Terjemahan Kitab "Minahus Saniyyah"

 


Kitab Al-Minah As-Saniyyah merupakan satu dari beberapa karya Syekh Sayyid ‘Abd Al-Wahhab Asy-Sya’rani sebagai komentar atas tulisan Syekh Abu Ishaq Ibrahim al-Matbuliy dalam buku Qomi’ Ath-Thughyaan. Kitab ini membahas tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang salik (penempuh jalan spiritual) dalam menjalani tarekat. Gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipaham bagi para pemula dan pelaku spiritual yang baru menjalani tarekat. Kesan komunikatif pun sangat terasa, seakan-akan penulis berbicara langsung dan berhadap-hadapan dengan pembaca. Sehingga bahasa yang ditampilkan banyak menggunakan kalimat perintah atau kalimat larangan langsung.

Sayyid ‘Abd al-Wahab as-Sya’rani dalam kitab ini menyebutkan beberapa pendapat ulama dan ahli sufi dari masa-masa klasik. Dan juga disebutkan didalamnya hadits-hadits dan ayat-ayat yang menjadi argumen untuk mendukung teori-teori yang diangkat dalam kitab ini. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman pembaca dan mempermudah bagi pembaca untuk memahami tujuan dari ditulisnya di kitab ini.

Dalam kitab Al-Minah As-Saniyyah disebutkan beberapa tahapan yang harus dijalani salik untuk menaiki tangga spiritual. Masing-masing tangga ini memiliki keterkaitan antara anak tangga yang satu dengan anak tangga yang lainnya. Ketika salah satu anak tangga tidak dijalani, maka salik tidak akan sampai pada tujuannya.

TERJEMAHAN KITAB 'AYYUHAL WALAD"

 

📌 Kata Pengantar.

Kitab Ayyuhal Walad dibawah ini adalah salah satu kitab monumental, juga satu dari sekian banyaknya karangan Imam al-Ghazali. Kitab ini pun mengandung nasehat nasehat yang ditulis Imam Al-Ghazali untuk para santrinya.

Awal mulanya Imam Al-Ghazali menulis kitab Ayyuhal Walad karena salah seorang santrinya meminta dituliskan nasehat atau petuah yang kelak dapat bermanfaat baginya untuk dijadikan sebagai pedomannya sepanjang hayatnya.

Pada muqadimah kitab Ayyuhal Walad, diceritakan bahwa dahulu kala ada seorang santri Imam Al-Ghazali yang mengabdi dan berkhitmah kepada beliau. Ia dengan tekun dan sabar menuntut ilmu dari Imam Al-Ghazali sehingga menguasai secara mendalam berbagai ilmu yang tidak diketahui orang awam pada umumnya dan memiliki kekuatan jiwa di atas rata-rata santri biasa.

Namun pada suatu hari, dia merenungkan akan keadaan dirinya dan mengkhawatirkan perilakunya dapat menghalangi dirinya dari mendapat ilmu yang bermanfaat.

Santri itu lalu berkata dalam dirinya, “Meski aku telah membaca bermacam-macam ilmu, dan telah kucurahkan umurku untuk mempelajarinya, namun saat ini selayaknya aku mengetahui apa saja ilmu yang bermanfaat bagiku dan akan menjadi sinar dalam kuburku dan mana ilmu yang tidak bermanfaat sehingga akan aku tinggalkan, sebagaimana sabda Rasulullah :

Terjemahan Kitab Washoya



Kitab Washoya Al-Abaa’ lil Abnaa’ adalah Kitab yang berisi wasiat seorang guru terhadap muridnya tentang akhlak. Dalam mengungkapkan nasehat-nasehatnya tentang akhlak Syaikh Muhammad Syakir menempatkan dirinya sebagai guru yang sedang menasehati muridnya. Dimana relasi guru dan murid di sini diumpamakan sebagaimana orang tua dan anak kandung. Bisa diumpamakan demikian karena orangtua kandung pasti mengharapkan kebaikan pada anaknya, maka dari itu seorang guru yang baik adalah guru yang mengharapkan kebaikan pada anak didiknya, menyayangi sebagaimana anak kandungnya sendiri, salah satunya lewat mau’idhoh hasanah dan mendoakan kebaikan.

Kitab ini sendiri selesai dikarang oleh Syaikh Muhammad Syakir pada bulan DzulQo’dah tahun 1326 H, atau pada tahun 1907 M. Kitab ini sangat familiar dalam kurikulum pendidikan non formal seperti madarasah diniyah dan pesantren. Kitab Washoya mengemas pendidikan akhlak dalam bentuk bab per bab sebanyak 20 bab, dengan disertai uraian konsep  dari tema yang dibicarakan.

Layaknya dalam kitab-kitab kuning lainnya, pengarang tidak mencantumkan biografi penulis, tahun terbit maupun hak cita penerbit, sebagaimana layaknya buku-buku ilmiah lain. Mereka menyampaikan suatu karya lebih didorong oleh keinginan untuk menyampaikan sesuatu yang diketahuinya kepada masyarakat, mereka merasa berkewajiban untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Mereka berharap apa yang ditulis itu dapat menjadi tuntutan atau suri tauladan bagi masyarakat.  Sehingga hak terbit suatu karya tidak dimonopoli oleh satu penerbit, tapi bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan.

"MATAN SANUSIYYAH"

✓ MUQODDIMAH ILMU TAUHID


1. Secara bahasa Tauhid adalah Pengetahuan bahwa sesuatu itu satu. Secara syara’ adalah Pengetahuan untuk bisa menguasai penetapan aqidah-aqidah agama, yang didapat dari dalil-dalilnya yang bersifat keyakinan.

2. Obyek kajiannya adalah Dzat Allah dan Dzat rosul rosul-Nya (tentang hal-hal yang wajib, mustahil dan jaiz), hal-hal yang mungkin/mumkin sebagai perantara untuk menuju keyakinan adanya pencipta, dan hal-hal yang didengar/sam’iyyat/riwayat-riwayat (tentang keyakinan akan hal-hal itu).

3. Buah hasil ilmu tauhid adalah Ma’rifatullah (mengetahui Alloh) dengan bukti- bukti pasti, dan berakhir kepada sebuah keberuntungan serta kebahagiaan abadi.

4. Keutamaannya adalah merupakan ilmu syara’ yang paling mulia, karena berhubungan dengan Dzat Allah dan rosul rosul-Nya, serta yang bersangkut paut dengan itu semua. 

5. Pelopor penggagas ilmu tauhid : Abu Hasan Al-Asy’ariy (Bashroh, 874-935 M) dan Abu Mansur Al-Maturidiy (Samarkand, wafat 944 M).

6. Hukum mempelajarinya : wajib ‘ain bagi setiap orang mukallaf, baik pria maupun wanita.

7. Masalah - masalah nya : Aturan-aturan atau hukum yang membahas hal-hal yang yang wajib, mustahil dan jaiz.

HIZB NASHR ASY-SYADZILY

Sebelum membaca Hizib Nashr dibawah, hendaknya membaca bacaan berikut ini :


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. تَحَصَّنْتُ بِذِى الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ, وَاعْتَصَمْتُ بِذِى الْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوتِ, وتَوَكَّلْتُ عَلَى الْمُلْكِ الْحَيِّ الْقَيُّومِ الحَلِيْمِ الَّذِى لاَ يَنَامُ وَلاَ يَمُوتُ, دَخَلْتُ فِى حِرْزِ اللهِ, دَخَلْتُ فِى حِفظِ اللهِ, وَ دَخَلْتُ فِى أَمَانِ اللهِ, بِحَقِّ كهيعص كُفِيْتُ, وبحمعسق حُمِيْتُ, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ.

Hizib Nashr Abu Hasan Asyadzili


وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لاَ يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ. اللّهُمَّ بِسَطْوَةِ جَبَرُوتِ قَهْرِكَ, وَبِسُرْعَةِ إغَاثَةِ نَصْرِكَ, وَبِغَيْرَتِكَ ِلانْتِهَاكِ حُرْمَاتِكَ, وَبِحِمَايَتِكَ لِمَنِ احْتَمَى بِآيَاتِكَ, نَسْئَلُكَ يَا أللهُ يَا أللهُ يَا أللهُ يَا سَمِيْعُ يَاقَرِيْبُ يَامُجِيْبُ يَاسَرِيْعُ, يَامُنْتَقِمُ يَاقَهَّارُ, يَاشَدِيْدَ الْبَطْشِ يَاجَبَّارُ, يَاعَظِيْمَ الْقَهْرِ, يَامَنْ لاَيُعْجِزُهُ قَهْرُالجَبَابِرَةِ, وَلاَ يَعْظُمُ عَلَيْهِ هَلاَكُ الْمُتَمَرِّدَةِ, مِنَ الْمُلُوْكِ وَاْلأَكَاسِرَةِ, وَاْلأَعْدَاءِ الْفَاجِرَةِ, أَسْئَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كَيْدَ مَنْ كاَدَنَا فِى نَحْرِهِ, وَمَكْرَ مَنْ مَكَرَ بِنَا عَائِدًا عَلَيْهِ, وَحُفْرَةَ مَنْ حَفَرَلَنَا حُفْرَةً وَاقِعًا فِيْهَا, وَمَنْ نَصَبَ لَنَا شَبَكَةَ الْخِدَاعِ, اِجْعَلْهُ يَاسَيِّدِى مُسَاقًا إِلَيْهَا, وَمُصَادًا فِيْهَا وَأَسِيْرًا لَدَيْهَا. اللَّهُمَّ بِحَقِّ كهيعص كهيعص كهيعص إِكْفِنَا هَمَّ الْعِدَا, وَلَقِّهِمُ الرَّدَى, وَاجْعَلْهُمْ لِكُلِّ حَبِيْبٍ فِدَا, وَسَلِّطْ عَلَيْهِمْ عَاجِلَ النِّقْمَةِ فِى الْيَوْمِ وَاْلغَدَ اللّهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ, اللّهُمَّ أَقْلِلْ عَدَدَهُمْ, اللّهُمَّ فُلَّ حَدَّهُمْ, اللّهُمَّ أجْعَلِ الدَّائِرَةِ عَلَيْهِمْ, اللّهُمَّ أَرْسِلِ الْعَذَابَ إِلَيْهِمْ . اللَّهُمَّ أَخْرِجْهُمْ عَنْ دَائِرَةِ الْحِلْمِ وَاللُّطْفِ, وَاَسْلُبْهُمْ مَدَدَ اْلإِمْهَالِ, وَغُلَّ أَيْدِيَهُمْ إِلَى أَعْنَاقِهِمْ, وَارْبُطْ عَلَى قُلُوبِهِمْ, وَلاَ تُبَلِّغْهُمُ اْلآمَالَ .اللَّهُمَّ قَلِّبْ تَدْبِيْرَهُمْ, وَقَرِّر تَدْمِيْرَهُمْ, وَاقْطَعْ دَابِرَهُمْ, وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ .اللّهُمَّ مَزِّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ مَزَّقْتَهُ لأَعْدَائِكَ, إِنْتِصَارًا ِلأَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَأَوْلِيَائِكَ

3x اَللَّهُمَّ انْتَصِرْلَنَا اِنْتِصَارَكَ ِلأَحْبَابِكَ عَلَى أَعْدَائِكَ 

3x اللَّهُمَّ لاَ تُمَكِّنِ اْلأَعْدَاءَ فِيْنَا وَلاَمِنَّا, وَلاَ تُسَلِّطْهُمْ عَلَيْنَا بِذُنُوبِنَا ,

7x حم حم حم حم حم حم حم. حُمَّ اْلأَمْرُ وَجَاءَ النَّصْرُ فَعَلَيْنَا لاَ يُنْصَرُونَ .

حمعسق حِمَايَتُنَا مِمَّا نَخَافُ, اَللَّهُمَّ بِحَقِّ طَهَ وَقَافِ, وَسُورَةِ اْلأَحْقَافِ, بِلُطْفِكَ يَاخَفِيَّ اْلأَلْطَافِ, نَجِّنَا مِمَّا نَخَافُ,اللّهُمَّ قنِاَ شَرَّ اْلأَسْوَى, وَلاَ تَجْعَلْنَا مَحَلاًّ لِلْبَلْوَى, اللّهُمَّ أَعْطِنَا أَمَلَ الرَّجَاءِ وَ فَوْقَ اْلأَمَلِ يَاهُوَ يَاهُوَ يَاهُوَ, يَامَنْ بِفَضْلِهِ لِفَضْلِهِ نَسْئَلُكَ, إِلَهِى الْعَجَلَ الْعَجَلَ الْعَجَلَ, إِلَهِى اْلإِجَابَةَ اْلإِجَابَةَ اْلإِجَابَةَ يَامَنْ أَجَابَ نُوحًا فِى قَوْمِهِ, يَامَنْ نَصَرَ إِبْرَاهِيْمَ عَلَى أَعْدَائِهِ, يَامَنْ رَدَّ يُوسُفَ عَلَى يَعْقُوبَ, يَامَنْ كَشَفَ الضُّرَّ عَنْ أَيُّوبَ, يَامَنْ أَجَابَ دَعْوَةَ زَكَرِيَّا, يَامَنْ قَبِلَ تَسْبِيْحَ يُونُسَ ابْنِ مَتَّى نَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ بِأَسْرَارِ أَصْحَابِ هَذِهِ الدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ, أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنَّا مَابِهِ دَعَوْنَا, وَأَنْ تَعْطِيَنَا مَاسَأَلْنَاكَ, أَنْجِزْ لَنَا وَعْدَكَ الَّذِى وَعَدْتَهُ لِعِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ, بِالنَّصْرِ وَالظَّفَرِ وَالْفَتْحِ الْمُبِيْنَ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتَ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

3x إِنْقَطَعَتْ آمَالُنَا وَعِزَّتِكَ إلاَّ مِنْكَ, وَخَابَ رَجَاؤُنَا وَحَقِّكَ إلاَّ فِيْكَ

إِنْ أَبْطَأَتْ غَارَةَ اْلأَرْحَامِ وَابْتَعَدَتْ * فَأَقْرَبُ الشَّيْئِ مِنَّاغـَارَةُ الَّلهِ يَاغَارَةَ اللهِ جِدِّى السَيْرَ مُسْرِعـَةً * فىِ حَلِّ عُقْدَتِنَا يَاغَـارَةَ اللهِ عَدَتِ الْعَـادُونَ وَجـــَارُوا * وَرَجــَوْنَا اللهَ مُجِــيْرًا وَكَــــفَى بِاللهِ وَلِـــيًّا * وَكَـــفَى بِاللهِ نَصِـيْرًا يَاوَاحِدُ يَاعَلِىُّ يَاحَلِيْمُ, وَحَسْبُنَا الَّلهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالَّلهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, سَلاَمٌ عَلَى نُوحٍ فِى الْعَالَمِيْنَ, إِسْتَجِبْ لَنَا آمِيْن آمِيْن آمِيْن فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَصَلىَّ اللَّهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ, وَعَلَىآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اللّهُمَّ أَنْتَ تَعْلَمُ أَعْدَائَنَا عَدَدًا, فَبَدِّدْ شَمْلَهُمْ بِدَدًا, وَلاَ تُبْقِ مِنْهُمْ أَحَدًا, إِنَّكَ أَنْتَ الْبَاقِى سَرْمَدًا وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لاَ يَشْعُرُونَ. فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ. فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لاَ يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ  فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ. وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا. فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

TAWASSUL


 

DOA NUR NUBUWWAH (Cahaya Kenabian)

Ya Allah, Dzat Yang Memiliki Kuasaan Yang Agung, yang memiliki Anugerah yang terdahulu, memiliki wajah (Kemuliaan) yang Mulia, menguasai kalimat - kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa - jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. 

Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata : “Sesungguhnya (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. Dan yang meng-Ijabahi Luqman Al-Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud a.s. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi memiliki Singgasana yang Mulia,

 Panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku , Qabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam a.s.,orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah : “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”. Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur'an tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. 

Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”


Doa Nur Nubuwwah di katakan memiliki fadhilah yang banyak sekali dan sangat menakjubkan terhadap siapa yang suka membaca dan mengamalkannya dengan ikhlas hati benar-benar kerana Allah, namun alangkah baiknya Segala Amaliyyah maupun Doa yang kita dawamkan harus benar benar murni dan suci untuk Menggapai Keridhoan Allah Azza Wa Jalla dunia sampai akhirat.

Wallahu A'lam Bish-Showab

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati