnya keculi shalat maktubah”.

ูˆู‚ุงู„ ุจุนุถ ุงู„ุณู„ู : "ุฅู† ูุถู„ ุตู„ุงุฉ ุงู„ู†ุงูู„ุฉ ูู‰ ุงู„ุจูŠุช ูƒูุถู„ ุงู„ูุฑูŠุถุฉ ูู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ"

Sebagian ‘ulama’ salaf berkata ; “Sesungguhnya keutamaan shalat sunnat di rumah seperti keutamaan shalat fardlu dimasjid”.

ูˆุนู† ุฃุจู‰ ุงู„ุฌู„ุฏ ู‚ุงู„ : "ู„ู‚ูŠ ุนูŠุณู‰ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุฅุจู„ูŠุณ، ูู‚ุงู„ ู„ู‡ : ูŠุง ุฅุจู„ูŠุณ، ุฃุณุฃู„ูƒ ุจุงู„ุญูŠ ุงู„ู‚ูŠูˆู… ู…ุง ุงู„ุฐู‰ ูŠุณู„ ุฌุณู…ูƒ ูˆูŠู‚ุทุน ุธู‡ุฑูƒ؟

ูู‚ุงู„ ุฅุจู„ูŠุณ : ูŠุง ู†ุจูŠ ุงู„ู„ู‡، ู„ูˆู„ุง ุฃู†ูƒ ุณุฃู„ุชู†ู‰ ุจุงู„ุญูŠ ุงู„ู‚ูŠูˆู… ู…ุง ุฃุฎุจุฑูƒ. ุฃู…ุง ุงู„ุฐู‰ ูŠุณู„ ุฌุณู…ู‰ ูุตู‡ูŠู„ ุงู„ุฎูŠู„ ูู‰ ุณุจูŠู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆุฃู…ุง ุงู„ุฐู‰ ูŠู‚ุทุน ุธู‡ุฑู‰ ูุตู„ุงุฉ ุงู„ุฑุฌู„ ุงู„ูุฑูŠุถุฉ ูู‰ ู…ุณุฌุฏ ูˆุงู„ู†ุงูู„ุฉ ูู‰ ุจูŠุชู‡"، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Diriwayatkan dari Abu Al-Jald ia berkata ; “Suatu ketika Nabi ‘Isa alaihishshalatu wassalam bertemu dengan iblis, lalu beliau berkata kepadanya ; Wahai iblis! Aku hendak bertanya kepadamu Demi Dzat Yang Maha Hidup Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya); Apakah kiranya yang dapat melumpuhkan tubuhmu dan memutuskan punggungmu? Iblis menjawab ; Wahai Nabi Allah! Sungguh seandainya engkau bertanya kepadaku tidak dengan bersumpah demi Dzat Yang Maha Hidup Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tentu aku tidak akan memberitaukanmu. Adapun perkara yang dapat melumpuhkan tubuhku adalah suara kuda yang digunakan berperang di jalan Allah Ta’ala, sedangkan perkara yang dapat memutuskan punggungku adalah seseorang yang shalat fardlu dimasjid dan shalat sunnat dirumahnya”.

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!

ูˆู„ุง ุชุดุฑุน ูู‰ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ุฅู„ุง (ุจَุนْุฏَ ุงู†ْู‚ِุถَุงุกِ ุงู„ู†ِّุตْูِ ุงู„ْุฃَูˆَّู„ِ) ู…ู† ุงู„ู„ูŠู„، ูˆุฐู„ูƒ ู„ุฃู† ู†ุตุจ ุงู„ู…ูˆูƒุจ ุงู„ุฅู„ู‡ู‰ ู„ุง ูŠูƒูˆู† ุฅู„ุง ุจุนุฏ ุฏุฎูˆู„ ุงู„ู†ุตู ุงู„ุซุงู†ู‰ ู…ู† ุงู„ู„ูŠู„، ูˆู‡ูˆ ุงูˆู„ ูˆู‚ูˆู ูƒุจุฑุงุก ุงู„ุญุถุฑุฉ ุงู„ุฅู„ู‡ูŠุฉ،

Dan janganlah engkau bersegera melaksanakan qiyamullail kecuali setelah berakhirnya separo malam bagian pertama. Demikian itu karena perkumpulan Ilahiy tidaklah dimulai  kecuali setelah masuknya separo malam bagian kedua. Dan karena separo malam bagian kedua merupakan permulaan menghadapnya para pembesar Ilahiyyah.

ูˆู…ู† ุงู„ุฃุฏุจ ุฃู† ู„ุง ูŠู‚ู ุงู„ุนุจุฏ ุจูŠู† ูŠุฏู‰ ุณูŠุฏู‡ ุฅู„ุง ุจุนุฏ ูˆู‚ูˆู ู…ู† ู‡ูˆ ุฃูƒุจุฑ ู…ู†ู‡ ุนุงุฏุฉ، ูˆุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุฃู‡ู„ ุญุถุฑุฉ ู…ู„ูˆูƒ ุงู„ุฏู†ูŠุง، ูู„ุง ูŠู‚ู ุงู„ุฃุฏูˆู† ุฅู„ุง ุจุนุฏ ูˆู‚ูˆู ุงู„ุฃูƒุจุฑ،

Di antara adab-adabnya yaitu hendaklah seorang hamba tidak menghadap kepada Tuannya kecuali setelah orang yang lebih mulia darinya secara umum telah menghadap. Orang-orang yang ahli menghadap kepada raja-raja dunia pun demikian, mereka yang derajatnya lebih rendah tidaklah menghadap kecuali setelah orang yang lebih tinggi derajatnya telah menghadap.

ูˆู‚ุฏ ูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅุฐุง ุฌุงุก ุฅู„ู‰ ุงู„ุฌุงู…ุน ู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ุตุจุญ ูˆู„ู… ูŠุฑ ูู‰ ุงู„ุฌุงู…ุน ุฃุญุฏุง ูŠู‚ู ุนู„ู‰ ุจุงุจู‡ ุฎุงุถุนุง ุฐู„ูŠู„ุง ูˆูŠู‚ูˆู„ : "ู…ุซู„ู‰ ู„ุง ูŠุฏุฎู„ ุฅู„ู‰ ุญุถุฑุฉ ุณูŠุฏู‡ ุงู„ุฎุงุตุฉ ุฅู„ุง ุชุจุนุง ู„ุบูŠุฑู‡"

Adalah tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullalhu Ta’ala, apabila beliau datang ke masjid untuk shalat subuh, dan disana tidak terlihat seorangpun, maka beliau berdiri di depan pintu masjid dengan merendahkan diri dan merasa hina seraya berkata ; “Seorang hamba seperti diriku tidaklah pantas menghadap kepada tuannya secara khusus melainkan karena mengikuti yang lainnya”.

ูŠู†ุจุบู‰ ู„ู…ู† ุซู‚ู„ ุนู„ูŠู‡ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ูˆุชุฑุงุฏู ุนู„ูŠู‡ ุงู„ูƒุณู„ ุฃู† ูŠูุชุด ู†ูุณู‡، ูุฑุจู…ุง ูŠูƒูˆู† ุฐู„ูƒ ู…ู† ูˆู‚ูˆุน ูู‰ ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุงู„ุจุงุทู†ุฉ ูƒุฑูŠุงุก ูˆูƒุจุฑ ูˆุนุฌุจ ูˆุญู‚ุฏ ูˆุญุณุฏ ูˆู…ูƒุฑ ูˆุญุจ ู…ุญู…ุฏุฉ ูˆุฏู†ูŠุง ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ، ููŠุจุงุฏุฑ ุฅู„ู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ ู…ู† ู…ุซู„ ุฐู„ูƒ، ูˆุฅู„ุง ูุนู„ ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ุงู„ู…ูƒูุฑุฉ ู„ู„ุฐู†ูˆุจ ูุฅู† ุงู„ุฐู†ูˆุจ ุฅุฐุง ูƒูุฑุช ุนู† ุงู„ุนุจุฏ ูู‚ุฏ ุทู‡ุฑุช ุฐุงุชู‡ ูˆู…ุง ุจู‚ูŠ ู„ู‡ุง ู…ุงู†ุน ู…ู† ุงู„ูˆู‚ูˆู ุจูŠู† ูŠุฏู‰ ุฑุจู‡ุง ูู‰ ุชู„ูƒ ุงู„ู…ูˆุงูƒุจ ุงู„ุดุฑูŠูุฉ ุฅู„ุง ุนุฏู… ุงู„ู‚ุณู…ุฉ,


Peringatan ๐Ÿ‘‡

Seharusnya bagi orang yang merasa berat dan malas untuk qiyamullail, hendaklah ia meneliti dirinya sendiri, karena demikian itu terkadang disebabkan oleh adanya ma’siyat-ma’siyat bathin seperti ; riya’, sombong, ‘ujub, dendam, dengki, tipu daya, senang dipuji, cinta dunia dan lain-lainnya, kemudian segeralah bertaubat dari hal semacam itu, atau mengerjakan pekerjaan yang dapat menghapus dosa-dosa. Karena sesungguhnya apabila suatu dosa telah di hapus dari seorang hamba, maka jiwanya menjadi suci dan tidak tersisa lagi baginya perkara yang mencegahnya untuk hadir kehadapan Tuhannya dalam perkumpulan yang mulia tersebut, kecuali bila tidak mendapat bagian.

ูˆูƒุงู† ุณูŠุฏู‰ ุฃูุถู„ ุงู„ุฏูŠู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู†ูุนู†ุง ุจุจุฑูƒุชู‡ : ุฅุฐุง ูˆุฌุฏ ูู‰ ู‚ู„ุจู‡ ุดูŠุฆุง ู…ู† ุงู„ุฃู…ุฑุงุถ ุงู„ุจุงุทู†ุฉ ูŠุชุฑูƒ ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ูˆูŠู‚ูˆู„ : "ุฃุณุชุญู‰ ุฃู† ุฃู‚ู ุจุฐุงุชู‰ ุงู„ู…ุชู„ุทุฎุฉ ุจุงู„ู‚ุฐุฑ ุจูŠู† ุฃุตููŠุงุก ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰"،

Tuanku Afdholud-Din semoga Allah Ta’ala mengasihnya dan memberikan manfa’at kepada kita lantaran barakahnya apabila beliau mendapatkan suatu penyakit bathin dalam hatinya, beliau meninggalkan qiyamullail dan berkata ; “Aku malu dengan jiwaku yang berlumur salah dan dosa untuk hadlir diantara orang-orang suci pilihan Allah Ta’ala”.

ูˆูƒุงู† ุจุนุถู‡ู… ุฅุฐุง ู†ุงู… ุนู† ุญุถูˆุฑ ุงู„ู…ูˆูƒุจ ุงู„ุฅู„ู‡ู‰ ูู‰ ู„ูŠู„ุฉ ู…ู† ุงู„ู„ูŠุงู„ู‰ ูŠู‚ูˆู„ : "ู„ูƒ ุงู„ูุถู„ ูŠุง ุฑุจ ุงู„ุฐู‰ ู„ู… ุชูˆู‚ู ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฐุงุช ุงู„ู†ุฌุณุฉ ุงู„ู‚ุฐุฑุฉ ุจูŠู† ุฃู‡ู„ ุญุถุฑุชูƒ ุงู„ุทุงู‡ุฑูŠู† ุงู„ู…ุทู‡ุฑูŠู†".

Sebagian ‘ulama’ salaf apabila pada suatu malam tertidur dari menghadiri perkumpulan Ilahiy beliau berkata ; “Bagi-Mu-lah keutamaan wahai Tuhanku yang tidak membangkitkan jiwa yang najis dan kotor ini diantara para ahli hadir kepada-Mu yang suci dan disucikan”.

ู‚ู„ุช : ูˆู‡ุฐุง ูˆุฅู† ูƒุงู† ููŠู‡ ุฎูŠุฑ ูƒุซูŠุฑ ู…ู† ุฌู‡ุฉ ู‡ุถู… ุงู„ู†ูุณ ููŠู†ุจุบู‰ ู„ู„ุนุจุฏ ุฃู† ูŠู†ุฏู… ูˆูŠุญุฒู† ุนู„ู‰ ููˆุงุช ุญุธู‡ ู…ู† ุงู„ูˆู‚ูˆู ุจูŠู† ูŠุฏู‰ ุฑุจู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ุชู„ูƒ ุงู„ู…ูˆุงูƒุจ ุงู„ุดุฑูŠูุฉ ูˆู‚ุช ุชูุฑู‚ ุงู„ุบู†ุงุฆู…، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Aku (Syaikh As-Sya’raniy) berkata ; Perkataan tersebut, walaupun didalamnya banyak mengandung kebaikan bila ditinjau dari segi menghancurkan hawa nafsu, namun bagi seorang hamba tetap dianjurkan untuk menyesal dan bersedih atas hilangnya kesempatan untuk hadir kehadapan Tuhannya Ta’ala dalam perkumpulan yang mulia pada saat Allah membagi-bagikan rahmat-Nya.

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž SELALU SHOLAT BERJAMA'AH.

“Janganlah engkau meninggalkan shalat berjama’ah”

ูู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง : ู…ุงุงุฌุชู…ุน ุฌู…ุงุนุฉ ุฅู„ุง ูˆููŠู‡ู… ูˆู„ูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠุดูุนู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ุฑูู‚ุชู‡،

Para ‘ulama’ salaf berkata ; “Tidaklah berkumpul suatu perkumpulan kecuali didalamnya ada wali (kekasih) Allah Ta’ala yang mendapatkan ijin untuk memberikan syafa’at terhadap rekan-rekannya”.

ูˆุซุจุช ูู‰ ุตุญูŠุญ ู…ุณู„ู… ุนู† ุฃุจู‰ ู‡ุฑูŠุฑุฉ : ุฃู† ุฑุฌู„ุง ุฃุนู…ู‰ ุฃุชู‰ ุฅู„ู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‚ุงู„ : ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู„ูŠุณ ู„ู‰ ู‚ุงุฆุฏ ูŠู‚ูˆุฏู†ู‰ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูู‡ู„ ู„ู‰ ุฑุฎุตุฉ ุฃู† ุฃุตู„ูŠ ูู‰ ุจูŠุชู‰؟ ูุฑุฎุต ู„ู‡، ูู„ู…ุง ูˆู„ู‰ ุฏุนุงู‡، ูู‚ุงู„ : "ู‡ู„ ุชุณู…ุน ุงู„ู†ุฏุงุก ุจุงู„ุตู„ุงุฉ؟" ู‚ุงู„ : ู†ุนู…، ู‚ุงู„ : "ูุฃุฌุจู‡".

Telah ditetapkan dalam kitab shahih Muslim dari Abu Hurairah ; “Bahwa seorang laki-laki buta pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata ; ‘Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid, apakah ada keringanan bagiku untuk shalat di rumahku ?’. Lalu beliau member keringanan kepadanya, namun ketika laki-laki itu berpaling, beliau memanggilnya dan bertanya ; “Apakah engkau mendengar panggilan shalat (adzan)?”. Laki-laki itu menjawab; “Benar”. Beliau bersabda; “Penuhilah seruan tersebut”.

ูˆู‚ุฏ ูƒุงู† ุงู„ุณู„ู ูŠุนุฏูˆู† ููˆุงุช ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ู…ุตูŠุจุฉ، ูˆู‚ุฏ ูˆู‚ุน ุฃู† ุจุนุถู‡ู… ุฎุฑุฌ ุฅู„ู‰ ุญุงุฆุท ู„ู‡ "ูŠุนู†ู‰ ุญุฏูŠู‚ุฉ ู†ุฎู„" ูุฑุฌุน ูˆู‚ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ ุจุตู„ุงุฉ ุงู„ุนุตุฑ، ูู‚ุงู„ : ุฅู†ุง ู„ู„ู‡ ูุงุชุชู†ู‰ ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุฃุดู‡ุฏูƒู… ุนู„ู‰ ุฃู† ุญุงุฆุทู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุณุงูƒูŠู† ุตุฏู‚ุฉ.

‘Ulama’ salaf menganggap hilangnya shalat berjama’ah adalah suatu musibah. Sungguh telah terjadi bahwa salah seorang ‘ulama’ salaf pada suatu ketika pergi melihat kebun kurma miliknya, setelah pulang, ternyata orang-orang telah mengerjakan shalat ‘ashar, maka beliau berkata ; “inna lillah, aku telah kehilangan shalat berjama’ah, aku bersaksi atas kalian bahwa kebun kurmaku aku shadaqahkan untuk orang-orang miskin”.

ูˆูุงุชุช ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุนู…ุฑ ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ุตู„ุงุฉ ุงู„ุนุดุงุก ูู‰ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ูุตู„ู‰ ุชู„ูƒ ุงู„ู„ูŠู„ุฉ ุญุชู‰ ุทู„ุน ุงู„ูุฌุฑ ุฌุจุฑุง ู„ู…ุง ูุงุชู‡ ู…ู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ุนุดุงุก ูู‰ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ،

‘Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma pernah kehilangan shalat ‘isya’ berjama’ah, maka beliau mengerjakan shalat pada malam itu hingga terbit fajar sebagai ganti dari shalat ‘isya’ ber jama’ah yang hilang.

ูˆุนู† ุนุจูŠุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุนู…ุฑ ุงู„ููˆุงุฑูŠุฑู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู‚ุงู„ : ู„ู… ุชูƒู† ุชููˆุชู†ู‰ ุตู„ุงุฉ ูู‰ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ูู†ุฒู„ ุจู‰ ุถูŠู ูุดุบู„ุช ุจุณุจุจู‡ ุนู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ุนุดุงุก ูู‰ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูุฎุฑุฌุช ุฃุทู„ุจ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ู„ุฃุตู„ู‰ ููŠู‡ ู…ุน ุงู„ู†ุงุณ ูุฅุฐุง ุงู„ู…ุณุฌุฏ ูƒู„ู‡ุง ู‚ุฏ ุตู„ู‰ ุฃู‡ู„ู‡ุง ูˆุบู„ู‚ุช ูุฑุฌุนุช ุฅู„ู‰ ุจูŠุชู‰ ูˆุฃู†ุง ุญุฒูŠู† ุนู„ู‰ ููˆุงุช ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ูู‚ู„ุช : ูˆุฑุฏ ูู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ "ุฅู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุชุฒูŠุฏ ุนู„ู‰ ุตู„ุงุฉ ุงู„ูุฐ ุณุจุนุง ูˆุนุดุฑูŠู†" ูุตู„ูŠุช ุงู„ุนุดุงุก ุณุจุนุง ูˆุนุดุฑูŠู† ู…ุฑุฉ ุซู… ู†ู…ุช ูุฑุฃูŠุชู†ู‰ ูู‰ ุงู„ู…ู†ุงู… ุนู„ู‰ ูุฑุณ ู…ุน ู‚ูˆู… ุนู„ู‰ ุฎูŠู„ ูˆู‡ู… ุฃู…ุงู…ู‰، ูˆุฃู†ุง ุฃุฑูƒุถ ูุฑุณู‰ ุฎู„ูู‡ู… ูู„ุง ุฃู„ุญู‚ู‡ู…، ูู„ุชูุช ุฅู„ู‰ ูˆุงุญุฏ ู…ู†ู‡ู… ูˆู‚ุงู„ : ุชุชุนุจ ูุฑุณูƒ ูู„ุณุช ุชู„ุญู‚ู†ุง، ูู‚ู„ุช : ูˆู„ู… ูŠุง ุฃุฎู‰؟ ู‚ุงู„ : ู„ุฃู†ุง ุตู„ูŠู†ุง ุงู„ุนุดุงุก ูู‰ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ูˆุฃู†ุช ุตู„ูŠุช ูˆุญุฏูƒ ูุงุณุชูŠู‚ุธุช ูˆุฃู†ุง ู…ู‡ู…ูˆู… ุญุฒูŠู†.

Dari ‘Ubaidillah bin ‘Amr Al-Qowaririy rahimahullahu Ta’ala ia berkata ; Aku tidak pernah kehilangan shalat berjama’ah, namun pada suatu ketika datanglah seorang tamu kepadaku hingga menyibukkanku dari mengerjakan shalat ‘isya’ di masjid, maka aku pun pergi mencari beberapa masjid untuk mengerjakan shalat ‘isya’ disana bersama dengan orang-orang, dan ternyata semua orang telah mengerjakan shalat, dan semua masjid telah di kunci, akhirnya aku kembali pulang kerumahku dalam keadaan sedih atas hilangnya shalat berjama’ah. Lantas aku teringat sebuah hadits ; “Sesungguhnya shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendirian 27 kali lipat”, maka aku pun mengerjakan shalat ‘isya’ sebanyak 27 kali kemudian tidur. Dan dalam tidurku aku melihat diriku menaiki kuda bersama-sama dengan suatu kaum, sedangkan mereka ada didepanku, dan aku memacu kudaku dibelakang mereka, namun aku tetap tidak dapat mengejarnya. Lalu salah seorang dari mereka menoleh padaku dan berkata ; “Percuma saja engkau membuat letih kudamu, engkau tidak akan dapat mengejar kami”, maka aku bertanya ; “Mengapa demikian wahai saudaraku?”. Ia menjawab ; “Karena kami shalat ‘isya’ berjama’ah, sedangkan engkau shalat sendirian”. Lantas aku terbangun, sementara aku merasa susah dan sedih.

ูˆู‚ุงู„ ุจุนุถ ุงู„ุณู„ู : "ู…ุง ูุงุชุช ุฃุญุฏุง ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุฅู„ุง ุจุฐู†ุจ ุฃุตุงุจู‡"

Sebagian ‘ulama’ salaf berkata : “Seseorang tidak akan kehilangan shalat berjam’ah kecuali karena dosa yang telah menimpanya”.

ูˆู‚ุฏ ูƒุงู†ูˆุง ูŠุนุฒูˆู† ุฃู†ูุณู‡ู… ุณุจุนุฉ ุฃูŠุงู… ุฅุฐุง ูุงุชุช ุฃุญุฏู‡ู… ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ، ูˆู‚ูŠู„ ุฑูƒุนุฉ، ูˆูŠุนุฒูˆู† ุฃู†ูุณู‡ู… ุซู„ุงุซุฉ ุฃูŠุงู… ุฅุฐุง ูุงุชุชู‡ู… ุงู„ุชูƒุจูŠุฑุฉ ุงู„ุฃูˆู„ู‰ ู…ุน ุงู„ุฅู…ุงู…، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰.

Dan ‘ulama’ salaf berbela sungkawa terhadap dirinya sendiri selama tujuh hari apabila salah seorang dari mereka kehilangan shalat berjama’ah. Ada yang mengtakan apabila kehilangan satu raka’at. Dan mereka berbela sungkawa terhadap dirinya sendiri selama tiga hari apabila kehilangan takbiratul-ihram bersama imam. ...Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž TIDAK BERBUAT DZOLIM.

“Menjauhlah engkau dari berbuat dzalim terhadap hamba-hamba Allah” 

Secara mutlak, karena Allah Ta’ala tidak akan pernah meninggalkan pembukuan suatu ‘amal pun.

ูˆุฃู…ุง ุธู„ู… ุงู„ุนุจุฏ ู„ู†ูุณู‡ ุจุงุฑุชูƒุงุจ ุงู„ู…ุนุงุตู‰ ุฏูˆู† ุงู„ุดุฑูƒ ุจุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุฅู† ูƒุงู† ู‡ูˆ ูŠุฑุฌุน ุฅู„ู‰ ุธู„ู… ุงู„ู†ูุณ ุฃูŠุถุง ูุฅู†ู‡ ุฏูŠูˆุงู† ู„ุงูŠุนุจุฃ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ุจู‡ ูŠุบูุฑ ุจุงู„ุชูˆุจุฉ.

Kedzoliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri adalah melakukan perbuatan-perbuatan maksiat selain menyekutukan Allah Ta’ala (syirik) walaupun syirik juga termasuk dzolim terhadap diri sendiri. Karena sekalipun kedzoliman itu tercatat dalam pembukuan ‘amal, Allah Al-Haqq Ta’ala tidak akan perduli dengannya, Dia akan mengampuninya dengan bertaubat.

ู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ุฎูˆุงุต ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ุธุงู„ู… ุงู„ุนุจุงุฏ ุนู„ู‰ ุซู„ุงุซุฉ ุฃู‚ุณุงู…، ู‚ุณู… ูŠุชุนู„ู‚ ุจุงู„ู†ููˆุณ، ูˆู‚ุณู… ูŠุชุนู„ู‚ ุจุงู„ุฃู…ูˆุงู„، ูˆู‚ุณู… ูŠุชุนู„ู‚ ุจุงู„ุฃุนุฑุงุถ.

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Kedzoliman terhadap sesama hamba terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kedzoliman yang berhubungan dengan jiwa, harta dan kehormatan”.

ูุฃู…ุง ุงู„ู†ููˆุณ ูู„ู‡ุง ุฃุญูƒุงู… ุนุฏูŠุฏุฉ ูู‰ ู…ุซู„ ู‚ุชู„ ุงู„ุนู…ุฏ ูˆุงู„ุฎุทุฃ ูˆูˆุฌูˆุจ ุงู„ู‚ูˆุฏ ูˆุงู„ุฏูŠุฉ ูˆุงู„ูƒูุงุฑุฉ ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ ู…ู…ุง ู‡ูˆ ู…ุฐูƒูˆุฑ ูู‰ ูƒุชุจ ุงู„ูู‚ู‡.

Adapun kedzoliman yang berhubungan dengan jiwa terdapat beberapa hukum seperti ; Membunuh dengan sengaja, tidak sengaja, wajib qishash, membayar diyat (tebusan), membayar kafarat (denda atas pelanggaran) dan lain sebagainya yang semua itu dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih.

ูˆุฃู…ุง ุงู„ุฃู…ูˆุงู„ ูุฅู†ู‡ ู„ุง ุจุฏ ู…ู† ุฑุฏู‡ุง ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุธู„ูˆู… ุฃูˆ ูˆุงุฑุซู‡ ูˆุฅู† ุชุนุฐุฑ ุฐู„ูƒ ู„ู… ูŠุจู‚ ุบูŠุฑ ุงู„ุชุตุฏู‚ ุจู‡ุง ุนู† ุตุงุญุจู‡ุง ุนู„ู‰ ู…ุฐู‡ุจ ู…ู† ูŠุฑู‰ ุฐู„ูƒ، ูุฅู† ุนุฌุฒ ุนู† ุฑุฏ ุงู„ู…ุธุงู„ู… ูู„ูŠุณุชูƒุซุฑ  ู…ู† ุงู„ุญุณู†ุงุช ุงู„ุชู‰ ูŠูˆูู‰ ู…ู†ู‡ุง ุงู„ุบุฑู…ุงุก ุนู†ุฏ ุงู„ู…ูŠุฒุงู† ูˆุฅู„ุง ูู„ูŠุชุฃู‡ุจ ู„ุชุญู…ู„ ุฃุซู‚ุงู„ ุงู„ู…ุธู„ูˆู… ูˆุฃูˆุฒุงุฑู‡ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ูƒู…ุง ูˆุฑุฏ ูู‰ ุงู„ุตุญูŠุญ "ุฃู† ู…ู† ูƒุงู†ุช ู„ู‡ ุญุณู†ุงุช ุฃุฎุฐ ู…ู† ุญุณู†ุงุชู‡ ูˆุฃุนุทู‰ ุงู„ู…ุธู„ูˆู…، ูˆู…ู† ู„ู… ูŠูƒู† ู„ู‡ ุญุณู†ุงุช ุทุฑุญ ุนู„ูŠู‡ ู…ู† ุณูŠุฆุงุช ุงู„ู…ุธู„ูˆู… ูˆูƒุชุจ ู„ู‡ ูƒุชุงุจ ุฅู„ู‰ ุงู„ู†ุงุฑ"

Sedangkan kedzoliman yang berhubungan dengan harta tidak boleh tidak harta tersebut harus dikembalikan kepada orang yang terdzolimi atau kepada ahli waritsnya, bila kesulitan, maka harus menyedekahkan nya atas nama pemilik harta menurut madzhab ‘ulama’ yang berpendapat demikian.

Bila tidak mampu lagi untuk mengembalikannya, maka harus memperbanyak ‘amal-‘amal kebajikan untuk dibayarkan kepada orang yang terdzolimi kelak saat timbangan ‘amal, jika tidak, maka bersiap-siaplah untuk menanggung beban dan dosa-dosa orang yang terdzolimi kelak pada hari kiamat sebagaimana telah ditetapkan dalam hadits shahih ; “Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat ; “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab ; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ; “Sesungguhnya ummatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka”.

ูˆุฃู…ุง ุงู„ุฃุนุฑุงุถ، ูู‚ุฏ ุฐูƒุฑ ุจุนุถ ู…ุญู‚ู‚ูŠ ุงู„ุฃุฆู…ุฉ ููŠู‡ุง ุชูุตูŠู„ุง ุญุณู†ุง ู„ุนู„ู‡ ุฃุญูˆุท ุงู„ูˆุฌูˆู‡ ูู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ุจุงุจ، ูˆู‡ูˆ ุฃู† ุชู„ูƒ ุงู„ู…ุธู„ู…ุฉ ุฅู† ูƒุงู†ุช ุบูŠุจุฉ ุฃูˆ ู†ู…ูŠู…ุฉ ูู„ุง ูŠุฎู„ูˆ ุงู„ุฃู…ุฑ ููŠู‡ุง ู…ู† ุฃุญุฏ ุญุงู„ูŠู† : ุฅู…ุง ุฃู† ุชูƒูˆู† ู‚ุฏ ุจู„ุบุช ุงู„ู…ุธู„ูˆู… ุฃูˆ ู„ู… ุชุจู„ุบู‡ ูุฅู† ุจู„ุบุช ุชุนูŠู† ุงู„ุชุญู„ู„ ู…ู†ู‡ุง، ูˆุฅู† ู„ู… ุชุจู„ุบู‡ ูƒุงู† ุชุจู„ูŠุบู‡ุง ู„ู‡ ุฃุฐู‰ ุฌุฏูŠุฏุง ููŠูˆุฑุซ ู…ู† ุงู„ุญู‚ุฏ ูˆุงู†ู‚ุทุงุน ุงู„ู…ูˆุฏุฉ ูˆู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ู…ุง ู‡ูˆ ุฃุตุนุจ ู…ู† ุชู„ูƒ ุงู„ู…ุธู„ู…ุฉ ูุงู„ุทุฑูŠู‚ ูู‰ ุฐู„ูƒ ูƒุซุฑุฉ ุงู„ุฅุณุชุบูุงุฑ ู„ู‡ ุฏูˆู† ุชุจู„ูŠุบู‡ ูˆุทู„ุจ ุงู„ุชุญู„ู„ ู…ู†ู‡،

Dan kedzoliman yang berhubungan dengan kehormatan, sebagian Imam ahli tahqiq telah menyatakan tentangnya secara rinci dengan rincian yang sangat baik, mungkin itu merupakan langkah yang sangat berhati-hati dalam menangani masalah ini. pernyataannya adalah ; Apabila kedzoliman itu berupa ghibah (menggunjing) atau namimah (adu domba), maka kedzoliman tersebut tidak terlepas dari salah satu diantara dua hal, yaitu ; Adakalanya kedzoliman itu telah sampai kepada orang yang terdzolimi, dan adakalanya tidak atau belum sampai kepadanya. Apabila kedzoliman itu telah sampai kepada orang yang terdzolimi, maka ia wajib memohon agar kedzolimannya dima’afkan. Dan apabila belum sampai kepadanya, maka (jangan sekali-kali menyampaikannya, karena) menyampainya kedzoliman tersebut kepadanya berarti ia melakukan kedzoliman yang baru hingga menimbulkan dendam, putusnya tali kasih sayang dan sesamanya yang berupa persoalan yang lebih rumit daripada kedzoliman itu sendiri. Adapun jalan penyelesaiannya adalah banyak-banyak memintakan ampun untuk orang yang terdzilimi, bukan menyampaikan nnya dan bukan memohon kepada madzlum agar mema’afkan kedzoliman nya.

ุซู… ู„ุง ูŠุฎูู‰ ุนู„ูŠูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰ ุฃู† ู…ู† ุงู„ุฐู†ูˆุจ ู…ุง ูŠุดุจู‡ ุฃู…ุฑู‡ ู…ู† ุฌู‡ุฉ ูƒูˆู†ู‡ ู…ู† ู…ุธุงู„ู… ุงู„ู†ูุณ ุฃูˆ ู…ุธุงู„ู… ุงู„ุนุจุงุฏ ูƒุงู„ุฒู†ุง ูˆุงู„ู„ูˆุงุท ู…ุซู„ุง، ูุฅู† ุงู„ุฃู…ุฑ ูู‰ ุฐู„ูƒ ูŠุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ุชูุตูŠู„ ู„ูŠุธู‡ุฑ ุจูˆุงุณุทุฉ ุฑุฌุงุฆู‡ ุงู„ุตูˆุงุจ، ูˆู‡ูˆ ุฃู† ูŠู‚ุงู„ : ุฅู† ูƒุงู† ุงู„ู…ูุนูˆู„ ุจู‡ ู…ุจุชุฏุฆุง ูƒุงู†ุช ุชู„ูƒ ุงู„ู…ุธู„ู…ุฉ ู…ู† ู…ุธุงู„ู… ุงู„ู†ูุณ، ูˆุฅู† ูƒุงู† ุงู„ูุงุนู„ ู‚ุฏ ุฑุงูˆุฏู‡ ูˆุนุงูˆุฏู‡ ูƒุงู† ุฐู„ูƒ ู…ู† ู…ุธุงู„ู… ุงู„ุนุจุงุฏ ุงู„ุตุนุจุฉ، ู„ุฃู†ู‡ ุขุฐู‰ ุชู„ูƒ ุงู„ุตูˆุฑุฉ ูˆู‚ู‡ุฑู‡ุง ูˆุฌุฑู‡ุง ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุนุตูŠุฉ، ูˆู…ู† ุณู† ุณู†ุฉ ุณูŠุฆุฉ ูƒุงู† ุนู„ูŠู‡ ูˆุฒุฑู‡ุง ูˆูˆุฒุฑ ู…ู† ุนู…ู„ ุจู‡ุง ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ، ูˆุฃูŠุถุง ูุฅู†ู‡ ู‡ุชูƒ ุนุฑุถู‡ุง ูˆุขุฐู‰ ุฃู‡ู„ู‡ุง ูˆุญู…ู„ู‡ู… ุงู„ุนุงุฑ ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ .

Kemudian tidak diragukan lagi olehmu wahai saudaraku bahwa di antara dosa-dosa adalagi dosa yang kasusnya serupa antara apakah termasuk dzolim kepada diri sendiri atau dzolim kepada orang lain? Seperti perzinahan dan liwath (homosexual). Kasus semacam ini harus ditafshil (dirinci) agar nampak yang sebenarnya mana yang dzolim kepada diri sendiri dan mana yang dzolim kepada orang lain. Rinciannya yaitu ; Apabila yang memulai adalah pihak sasaran (wanita), maka itu termasuk dzolim kepada dirinya sendiri, sedangkan apabila pihak pelaku (laki-laki) yang merayu dan memaksanya, maka itu termasuk kedzoliman terhadap sesama hamba yang sangat rumit, sebab dalam kasus semacam ini ia memaksanya dan menyeretnya kepada perbuatan maksiat, “Barangsiapa memberi contoh dengan contoh yangburuk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang melakukannya sampai hari kiamat”. Dan sesungguhnya ia juga merusak kehomatannya, menyakiti, dan mempermalukan keluarganya dan lain sebagainya.

ุงู„ุฃุนุฑุงุถ ุฃุดุฏ ู…ู† ุงู„ุฃู…ูˆุงู„ . ู‚ุงู„ ุงู„ุนู„ู…ุงุก : ู„ูˆ ุฃู† ุดุฎุตุง ุฃุฎุฐ ู…ุงู„ ุดุฎุต ุซู… ุชูˆุฑุน ูุฌุงุก ุจู‡ ุจุนุฏ ู…ูˆุชู‡ ุฅู„ู‰ ูˆุฑุซุชู‡ ูˆุฅู„ู‰ ุฌู…ูŠุน ุฃู‡ู„ ุงู„ุฃุฑุถ ูุฌุนู„ูˆู‡ ูู‰ ุญู„ ู…ุง ูƒุงู† ูู‰ ุญู„ ูุนุฑุถ ุงู„ู…ุคู…ู† ุฃุดุฏ ู…ู† ู…ุงู„ู‡،


Peringatan ๐Ÿ‘‡

Kehormatan seseorang adalah lebih berharga daripada hartanya. Para ‘ulama’ berkata ; Seandainya seseorang mengambil harta orang lain, kemudian ia berlaku wira’i, lalu setelah orang itu meninggal dunia ia datang dengan membawa harta tersebut kepada ahli waritsnya dan kepada seluruh penduduk bumi, maka mereka dapat menghalalkan nya selama harta tersebut berupa harta halal. Adapun berurusan dengan kehormatan seseorang adalah lebih berat tanggung jawabnya daripada berurusan dengan hartanya.

ูˆู…ู† ูƒู„ุงู… ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจู‰ ุงู„ู…ูˆุงู‡ุจ ุงู„ุดุงุฐู„ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ู…ู…ุง ูŠูˆู‚ู ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุนู† ุงู„ุชุฑู‚ู‰ ูˆู‚ูˆุนู‡ ูู‰ ุบูŠุจุฉ ุฃุญุฏ ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†"، ูˆู…ู† ุงุจุชู„ูŠ ุจูˆู‚ูˆุนู‡ ูู‰ ุฐู„ูƒ ูู„ูŠู‚ุฑุฃ ุงู„ูุงุชุญุฉ ูˆุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ูˆุงู„ู…ุนูˆุฐุชูŠู† ูˆูŠุฌุนู„ ุซูˆุงุจู‡ู† ูู‰ ุตุญุงุฆู ุฐู„ูƒ ุงู„ุดุฎุต، ูุฅู†ู‰ ุฑุฃูŠุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‰ ุงู„ู…ู†ุงู… ูˆุฃุฎุจุฑู†ู‰ ุจุฐู„ูƒ ูˆู‚ุงู„ : "ุฅู† ุงู„ุบูŠุจุฉ ูˆุงู„ุซูˆุงุจ ูŠู‚ูุงู† ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุฃุฑุฌูˆ ุฃู† ูŠุชูˆุงุฒู†ุง" ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎูŠ .

Syaikh Abu Al-Mawahib As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Sebagian dari perkara yang dapat menghambat seorang murid untuk naik derajat adalah menggunjing salah seorang dari orang-orang muslim”. Barangsiapa yang di uji berupa terjerumus kedalam masalah tersebut hendaklah ia membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlash, dan Al-Mu’awwidzatain, dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang digunjing, karena aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam tidurku memberi kabar kepadaku tentang hal itu, Beliau bersabda ; “Sesungguhnya (dosa) ghibah dan pahala (bacaan itu) keduanya berhenti dihadapan Allah Ta’ala, aku berharap keduanya menjadi seimbang”.

Ketahuilah wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž MEMPERBANYAK ISTIGFAR.

Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan : “Aku beristighfar kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya dalam satu hari sebanyak 70 kali”. Dan dalam hadits riwayat Muslim disebutkan : “Ketika hatiku gundah, maka aku beristighfar kepada Allah sebanyak 100 kali”.

Abil Hasan Asy-Syadziliy menyatakan bahwa sudah seharusnya salik untuk selalu beristighfar kepada Allah meski tidak sedang melakukan dosa. Karena sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa Nabi begitu sering ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah. Padahal Allah sudah dan mengampuni semua dosa Nabi.

Bahkan ketika rizki menjadi sulit, maka dengan istighfar pintu rizki akan menjadi terbuka. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam hadits Ibn Hibban : “Barangsiapa menetapi istighfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan, menjadikan kemudahan dari setiap kesedihan-nya, dan memberinya rizki tanpa dia sangka-sangka”.

Dan ketika suatu kaum selalu beristighfar, maka Allah tidak akan menimpakan suatu musibah kepada mereka. Sebagaimana firman Allah :

ูˆَู…َุง ูƒَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِูŠُุนَุฐِّุจَู‡ُู…ْ ูˆَู‡ُู…ْ ูŠَุณْุชَุบْูِุฑُูˆْู†َ

Dengan demikian, sudah seharusnya salik untuk selalu beristighfar memohon ampun kepada Allah. Agar dosa-dosa yang telah dilakukannya mendapat ampunan-Nya.

Bahkan ketika dia mendapati orang-orang menilai dia sebagai orang yang baik, namun dalam dirinya tidak demikian. Maka bersegeralah untuk beristighfar kepada Allah ‘azza wa jala. Sebagaimana hal ini diutarakan oleh para ulama.


๐Ÿ’Ž MEMILIKI RASA MALU DAN ADAB.

“Hendaklah engkau senantiasa merasa malu”

Maksudnya malu secara Syar’iy, karena hal itu merupakan bagian dari iman.

ูˆู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง : ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ุงุซู†ุงู† ูˆุณุจุนูˆู† ุจุงุจุง ุฃุญุฏ ูˆุณุจุนูˆู† ูู‰ ุงู„ุญูŠุงุก ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆูˆุงุญุฏ ูู‰ ุฌู…ูŠุน ุฃู†ูˆุงุน ุงู„ุจุฑ،

‘Ulama’ salaf berkata ; ’Ibadah memiliki 72 pintu, yang 71 pintu ada pada rasa malu kepada Allah Ta’ala, dan yang satu pintu ada pada segala macam ‘amal kebajikan”.

ูˆูู‰ ุงู„ุญุฏูŠุซ : "ุงุณุชุญูŠูˆุง ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญู‚ ุงู„ุญูŠุงุก" . ู‚ุงู„ูˆุง : ุฅู†ุง ู†ุณุชุญูŠ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ . ู‚ุงู„ : "ู„ูŠุณ ุฐู„ูƒ، ูˆู„ูƒู† ู…ู† ุงุณุชุญูŠุง ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู„ูŠุญูุธ ุงู„ุฑุฃุณ ูˆู…ุง ูˆุนู‰ ูˆุงู„ุจุทู† ูˆู…ุง ุญูˆู‰ ูˆู„ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู…ูˆุช ูˆุงู„ุจู„ู‰، ูˆู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ุชุฑูƒ ุฒูŠู†ุฉ ุงู„ุญูŠุงุช ุงู„ุฏู†ูŠุง ูู…ู† ูุนู„ ุฐู„ูƒ ูู‚ุฏ ุงุณุชุญูŠ ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญู‚ ุงู„ุญูŠุงุก".

Dalam sebuah hadits disebutkan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ; “Malulah engkau kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar malu”. Mereka (Shahabat) berkata ; Wahai Rasulallah, sesungguhnya kami malu, alhamdulillah. Beliau menjawab : “Bukan demikian, tetapi barangsiapa yang malu kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar malu, hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang dikandungnya, menjaga perut dan apa yang ditampungnya, hendaklah ia mengingat kematian dan kebinasaan, barangsiapa yang menginginkan akhirat, hendaklah ia meninggalkan perhiasan dunia. Barangsiapa yang melakukan itu semua, ia telah malu kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ูุถูŠู„ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ : ุฎู…ุณ ู…ู† ุนู„ุงู…ุงุช ุงู„ุดู‚ุงุก : ุงู„ู‚ุณูˆุฉ ูู‰ ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆุฌู…ูˆุฏ ุงู„ุนูŠู† ูˆู‚ู„ุฉ ุงู„ุญูŠุงุก ูˆุงู„ุฑุบุจุฉ ูู‰ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุทูˆู„ ุงู„ุฃู…ู„ .

Fudlail bin ‘Iyad rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Tanda-tanda orang celaka ada lima; Berhati keras (tidak mau menerima nasehat), bermata beku (tidak mau melihat kebenaran), sedikit memiliki rasa malu, cinta kemewahan dunia dan panjang angan-angan”.

ูˆูƒุงู† ุงู„ุซุฑูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ : ุฅู† ุงู„ุญูŠุงุก ูˆุงู„ุฃู†ุณ ูŠุทุฑู‚ุงู† ุงู„ู‚ู„ุจ، ูุฅู† ูˆุฌุฏุง ููŠู‡ ุงู„ุฒู‡ุฏ ูˆุงู„ูˆุฑุน ุญุทุง ูˆุฅู„ุง ุฑุญู„ุง، ูˆุนู„ุงู…ุฉ ุงู„ู…ุณุชุญูŠ ุนุฏู… ูˆู‚ูˆุนู‡ ูู‰ ุงู„ุฐู†ุจ . ู‚ู„ุช : ู„ุนู„ ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุนุฏู… ุงู„ูˆู‚ูˆุน ุนุฏู… ุงู„ุฅุตุฑุงุฑ .

Syaikh As-Tsary rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Sesungguhnya rasa malu dan bahagia senantiasa mengetuk hati, lalu apabila keduanya menemukan zuhud dan wira’i, maka ia akan tinggal didalamnya, jika tidak, maka ia akan pergi. Dan tanda-tanda orang yang malu adalah ia tidak menjerumuskan dirinya ke dalam perbuatan dosa”. Aku berkata ; Mungkin yang dimaksud dengan tidak menjerumuskan diri ke dalam perbuatan dosa ialah; Tidak terus-menerus berbuat dosa.

ูˆู‚ุฏ ุณุฆู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑุตูู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู† ู…ุนู†ู‰ ู‚ูˆู„ู‡ู… : ู„ุง ูŠูƒูˆู† ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ู…ุณุชู‚ูŠู…ุง ูู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ ุญุชู‰ ู„ุง ูŠูƒุชุจ ุนู„ูŠู‡ ู…ู„ูƒ ุงู„ุดู…ุงู„ ุฐู†ุจุง ุนุดุฑูŠู† ุณู†ุฉ، ู‡ู„ ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠู‚ุน ูู‰ ู…ุนุตูŠุฉ ุฃุตู„ุง ุฃู… ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุตุฑ ุจู„ ูŠุชูˆุจ ูˆูŠุณุชุบูุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ููˆุฑ؟

ูู‚ุงู„ : "ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุงู„ุซุงู†ู‰، ู„ุฃู† ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุงู„ุตุงุฏู‚ ุฅุฐุง ูˆู‚ุน ูู‰ ุงู„ุฐู†ุจ ุจุงุฏุฑ ุฅู„ู‰ ุงู„ุชูˆุจุฉ ูˆุงู„ุฅุณุชุบูุงุฑ ูุงู†ู…ุญู‰ ุนู†ุฏ ุฐู„ูƒ ุงู„ุฐู†ุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุฃุซุฑ ูู„ุง ูŠุฌุฏ ุงู„ู…ู„ูƒ ุดูŠุฆุง ูŠูƒุชุจู‡ ู„ุฃู†ู‡ ูŠู…ูƒุซ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุณุงุนุฉ ู„ุนู„ ุงู„ุนุจุฏ ูŠุชูˆุจ ูˆูŠุณุชุบูุฑ، ูุฅุฐุง ู†ุฏู… ุงู„ุนุจุฏ ูˆุงุณุชุบูุฑ ุชุฑูƒ ุงู„ู…ู„ูƒ ูƒุชุงุจุฉ ุงู„ุฐู†ุจ" .

Tuanku ‘Aly Al-Murshifi rahimahullahu Ta’ala pernah ditanya tentang ma’na pernyataan para ‘ulama’ ; “Seorang murid tidak akan lurus dalam bertaubat hingga malaikat yang ada disebelah kirinya tidak mencatat suatu selama 20 tahun”, Apakah yang dimaksud adalah seorang murid yang sama sekali tidak pernah terjerumus kedalam perbuatan maksiat, atau apakah ia tidak terus-menerus mengerjakan, tapi ia bertaubat dan beristighfar dengan segera?

Beliau menjawab ; “Yang dimaksud adalah yang kedua, karena murid yang bersungguh-sungguh apabila terjerumus ke dalam suatu dosa, ia segera bertaubat dan beristighfar hingga bekas dosanya terhapus, dan malaikat tidak menemukan suatu apapun yang dapat dicatatnya, karena malaikat yang ditugaskan mencatat dosa, diam (tidak langsung mencatatnya) lebih lama dari satu jam (menunggu) barangkali hamba itu akan bertaubat dan memohon ampun, apabila seorang hamba merasa menyesal dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala (diantara waktu tersebut), maka malaikat meninggalkan untuk mencatat dosa tersebut”.

ุซู… ู„ุงูŠุฎูู‰ ุฃู† ุงู„ู…ู„ูƒูŠู† ู„ุง ูŠูƒุชุจุงู† ุฅู„ุง ุงู„ู…ุนุงุตูŠ ุงู„ู‚ูˆู„ูŠุฉ ูˆุงู„ูุนู„ูŠุฉ ุฅุฐุง ุชู„ูุธ ุจู‡ุง ุตุงุญุจู‡ุง ุฃูˆ ู‚ุงู„ : ูุนู„ุช ูƒุฐุง ูˆูƒุฐุง ู„ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠู‡ู…ุง : "ูƒุฑุงู…ุง ูƒุงุชุจูŠู† ูŠุนู„ู…ูˆู† ู…ุง ุชูุนู„ูˆู†". ูˆุงู„ุนู„ู… ุบูŠุฑ ุงู„ูƒุชุงุจุฉ، ูุงูู‡ู… .

Dan tidak diragukan lagi bahwa kedua malaikat tersebut tidak akan mencatat kecuali perbuatan maksiat yang berupa ucapan dan perbuatan apabila pelakunya mengatakan kema’siyatan tersebut, atau berkata ; Aku telah berbuat begini dan begitu, berdasarkan firman Allah Ta’ala mengenai keduanya ; “Seungguhnya bagi kamu ada (malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang muliya (disisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Infithar 10-12). Mengetahui bukanlah mencatat. Fahamilah!.

“Dan hendaklah engkau senantiasa berlaku sopan santun”

ูู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง : ู„ุง ูŠู†ุจุบูŠ ู„ู„ุฑุฌู„ ุฃู† ูŠุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ุญุฏูŠุซ ุญุชู‰ ูŠุนู…ู„ ูู‰ ุงู„ุฃุฏุจ ุนุดุฑูŠู† ุณู†ุฉ،

‘Ulama’ salaf berkata ; “Tidaklah dianjurkan bagi seseorang untuk mencari ‘ilmu dan hadits hingga ia berlaku sopan santun adab selama 20 tahun”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ูƒุงุฏ ุงู„ุฃุฏุจ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุซู„ุซูŠ ุงู„ุฏูŠู†،

‘Ulama’ salaf berkata ; “Adab sopan santun hampir mencapai 2/3 dari masalah agama”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ู…ู† ุชุฑุฎุต ูู‰ ุงู„ุฃุฏุจ ุฑุฌุน ู…ู† ุญูŠุซ ุฌุงุก،

‘Ulama’ salaf berkata ; “Barangsiapa yang menyepelekan adab, hendaklah ia kembali ketempat semula darimana ia datang”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ู…ู† ู„ุง ุฃุฏุจ ู„ู‡ ูู„ุง ุดุฑูŠุนุฉ ู„ู‡ ูˆู„ุง ุฅูŠู…ุงู† ูˆู„ุง ุชูˆุญูŠุฏ،

‘Ulama’ salaf berkata ; “Barangsiapa tidak memiliki adab, maka baginya tidak ada syari’at, tidak ada iman dan tidak ada tauhid”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ุงู„ุนุจุฏ ูŠุตู„ ุจุนุจุงุฏุชู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฌู†ุฉ ูˆู„ุง ูŠุตู„ ุฅู„ู‰ ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅู„ุง ุจุงู„ุฃุฏุจ ูู‰ ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ูˆู…ู† ู„ู… ูŠุฑุงุน ุงู„ุฃุฏุจ ูู‰ ุทุงุนุชู‡ ูู‡ูˆ ู…ุญุฌูˆุจ ุนู† ุฑุจู‡ ุชุนุงู„ู‰،

‘Ulama’ salaf berkata ; “Seorang hamba bisa sampai ke surga dengan ‘ibadahnya, namun ia tidak akan bisa sampai ke hadirat Allah Ta’ala kecuali dengan beradab dalam ber’ibadah, dan barangsiapa yang tidak menjaga adab dalam keta’atannya, maka ia akan terhijab dari Allah Ta’ala”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ุชุฑูƒ ุงู„ุฃุฏุจ ู…ูˆุฌุจ ู„ู„ุทุฑุฏ، ูู…ู† ุฃุณุงุก ุงู„ุฃุฏุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุจุณุงุท ุฑุฏ ุฅู„ู‰ ุงู„ุจุงุจ، ูˆู…ู† ุฃุณุงุก ุงู„ุฃุฏุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุจุงุจ ุฑุฏ ุฅู„ู‰ ุณูŠุงุณุฉ ุงู„ุฏูˆุงุจ،

‘Ulama’ salaf berkata ; “Meninggalkan adab dapat menyebabkan terlempar, maka barangsiapa yang buruk adabnya saat menginjak permadani kerajaan, ia akan terlempar kepintu gerbang, dan barangsiapa yang buruk adabnya saat berada dipintu gerbang, ia akan terlempar ketempat pelatihan binatang”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ู…ุง ูˆุตู„ ุฃูˆู„ูŠุงุก ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅู„ู‰ ู…ุง ูˆุตู„ูˆุง ุจูƒุซุฑุฉ ุงู„ุฃุนู…ุงู„، ูˆุฅู†ู…ุง ูˆุตู„ูˆุง ุจุงู„ุฃุฏุจ ูˆุญุณู† ุงู„ุฎู„ู‚, ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎูŠ .

Dan ‘Ulama’ salaf berkata ; “Para wali Allah Ta’ala tidaklah sampai pada derajat yang mereka capai dengan banyaknya ‘amal, akan tetapi mereka mancapainya dengan adab dan budi pekerti yang baik”. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.


๐Ÿ’Ž JANGAN LALAI MENGINGAT ALLAH.

“Janganlah engkau lalai dari mengingat Allah Ta’ala”

ูู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง : ู…ู† ู†ุณูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‚ุฏ ูƒูุฑ ุจู‡,

Para ‘ulama’ berkata ; “Barangsiapa yang lalai dari mengingat Allah Ta’ala, maka ia benar-benar kufur kepada-Nya”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ูƒู„ ู…ู† ุชุณุงู‡ู„ ุจุงู„ุบูู„ุฉ ูˆู„ู… ุชูƒู† ุนู„ูŠู‡ ุฃุดุฏ ู…ู† ุถุฑุจ ุงู„ุณูŠูˆู ูู‡ูˆ ูƒุงุฐุจ ู„ุง ูŠุฌูŠุก ู…ู†ู‡ ุดูŠุก ูู‰ ุงู„ุทุฑูŠู‚،

Para ‘ulama’ berkata ; “Setiap orang yang meremehkan lalai dari mengingat Allah Ta’ala, sedangkan itu tidak terasa lebih berat baginya daripada tusukan pedang, maka ia adalah pendusta, sedikitpun ia tidak akan dapat menempuh jalan menuju Allah”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ุฅุฐุง ุชุฑูƒ ุงู„ุนุงุฑู ุงู„ุฐูƒุฑ ู†ูุณุง ุฃูˆ ู†ูุณูŠู† ู‚ุจุถ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู‡ ุดูŠุทุงู†ุง، ูู‡ูˆ ู„ู‡ ู‚ุฑูŠู†، ูˆุฃู…ุง ุบูŠุฑ ุงู„ุนุงุฑู ููŠุณุงู…ุญ ุจู…ุซู„ ุฐู„ูƒ ูˆู„ุง ูŠุคุงุฎุฐ ุฅู„ุง ูู‰ ู…ุซู„ ุฏุฑุฌุฉ ุฃูˆ ุฏุฑุฌุชูŠู† ุฃูˆ ุฒู…ู† ุฃูˆ ุฒู…ู†ูŠู† ุฃูˆ ุณุงุนุฉ ุฃูˆ ุณุงุนุชูŠู† ุนู„ู‰ ุญุณุจ ุงู„ู…ุฑุงุชุจ .

Dan Para ‘ulama’ berkata ; “Apabila seorang ‘Arif meninggalkan berdzikir dalam satu atau dua hembusan nafas, maka Allah Ta’ala akan menguasakannya kepada syaitan hingga ia berkawan dengannya. Sedangkan selain orang ‘Arif mendapat keringanan dari hal semacam itu, dan tidak akan dikenakan sangsi sebatas satu atau dua derajat, satu atau dua masa, satu atau dua jam sesuai dengan tingkatannya masing-masing”.

ูˆู‚ุฏ ุฑูˆู‰ ุงู„ุดูŠุฎุงู† : ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุฃู†ุง ุนู†ุฏ ุธู† ุนุจุฏู‰ ุจูŠ ูˆุฃู†ุง ู…ุนู‡ ุฅู† ุฐูƒุฑู†ู‰، ูุฅู† ุฐูƒุฑู†ู‰ ูู‰ ู†ูุณู‡ ุฐูƒุฑุชู‡ ูู‰ ู†ูุณูŠ، ูˆุฅู† ุฐูƒุฑู†ู‰ ูู‰ ู…ู„ุฅ ุฐูƒุฑุชู‡ ูู‰ ู…ู„ุฅ ุฎูŠุฑ ู…ู† ู…ู„ุงุฆู‡...".

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, Allah Ta’ala berfirman ; “Aku menurut sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan selalu bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang, maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงุจู† ุญุจุงู† : "ุฃูƒุซุฑูˆุง ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญุชู‰ ูŠู‚ูˆู„ูˆุง ู…ุฌู†ูˆู†".

Ibnu Hibban meriwayatkan “Perbanyaklaholeh kalian berdzikir kepada Allah Ta’ala sehingga orang-orang menganggapmu orang gila”.

ูˆุฑูˆู‰ ู…ุณู„ู… ูˆุงู„ู†ุณุงุฆ ูˆุงู„ุจุฒุงุฑ : "ุฃู„ุง ุฃู†ุจุฆูƒู… ุจุฎูŠุฑ ุฃุนู…ุงู„ูƒู… ูˆุฃุฒูƒุงู‡ุง ุนู†ุฏ ู…ู„ูŠูƒูƒู… ูˆุฃุฑูุนู‡ุง ูู‰ ุฏุฑุฌุงุชูƒู… ูˆุฎูŠุฑ ู„ูƒู… ู…ู† ุฅู†ูุงู‚ ุงู„ุฐู‡ุจ ูˆุงู„ูˆุฑู‚ ูˆุฎูŠุฑ ู„ูƒู… ู…ู† ุฃู† ุชู„ู‚ูˆุง ุนุฏูˆูƒู… ูุชุถุฑุจูˆุง ุฃุนู†ุงู‚ู‡ู… ูˆูŠุถุฑุจูˆุง ุฃุนู†ุงู‚ูƒู…؟ ู‚ุงู„ูˆุง : ุจู„ู‰  . ู‚ุงู„ : ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„".

Imam Muslim, Nasa’i dan Al-Bazzar meriwayatkan ; “Maukah kalian aku beritahu suatu amalan kalian yang terbaik, dan yang paling suci di sisi Raja (Tuhan) kalian, paling tinggi derajatnya, lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian kemudian kalian memenggal leher mereka, dan mereka memenggal leher kalian?" Mereka menjawab ; Ya, wahai Rasulallah. Beliau bersabda ; “Berdzikir kepada Allah Ta'ala”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุทุจุฑู†ู‰ : "ู„ูŠุณ ูŠุชุญุณุฑ ุฃู‡ู„ ุงู„ุฌู†ุฉ ุฅู„ุง ุนู„ู‰ ุณุงุนุฉ ู…ุฑุช ุจู‡ู… ูˆู„ู… ูŠุฐูƒุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠู‡ุง".

Imam Thabrani meriwayatkan ; “Tidak akan ada penyasalan bagi ahli surga kecuali suatu waktu yang mereka lewatkan dan mereka tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala pada waktu itu”.

ูˆุฑูˆู‰ ุฃูŠุถุง : "ู…ู† ู„ู… ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‚ุฏ ุจุฑุฆ ู…ู† ุงู„ุฅูŠู…ุงู†".

Imam Thabrani juga meriwayatkan “Barangsiapa tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka ia benar-benar terlepas dari iman”.

ูˆุฑูˆู‰ ุฃูŠุถุง : "ู…ุซู„ ุงู„ุฐู‰ ูŠุฐูƒุฑ ุฑุจู‡ ูˆุงู„ุฐู‰ ู„ุง ูŠุฐูƒุฑ ู…ุซู„ ุงู„ุญูŠ ูˆุงู„ู…ูŠุช".

Imam Thabrani juga meriwayatkan Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati”.

ูˆุฑูˆู‰ ุฃูŠุถุง : "ูŠู‚ูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ :"ูŠุงุงุจู† ุขุฏู… ุฅู†ูƒ ุฅุฐุง ุฐูƒุฑุชู†ู‰ ุดูƒุฑุชู†ู‰ ูˆุฅุฐุง ู†ุณูŠุชู†ู‰ ูƒูุฑุชู†ู‰"".

Dan Imam Thabrani juga meriwayatkan “Allah Ta’ala berfirman ; “Wahai anak Adam! Sesungguhnya apabila engkau berdzikir kepada-Ku, maka engkau telah bersyukur kepada-Ku, dan apabila engkau lupa kepada-Ku, maka engkau telah kufur kepada-Ku””.

ู‚ุงู„ูˆุง : ูˆู‡ุฐุงุงู„ู†ุณูŠุงู† ูŠุทู„ู‚ ุนู„ู‰ ู†ุณูŠุงู† ุบูู„ุฉ ุงู„ุฌู‡ู„ ุจุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุงู„ุฅุดุฑุงูƒ ุจู‡، ูˆุนู„ู‰ ู†ุณูŠุงู† ุบูู„ุฉ ุงู„ุฅุนุฑุงุถ ุนู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุทุฑูŠู‚ู‡، ูˆูƒู„ุงู‡ู…ุง ู…ุฐู…ูˆู… .

Para ‘ulama’ berkata ; Yang dimaksud lupa disini adalah Lupa karena bodoh terhadap Allah Ta’ala dan menyekutukan-Nya, dan lupa karena berpaling dari Allah Ta’ala dan jalan menuju kepada-Nya, yang keduanya merupakan perbuatan tercela”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰ : "ุฅุฐุง ู…ุฑุฑุชู… ุจุฑูŠุงุถ ุงู„ุฌู†ุฉ ูุงุฑุชุนูˆุง" ู‚ุงู„ูˆุง : ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆู…ุง ุฑูŠุงุถ ุงู„ุฌู†ุฉ؟ ู‚ุงู„ : "ุญู„ู‚ ุงู„ุฐูƒุฑ".

Imam At-Turmudzi meriwayatkan ; “Jika kalian melewati taman-taman surga, nikmatilah”, para shahabat bertanya ; “Wahai Rasulallah, apakah yang dimaksud taman-taman itu?”, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda; “Yaitu majlis-majlis dzikir”.

ูˆุฑูˆู‰ ุฃูŠุถุง : "ู…ู† ุตู„ู‰ ุงู„ุตุจุญ ูู‰ ุฌู…ุงุนุฉ ุซู… ู‚ุนุฏ ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญุชู‰ ุชุทู„ุน ุงู„ุดู…ุณ ุซู… ุตู„ู‰ ุฑูƒุนุชูŠู† ูƒุงู†ุช ู„ู‡ ูƒุฃุฌุฑ ุญุฌุฉ ูˆุนู…ุฑุฉ ุชุงู…ุฉ ุชุงู…ุฉ".

Imam At-Turmudzi juga meriwayatkan “Barangsiapa shalat shubuh berjama’ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga terbit matahari, kemudian shalat dua raka’at, maka baginya pahala seperti pahala hajji dan ‘umrah secara utuh dan sempurna”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุจุฒุงุฑ : "ุฐุงูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‰ ุงู„ุบุงูู„ูŠู† ุจู…ู†ุฒู„ุฉ ุงู„ุตุงุจุฑ ูู‰ ุงู„ูุงุฑูŠู†".

Al-Bazzar meriwayatkan ; “Orang yang berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan orang-orang yang lalai, kedudukannya seperti orang yang sabar (tidak lari) dalam pertempuran disaat pasukan lainnya melarikan diri”.

ูˆุฑูˆู‰ ุฃูŠุถุง : "ู…ุง ู…ู† ู‚ูˆู… ุฌู„ุณูˆุง ู…ุฌู„ุณุง ูˆุชูุฑู‚ูˆุง ุนู†ู‡ ูˆู„ู… ูŠุฐูƒุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠู‡ ุฅู„ุง ูƒุฃู†ู…ุง ุชูุฑู‚ูˆุง ุนู† ุฌูŠูุฉ ุญู…ุงุฑ، ูˆูƒุงู† ุนู„ูŠู‡ู… ุญุณุฑุฉ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ".

Al-Bazzar juga meriwayatkan ; “Tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu perkumpulan, lalu berpisah darinya, sedangkan mereka tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala dalam perkumpulan itu, kecuali seakan-akan mereka telah berpisah dari bangkai himar, dan majlis tersebut akan menjadi kerugian bagi mereka kelak pada hari kiamat”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงุจู† ุฃุจู‰ ุดูŠุจุฉ : "ู…ุง ู…ู† ุขุฏู…ูŠ ุฅู„ุง ูˆู„ู‚ู„ุจู‡ ุจูŠุชุงู† : ูู‰ ุฃุญุฏู‡ู…ุง ุงู„ู…ู„ูƒ، ูˆูู‰ ุงู„ุขุฎุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู†، ูุฅุฐุง ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฎู†ุณ، ูˆุฅุฐุง ู„ู… ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุถุน ุงู„ุดูŠุทุงู† ู…ู†ู‚ุงุฑู‡ ูู‰ ู‚ู„ุจู‡ ูˆูˆุณูˆุณ ู„ู‡".

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan ; “Tidaklah anak Adam memiliki hati kecuali dalam hatinya ada dua rumah, yang satu ditempati malaikat dan yang satu lagi ditempati syaitan, lalu apabila ia berdzikir kepada Allah Ta’ala, syaitan akan pergi dan apabila ia tidak berdzikir kepada Allah Tta’ala, syaitan akan meletakkan paruhnya dalam hatinya (mengausai hatinya) dan menggangunya”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงุจู† ุญุจุงู† : "ุณูŠุนู„ู… ุฃู‡ู„ ุงู„ุฌู…ุน ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ูƒุฑู…"، ู‚ูŠู„ : ูˆู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ูƒุฑู…؟ ู‚ุงู„ : "ุฃู‡ู„ ู…ุฌุงู„ุณุฉ ุงู„ุฐูƒุฑ".

Ibn Hibban meriwayatkan “Semua orang yang berkumpul di padang mahsyar akan diberitahukan tentang orang yang mulia”. Beliau ditanya ; “Siapakah orang yang mulia itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab ; “Orang yang selalu berada dalam majlis dzikir”.

ูˆุฑูˆู‰ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ : "ู„ุฃู† ุฃู‚ุนุฏ ู…ุน ู‚ูˆู… ูŠุฐูƒุฑูˆู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ุบุฏุงุฉ ุญุชู‰ ุชุทู„ุน ุงู„ุดู…ุณ ุฃุญุจ ุฅู„ูŠ ู…ู† ุฃู† ุฃุนุชู‚ ุฃุฑุจุนุฉ ู…ู† ูˆู„ุฏ ุฅุณู…ุงุนูŠู„".

Abu Dawud meriwayatkan ; “Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah Ta'ala dari shalat shubuh hingga terbit matahari adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak cucu Isma'il. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah dari Shalat 'Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak”.

ูˆุฑูˆู‰ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ : "ุบู†ูŠู…ุฉ ู…ุฌุงู„ุณ ุงู„ุฐูƒุฑ ุงู„ุฌู†ุฉ".

Imam Ahmad meriwayatkan ; “Hasil rampasan majlis-majlis dzikir adalah surga”.

ู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุนุฒ ุงู„ุฏูŠู† ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ุณู„ุงู… ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ูˆู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ูˆุฃู…ุซุงู„ู‡ ูŠู„ุญู‚ ุจุฏุฑุฌุฉ ุงู„ุฃู…ุฑ، ู„ุฃู† ูƒู„ ูุนู„ ู…ุฏุญู‡ ุงู„ุดุงุฑุน ุฃูˆ ู…ุฏุญ ูุงุนู„ู‡ ู„ุฃุฌู„ู‡ ุฃูˆ ูˆุนุฏ ุนู„ูŠู‡ ุจุฎูŠุฑ ุนุงุฌู„ ุฃูˆ ุขุฌู„ ูู‡ูˆ ู…ุฃู…ูˆุฑ ุจู‡، ู„ูƒู†ู‡ ุชุฑุฏุฏ ุจูŠู† ุงู„ุฅูŠุฌุงุจ ูˆุงู„ู†ุฏู…، ูˆุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ูู‰ ูุถู„ ุงู„ุฐูƒุฑ ูƒุซูŠุฑุฉ، ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎูŠ ูˆู„ุง ุชุชุฑูƒ ุงู„ุฐูƒุฑ (ูˆَู„َูˆْ ู…َุนَ ุงู„ْุบَูْู„َุฉِ)،

Syaikh ‘Izzuddin bin ‘Abdus-Salam rahimahullahu Ta’ala berkata ; Hadits ini dan sesamanya, derajatnya disamakan dengan perintah, karena setiap perbuatan yang dipuji syari’ (pembuat undang-undang), atau syari’ memuji pelakunya lantaran perbuatannya, atau syari’ berjanji akan memberi kebaikan baik di dunia maupun nanti di akhirat, adalah merupakan perkara yang diperintahkan, namun antara perintah wajib dan sunnatnya belum bisa dipastikan (sebelum ada dalil yang jelas yang mendukung terhadap perintah tersebut). Dan hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dzikir sangat banyak, maka ketahuilah itu wahai saudaraku, dan janganlah engkau menunggalkan dzikir sekalipun dalam keadaan lalai.

ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุณู‡ู„ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ุณูŠุฑูˆุง ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนุฑุฌุง ูˆู…ูƒุงุณูŠุฑ ูˆู„ุง ุชู†ุชุธุฑูˆุง ุงู„ุตุญุฉ ูุฅู† ุงู†ุชุธุงุฑ ุงู„ุตุญุฉ ุจุทุงู„ุฉ .

Imam Sahl rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Berangkatlah engkau menuju Allah Ta’ala walau dalam keadaan pincang atau patah anggota tubuhnya, janganlah engkau menunggu sehat, karena menunggu sehat adalah perbuatan sia-sia”.

ูˆู‚ุงู„ ุตุงุญุจ ุงู„ุญูƒู… : ู„ุง ุชุชุฑูƒ ุงู„ุฐูƒุฑ ู„ุนุฏู… ุญุถูˆุฑูƒ ู…ุน ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠู‡، ู„ุฃู† ุบูู„ุชูƒ ุนู† ูˆุฌูˆุฏ ุฐูƒุฑู‡ ุงุดุฏ ู…ู† ุบูู„ุชูƒ ู…ุน ูˆุฌูˆุฏ ุฐูƒุฑู‡، ูˆุนุณู‰ ุฃู† ูŠุฑูุนูƒ ู…ู† ุฐูƒุฑ ู…ุน ูˆุฌูˆุฏ ุบูู„ุฉ ุฅู„ู‰ ุฐูƒุฑ ู…ุน ูˆุฌูˆุฏ ูŠู‚ุธุฉ ูˆู…ู† ุฐูƒุฑ ู…ุน ูˆุฌูˆุฏ ูŠู‚ุธุฉ ุฅู„ู‰ ุฐูƒุฑ ู…ุน ูˆุฌูˆุฏ ุญุถูˆุฑ، ูˆู…ู† ุฐูƒุฑ ู…ุน ูˆุฌูˆุฏ ุญุถูˆุฑ ุฅู„ู‰ ุฐูƒุฑ ู…ุน ุบูŠุจุฉ ุนู…ุง ุณูˆู‰ ุงู„ู…ุฐูƒูˆุฑ ูˆู…ุง ุฐู„ูƒ ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุจุนุฒูŠุฒ . ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎู‰ .

Penulis kitab “Al-Hikam” (Imam Ibnu ‘Athoillah As-Sakandariy rahimahullahu Ta’ala) berkata ; “Janganlah engkau meninggalkan dzikir hanya karena ketidak hadiran hatimu dihadapan Allah Ta’ala dalam berdzikir, sebab kelalaianmu dari berdzikir kepada-Nya adalah lebih buruk daripada kelalaianmu dalam berdzikir kepada-Nya. Semoga Allah berkenan mengangkat derajatmu dari dzikir yang penuh dengan kelalaian menuju dzikir yang penuh dengan kesadaran, dari dzikir yang penuh dengan kesadaran menuju dzikir yang penuh dengan hadirnya hati, dan dari dzikir yang penuh dengan hadiranya hati menuju dzikir yang mentiadakan segala sesuatu selain-Nya, dan yang demikian itu bagi Allah tidaklah sulit”. Ketahilah hal itu wahai saudaraku!


๐Ÿ’Ž JANGAN MENINGGALKAN DZIKRULLAH.

Dan janganlah engkau meninggalkan dzikir, karena sesungguhnya dzikir adalah sandaran utama dalam menempuh jalan menuju Allah lebih utama daripada shalat.

ู‚ุงู„ ุงู„ุฃุณุชุงุฐ ุฃุจูˆ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏู‚ุงู‚ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุงู„ุฐูƒุฑ ุฑูƒู† ู‚ูˆูŠ ูู‰ ุทุฑูŠู‚ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰" ุจู„ ู‡ูˆ ุงู„ุนู…ุฏุฉ ูู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ุทุฑูŠู‚، ูˆู„ุง ูŠุตู„ ุฃุญุฏ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅู„ุง ุจุฏูˆุงู… ุงู„ุฐูƒุฑ .

Al-Ustadz Abu ‘Aliy Ad-Daqqoq rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Dzikir adalah unsur yang paling kuat dalam menempuh jalan menuju Allah Ta’ala”. Bahkan dzikir merupakan sandaran utama dalam jalan ini. Dan seseorang tidak akan sampai menuju Allah Ta’ala kecuali dengan terus-menerus berdzikir.

ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุงู„ู…ูˆุงู‡ุจ ุงู„ุดุงุฐู„ูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ุฅู†ู…ุง ูƒุงู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ ู…ู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ู„ุฃู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุฅู† ูƒุงู†ุช ุนุธูŠู…ุฉ، ูู‚ุฏ ู„ุง ุชุฌูˆุฒ ูู‰ ุจุนุถ ุงู„ุฃูˆู‚ุงุช ุจุฎู„ุงู ุงู„ุฐูƒุฑ، ูุฅู†ู‡ ู…ุณุชุฏุงู… ูู‰ ุนู…ูˆู… ุงู„ุญุงู„ุงุช .

Syaikh Abu Al-Mawahib As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Dzikir lebih utama daripada shalat, karena walaupun shalat itu merupakan perkara yang agung, shalat terkadang dilarang dalam waktu-waktu tertentu, berbeda dengan dzikir, sesungguhnya dzikir selamanya diperintahkan dalam setiap keadaan”.

ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง : ุงุฎุชู„ููˆุง ุฃูŠู…ุง ุฃูุถู„ ุงู„ุฐูƒุฑ ุณุฑุง ุฃูˆ ุฌู‡ุฑุง، ูˆุงู„ุฐู‰ ุฃู‚ูˆู„ ุจู‡ ุฃู† ุงู„ุฐูƒุฑ ุฌู‡ุฑุง ุฃูุถู„ ู„ู…ู† ุบู„ุจุช ุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‚ูˆุฉ ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุจุฏุงูŠุฉ، ูˆุงู„ุฐูƒุฑ ุณุฑุง ุฃูุถู„ ู„ู…ู† ุบู„ุจุช ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุฌู…ุนูŠุฉ ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ู†ู‡ุงูŠุฉ .

Beliau juga berkata ; “Para ‘ulama’ berbeda pendapat tentang berdzikir yang lebih utama, apakah berdzikir secara samar atau berdzikir dengan suara keras?. Mengenai hal itu aku akan mengemukakan suatu pernyataan ; Bahwa berdzikir dengan suara keras adalah lebih utama bagi orang yang terkalahkan oleh suatu kekuatan dari kalangan pemula, dan berdzikir dengan suara keras adalah lebih utama bagi orang yang mampu mengalahkan suatu karamaian dari kalangan orang-orang yang telah mencapai maqam puncak”.

ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง : ุฃูุถู„ ุตูŠุบ ุงู„ุฐูƒุฑ ู„ู„ู…ุฑูŠุฏ ู‚ูˆู„ "ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡" ู…ุง ุฏุงู… ู„ู‡ ู‡ูˆู‰، ูุฅุฐุง ูู†ูŠุช ุฃู‡ูˆูŠุชู‡ ูƒุงู† ุฐูƒุฑ ุงู„ุฌู„ุงู„ุฉ ุฃู†ูุน ู„ู‡، ู„ุฃู† ู…ุง ุชู… ู‡ู†ุงูƒ ู…ุง ูŠุบู†ูŠ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ، ูุงูู‡ู… .

Beliau (Syaikh Abu Al-Mawahib As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala) juga berkata ; “Bentuk dzikir yang paling utama bagi murid adalah kalimat “LA-ILA-HA ILLALLAH” selama hawa nafsunya masih bersemayam dalam hatinya, bila telah sirna, maka berdzikir dengan kalimat Jalalah (ALLAH) adalah lebih bermanfa’at baginya, karena sesuatu yang telah sempurna pada hakikatnya merupakan perkara yang telah cukup”. Fahamilah!.

(ูˆَ) ุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฐูƒุฑ (ู…َู†ْุณُูˆْุจُ ุงู„ْูˆِู„َุงูŠَุฉِ) ุฃูŠ ู…ุฑุณูˆู… ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู„ู„ุนุจุฏ ูƒู…ุฑุงุณู… ู…ู„ูˆูƒ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุจุงู„ูˆุธุงุฆู ูˆู„ู„ู‡ ุงู„ู…ุซู„ ุงู„ุฃุนู„ู‰ ูู…ู† ูˆูู‚ ู„ุฏูˆุงู… ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู‚ุฏ ุฃุนุทูŠ ุงู„ู…ุฑุณูˆู… ุจุฃู†ู‡ ูˆู„ูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู…ู† ุณู„ุจ ุฐู„ูƒ ูู‚ุฏ ุนุฒู„ ุนู† ุงู„ูˆู„ุงูŠุฉ ، ูุงูู‡ู… .

Ketahuilah bahwa (dzikir merupakan tanda-tanda kewalian), maksudnya merupakan ciri-ciri kewalian yang Allah Ta’ala berikan kepada seorang hamba sebagaimana ciri-ciri raja di bumi berupa kedisiplinan, dan Allah mempunyai shifat Yang Maha Tinggi. Barangsiapa yang mendapatkan pertolongan untuk terus-menerus berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka ia benar-benar diberi tanda bahwa ia adalah wali Allah Ta’ala, dan barangsiapa yang terhalang dari berdzikir secara terus-menerus, maka ia benar-benar terlepas dari kewalian. Fahamilah!.

(ูˆَ) ุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฐูƒุฑ (ุฃَุณْุฑَุนُ ูِู‰ ุงู„ْูَุชْุญِ ู…ِู†ْ ุณَุงุฆِุฑِ ุงู„ْุนِุจَุงุฏَุงุชِ)

Dan ketahuilah bahwa (dzikir merupakan kunci yang paling cepat dalam membuka hati daripada ‘ibadah-‘ibadah lainnya).

ู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑุตูู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู‚ุฏ ุนุฌุฒ ุงู„ุฃุดูŠุงุฎ ูู„ู… ูŠุฌุฏูˆุง ู„ู„ู…ุฑูŠุฏ ุฏูˆุงุก ุฃุณุฑุน ูู‰ ุฌู„ุงุก ู‚ู„ุจู‡ ู…ู† ู…ุฏุงูˆู…ุฉ ุงู„ุฐูƒุฑ، ูุญูƒู… ุงู„ุฐูƒุฑ ูู‰ ุงู„ุฌู„ุงุก ู„ู„ู‚ู„ุจ ูƒุญูƒู… ุงู„ุญุตู‰ ูู‰ ุงู„ู†ุญุงุณ، ูˆุญูƒู… ุบูŠุฑ ุงู„ุฐูƒุฑ ูู‰ ุณุงุฆุฑ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ูƒุญูƒู… ุงู„ุตุงุจูˆู† ูู‰ ุงู„ู†ุญุงุณ، ูˆุฐู„ูƒ ูŠุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ุทูˆู„ ุฒู…ู† .

Tuanku ‘Aliy Al-Murshifiy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Para guru (thariqat) merasa kesulitan, mereka tidak menemukan obat yang lebih manjur dalam membersihkan hati murid-muridnya daripada dzikir secara terus-menerus. Dengan begitu, fungsi dzikir dalam hal membersihkan hati sama seperti fungsi kerikil dalam hal membersihkan tembaga, dan ‘ibadah-‘ibadah selain dzikir bagaikan sabun dalam hal membersihkan tembaga, ia membutuhkan waktu lama untuk dapat membersihkannya”.

ูˆู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง : ุงู„ุณุงู„ูƒ ู…ู† ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุฐูƒุฑ ูƒุงู„ุทุงุฆุฑ ุงู„ู…ุฌุฏ ุฅู„ู‰ ุญุถุฑุงุช ุงู„ู‚ุฑุจ، ูˆุงู„ุณุงู„ูƒ ู…ู† ุบูŠุฑ ุทุฑูŠู‚ ุงู„ุฐูƒุฑ ูƒุงู„ุฒู…ู† ุงู„ุฐู‰ ูŠุฒุญู ุชุงุฑุฉ ูˆูŠุณูƒู† ุฃุฎุฑู‰ ู…ุน ุจุนุฏ ุงู„ู…ู‚ุตุฏ ูุฑุจู…ุง ู‚ุทุน ู…ุซู„ ู‡ุฐุง ุนู…ุฑู‡ ูƒู„ู‡ ูˆู„ู… ูŠุตู„ ุฅู„ู‰ ู…ู‚ุตุฏู‡ .

Beliau juga berkata ; “Orang yang menempuh jalan menuju Allah Ta’ala (Salik) malalui jalur dzikir laksana burung yang terbang cepat menuju hadirat yang dekat, sedangkan Salik melalui jalur selain dzikir bagaikan orang yang lumpuh, sekali waktu merangkak dan sekali waktu diam, sementara tujuannya sangat jauh, maka terkadang ia dapat menghabiskan seluruh masa hidupnya namun tidak pernah berhasil mencapai tujuan”.

ูˆุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ูุชุญ ูู‰ ุงู„ู„ูŠู„ ุฃู‚ุฑุจ ู…ู†ู‡ ูู‰ ุงู„ู†ู‡ุงุฑ،

Para ‘ulama sepakat bahwa terbukanya hati diwaktu malam lebih cepat daripada di waktu siang.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ูƒู„ ู…ู† ู„ู… ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุบุฑูˆุจ ุงู„ุดู…ุณ ุฅู„ู‰ ุงู„ุตุจุงุญ ูู‰ ู…ุฌู„ุณ ูˆุงุญุฏ ู…ุง ุนุฏุง ูˆู‚ุช ุงู„ุตู„ุงุฉ ูู„ุง ูŠุฌูŠุก ู…ู†ู‡ ุดูŠุก ูู‰ ุงู„ุทุฑูŠู‚،

Mereka berkata ; Setiap orang yang tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala sejak terbenamnya matahari hingga shubuh dalam satu majlis selain waktu shalat, maka ia tidak akan mencapai sesuatu pun dalam perjalanannya.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ู…ู† ู„ู… ูŠุญุตู„ ู„ู‡ ู…ู† ุงู„ุฐูƒุฑ ุญุงู„ ู‚ูˆูŠ ูˆุญุถูˆุฑ ู…ุน ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู„ูŠุณ ู„ู‡ ู‚ุทุน ุงู„ู…ุฌู„ุณ . ูุงูู‡ู… .

Dan mereka berkata ; “Barangsiapa yang berdzikir, namun tidak menghasilkan kekuatan hati dan hadlirnya hati bersama Allah Ta’ala, maka tidak ada pilihan baginya untuk berhenti berdzikir”. Fahamilah!

(ูˆَ) ุงุนู„ู… ุฃู†ู‡ (ู„َุง ูŠَุตِู„ُ ุฃَุญَุฏٌ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุญَุถْุฑَุฉِ) ุงู„ุฅู„ู‡ูŠุฉ (ุฅِู„َّุง ุจِู‡ِ) ุฃูŠ ุจุงู„ุฐูƒุฑ .

ketahuilah bahwa seseorang tidak akan mencapai hadirat Ilahiy kecuali dengan dzikir.

ู‚ุงู„ ุณูŠุฏู‰ ุฃุจูˆ ุงู„ู…ุฏูŠู† ุงู„ุชู„ู…ุณุงู†ู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ู† ุฏุงู…ุช ุฃุฐูƒุงุฑู‡ ุตูุช ุฃุณุฑุงุฑู‡، ูˆู…ู† ุตูุช ุฃุณุฑุงุฑู‡ ูƒุงู† ูู‰ ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู‚ุฑุงุฑู‡ ูˆุฅูŠุถุงุญ ุฐู„ูƒ ุฃู† ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ู„ุง ูŠู‚ุฑุจ ุฅู„ู‰ ุญุถุฑุชู‡ ุฅู„ุง ู…ู† ุงุณุชุญูŠุง ู…ู†ู‡ ุญู‚ ุงู„ุญูŠุงุก، ูˆู„ุง ูŠุตุญ ู„ุฃุญุฏ ุฃู† ูŠุณุชุญูŠ ูƒุฐู„ูƒ ุฅู„ุง ุฅู† ุญุตู„ ู„ู‡ ุงู„ูƒุดู ูˆุฑูุน ุงู„ุญุฌุงุจ، ูˆู„ุง ูŠุตุญ ู„ู‡ ุงู„ูƒุดู ูˆุฑูุน ุงู„ุญุฌุงุจ ุฅู„ุง ุจู…ู„ุงุฒู…ุฉ ุงู„ุฐูƒุฑ، ูˆู‡ุฐุง ุทุฑูŠู‚ ูŠุตู„ ุจู‡ุง ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุจุณุฑุนุฉ، ูˆุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญูŠุซ ุฃุทู„ู‚ุช ูู‰ ู„ุณุงู† ุงู„ู‚ูˆู… : ุดู‡ูˆุฏ ุงู„ุนุจุฏ ุฃู†ู‡ ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูู…ุง ุฏุงู… ู‡ุฐุง ู…ุดู‡ุฏู‡ ูู‡ูˆ ูู‰ ุญุถุฑุฉ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูุฅุฐุง ุญุฌุจ ุนู† ู‡ุฐุง ุงู„ู…ุดู‡ุฏ ูู‚ุฏ ุฎุฑุฌ ู…ู†ู‡ุง . ูุงูู‡ู… .

Tuanku Abu Madin At-Tilmisaniy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Barangsiapa yang terus menerus berdzikir, maka hatinya akan menjadi bening, dan barangsiapa yang bening hatinya, ia senantiasa berada di hadirat Allah Ta’ala”. Lebih jelasnya yaitu ; Tidak akan dapat mendekat ke hadirat Allah Al-Haqq Ta’ala kecuali orang yang memiliki rasa malu kepada-Nya dengan malu yang sebenar-benarnya, seseorang tidak akan memiliki rasa mulu yang sebenar-benarnya kecuali hatinya telah tersingkap dan hijabnya telah terangkat, dan seseorang tidak akan tersingkap hatinya dan hijabnya tidak akan terangkat kecuali dengan dzikir secara terus-menerus. Inilah jalan yang dapat mengantarkan seorang murid pada hadirat Allah Ta’ala dengan cepat. Adapun yang dimaksud dengan “Hadlratillahi Ta’ala” (hadirat Allah Ta’ala) sekiranya dilukiskan dengan kata-kata adalah; Seorang hamba menyaksikan bahwa dirinya berada dihadapan Allah Ta’ala, maka selama hal ini menjadi penyaksiannya, selama itu pula ia berada di hadirat Allah Ta’ala, namun apabila ia terhalang dari penyaksian ini, maka ia telah keluar dari hadirat Allah Ta’ala. Fahamilah!.

Dan ketahuilah bahwa seseorang tidak akan mendapatkan kasyaf (tersingkapnya hati) dan ikhlash yang sempurna kecuali dengan dzikir.

Di atas telah dijelaskan bahwa kasyaf tidak akan di raih kecuali dengan dzikir.

ูˆุงู„ูƒุดู ุนู„ู‰ ู†ูˆุนูŠู† : ุญุณูŠ، ูˆุฎูŠุงู„ูŠ . ูุงู„ุฎูŠุงู„ูŠ : ุฃู† ูŠุบู…ุถ ุงู„ุนุจุฏ ุนูŠู†ูŠู‡ ุนู†ุฏ ุฑุคูŠุฉ ุดุฎุต ุฃูˆ ุฑุคูŠุฉ ูุนู„، ูุฅู† ุจู‚ูŠ ู„ู‡ ุงู„ูƒุดู ูู‡ูˆ ุฎูŠุงู„ูŠ، ูˆุฅู† ุฒุงู„ ูู„ูŠุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฅุฏุฑุงูƒ ู‚ุฏ ุชุนู„ู‚ ุจู…ุง ูƒุงู† ู…ุฎุตูˆุตุง، ูˆู…ู† ูƒุดู ู„ู‡ ุนู…ุง ูŠูุนู„ู‡ ุงู„ู†ุงุณ ูู‰ ู‚ุนูˆุฑ ุจูŠูˆุชู‡ู… ูู‡ูˆ ูƒุดู ุดูŠุทุงู†ูŠ ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุชูˆุจุฉ ู…ู†ู‡ ููˆุฑุง،

Kasyaf ada dua macam, yaitu : Kasyaf Hissiy dan kasyaf Khayaliy.

Kasyaf Khayaliy adalah seorang hamba yang memejamkan kedua matanya ketika melihat seseorang atau ketika melihat gerak gerik seseorang, apabila ia masih dapat melihatnya, maka itu adalah kasyaf khayaliy, dan apabila hilang dari penglihatannya (tidak dapat melihat apapun), maka ketahuilah bahwa penglihatannya memiliki hubungan dengan sesuatu yang khusus. Barangsipa yang mampu melihat apa yang dilakukan seseorang di dalam rumahnya, maka itu adalah kasyaf syaithaniyah, ia harus segera bertaubat dari kasyaf sesatnya itu.

ูˆุฅูŠุถุงุญ ู‚ูˆู„ู‡ู… : ุงู„ูƒุงู…ู„ ู„ุง ูƒุดู ู„ู‡ ุฃูŠ ู„ุฃู†ู‡ ู…ุดุบูˆู„ ุจุฃุฏุงุก ุฃูˆุงู…ุฑ ุฑุจู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ุชู‰ ุนู„ูŠู‡ ูู‰ ูƒู„ ู†ูุณ ูู„ุง ุชุฏุนู‡ ุงู„ุฃูˆุงู…ุฑ ุงู„ู…ุชูˆุฌู‡ ุฅู„ูŠู‡ ูŠุชูุฑุบ ู„ุบูŠุฑู‡ุง .

Penjelasan mengenai pernyataan ‘ulama’ yang berupa ; “Insan kamil tidak lagi memiliki kasyaf”. Maksudnya ; Karena ia disibukkan dengan menunaikan perintah-perintah Allah Ta’ala yang diwajibkan kepadanya dalam setiap hembusan nafasnya, sehinnga perintah-perintah yang dihadapinya tidak menyisakan kesempatan sedikitpun untuk yang lainnya.

ูˆุฃู…ุง ูƒูˆู† ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ุงู„ูƒุงู…ู„ ู„ุง ูŠุญุตู„ ุฅู„ุง ุจุงู„ุฐูƒุฑ ูู‡ูˆ ูƒุฐู„ูƒ ูˆู‚ุฏ ุฑูˆูˆู‡ ูู‰ ุฑุณุงุฆู„ู‡ู… . ูู‚ุงู„ูˆุง : ุฅู† ุฃูˆู„ ู…ุง ูŠุชุฌู„ู‰ ู„ู„ุนุจุฏ ุฅุฐุง ุงุดุชุบู„ ุจุงู„ุฐูƒุฑ ุชูˆุญูŠุฏ ุงู„ูุนู„ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุชูˆุญูŠุฏ ุงู„ู…ู„ูƒ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูˆุชูˆุญูŠุฏ ุงู„ูˆุฌูˆุฏ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูุฅุฐุง ุชุฌู„ู‰ ู„ู‡ ุชูˆุญูŠุฏ ุงู„ูุนู„ ู„ู„ู‡ ุฎุฑุฌ ูƒุดูุง ูˆูŠู‚ูŠู†ุง ุนู† ุดู‡ูˆุฏ ูƒูˆู† ุงู„ูุนู„ ู„ู‡ ูˆุฎุฑุฌ ุจู‡ ุฃูŠุถุง ุนู† ุทู„ุจ ุงู„ุซูˆุงุจ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู† ุงู„ูƒุจุฑ ูˆุงู„ุนุฌุจ ูˆุงู„ุฑูŠุงุก ูˆุฏุฎู„ ูู‰ ู‚ุถุงุก ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ุงู„ูƒุงู…ู„، ูุงูู‡ู… .

Adapun yang dimaksud “Ikhlash yang sempurna yang tidak akan didapatkan kecuali dengan dzikir”, para ‘ulama’ telah meriwayatkannya dalam beberapa risalahnya. Dan mereka berkata; Sesungguhnya pertama-tama yang akan tampak bagi seorang hamba apabila menyibukkan diri dengan berdzikir adalah ke Esaan perbuatan bagi Allah Ta’ala, ke Esaan kekuasaan bagi Allah Ta’ala dan ke Esaan shifat wujud bagi Allah Ta’ala. Lalu ketika ke Esaan perbuatan bagi Allah Ta’ala telah tampak baginya, maka timbullah kasyaf dan keyaqinan akan penyaksian adanya perbuatan bagi-Nya, (adanya kekuasaan bagi-Nya dan adanya shifat wujud bagi-Nya), dan juga hilanglah tuntutan pahala kepada-Nya, kesombongan, ‘ujub dan riya’, hingga akhirnya ia memiliki keikhlasan yang sempurna. Fahamilah!.

ูˆุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ (ูَุฅِู†َّู‡ُ ุจِู‡ِ ุชَู†ْุฒِู„ُ ุงู„ุฑَّุญْู…َุฉُ) ู„ุญุฏูŠุซ ุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ : "ู„ุง ูŠู‚ุนุฏ ู‚ูˆู… ูŠุฐูƒุฑูˆู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฅู„ุง ุญูุชู‡ู… ุงู„ู…ู„ุงุฆูƒุฉ ูˆุบุดูŠุชู‡ู… ุงู„ุฑุญู…ุฉ ูˆุฐูƒุฑู‡ู… ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠู…ู† ุนู†ุฏู‡".

Dan banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala, karena dzikir dapat menyebabkan turunnya rahmat.

Berdasarkan hadits riwayat Imam At-Thabraniy ; “Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul berdzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka, dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan Allah Ta’ala akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ุฃูˆู„ ู…ุง ุชู†ุฒู„ ุงู„ุฑุญู…ุฉ ุนู„ู‰ ู…ุฌุงู„ุณ ุงู„ุฐูƒุฑ، ูุงูู‡ู… .

Dan para ‘ulama’ berkata ; “Rahmat pertama-tama akan turun pada majlis-majlis dzikir”. Fahamilah!.

(ูˆَ) ุงุนู„ู… ุฃู† ุจุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ (ูŠَุฒُูˆْู„ُ ุงู„ْุบَู…ُّ) ุงู„ูˆุงู‚ุน ู„ู„ู†ุงุณ ูู‰ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฏุงุฑ، ูุฅู† ุงู„ู‡ู… ูˆุงู„ุบู… ููŠู‡ุง ุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ ุจู‚ุฏุฑ ุงู„ุบูู„ู‡ ุนู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูู…ู† ุฃุฑุงุฏ ุฏูˆุงู… ุงู„ุณุฑูˆุฑ ูู„ูŠุฏุงูˆู… ุนู„ู‰ ุงู„ุฐูƒุฑ، ูู„ุง ูŠู„ูˆู…ู† ุงู„ุนุจุฏ ุฅู„ุง ู†ูุณู‡ ุฅุฐุง ุชุฑุงุฏูุช ุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‡ู…ูˆู… ูˆุงู„ุบู…ูˆู…، ูุฅู† ุฐู„ูƒ ุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ ุฌุฒุงุก ุจู‚ุฏุฑ ุฅุนุฑุงุถู‡ ุนู† ุฑุจู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ . ูุงูู‡ู… .

Ketahuilah bahwa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala, kesedihan yang terjadi pada manusia di dunia ini akan hilang, karena kesusahan dan kesedihan tidaklah terjadi kecuali sebatas kelalaiannya dari mengingat Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan yang lestari, hendaklah ia melestarikan dzikir, dan jangan salahkan siapa-siapa selain dirinya sendiri apabila kesedihan dan kesusahan datang silih berganti, karena demikian itu hanyalah sebagai balasan yang setimpal dengan berpalingnya dari Tuhannya ‘Azza wa Jalla. Fahamilah!.

ูˆุงุนู„ู… ุฃู† ุจุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุชุฐู‡ุจ ุงู„ู‚ุณูˆุฉ ุนู† ุงู„ู‚ู„ุจ . ู‚ุงู„ ุงู„ุญูƒูŠู…  ุฃุจูˆ ู…ุญู…ุฏ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูŠุฑุทุจ ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆูŠู„ูŠู†ู‡ ، ูุฅุฐุง ุฎู„ุง ุนู† ุงู„ุฐูƒุฑ ุฃุตุงุจุชู‡ ุญุฑุงุฑุฉ ุงู„ู†ูุณ ูˆู†ุงุฑ ุงู„ุดู‡ูˆุฉ ูู‚ุณุง ูˆูŠุจุณ ูˆุงู…ุชู†ุนุช ุงู„ุฃุนุถุงุก ุนู† ุงู„ุทุงุนุฉ". ูุงูู‡ู… .

Ketahuilah bahwa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat melunakkan hati.

Al-Hakim Abu Muhammad At-Turmudzi rahimahullahu Ta’ala berkata : “Berdzikir kapada Allah Ta’ala dapat membasahi dan melunakkan hati, apabila seseorang kosong dari dzikir, maka panasnya nafsu dan api syahwat akan menimpanya hingga hatinya menjadi keras, kering dan seluruh anggota tubuhnya enggan menjalankan ketha’atan”. Fahamilah!.

ูˆุงุนู„ู… ุฃู† ุจู…ุฏุงูˆู…ุฉ ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุชุฎู…ุฏ ุงู„ุฃู…ุฑุงุถ ุงู„ุจุงุทู†ุฉ ู…ู† ูƒุจุฑ ูˆุนุฌุจ ูˆุฑูŠุงุก ูˆุญุณุฏ ูˆุณูˆุก ุธู† ูˆุญู‚ุฏ ูˆุบู„ ูˆู…ูƒุฑ ูˆุญุจ ู…ุญู…ุฏุฉ ูˆุบูŠุฑ ุฐู„ูƒ . ูุงูู‡ู… .

Ketahuilah bahwa dengan terus menerus berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat menyembuhkan penyakit bathin seperti sombong, ‘ujub (bangga), riya’, dengki, buruk sangka, dendam, tipu daya, senang dipuji dan lain-lainnya. Fahamilah!.

ูˆุงุนู„ู… ุฃู† ุจู…ุฏุงูˆู…ุฉ ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุชู†ู‚ุทุน ุงู„ุฎูˆุงุทุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู†ูŠุฉ .

Dan ketahuilah bahwa dengan terus menerus berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat menghilangkan bisikan syaithan.

ูˆุงู„ูุฑู‚ ุจูŠู†ู‡ุง ูˆุจูŠู† ุงู„ุฎูˆุงุทุฑ ุงู„ู†ูุณุงู†ูŠุฉ ุฃู† ุฎูˆุงุทุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู† ุฃูƒุซุฑู‡ ูŠุฏุนูˆ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุนุงุตูŠ، ูˆุฎุงุทุฑ ุงู„ู†ูุณ ุฃูƒุซุฑู‡ ูŠุฏุนูˆ ุฅู„ู‰ ุงุชุจุงุน ุงู„ุดู‡ูˆุฉ,

Perbedaan antara bisikan syaithan dengan bisikan nafsu adalah Bisikan syaithan lebih banyak mengajak pada kema’shiyatan, sedangkan bisikan nafsu lebih banyak mengajak untuk menuruti keinginan hawa nafsu.

ูˆูุฑู‚ูˆุง ุจูŠู†ู‡ู…ุง ุฃูŠุถุง ุจุฃู† ุงู„ู†ูุณ ุฅุฐุง ุทุงู„ุจุชูƒ ุจุดูŠุก ุฃู„ุญุช ูู„ุง ุชุฒุงู„ ูˆู„ุง ุชุฑุฌุน ูˆู„ูˆ ุจุนุฏ ุญูŠู† ุญุชู‰ ุชุตู„ ุฅู„ู‰ ู…ุฑุงุฏู‡ุง ุฅู„ุง ุฃู† ูŠุฏูˆู… ุตุฏู‚ ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฏุฉ . ูˆุฃู…ุง ุงู„ุดูŠุทุงู† ุฅุฐุง ุฏุนุงูƒ ุฅู„ู‰ ุฒู„ุฉ ูุฎุงู„ูุชู‡ ูุงุชู‡ ุฐู„ูƒ ูˆูŠูˆุณูˆุณ ุจุฒู„ุฉ ุฃุฎุฑู‰، ู„ุฃู† ุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ุฎุงู„ูุงุช ุนู†ุฏู‡ ุณูˆุงุก .

ูˆู…ุนู†ู‰ ุงู„ุฎุงุทุฑ ุฎุทุงุจ ูŠุฑุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ุถู…ุงุฆุฑ .

Dan para ‘ulama’ juga mengemukakan perbedaan antara bisikan syaithan dengan bisikan nafsu yaitu Bisikan nafsu apabila mengajakmu pada sesuatu, maka ajakannya terus berulang-ulang, tidak pernah berhenti mengajak dan tidak pernah putus asa sehingga ajakannya terpenuhi walaupun dalam waktu yang cukup lama, terkecuali bagi orang yang terus-menerus memeranginya dengan sungguh-sungguh. Sedangkan bisikan syaithan apabila mengajakmu pada kemaksiatan dan kamu menolaknya, maka ia akan meninggalkan ajakannya itu dan ia akan mengajak pada kema’shiyatan yang lain karena semua kema’shiyatan baginya adalah sama.

Adapun ma’na kata; “ Al-Khathir” adalah bisikan yang kembali pada hati.

ูˆุงุนู„ู… ุฃู† ุจุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุชุฏูุน ุงู„ุขูุงุช .

Ketahuilah bahwa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat menolak marabahaya.

ู‚ุงู„ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฐูˆ ุงู„ู†ูˆู† ุงู„ู…ุตุฑูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญูุธู‡ ู…ู† ูƒู„ ุดูŠุก .

Imam Dzun-Nun Al-Mishriy rahimahullahu Ta’al berkata “Barangsiapa yang berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka Dia akan melindunginya dari setiap sesuatu”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ุงู„ุฐูƒุฑ ุณูŠู ุงู„ู…ุฑูŠุฏูŠู† ุจู‡ ูŠู‚ุงุชู„ูˆู† ุฃุนุฏุงุกู‡ู… ู…ู† ุงู„ุฌู† ูˆุงู„ุฅู†ุณ ูˆุจู‡ ูŠุฏ ูุนูˆู† ุงู„ุขูุงุช ุงู„ุชู‰ ุชุทุฑู‚ู‡ู…،

Para ‘Ulama’ berkata ; “Dzikir adalah pedang bagi setiap murid, dengan dzikir ia dapat memerangi musuh-musuhnya dari golongan jin dan manusia, dan dengan dzikir ia dapat menolak marabahaya yang akan menimpanya”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง ุฅู† ุงู„ุจู„ุงุก ุฅุฐุง ู†ุฒู„ ุนู„ู‰ ู‚ูˆู… ูˆููŠู‡ู… ุฐุงูƒุฑ ุญุงุฏ ุนู†ู‡ ุงู„ุจู„ุงุก،

Para ‘Ulama’ berkata ; “Sesungguhnya apabila suatu bencana menimpa suatu kaum dan disana terdapat orang yang berdzikir, maka bencana tersebut akan menjauh darinya”.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ุฅู† ุงู„ุฐูƒุฑ ุฅุฐุง ุชู…ูƒู† ู…ู† ุงู„ู‚ู„ุจ ุตุงุฑ ุงู„ุดูŠุทุงู† ูŠุตุฑุน ุฅุฐุง ุฏู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐุงูƒุฑ ูƒู…ุง ูŠุตุฑุน ุงู„ุฅู†ุณุงู† ุฅุฐุง ุฏู†ุง ู…ู†ู‡ ุงู„ุดูŠุทุงู† ูุชุฌุชู…ุน ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุดูŠุงุทูŠู† . ููŠู‚ูˆู„ูˆู† : ู…ุง ุจุงู„ู‡؟ ููŠู‚ุงู„ : ุฅู†ู‡ ุฏู†ุง ู…ู† ุฐุงูƒุฑ ูุตุฑุน .

Dan para ‘ulama’ berkata ; “Sesungguhnya apabila dzikir telah bersemayam dihati, syaithan akan pingsan apabila mendekat pada orang yang berdzikir sebagaimana manusia akan pingsan apabila melihat syaithan mendekatinya, kemudian syaithan-syaithan berkumpul dan bertanya ; Apa yang terjadi ? Syaithan yang lain menjawab; Ia pingsan karena mendekat pada orang yang berdzikir”.

ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูŠุง ุฃุฎูŠ ูˆุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูุฅู†ู‡ ูŠู…ู†ุน ุงู„ุดูŠุทุงู† ู…ู† ุฑูƒูˆุจู†ุง .

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku, dan perbanyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya dzikir dapat mengusir syaithan dari setiap kendaraan kita.

ู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃูุถู„ ุงู„ุฏูŠู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ุฅู† ุงู„ุดูŠุทุงู† ูŠุฑูƒุจ ุฃุญุฏู†ุง ูƒู„ู…ุง ุบูู„ ุนู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูุฅู†ู‡ ุฏุงุฆู…ุง ูˆุงู‚ู ุจุฌุงู‡ ู‚ู„ุจ ุงู„ุนุจุฏ، ููƒู„ู…ุง ุบูู„ ุนู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงุณุชุญูˆุฐ ุนู„ูŠู‡، ูˆูƒู„ู…ุง ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู†ุฒู„ ุนู†ู‡، ูู„ูˆ ูƒุดู ู„ุฃุญุฏู†ุง ู„ุฑุฃู‰ ุฅุจู„ูŠุณ ูŠุฑูƒุจู‡ ูƒู…ุง ูŠุฑูƒุจ ุฃุญุฏู†ุง ุงู„ุญู…ุงุฑ ูˆูŠุตุฑูู‡ุง ูƒูŠู ุดุงุก ุทูˆู„ ุงู„ู„ูŠู„ ูˆุงู„ู†ู‡ุงุฑ ูƒู„ู…ุง ุบูู„ ูˆูŠู†ุฒู„ ุนู†ู‡ ูƒู„ู…ุง ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

Syaikh Afdhalud-Din rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Sesungguhnya syaithan akan menunggangi salah seorang dari kita bilamana ia lalai dari berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan syaithan selamanya berdiri menghadap pada hati seorang hamba, manakala ia lalai dari berdzikir kepada Allah Ta’ala syaithan akan mengalahkannya, dan ketika ia berdzikir kepada Allah Ta’ala syaithan akan pergi darinya. Kalau seandainya mata hati salah seorang dari kita terbuka, niscaya ia akan melihat iblis menungganginya sebagaimana salah seorang dari kita menunggangi himar, dan syaithan akan mengendalikannya sesuka hatinya sepanjang siang dan malam setiap kali ia lalai dari berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan akan pergi apabila ia berdzikir kepada Allah Ta’ala”.

ูˆุฃุฌู…ุน ุงู„ู‚ูˆู… ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุฐูƒุฑ ู…ูุชุงุญ ุงู„ุบูŠุจ ูˆุฌุงุฐุจ ุงู„ุฎูŠุฑ ูˆุฃู†ูŠุณ ุงู„ู…ุณุชูˆุญุด ูˆุฌุงู…ุน ู„ุดุชุงุช ุตุงุญุจู‡، ูˆุฅุฐุง ุบู„ุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุฐุงูƒุฑ ุงู…ุชุฒุฌ ุจุฑูˆุฌ ุงู„ุฐุงูƒุฑ ุญุจ ุงุณู… ุงู„ู…ุฐูƒูˆุฑ ุญุชู‰ ุฃู† ุจุนุถ ุงู„ุฐุงูƒุฑูŠู† ูˆู‚ุน ุนู„ู‰ ุฑุฃุณู‡ ุญุฌุฑ ูู‚ุทุฑ ุงู„ุฏู… ุนู„ู‰ ุงู„ุฃุฑุถ ูˆุงูƒุชุชุจ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู„ู‡، ูู„ูˆ ู„ู… ูŠูƒู† ู…ู† ุดุฑู ุงู„ุฐูƒุฑ ุฅู„ุง ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠูˆู‚ุช ุจูˆู‚ุช ู„ูƒุงู† ุฐู„ูƒ ูƒูุงูŠุฉ ูู‰ ุดุฑูู‡ . ูˆุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠู†ุจุบู‰ ุชุฑูƒู‡ ูˆู„ูˆ ู…ุน ุงู„ุบูู„ุฉ . ูุงูู‡ู… .

Para ‘ulama’ sepakat bahwa dzikir adalah kunci keghaiban, dapat mendatangkan kebaikan,  menghibur hati yang gelisah, dan menyatukan berceria berainya hati orang yang berdzikir. Apabila dzikir telah menguasai orang yang berdzikir, maka rasa cinta kepada Dzat yang didzikirkan akan menyatu dalam ruh orang yang berdzikir, sehingga ada sebagian orang yang berdzikir, tiba-tiba sebongkah batu jatuh mengenai kepalanya, lalu meneteskan darah ketanah dan darah itu membentuk lafadz “ALLAH, ALLAH”. Ini merupakan keutamaan dzikir, kalau saja dzikir tidak memiliki keutamaan lain selain tidak dibatasinya dengan waktu, kiranya itu saja sudah cukup utama. Dan ‘ulama’ sepakat bahwa tidak sepantasnya seorang hamba meninggalkan dzikir walaupun dalam keadaan lalai. Fahamilah!.

ูˆุงุนู„ู… ุฃู† ููˆุงุฆุฏ ุงู„ุฐูƒุฑ ู„ุง ุชู†ุญุตุฑ ู„ุฃู† ุงู„ุฐุงูƒุฑ ูŠุตูŠุฑ ุฌู„ูŠุณ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุงู„ุฃุณุฑุงุฑ ูˆุงู„ุนู„ูˆู… ูƒู„ู…ุง ุฐูƒุฑ ู„ุฃู†ู‡ุง ุญุถุฑุฉ ู„ุง ูŠุฑุฏ ุนู„ูŠู‡ุง ุฃุญุฏ ูˆูŠูุงุฑู‚ู‡ุง ุจุบูŠุฑ ู…ุฏุฏ، ู„ูƒู† ู…ุน ุงู„ุญุถูˆุฑ،

Ketahuilah bahwa faidah-faidah dzikir tidak dapat terhitung, karena orang yang berdzikir ketika itu menjadi satu majlis dengan Allah Al-Haqq Ta’ala dalam samudera rahasia dan ‘ilmu, karena hal tersebut merupakan suasana yang tidak seorang pun dapat sampai kesana dan tidak dapat memilah-milahnya tanpa pertolongan. Namun demikian itu harus disertai hadirnya hati.

ููŠู‚ุงู„ ู„ู…ู† ุงุฏุนู‰ ุฃู†ู‡ ุญุถุฑ ุจู‚ู„ุจู‡ ูู‰ ุฐูƒุฑู‡ ู…ุน ุฑุจู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ุง ุฐุง ุฃุชุญููƒ ูˆุฃุนุทุงูƒ ูู‰ ู‡ุฐุง ุงู„ู…ุฌู„ุณ؟

ูุฅู† ู‚ุงู„ : ู…ุง ุฃุนุทุงู†ู‰ ุดูŠุฃ . ู‚ู„ู†ุง ู„ู‡ : ูˆุฃู†ุช ุงู„ุข ุฎุฑ ู„ู… ุชุญุถุฑ ู…ุนู‡ ูู‰ ุฐูƒุฑู‡، ูุงุชุฎุฐ ู„ูƒ ุดูŠุฎุง ูŠุฒูŠู„ ุนู†ูƒ ุงู„ู…ูˆุงู†ุน ุงู„ู…ุงู†ุนุฉ ู„ูƒ ุนู† ุงู„ุญุถูˆุฑ، ูุฅู† ู„ู… ูŠุฌุฏ ู„ู‡ ุดูŠุฎุง، ู‚ู„ู†ุง ู„ู‡ : ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุงู„ู„ูุธ ุญุชู‰ ูŠุตูŠุฑ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ู…ุดู‡ูˆุฏูƒ ูˆู‡ู†ุงูƒ ูŠุตุญ ุงู„ูุชุญ، ู„ุฃู† ุงู„ุฐูƒุฑ ู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุญู‚ูŠู‚ุฉ ู‡ูˆ ุงุณุชุตุญุงุจ ุดู‡ูˆุฏ ุงู„ุนุจุฏ ุฃู†ู‡ ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ุฑุจู‡ ุชุนุงู„ู‰, ูˆุงู„ุฐูƒุฑ ุจุงู„ู„ุณุงู† ุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ ูˆุณูŠู„ุฉ ุฅู„ูŠู‡، ูุฅุฐุง ุญุตู„ ู„ู‡ ุงู„ุดู‡ูˆุฏ ุงุณุชุบู†ู‰ ุนู† ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ุณุงู† ูู„ุง ูŠุฐูƒุฑ ุจุงู„ู„ุณุงู† ุฅู„ุง ูู‰ ู…ุญู„ ูŠู‚ุชุฏู‰ ุจู‡ ููŠู‡ ู„ุง ุบูŠุฑ، ู„ุฃู† ุญุถุฑุฉ ุดู‡ูˆุฏ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ุญุถุฑุฉ ุจู‡ุช ูˆุฎุฑุณ ูŠุณุชุบู†ู‰ ุนู† ุงู„ุฐูƒุฑ ุฅุฐ ู‡ูˆ ุจู…ู†ุฒู„ุฉ ุงู„ุฏู„ูŠู„، ูุฅุฐุง ุญุตู„ุช ุงู„ุฌู…ุนูŠุฉ ุจุงู„ู…ุฏู„ูˆู„ ุงุณุชุบู†ู‰ ุงู„ุนุจุฏ ุนู† ุงู„ุฏู„ูŠู„ . ูุงุนู„ู… ุฐู„ูƒ ูุฅู†ู‡ ู†ููŠุณ .

Jika dikatakan kepada orang yang mengaku bahwa hatinya dapat hadir bersama Tuhannya Ta’ala dalam dzikirnya ; “Apa yang Dia berikan kepadamu dalam majlis itu?”

Lalu apabila ia menjawab; “Dia tidak memberi sesuatu apapun kepadaku”. Maka aku akan berkata padanya; “Engkau ingat pada yang lain, hatimu tidak hadir bersama-Nya disaat berdzikir, karena itu carilah olehmu seorang guru yang dapat menghilangkan darimu beberapa perkara yang menghalangi hadirnya hatimu”. Dan apabila ia tidak menemukan seorang guru pun, aku akan menyarankan kepadanya; Banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan lisan hingga Allah Al-Haqq Ta’ala menjadi perkara yang engkau saksikan, disanalah nanti terbukanya hati yang sah, karena berdzikir kapada Allah Ta’ala hakikatnya adalah lestarinya penyaksian seorang hamba bahwa ia berada dihadapan Tuhannya Ta’ala, sedangkan berdzikir dengan lisan hanya sebagai perantara menuju penyaksian bahwa ia berada dihadapan-Nya (syuhud), bila telah berhasil syuhud, ia tidak perlu lagi berdzikir dengan lisan kecuali pada suatu tempat yang disana ia sebagai orang diikuti, bukan yang lainnya, karena suasana penyaksian bahwa dirinya berada dihadapan Allah Al-Haqq Ta’ala adalah suasana yang membingungkan dan membisukan yang ia tidak butuh lagi pada dzikir, karena dzkir ibarat suatu petunjuk, maka apabila semua yang ditunjukkan telah berhasil dicapai, seorang hamba tidak butuh lagi pada petunjuk. Ketahuilah, karena hal itu adalah masalah yang indah.


๐Ÿ’Ž ATURAN DALAM BERDZIKIR.

ูˆู„ู…ุง ุฐูƒุฑ ุดูŠุฆุง ู…ู† ูุถุงุฆู„ ุงู„ุฐูƒุฑ ุฃุฎุฐ ูŠุชูƒู„ู… ุนู„ู‰ ุดูŠุก ู…ู† ูˆุงุฌุจุงุชู‡ ูู‚ุงู„

Setelah menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan dzikir, berikutnya beliau (Syaikh Al-Matbuliy) menjelaskan tentang kewajiban-kewajiban dalam berdzikir, beliau berkata ;

(ูˆَู„َุง ุชُุดْุฑِูƒْ ู…َุนَู‡ُ) ุฃูŠ ู…ุน ุงู„ุฐูƒุฑ (ุบَูŠْุฑَู‡ُ)

“Janganlah engkau menyekutukan Allah dengan suatu apapun dalam berdzikir”

ูู‚ุฏ ุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู† ูƒู„ ุดูŠุก ุฃุดุฑูƒู‡ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ู…ุน ุงู„ุฐูƒุฑ ู‚ุทุนู‡ ุนู† ุณุฑุนุฉ ุงู„ุณูŠุฑ ูˆุฅุจุทุงุก ูุชุญู‡ ุจู‚ุฏุฑู‡ ูƒุซุฑุฉ ูˆู‚ู„ุฉ .

Para ‘ulama’ sepakat bahwa seorang murid yang menyekutukan segala sesuatu dalam dzikir akan mengurangi kecepatan perjalanannya dan memperlambat terbukanya hati sesuai dengan kadar besar dan kecilnya kemusyrikan yang dilakukan.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง :ูŠุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃู† ูŠุฃู…ุฑ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุฃู† ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจู„ุณุงู†ู‡ ุจุดุฏุฉ ูˆุนุฒู…، ูุฅุฐุง ุชู…ูƒู† ู…ู† ุฐู„ูƒ ูŠุฃู…ุฑู‡ ุฃู† ูŠุณุชูˆูŠ ูู‰ ุงู„ุฐูƒุฑ ุจูŠู† ู‚ู„ุจู‡ ูˆู„ุณุงู†ู‡، ูˆูŠู‚ูˆู„ ู„ู‡ : ุงุซุจุช ุนู„ู‰ ุงุณุชุฏุงู…ุฉ ู‡ุฐุง ุงู„ุฐูƒุฑ ูƒุฃู†ูƒ ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ุฑุจูƒ ุชุนุงู„ู‰ ุฃุจุฏุง ุจู‚ู„ุจูƒ ูˆู„ุง ุชุชุฑูƒ ุงู„ุฐูƒุฑ ุญุชู‰ ูŠุญุตู„ ู„ูƒ ู…ู†ู‡ ุญุงู„ ูˆุชุตูŠุฑ ุฃุนุถุงุคูƒ ูƒู„ู‡ุง ุฐุงูƒุฑุฉ ู„ุง ุชู‚ุจู„ ุงู„ุบูู„ุฉ ุนู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰، ูˆู„ุง ุชุฒุฏ ุนู„ู‰ ุงู„ูุฑุงุฆุถ ูˆุงู„ุณู†ู† ุงู„ู…ุคูƒุฏุฉ، ูˆู„ุง ุชุดุชุบู„ ุจู‚ุฑุงุกุฉ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ูƒุฑูŠู… ูˆู„ุง ุจุบูŠุฑู‡ ูุฅู† ุฐู„ูƒ ุฅู†ู…ุง ู‡ูˆ ูˆุฑุฏ ุงู„ูƒู…ู„ ุงู„ุฐูŠู† ุนุฑููˆุง ุนุธู…ุฉ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰,

Para ‘Ulama’ berkata ; Bagi guru (thariqat) wajib memerintahkan murid-muridnya untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan lisannya dengan keras dan bersungguh-sungguh. Apabila hal itu telah kokoh, selanjutnya guru memerintahkannya untuk menyesuaikan dalam berdzikir antara lisan dan hatinya seraya berkata kepadanya; Bertahanlah dengan melestarikan dzikir ini seakan-akan engkau berada dihadapan Tuhanmu Yang Maha Luhur, janganlah engkau meninggalkan dzikir hingga engkau mendapatkan suatu derajat dari-Nya dan seluruh anggota tubuhmu menjadi ikut berdzikir serta tidak pernah lupa dari mengingat Allah Ta’ala, janganlah engkau menambah atas amalan-amalan fardlu dan sunnat mu_akkad, dan janganlah engkau menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur an Al-Karim atau yang lainnya, karena itu adalah wirid orang-orang yang sempurna yaitu orang-orang yang telah menyaksikan keagungan Allah Al-Haqq Ta’ala.

ุซู… ุจุนุฏ ุฃู† ูŠู„ู‚ู†ู‡ ุงู„ุฐูƒุฑ ูŠุฃู…ุฑู‡ ุจุงู„ุฌูˆุน ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฏุฑูŠุฌ ุดูŠุฆุง ูุดูŠุฆุง ู„ุฆู„ุง ูŠู‚ู„ ู‚ูˆุงู‡ ููŠู†ู‚ุทุน ุนู† ุงู„ุฐูƒุฑ, ูˆูŠุฃู…ุฑู‡ ุฃูŠุถุง ุจู‚ู„ุฉ ุงู„ู„ุบูˆ ูˆุงู„ู†ูˆู… ูˆุจุงุนุชุฒุงู„ ุงู„ู†ุงุณ ูุฅู†ู‡ ู„ุง ุจุฏ ู…ุน ุงู„ุฅุดุชุบุงู„ ุจุงู„ุชูˆุญูŠุฏ ู…ู† ุฐู„ูƒ، ูˆุฅู„ุง ููƒู„ ุดูŠุก ุญุตู„ ู…ู† ู†ูˆุฑ ุงู„ุชูˆุญูŠุฏ ุชุทููŠู‡ ุธู„ู…ุฉ ุงู„ุฃูƒู„ ูˆุงู„ู„ุบูˆ ูƒู…ุง ู‡ูˆ ู…ู‚ุฑุฑ ูู‰ ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุทุฑูŠู‚، ูˆู‚ุฏ ุนุฌุฒ ุงู„ุฃุดูŠุงุฎ ุนู† ุฃู† ูŠูˆุตู„ูˆุง ู…ุฑูŠุฏุง ู…ุน ุฅุฎู„ุงู„ู‡ ุจุงู„ุฃุฑูƒุงู† ูู„ู… ูŠู‚ุฏุฑูˆุง،

Kemudian setelah mengajarkan cara-cara berdzikir, selanjutnya guru memerintahkan murid-muridnya untuk mengosongkan perut secara bertahap sedikit demi sedikit agar tenaganya tidak habis sehingga dapat memutuskannya dari dzikir. Dan guru juga memerintahkannya untuk mengurangi waktu kosong dan tidur, serta menjauhkan diri dari orang-orang, karena sesungguhnya seorang murid harus menyibukkan diri dengan tauhid disamping hal tersebut, jika tidak, maka segala sesuatu yang telah didapatkan yang berupa nur tauhid akan dipadamkan oleh gelapnya tidur, penganguran dan bergaul dengan orang-orang sebagaimana hal itu telah ditetapkan dalam aturan-aturan thariqat, dan para guru tidak akan mampu untuk mengantarkan seorang murid lantaran melanggar aturan-aturan tersebut.

“Hendaklah engkau berdzikir dengan suara keras”

Karena berdzikir dengan suara keras lebih bermanfa’at bagi pemula yang belum mampu mengalahkan suatu karamaian.

ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู†ู‡ ูŠุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุงู„ุฌู‡ุฑ ุจุงู„ุฐูƒุฑ ูˆุฅู† ุฐูƒุฑ ุงู„ุณุฑ ูˆุงู„ู‡ูˆูŠู†ูŠ ู„ุง ูŠููŠุฏู‡ ุฑู‚ูŠุง، ูˆูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ุงู„ุฌู‡ุฑ ุจุฑูู‚ ูุฅู†ู‡ ุฅุฐุง ูƒุงู† ุจุบูŠุฑ ุฑูู‚ ุฑุจู…ุง ูŠุชุฑุจู‰ ู„ู‡ ูุชุงู‚ ูู‰ ุจุทู†ู‡ ููŠุชุนุทู„ ุฌู‡ุฑู‡،

Para ‘ulama’ sepakat bahwa bagi murid wajib berdzikir dengan suara keras, sebab berdzikir secara samar atau dengan suara rendah tidak akan berfaidah menaikkan derajatnya. Dan ketika berdzikir dengan suara keras hendaklah berdzikir secara pelan-pelan, karena apabila tidak pelan-pelan terkadang dapat meningkatkan lipatan pada perut sehingga suara dzikirnya menjadi hampa.

“Hendaklah engkau berdzikir dengan kekuatan penuh”

Maksudnya bagi murid wajib berdzikir dengan kekuatan penuh.

ูู‚ุฏ ู‚ุงู„ูˆุง : ุฅุฐุง ุฐูƒุฑ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุฑุจู‡ ุจุดุฏุฉ ูˆุนุฒู… ุทูˆูŠุช ู„ู‡ ู…ู‚ุงู…ุงุช ุงู„ุทุฑูŠู‚ ุจุณุฑุนุฉ ู…ู† ุบูŠุฑ ุจุทุก ูุฑุจู…ุง ู‚ุทุน ูู‰ ุณุงุนุฉ ู…ุง ู„ุง ูŠู‚ุทุนู‡ ุบูŠุฑู‡ ูู‰ ุดู‡ุฑ ูˆุฃูƒุซุฑ،

Para ‘ulama’ berkata; Apabila seorang murid berdzikir kepada Tuhannya dengan kekuatan penuh dan kemauan yang kuat, maka derajat-derajat thariqat akan dapat ditempuhnya dalam waktu singkat, terkadang dalam waktu sekejap ia mampu menempuh apa yang orang lain tidak mampu menempuhnya dalam waktu sebulan bahkan lebih.

ูˆู‚ุงู„ูˆุง : ูŠุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑูŠุฏ ุฃู† ูŠุฐูƒุฑ ุจู‚ูˆุฉ ุชุงู…ุฉ ุจุญูŠุซ ู„ุง ูŠุจู‚ู‰ ููŠู‡ ู…ุชุณุน ูˆูŠู‡ุชุฒ ู…ู† ููˆู‚ ุฑุฃุณู‡ ุฅู„ู‰ ุฃุตุจุน ู‚ุฏู…ูŠู‡، ูˆุงู„ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ู‚ูˆู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : "ุซู… ู‚ุณุช ู‚ู„ูˆุจู‡ู… ู…ู† ุจุนุฏ ุฐู„ูƒ ูู‡ูŠ ูƒุงู„ุญุฌุงุฑุฉ ุฃูˆ ุฃุดุฏ ู‚ุณูˆุฉ"، ููƒู…ุง ุฃู† ุงู„ุญุฌุฑ ู„ุง ูŠู†ูƒุณุฑ ุฅู„ุง ุจู‚ูˆุฉ ูƒุฐู„ูƒ ุงู„ุฐูƒุฑ ู„ุง ูŠุคุซุฑ ูู‰ ุฌู…ูŠุน ุดุชุงุช ู‚ู„ุจ ุตุงุญุจู‡ ุฅู„ุง ุจู‚ูˆุฉ،

Dan para ‘ulama’ berkata; Bagi murid wajib berdzikir dengan kekuatan penuh sehingga tidak ada keleluasaan dan gerakan yang tertinggal mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki yang tidak ikut berdzikir. Adapun dalil yang menunjukkan atas hal tersebut adalah firman Allah Ta’ala ; “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi”. (Qs. Al-Baqarah 74).

Sebagaiman halnya batu yang tidak dapat hancur kecuali dengan kekuatan, demikian pula adanya dengan dzikir, dzikir tidak akan dapat memberikan pengaruh apapun dalam menyatukan bercerai berainya hati seseoranng kecuali dengan kekuatan.

“Hendaklah engkau berdzikir secara berjama’ah”

Maksudnya wajib berdzikir secara berjama’ah, karena berdzikir secara berjama’ah berpengaruh kuat dalam menghilangkan hijab.

ูˆู‚ุฏ ุฃุฌู…ุน ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุณู„ูุง ูˆุฎู„ูุง ุนู„ู‰ ุงุณุชุญุจุงุจ ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฌู…ุงุนุฉ ูู‰ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ูˆุบูŠุฑู‡ุง ู…ู† ุบูŠุฑ ู†ูƒูŠุฑ ุจุดุฑุทู‡،

‘Ulama’ salaf maupun khalaf sepakat atas disunnatkannya berdzikir kepada Allah Ta’ala secara berjama’ah di masjid-masjid atau tempat lainnya dengan tidak memungkiri syarat-syaratnya.

ูˆู‚ุฏ ุดุจู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุงู„ุบุฒุงู„ูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุฐูƒุฑ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ูˆุญุฏู‡ ูˆุฐูƒุฑ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุจุฃุฐุงู† ุงู„ู…ู†ูุฑุฏ ูˆุฃุฐุงู† ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ، ู‚ุงู„ : ููƒู…ุง ุฃู† ุฃุตูˆุงุช ุงู„ู…ุคุฐู†ูŠู† ุฌู…ุงุนุฉ ุชู‚ุทุน ุฌุฑู… ุงู„ู‡ูˆุงุก ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุตูˆุช ู…ุคุฐู† ูˆุงุญุฏ، ูƒุฐู„ูƒ ุฐูƒุฑ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุนู„ู‰ ู‚ู„ุจ ูˆุงุญุฏ ุฃูƒุซุฑ ุชุฃุซูŠุฑุง ูู‰ ุฑูุน ุงู„ุญุฌุจ ู„ูƒูˆู† ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ุดุจู‡ ุงู„ู‚ู„ูˆุจ ุจุงู„ุญุฌุงุฑุฉ، ูˆู…ุนู„ูˆู… ุฃู† ุงู„ุญุฌุฑ ู„ุง ูŠู†ูƒุณุฑ ุฅู„ุง ุจู‚ูˆุฉ  ุฌู…ุงุนุฉ ู…ุฌุชู…ุนูŠู† ุนู„ู‰ ู‚ู„ุจ ูˆุงุญุฏ، ู„ุฃู† ู‚ูˆุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุงุดุฏ ู…ู† ู‚ูˆุฉ ุดุฎุต ูˆุงุญุฏ .

Imam Al-Ghozaliy rahimahullahu Ta’ala menyerupakan antara dzikir seorang diri dan dzikir secara berjama’ah dengan adzan sendirian dan adzan brjama’ah. Beliau berkata; Sebagaimana halnya suara orang-orang adzan secara berjama’ah dapat menembus udara lebih kuat daripada suara orang adzan sendirian, begitu pula berdzikir secara berjama’ah dengan menyatukan hati akan lebih kuat pengaruhnya dalam menghilangkan hijab, karena Allah Al-Haqq Ta’ala menyerupakan hati dengan batu, bahwa batu tidak dapat dipecahkan kecuali dengan menyatukan kekuatan dan hati, karena kekuatan orang banyak lebih besar daripada kekuatan satu orang.

ูุฅู† ู‚ูŠู„ : ุฃูŠู…ุง ุฃูุถู„ ุฐูƒุฑ "ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡" ุฃูˆ ุฒูŠุงุฏุฉ "ู…ุญู…ุฏ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡؟" ูุงู„ุฌูˆุงุจ : ุงู„ุฃูุถู„ ูู‰ ุฐูƒุฑ ุงู„ุณุงู„ูƒูŠู† "ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡" ุฏูˆู† ุบูŠุฑู‡ุง ุญุชู‰ ุชุญุตู„ ู„ู‡ู… ุงู„ุฌู…ุนูŠุฉ ู…ุน ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจู‚ู„ูˆุจู‡ู…، ูุฅุฐุง ุญุตู„ุช ูุงู„ุฃู…ุฑุธุงู‡ุฑ، ูˆุฅูŠุถุงุญ ุฐู„ูƒ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฅู‚ุฑุงุฑ ูˆุงู„ุฅู‚ุฑุงุฑ ูŠูƒููŠ ูู‰ ุงู„ุนู…ุฑ ู…ุฑุฉ ูˆุงุญุฏุฉ، ูˆุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ู…ู† ุชูƒุฑุงุฑ ุงู„ุชูˆุญูŠุฏ ูƒุซุฑุฉ ุงู„ุฌู„ุงุก ู„ุญุฌุจ ุงู„ู†ูุณ،

Apabila dipertanyakan ; Manakah dzikir yang palling utama, apakah hanya “LA-ILA-HA ILLALLAH” atau ditambah “MUHAMMADUR RASULULLAH”?

Jawabnya ; Dzikir yang paling utama bagi seorang salik (penempuh jalan menuju Allah) adalah; “LA-ILA-HA ILLALLAH” bukan yang lainnya, hingga ia berhasil menyatukan cintanya kepada Allah Ta’ala dalam hatinya. Apabila telah berhasil, mau dzikir apa saja terserah. Adapun alasan dianjurkannya berdzikir hanya dengan kalimat “LA-ILA-HA ILLALLAH” tanpa ditambah “MUHAMMADUR RASULULLAH”, karena kalimat “MUHAMMADUR RASULULLAH” merupakan sebuah pengakuan, dan pengakuan dalam seumur hidup cukup satu kali. Sedangkan tujuan berdzikir dengan mengulang - ulang kalimat tauhid (LA-ILA-HA ILLALLAH) adalah karena lebih ampuh dibdalam menghilangkan hijab hati.

“Hendaklah engkau berdzikir dengan penuh memuliakan dan mengagungkan-Nya”

Maksunya ; Bagi orang yang berdzikir wajib menghadirkan keagungan Allah Al-Haqq Tabaraka wa Ta’ala sebelum mulai berdzikir.

ู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ุงู„ูƒู†ุงู†ูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ : ู…ู† ุดุฑุท ุงู„ุฐุงูƒุฑ ุฃู† ูŠุตุญุจู‡ ุงู„ุฅุฌู„ุงู„ ูˆุงู„ุชุนุธูŠู… ู„ู‡ ูˆุฅู„ุง ู„ู… ูŠูู„ุญ ุตุงุญุจู‡ ูู‰ ู…ู‚ุงู…ุงุช ุงู„ุฑุฌุงู„،

Syaikh Abu Bakar Al-Kannaniy rahimahullahu Ta’ala berkata ; “Termasuk syarat bagi orang yang berdzikir yaitu; Harus senantiasa memuliakan dan mengagungkan Allah Ta’ala, bila tidak, maka seseorang tidak akan berhasil mendapatkan derajat orang-orang yang sempurna”.

ูˆูƒุงู† ูŠู‚ูˆู„ : ูˆุงู„ู„ู‡ ู„ูˆ ู„ุง ุฃู†ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูุฑุถ ุนู„ูŠ ุฐูƒุฑู‡ ู„ู…ุง ุชุฌุงุฑุฃุช ุฃู† ุงุฐูƒุฑู‡ ุฅุฌู„ุงู„ุง ู„ู‡ ู…ุซู„ูŠ ูŠุฐูƒุฑ ุงู„ุญู‚ ุชุนุงู„ู‰ ูˆู„ู… ูŠุบุณู„ ูู…ู‡ ุจุฃู„ู ุชูˆุจุฉ ู…ู…ุง ุณูˆุงู‡ ู‚ุจู„ ุฐูƒุฑู‡ .

Dan beliau berkata ; “Demi Allah, seandainya Allah Ta’ala tidak mewajibkan kepadaku untuk berdzikir kepada-Nya, tentu aku tidak berani berdzikir kepada-Nya karena mengagungkan-Nya. Sementara orang-orang seperti diriku berdzikir kepada Allah Al-Haqq Ta’ala, padahal ia tidak pernah mencuci mulutnya dengan seribu taubat dari selain-Nya sebelum berdzikir kepada-Nya”.

ูˆุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุฃู† ู…ู† ู„ู… ูŠุชุญู‚ู‚ ุจุขุฏุงุจ ุงู„ุฐูƒุฑ ูˆู‡ูŠ ุนุดุฑูˆู† ุฃุฏุจุง ูุจุนูŠุฏ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ูุชุญ، ูˆู…ู† ูˆุงุฌุจุงุช ุงู„ุฐูƒุฑ ุงู„ุชูˆุจุฉ ู…ู† ูƒู„ ู…ุง ู„ุง ูŠุนู†ูŠ ู‚ุจู„ ุงู„ุดุฑูˆุน ููŠู‡، ูˆูƒุซุฑุฉ ุงู„ุดูƒุฑ ุจุนุฏู‡، ูˆุนุฏู… ุงู„ุดุฑุจ ุนู‚ุจู‡، ูˆุนุฏู… ุงู„ุฅุดุชุบุงู„ ุจุฌู…ูŠุน ุญู‚ูˆู‚ ุงู„ุฎู„ู‚ ุฅู„ุง ู…ุง ูƒุงู† ุนูˆู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุณูŠุฑ .

Para ‘ulama’ sepakat bahwa orang yang belum mampu mengokohkan adab-adab berdzikir yang berjumlah 20 adab, jauh dari terbukanya pintu hati. Dan sebagian dari kewajiban dalam berdzikir adalah bertaubat dari segala perkara yang tidak berfaidah sebelum berdzikir, banyak bersyukur setelahnya, tidak segera minum setelah berdzikir, dan tidak menyibukkan diri dari segala urusan yang berhubungan hak-hak makhluk kecuali hal-hal yang dapat membantu perjalanannya menuju Allah Ta’ala.

ูˆู‡ุฐุง ุขุฎุฑ ู…ุง ูŠุณุฑู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุฌู…ุนู‡ ุนู„ู‰ "ุงู„ูˆุตูŠุฉ ุงู„ุณู†ูŠุฉ" ูˆุฃุณุฃู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ูุถู„ู‡ ุฃู† ูŠู†ูุน ุจู‡ ูƒู„ ู…ู† ูˆู‚ู ุนู„ูŠู‡، ูˆุฃู† ูŠุณุชุฑ ูุถุงุฆุญู†ุง ูู‰ ุงู„ุฏุงุฑูŠู† ، ูˆุฃู† ู„ุง ูŠุนุงุฌู„ู†ุง ุจุงู„ุนู‚ูˆุจุฉ، ูˆุฃู† ูŠุตู„ู‰ ูˆูŠุณู„ู… ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู† .

Inilah akhir dari apa yang Allah Ta’ala mudahkan dalam mengumpulkan wasiat-wasiat yang luhur. Aku memohon anugerah kepada Allah Ta’ala semoga Dia senantiasa menjadikan buku ini buku yang bermanfa’at bagi setiap orang yang membacanya, menutupi semua kejelekan-kejelekan kami di dunia dan di akhirat, tidak menyegerakan siksa-Nya kepada kami, dan semoga Dia senantiasa melimpahkan rahmat ta’dzim-Nya atas baginda kami Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan seluruh para shahabatnya. Amin.

๐Ÿ‘ณ Wallahu A'lam Bish-Showab Min Kulli 'Aalimiin ... Semoga bermanfaaf ๐Ÿ™

1 komentar:

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati