Terjemahan Kitab "Minahus Saniyyah"

 


Kitab Al-Minah As-Saniyyah merupakan satu dari beberapa karya Syekh Sayyid ‘Abd Al-Wahhab Asy-Sya’rani sebagai komentar atas tulisan Syekh Abu Ishaq Ibrahim al-Matbuliy dalam buku Qomi’ Ath-Thughyaan. Kitab ini membahas tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang salik (penempuh jalan spiritual) dalam menjalani tarekat. Gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipaham bagi para pemula dan pelaku spiritual yang baru menjalani tarekat. Kesan komunikatif pun sangat terasa, seakan-akan penulis berbicara langsung dan berhadap-hadapan dengan pembaca. Sehingga bahasa yang ditampilkan banyak menggunakan kalimat perintah atau kalimat larangan langsung.

Sayyid ‘Abd al-Wahab as-Sya’rani dalam kitab ini menyebutkan beberapa pendapat ulama dan ahli sufi dari masa-masa klasik. Dan juga disebutkan didalamnya hadits-hadits dan ayat-ayat yang menjadi argumen untuk mendukung teori-teori yang diangkat dalam kitab ini. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman pembaca dan mempermudah bagi pembaca untuk memahami tujuan dari ditulisnya di kitab ini.

Dalam kitab Al-Minah As-Saniyyah disebutkan beberapa tahapan yang harus dijalani salik untuk menaiki tangga spiritual. Masing-masing tangga ini memiliki keterkaitan antara anak tangga yang satu dengan anak tangga yang lainnya. Ketika salah satu anak tangga tidak dijalani, maka salik tidak akan sampai pada tujuannya.

TERJEMAHAN KITAB 'AYYUHAL WALAD"

 

๐Ÿ“Œ Kata Pengantar.

Kitab Ayyuhal Walad dibawah ini adalah salah satu kitab monumental, juga satu dari sekian banyaknya karangan Imam al-Ghazali. Kitab ini pun mengandung nasehat nasehat yang ditulis Imam Al-Ghazali untuk para santrinya.

Awal mulanya Imam Al-Ghazali menulis kitab Ayyuhal Walad karena salah seorang santrinya meminta dituliskan nasehat atau petuah yang kelak dapat bermanfaat baginya untuk dijadikan sebagai pedomannya sepanjang hayatnya.

Pada muqadimah kitab Ayyuhal Walad, diceritakan bahwa dahulu kala ada seorang santri Imam Al-Ghazali yang mengabdi dan berkhitmah kepada beliau. Ia dengan tekun dan sabar menuntut ilmu dari Imam Al-Ghazali sehingga menguasai secara mendalam berbagai ilmu yang tidak diketahui orang awam pada umumnya dan memiliki kekuatan jiwa di atas rata-rata santri biasa.

Namun pada suatu hari, dia merenungkan akan keadaan dirinya dan mengkhawatirkan perilakunya dapat menghalangi dirinya dari mendapat ilmu yang bermanfaat.

Santri itu lalu berkata dalam dirinya, “Meski aku telah membaca bermacam-macam ilmu, dan telah kucurahkan umurku untuk mempelajarinya, namun saat ini selayaknya aku mengetahui apa saja ilmu yang bermanfaat bagiku dan akan menjadi sinar dalam kuburku dan mana ilmu yang tidak bermanfaat sehingga akan aku tinggalkan, sebagaimana sabda Rasulullah :

Terjemahan Kitab Washoya



Kitab Washoya Al-Abaa’ lil Abnaa’ adalah Kitab yang berisi wasiat seorang guru terhadap muridnya tentang akhlak. Dalam mengungkapkan nasehat-nasehatnya tentang akhlak Syaikh Muhammad Syakir menempatkan dirinya sebagai guru yang sedang menasehati muridnya. Dimana relasi guru dan murid di sini diumpamakan sebagaimana orang tua dan anak kandung. Bisa diumpamakan demikian karena orangtua kandung pasti mengharapkan kebaikan pada anaknya, maka dari itu seorang guru yang baik adalah guru yang mengharapkan kebaikan pada anak didiknya, menyayangi sebagaimana anak kandungnya sendiri, salah satunya lewat mau’idhoh hasanah dan mendoakan kebaikan.

Kitab ini sendiri selesai dikarang oleh Syaikh Muhammad Syakir pada bulan DzulQo’dah tahun 1326 H, atau pada tahun 1907 M. Kitab ini sangat familiar dalam kurikulum pendidikan non formal seperti madarasah diniyah dan pesantren. Kitab Washoya mengemas pendidikan akhlak dalam bentuk bab per bab sebanyak 20 bab, dengan disertai uraian konsep  dari tema yang dibicarakan.

Layaknya dalam kitab-kitab kuning lainnya, pengarang tidak mencantumkan biografi penulis, tahun terbit maupun hak cita penerbit, sebagaimana layaknya buku-buku ilmiah lain. Mereka menyampaikan suatu karya lebih didorong oleh keinginan untuk menyampaikan sesuatu yang diketahuinya kepada masyarakat, mereka merasa berkewajiban untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Mereka berharap apa yang ditulis itu dapat menjadi tuntutan atau suri tauladan bagi masyarakat.  Sehingga hak terbit suatu karya tidak dimonopoli oleh satu penerbit, tapi bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan.

"MATAN SANUSIYYAH"

✓ MUQODDIMAH ILMU TAUHID


1. Secara bahasa Tauhid adalah Pengetahuan bahwa sesuatu itu satu. Secara syara’ adalah Pengetahuan untuk bisa menguasai penetapan aqidah-aqidah agama, yang didapat dari dalil-dalilnya yang bersifat keyakinan.

2. Obyek kajiannya adalah Dzat Allah dan Dzat rosul rosul-Nya (tentang hal-hal yang wajib, mustahil dan jaiz), hal-hal yang mungkin/mumkin sebagai perantara untuk menuju keyakinan adanya pencipta, dan hal-hal yang didengar/sam’iyyat/riwayat-riwayat (tentang keyakinan akan hal-hal itu).

3. Buah hasil ilmu tauhid adalah Ma’rifatullah (mengetahui Alloh) dengan bukti- bukti pasti, dan berakhir kepada sebuah keberuntungan serta kebahagiaan abadi.

4. Keutamaannya adalah merupakan ilmu syara’ yang paling mulia, karena berhubungan dengan Dzat Allah dan rosul rosul-Nya, serta yang bersangkut paut dengan itu semua. 

5. Pelopor penggagas ilmu tauhid : Abu Hasan Al-Asy’ariy (Bashroh, 874-935 M) dan Abu Mansur Al-Maturidiy (Samarkand, wafat 944 M).

6. Hukum mempelajarinya : wajib ‘ain bagi setiap orang mukallaf, baik pria maupun wanita.

7. Masalah - masalah nya : Aturan-aturan atau hukum yang membahas hal-hal yang yang wajib, mustahil dan jaiz.

HIZB NASHR ASY-SYADZILY

Sebelum membaca Hizib Nashr dibawah, hendaknya membaca bacaan berikut ini :


ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…ِ. ุชَุญَุตَّู†ْุชُ ุจِุฐِู‰ ุงู„ْู…ُู„ْูƒِ ูˆَุงู„ْู…َู„َูƒُูˆุชِ, ูˆَุงุนْุชَุตَู…ْุชُ ุจِุฐِู‰ ุงู„ْุนِุฒَّุฉِ ูˆَุงู„ْุฌَุจَุฑُูˆุชِ, ูˆุชَูˆَูƒَّู„ْุชُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُู„ْูƒِ ุงู„ْุญَูŠِّ ุงู„ْู‚َูŠُّูˆู…ِ ุงู„ุญَู„ِูŠْู…ِ ุงู„َّุฐِู‰ ู„ุงَ ูŠَู†َุงู…ُ ูˆَู„ุงَ ูŠَู…ُูˆุชُ, ุฏَุฎَู„ْุชُ ูِู‰ ุญِุฑْุฒِ ุงู„ู„ู‡ِ, ุฏَุฎَู„ْุชُ ูِู‰ ุญِูุธِ ุงู„ู„ู‡ِ, ูˆَ ุฏَุฎَู„ْุชُ ูِู‰ ุฃَู…َุงู†ِ ุงู„ู„ู‡ِ, ุจِุญَู‚ِّ ูƒู‡ูŠุนุต ูƒُูِูŠْุชُ, ูˆุจุญู…ุนุณู‚ ุญُู…ِูŠْุชُ, ูˆَู„ุงَ ุญَูˆْู„َ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„ุงَّ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุนَู„ِูŠِّ ุงู„ุนَุธِูŠْู…ِ.

Hizib Nashr Abu Hasan Asyadzili


ูˆَู‚َุงู„َ ู…ُูˆุณَู‰ ุฅِู†ِّูŠ ุนُุฐْุชُ ุจِุฑَุจِّูŠ ูˆَุฑَุจِّูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ู…ُุชَูƒَุจِّุฑٍ ู„ุงَ ูŠُุคْู…ِู†ُ ุจِูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْุญِุณَุงุจِ. ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุจِุณَุทْูˆَุฉِ ุฌَุจَุฑُูˆุชِ ู‚َู‡ْุฑِูƒَ, ูˆَุจِุณُุฑْุนَุฉِ ุฅุบَุงุซَุฉِ ู†َุตْุฑِูƒَ, ูˆَุจِุบَูŠْุฑَุชِูƒَ ِู„ุงู†ْุชِู‡َุงูƒِ ุญُุฑْู…َุงุชِูƒَ, ูˆَุจِุญِู…َุงูŠَุชِูƒَ ู„ِู…َู†ِ ุงุญْุชَู…َู‰ ุจِุขูŠَุงุชِูƒَ, ู†َุณْุฆَู„ُูƒَ ูŠَุง ุฃู„ู„ู‡ُ ูŠَุง ุฃู„ู„ู‡ُ ูŠَุง ุฃู„ู„ู‡ُ ูŠَุง ุณَู…ِูŠْุนُ ูŠَุงู‚َุฑِูŠْุจُ ูŠَุงู…ُุฌِูŠْุจُ ูŠَุงุณَุฑِูŠْุนُ, ูŠَุงู…ُู†ْุชَู‚ِู…ُ ูŠَุงู‚َู‡َّุงุฑُ, ูŠَุงุดَุฏِูŠْุฏَ ุงู„ْุจَุทْุดِ ูŠَุงุฌَุจَّุงุฑُ, ูŠَุงุนَุธِูŠْู…َ ุงู„ْู‚َู‡ْุฑِ, ูŠَุงู…َู†ْ ู„ุงَูŠُุนْุฌِุฒُู‡ُ ู‚َู‡ْุฑُุงู„ุฌَุจَุงุจِุฑَุฉِ, ูˆَู„ุงَ ูŠَุนْุธُู…ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ู‡َู„ุงَูƒُ ุงู„ْู…ُุชَู…َุฑِّุฏَุฉِ, ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُู„ُูˆْูƒِ ูˆَุงْู„ุฃَูƒَุงุณِุฑَุฉِ, ูˆَุงْู„ุฃَุนْุฏَุงุกِ ุงู„ْูَุงุฌِุฑَุฉِ, ุฃَุณْุฆَู„ُูƒَ ุฃَู†ْ ุชَุฌْุนَู„َ ูƒَูŠْุฏَ ู…َู†ْ ูƒุงَุฏَู†َุง ูِู‰ ู†َุญْุฑِู‡ِ, ูˆَู…َูƒْุฑَ ู…َู†ْ ู…َูƒَุฑَ ุจِู†َุง ุนَุงุฆِุฏًุง ุนَู„َูŠْู‡ِ, ูˆَุญُูْุฑَุฉَ ู…َู†ْ ุญَูَุฑَู„َู†َุง ุญُูْุฑَุฉً ูˆَุงู‚ِุนًุง ูِูŠْู‡َุง, ูˆَู…َู†ْ ู†َุตَุจَ ู„َู†َุง ุดَุจَูƒَุฉَ ุงู„ْุฎِุฏَุงุนِ, ุงِุฌْุนَู„ْู‡ُ ูŠَุงุณَูŠِّุฏِู‰ ู…ُุณَุงู‚ًุง ุฅِู„َูŠْู‡َุง, ูˆَู…ُุตَุงุฏًุง ูِูŠْู‡َุง ูˆَุฃَุณِูŠْุฑًุง ู„َุฏَูŠْู‡َุง. ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจِุญَู‚ِّ ูƒู‡ูŠุนุต ูƒู‡ูŠุนุต ูƒู‡ูŠุนุต ุฅِูƒْูِู†َุง ู‡َู…َّ ุงู„ْุนِุฏَุง, ูˆَู„َู‚ِّู‡ِู…ُ ุงู„ุฑَّุฏَู‰, ูˆَุงุฌْุนَู„ْู‡ُู…ْ ู„ِูƒُู„ِّ ุญَุจِูŠْุจٍ ูِุฏَุง, ูˆَุณَู„ِّุทْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุนَุงุฌِู„َ ุงู„ู†ِّู‚ْู…َุฉِ ูِู‰ ุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ูˆَุงْู„ุบَุฏَ ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุจَุฏِّุฏْ ุดَู…ْู„َู‡ُู…ْ ูˆَูَุฑِّู‚ْ ุฌَู…ْุนَู‡ُู…ْ, ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฃَู‚ْู„ِู„ْ ุนَุฏَุฏَู‡ُู…ْ, ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ูُู„َّ ุญَุฏَّู‡ُู…ْ, ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฃุฌْุนَู„ِ ุงู„ุฏَّุงุฆِุฑَุฉِ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ, ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฃَุฑْุณِู„ِ ุงู„ْุนَุฐَุงุจَ ุฅِู„َูŠْู‡ِู…ْ . ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَุฎْุฑِุฌْู‡ُู…ْ ุนَู†ْ ุฏَุงุฆِุฑَุฉِ ุงู„ْุญِู„ْู…ِ ูˆَุงู„ู„ُّุทْูِ, ูˆَุงَุณْู„ُุจْู‡ُู…ْ ู…َุฏَุฏَ ุงْู„ุฅِู…ْู‡َุงู„ِ, ูˆَุบُู„َّ ุฃَูŠْุฏِูŠَู‡ُู…ْ ุฅِู„َู‰ ุฃَุนْู†َุงู‚ِู‡ِู…ْ, ูˆَุงุฑْุจُุทْ ุนَู„َู‰ ู‚ُู„ُูˆุจِู‡ِู…ْ, ูˆَู„ุงَ ุชُุจَู„ِّุบْู‡ُู…ُ ุงْู„ุขู…َุงู„َ .ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู‚َู„ِّุจْ ุชَุฏْุจِูŠْุฑَู‡ُู…ْ, ูˆَู‚َุฑِّุฑ ุชَุฏْู…ِูŠْุฑَู‡ُู…ْ, ูˆَุงู‚ْุทَุนْ ุฏَุงุจِุฑَู‡ُู…ْ, ูˆَุฎُุฐْู‡ُู…ْ ุฃَุฎْุฐَ ุนَุฒِูŠْุฒٍ ู…ُู‚ْุชَุฏِุฑٍ .ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ู…َุฒِّู‚ْู‡ُู…ْ ูƒُู„َّ ู…ُู…َุฒَّู‚ٍ ู…َุฒَّู‚ْุชَู‡ُ ู„ุฃَุนْุฏَุงุฆِูƒَ, ุฅِู†ْุชِุตَุงุฑًุง ِู„ุฃَู†ْุจِูŠَุงุฆِูƒَ ูˆَุฑُุณُู„ِูƒَ ูˆَุฃَูˆْู„ِูŠَุงุฆِูƒَ

3x ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงู†ْุชَุตِุฑْู„َู†َุง ุงِู†ْุชِุตَุงุฑَูƒَ ِู„ุฃَุญْุจَุงุจِูƒَ ุนَู„َู‰ ุฃَุนْุฏَุงุฆِูƒَ 

3x ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู„ุงَ ุชُู…َูƒِّู†ِ ุงْู„ุฃَุนْุฏَุงุกَ ูِูŠْู†َุง ูˆَู„ุงَู…ِู†َّุง, ูˆَู„ุงَ ุชُุณَู„ِّุทْู‡ُู…ْ ุนَู„َูŠْู†َุง ุจِุฐُู†ُูˆุจِู†َุง ,

7x ุญู… ุญู… ุญู… ุญู… ุญู… ุญู… ุญู…. ุญُู…َّ ุงْู„ุฃَู…ْุฑُ ูˆَุฌَุงุกَ ุงู„ู†َّุตْุฑُ ูَุนَู„َูŠْู†َุง ู„ุงَ ูŠُู†ْุตَุฑُูˆู†َ .

ุญู…ุนุณู‚ ุญِู…َุงูŠَุชُู†َุง ู…ِู…َّุง ู†َุฎَุงูُ, ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจِุญَู‚ِّ ุทَู‡َ ูˆَู‚َุงูِ, ูˆَุณُูˆุฑَุฉِ ุงْู„ุฃَุญْู‚َุงูِ, ุจِู„ُุทْูِูƒَ ูŠَุงุฎَูِูŠَّ ุงْู„ุฃَู„ْุทَุงูِ, ู†َุฌِّู†َุง ู…ِู…َّุง ู†َุฎَุงูُ,ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ู‚ู†ِุงَ ุดَุฑَّ ุงْู„ุฃَุณْูˆَู‰, ูˆَู„ุงَ ุชَุฌْุนَู„ْู†َุง ู…َุญَู„ุงًّ ู„ِู„ْุจَู„ْูˆَู‰, ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฃَุนْุทِู†َุง ุฃَู…َู„َ ุงู„ุฑَّุฌَุงุกِ ูˆَ ูَูˆْู‚َ ุงْู„ุฃَู…َู„ِ ูŠَุงู‡ُูˆَ ูŠَุงู‡ُูˆَ ูŠَุงู‡ُูˆَ, ูŠَุงู…َู†ْ ุจِูَุถْู„ِู‡ِ ู„ِูَุถْู„ِู‡ِ ู†َุณْุฆَู„ُูƒَ, ุฅِู„َู‡ِู‰ ุงู„ْุนَุฌَู„َ ุงู„ْุนَุฌَู„َ ุงู„ْุนَุฌَู„َ, ุฅِู„َู‡ِู‰ ุงْู„ุฅِุฌَุงุจَุฉَ ุงْู„ุฅِุฌَุงุจَุฉَ ุงْู„ุฅِุฌَุงุจَุฉَ ูŠَุงู…َู†ْ ุฃَุฌَุงุจَ ู†ُูˆุญًุง ูِู‰ ู‚َูˆْู…ِู‡ِ, ูŠَุงู…َู†ْ ู†َุตَุฑَ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠْู…َ ุนَู„َู‰ ุฃَุนْุฏَุงุฆِู‡ِ, ูŠَุงู…َู†ْ ุฑَุฏَّ ูŠُูˆุณُูَ ุนَู„َู‰ ูŠَุนْู‚ُูˆุจَ, ูŠَุงู…َู†ْ ูƒَุดَูَ ุงู„ุถُّุฑَّ ุนَู†ْ ุฃَูŠُّูˆุจَ, ูŠَุงู…َู†ْ ุฃَุฌَุงุจَ ุฏَุนْูˆَุฉَ ุฒَูƒَุฑِูŠَّุง, ูŠَุงู…َู†ْ ู‚َุจِู„َ ุชَุณْุจِูŠْุญَ ูŠُูˆู†ُุณَ ุงุจْู†ِ ู…َุชَّู‰ ู†َุณْุฆَู„ُูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจِุฃَุณْุฑَุงุฑِ ุฃَุตْุญَุงุจِ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุฏَّุนَูˆَุงุชِ ุงู„ْู…ُุณْุชَุฌَุงุจَุงุชِ, ุฃَู†ْ ุชَุชَู‚َุจَّู„َ ู…ِู†َّุง ู…َุงุจِู‡ِ ุฏَุนَูˆْู†َุง, ูˆَุฃَู†ْ ุชَุนْุทِูŠَู†َุง ู…َุงุณَุฃَู„ْู†َุงูƒَ, ุฃَู†ْุฌِุฒْ ู„َู†َุง ูˆَุนْุฏَูƒَ ุงู„َّุฐِู‰ ูˆَุนَุฏْุชَู‡ُ ู„ِุนِุจَุงุฏِูƒَ ุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠْู†َ, ุจِุงู„ู†َّุตْุฑِ ูˆَุงู„ุธَّูَุฑِ ูˆَุงู„ْูَุชْุญِ ุงู„ْู…ُุจِูŠْู†َ, ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ุณُุจْุญَุงู†َูƒَ ุฅِู†ِّู‰ ูƒُู†ْุชَ ู…ِู†َ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠْู†َ

3x ุฅِู†ْู‚َุทَุนَุชْ ุขู…َุงู„ُู†َุง ูˆَุนِุฒَّุชِูƒَ ุฅู„ุงَّ ู…ِู†ْูƒَ, ูˆَุฎَุงุจَ ุฑَุฌَุงุคُู†َุง ูˆَุญَู‚ِّูƒَ ุฅู„ุงَّ ูِูŠْูƒَ

ุฅِู†ْ ุฃَุจْุทَุฃَุชْ ุบَุงุฑَุฉَ ุงْู„ุฃَุฑْุญَุงู…ِ ูˆَุงุจْุชَุนَุฏَุชْ * ูَุฃَู‚ْุฑَุจُ ุงู„ุดَّูŠْุฆِ ู…ِู†َّุงุบู€َุงุฑَุฉُ ุงู„َّู„ู‡ِ ูŠَุงุบَุงุฑَุฉَ ุงู„ู„ู‡ِ ุฌِุฏِّู‰ ุงู„ุณَูŠْุฑَ ู…ُุณْุฑِุนู€َุฉً * ูู‰ِ ุญَู„ِّ ุนُู‚ْุฏَุชِู†َุง ูŠَุงุบَู€ุงุฑَุฉَ ุงู„ู„ู‡ِ ุนَุฏَุชِ ุงู„ْุนَู€ุงุฏُูˆู†َ ูˆَุฌู€ู€ู€َุงุฑُูˆุง * ูˆَุฑَุฌู€ู€َูˆْู†َุง ุงู„ู„ู‡َ ู…ُุฌِู€ู€ูŠْุฑًุง ูˆَูƒَู€ู€ู€ู€ูَู‰ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ูˆَู„ِู€ู€ู€ูŠًّุง * ูˆَูƒَู€ู€ู€ูَู‰ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู†َุตِู€ูŠْุฑًุง ูŠَุงูˆَุงุญِุฏُ ูŠَุงุนَู„ِู‰ُّ ูŠَุงุญَู„ِูŠْู…ُ, ูˆَุญَุณْุจُู†َุง ุงู„َّู„ู‡ُ ูˆَู†ِุนْู…َ ุงู„ْูˆَูƒِูŠْู„ُ, ูˆَู„ุงَ ุญَูˆْู„َ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„ุงَّ ุจِุงู„َّู„ู‡ِ ุงู„ْุนَู„ِูŠِّ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ِ, ุณَู„ุงَู…ٌ ุนَู„َู‰ ู†ُูˆุญٍ ูِู‰ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ, ุฅِุณْุชَุฌِุจْ ู„َู†َุง ุขู…ِูŠْู† ุขู…ِูŠْู† ุขู…ِูŠْู† ูَู‚ُุทِุนَ ุฏَุงุจِุฑُ ุงู„ْู‚َูˆْู…ِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ. ูˆَุตَู„ู‰َّ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„ู‰َ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุณَูŠِّุฏِ ุงู„ْู…ُุฑْุณَู„ِูŠْู†َ, ูˆَุนَู„َู‰ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฃَู†ْุชَ ุชَุนْู„َู…ُ ุฃَุนْุฏَุงุฆَู†َุง ุนَุฏَุฏًุง, ูَุจَุฏِّุฏْ ุดَู…ْู„َู‡ُู…ْ ุจِุฏَุฏًุง, ูˆَู„ุงَ ุชُุจْู‚ِ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ุฃَุญَุฏًุง, ุฅِู†َّูƒَ ุฃَู†ْุชَ ุงู„ْุจَุงู‚ِู‰ ุณَุฑْู…َุฏًุง ูˆَู…َูƒَุฑُูˆุง ู…َูƒْุฑًุง ูˆَู…َูƒَุฑْู†َุง ู…َูƒْุฑًุง ูˆَู‡ُู…ْ ู„ุงَ ูŠَุดْุนُุฑُูˆู†َ. ูَุงู†ْุธُุฑْ ูƒَูŠْูَ ูƒَุงู†َ ุนَุงู‚ِุจَุฉُ ู…َูƒْุฑِู‡ِู…ْ ุฃَู†َّุง ุฏَู…َّุฑْู†َุงู‡ُู…ْ ูˆَู‚َูˆْู…َู‡ُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َ. ูَุชِู„ْูƒَ ุจُูŠُูˆุชُู‡ُู…ْ ุฎَุงูˆِูŠَุฉً ุจِู…َุง ุธَู„َู…ُูˆุง ุชُุฏَู…ِّุฑُ ูƒُู„َّ ุดَูŠْุกٍ ุจِุฃَู…ْุฑِ ุฑَุจِّู‡َุง ูَุฃَุตْุจَุญُูˆุง ู„ุงَ ูŠُุฑَู‰ ุฅِู„َّุง ู…َุณَุงูƒِู†ُู‡ُู…ْ  ูَู‡َู„ْ ุชَุฑَู‰ ู„َู‡ُู…ْ ู…ِู†ْ ุจَุงู‚ِูŠَุฉٍ. ูˆَู‡ِูŠَ ุฎَุงูˆِูŠَุฉٌ ุนَู„َู‰ ุนُุฑُูˆุดِู‡َุง. ูَู‚ُุทِุนَ ุฏَุงุจِุฑُ ุงู„ْู‚َูˆْู…ِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ

TAWASSUL


 

DOA NUR NUBUWWAH (Cahaya Kenabian)

Ya Allah, Dzat Yang Memiliki Kuasaan Yang Agung, yang memiliki Anugerah yang terdahulu, memiliki wajah (Kemuliaan) yang Mulia, menguasai kalimat - kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa - jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. 

Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata : “Sesungguhnya (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. Dan yang meng-Ijabahi Luqman Al-Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud a.s. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi memiliki Singgasana yang Mulia,

 Panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku , Qabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam a.s.,orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah : “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah”. Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur'an tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. 

Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Dan semoga keselamatan bagi para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”


Doa Nur Nubuwwah di katakan memiliki fadhilah yang banyak sekali dan sangat menakjubkan terhadap siapa yang suka membaca dan mengamalkannya dengan ikhlas hati benar-benar kerana Allah, namun alangkah baiknya Segala Amaliyyah maupun Doa yang kita dawamkan harus benar benar murni dan suci untuk Menggapai Keridhoan Allah Azza Wa Jalla dunia sampai akhirat.

Wallahu A'lam Bish-Showab

Terjemah & Ringkasan Kitab BIDAYAH AL-HIDAYAH

 ✓ Kata Pengantar.

Sesuai dengan arti namanya, Bidayatul Hidayah, kitab ini semacam panduan hidup dari permulaan (Bidayah) dan akan berakhir pada Hidayah (petunjuk). Dalam kitab ini Imam Al-Ghazali menggariskan amalan - amalan harian yang mesti kita lakukan setiap hari serta adab - adab untuk melaksanakan amal ibadah, supaya ibadah tersebut dapat dilakukan dengan baik, penuh arti dan memberikan kesan yang mendalam. Selain itu pula beliau menambahkan adab - adab pergaulan atau Interaksi Bathiniah seseorang kepada Tuhan-Nya serta pergaulan antar sesama manusia.

Pun karena itulah kitab ini berisi pada tiga bagian, yaitu adab tentang berlaku taat kepada Allah, taat meninggalkan maksiat, dan bagian yang terakhir adalah tentang muamalat atau pembahasan tentang adab Hablun Minallah & Hablun Minan Naas.

RINGKASAN KITAB NASHOIHUL 'IBAD










































✓ Muqadimah.


Segala puji bagi Allah yang menjadikan ilmu sifat yang paling luhur. Dan saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, maha esa Allah, tiada sekutu baginya, yang mengkhususkan orang yang Ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dengan hikmah pilihan. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusannya yang Allah khususkan dengan seluruh kesempurnaan kehambaan. Dan rahmat Allah semoga bagi junjungan kita Muhammad yang Allah telah memenuhi hati beliau dengan keagungan-Nya yang maha tinggi dan luhur. Dan mata beliau dari keindahan-Nya yang luhur. Maka beliau menjadi orang yang bahagia dan tertolong. Dan bagi keluarga beliau dan sahabat - sahabat beliau dan orang-orang yang berjalan di jalanya, maka mereka kebagusan yang banyak. Setelah itu, berkata seorang yang mengharap ampunan dosa-dosa, yaitu Muhammad Nawawi ibn Umar al jawi. Ini adalah penjelasan yang aku letakkan atas kitab yang mengandung mauizah milik Al allamah Al hafiz as syekh syekh Syihabuddin Ahmad ibn ali ibn Muhammad ibn Ahmad as Syafii yang terkenal dengan sebutan ibn hajar Al asqolani Al Misri. Semoga Allah menyelimutinya dengan rahmatnya, Dan aku namakan nashoihul ibad tentengn penjelasan lafaz-lafaz kitab muunabbihan ala istidad li yaumil ma’ad. Dan aku meminta kepada Allah yang murah agar memberi manfaat kitab ini kepada orang-orang islam, dan menjadikanya sebuah simpanan sampai hari kiamat. Bismillahirahmanirahim, Qola Mu'alif Rohimakumullah Wa'anfaana Fi 'ulumihi Fidaroini Amin.

"Aqidatul Awam" Karya Syekh Ahmad Marzuki Al-Maliki




 ุฃَุจْู€ุฏَุฃُ ุจِู€ุงุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุงู„ุฑَّุญْู€ู…َู†ِ (1) ูˆَุจِุงู„ุฑَّุญِู€ูŠْู€ู…ِ ุฏَุงุฆู€ِู…ِ ุงْู„ุฅِุญْู€ุณَุงู†ِِ

Saya (Mushonnif / Pengarang Kitab) memulai dengan nama Allah, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya

ูَุงู„ْุญَู€ู…ْู€ุฏُ ِู„ู„ู‡ِ ุงู„ْู€ู‚َุฏِูŠْู…ِ ุงْู„ุฃَูˆَّู„ِ (2) ุงَู„ุขุฎِู€ุฑِ ุงู„ْุจَู€ุงู‚ู€ِูŠْ ุจِู„ุงَ ุชَุญَู€ูˆُّู„ِ

Maka segala puji bagi Allah Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan

ุซُู…َّ ุงู„ู€ุตَّู„ุงَุฉُ ูˆَุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุณَู€ุฑْู…َุฏَุง (3) ุนَู„َู‰ ุงู„ู€ู†َّู€ุจِูŠِّ ุฎَูŠْุฑِ ู…َู†ْ ู‚َุฏْ ูˆَุญَّุฏَุง

Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Allah

ูˆَุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَู€ุญْุจِู‡ِ ูˆَู…َู€ู†ْ ุชَู€ุจِู€ุนْ (4) ุณَู€ุจِูŠْู„َ ุฏِูŠْู†ِ ุงู„ْุญَู‚ِّ ุบَูŠْุฑَ ู…ُู€ุจْู€ุชَุฏِุนْ

Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah

ูˆَุจَุนْุฏُ ูَุงุนْู„َู…ْ ุจِูˆُุฌُูˆْุจِ ุงู„ْู…َุนْุฑِูَู€ู‡ْ (5) ู…ِู†ْ ูˆَุงุฌِู€ุจٍ ِู„ู„ู‡ِ ุนِุดْู€ุฑِูŠْู†َ ุตِูَู‡ْ

Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Allah itu mempunyai 20 sifat wajib

ูَุงู„ู„ู‡ُ ู…َูˆْุฌُู€ูˆْุฏٌ ู‚َู€ุฏِูŠْู…ٌ ุจَุงู‚ِู€ูŠ (6) ู…ُุฎَุงู„ู€ِูٌ ู„ِู„ْู€ุฎَู€ู„ْู‚ِ ุจِุงْู„ุฅِุทْู„ุงَู‚ِ

Allah itu Ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak

ูˆَู‚َู€ุงุฆِู…ٌ ุบَู€ู†ِูŠْ ูˆَูˆَุงุญِู€ุฏٌ ูˆَุญَูŠّ (7) ู‚َู€ุงุฏِุฑْ ู…ُู€ุฑِูŠْู€ุฏٌ ุนَู€ุงู„ِู…ٌ ุจِูƒُู„ِّ ุดَูŠْ

Berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu

ุณَู€ู…ِู€ูŠْุนٌ ุงْู„ุจَุตِู€ูŠْุฑُ ูˆَุงู„ْู…ُุชَูƒَู„ِّู€ู…ُ (8) ู„َู‡ُ ุตِู€ูَุงุชٌ ุณَู€ุจْุนَู€ุฉٌ ุชَู€ู†ْู€ุชَุธِู…ُ

Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Allah mempunyai 7 sifat yang tersusun

ูَู‚ُู€ุฏْุฑَุฉٌ ุฅِุฑَุงุฏَุฉٌ ุณู€َู…ْู€ุนٌ ุจู€َุตَุฑْ (9) ุญَู€ูŠَู€ุงุฉٌ ุงู„ْุนِู„ْู€ู…ُ ูƒَู„ุงَู…ٌ ุงุณْู€ุชَู…َุฑْ

yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung

ูˆَุฌَุงุฆู€ِุฒٌ ุจِู€ูَู€ุถْู€ู„ِู‡ِ ูˆَ ุนَุฏْู„ِู‡ِ (10) ุชَู€ุฑْูƒٌ ู„ู€ِูƒُู„ِّ ู…ُู…ْู€ูƒِู€ู†ٍ ูƒَูِุนْู„ِู‡ِ

Dengan karunia dan keadilanNya, Allah memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya

ุฃَุฑْุณَู€ู„َ ุฃَู†ْุจِูŠَุง ุฐَูˆِูŠ ูَู€ุทَู€ุงู†َู€ู‡ْ (11) ุจِุงู„ุตِّู€ุฏْู‚ِ ูˆَุงู„ุชَู€ุจْู„ِู€ูŠْุบِ ูˆَุงْู„ุฃَู…َุงู†َู‡ْ

Allah telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah) dan dipercaya

ูˆَุฌَู€ุงุฆِุฒٌ ูِูŠ ุญَู€ู‚ِّู‡ِู…ْ ู…ِู†ْ ุนَุฑَุถِ (12) ุจِุบَูŠْู€ุฑِ ู†َู‚ْุตٍ ูƒَุฎَู€ูِูŠْูِ ุงู„ْู…َุฑَุถِ

Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat manusia tanpa mengurangi derajatnya,misalnya sakit yang ringan

ุนِุตْู€ู…َู€ุชُู‡ُู…ْ ูƒَุณَุงุฆِุฑِ ุงู„ْู…َู„ุงَุฆِูƒَู‡ْ (13) ูˆَุงุฌِู€ุจَู€ุฉٌ ูˆَูَุงุถَู„ُูˆุง ุงู„ْู…َู€ู„ุงَุฆِูƒَู‡ْ

Mereka mendapat penjagaan Allah (dari perbuatan dosa) seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para malaikat

ูˆَุงู„ْู…ُุณْู€ุชَุญِูŠْู„ُ ุถِุฏُّ ูƒُู„ِّ ูˆَุงุฌِุจِ (14) ูَุงุญْูَุธْ ู„ِุฎَู…ْุณِู€ูŠْู†َ ุจِุญُูƒْู…ٍ ูˆَุงุฌِุจِ

Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib

ุชَูْุตِูŠْู„ُ ุฎَู…ْุณَุฉٍ ูˆَุนِุดْู€ุฑِูŠْู†َ ู„َุฒِู…ْ (15) ูƒُู€ู„َّ ู…ُู€ูƒَู„َّู€ูٍ ูَุญَู‚ِّู‚ْ ูˆَุงุบْู€ุชَู†ِู…ْ

Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setiap mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya

ู‡ُู…ْ ุขุฏَู…ٌ ุงِุฏْุฑِูŠْุณُ ู†ُูˆْุญٌ ู‡ُู€ูˆْุฏُ ู…َุนْ (16) ุตَุงู„ِู€ุญْ ูˆَุฅِุจْุฑَุงู‡ِู€ูŠْู€ู…ُ ูƒُู„ٌّ ู…ُู€ุชَّุจَุนْ

Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serta Sholeh, Ibrahim ( yang masing-masing diikuti berikutnya)

ู„ُูˆْุทٌ ูˆَุงِุณْู€ู…َุงุนِูŠْู„ُ ุงِุณْุญَุงู‚ُ ูƒَุฐَุง (17) ูŠَุนْู‚ُูˆุจُ ูŠُูˆุณُู€ูُ ูˆَุฃَูŠُّูˆْุจُ ุงุญْุชَุฐَู‰

Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub dan selanjutnya

ุดُุนَูŠْุจُ ู‡َุงุฑُูˆْู†ُ ูˆَู…ُูˆْุณَู‰ ูˆَุงู„ْูŠَุณَุนْ (18) ุฐُูˆ ุงู„ْูƒِู€ูْู„ِ ุฏَุงูˆُุฏُ ุณُู„َูŠْู…َุงู†ُ ุงุชَّู€ุจَุนْ

Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti

ุฅู„ْูŠَู€ุงุณُ ูŠُูˆْู†ُุณْ ุฒَูƒَุฑِูŠู€َّุง ูŠَุญْูŠَู‰ (19) ุนِูŠْุณَู€ู‰ ูˆَุทَู€ู‡َ ุฎَุงุชِู…ٌ ุฏَุนْ ุบَู€ูŠَّุง

Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thaha (Muhammad) sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran

ุนَู„َู€ูŠْู‡ِู…ُ ุงู„ุตَّู€ู„ุงَุฉُ ูˆَุงู„ุณَّู€ู„ุงَู…ُ (20) ูˆَุขู„ِู€ู‡ِู…ْ ู…ู€َุง ุฏَุงู…َู€ุชِ ุงْู„ุฃَูŠู€َّู€ุงู…ُ

Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka dan keluarga mereka sepanjang masa

ูˆَุงู„ْู…َู€ู„َูƒُ ุงู„َّู€ุฐِูŠْ ุจِู„ุงَ ุฃَุจٍ ูˆَุฃُู…ْ (21) ู„ุงَ ุฃَูƒْู„َ ู„ุงَ ุดُู€ุฑْุจَ ูˆَู„ุงَ ู†َูˆْู…َ ู„َู€ู‡ُู…ْ

Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur

ุชَูْู€ุตِู€ูŠْู„ُ ุนَุดْุฑٍ ู…ِู†ْู‡ُู…ُ ุฌِุจْุฑِูŠْู„ُ (22) ู…ِู€ูŠْู€ูƒَู€ุงู„ُ ุงِุณْู€ุฑَุงูِูŠْู„ُ ุนِุฒْุฑَุงุฆِูŠْู„ُ

Secara terperinci mereka ada 10, yaitu Jibril, Mikail, Isrofil, dan Izroil

ู…ُู†ْู€ูƒَุฑْ ู†َูƒِู€ูŠْุฑٌ ูˆَุฑَู‚ِูŠْุจٌ ูˆَูƒَุฐَุง (23) ุนَุชِู€ูŠْุฏٌ ู…َุงู„ِูƒٌ ูˆุฑِุถْูˆَุงู†ُ ุงุญْุชَู€ุฐَู‰

Munkar, Nakiir, dan Roqiib, demikian pula ‘Atiid, Maalik, dan Ridwan dan selanjutnya

ุฃَุฑْุจَู€ุนَู€ุฉٌ ู…ِู†ْ ูƒُุชُุจٍ ุชَู€ูْุตِูŠْู„ُู‡َุง (24) ุชَูˆْุงุฑَุฉُ ู…ُูˆْุณَู‰ ุจِุงู„ْู‡ُุฏَู‰ ุชَู€ู†ْู€ุฒِูŠْู„ُู‡َุง

Empat dari Kitab-Kitab Suci Allah secara terperinci adalah Taurat bagi Nabi Musa diturunkan dengan membawa petunjuk

ุฒَุจُู€ูˆْุฑُ ุฏَุงูˆُุฏَ ูˆَุงِู†ْุฌِู€ูŠْู€ู„ُ ุนَู„َู‰ (25) ุนِูŠْู€ุณَู‰ ูˆَูُู€ุฑْู‚َุงู†ُ ุนَู„َู‰ ุฎَูŠْุฑِ ุงู„ْู…َู„ุงَ

Zabur bagi Nabi Dawud dan Injil bagi Nabi Isa dan AlQur’an bagi sebaik-baik kaum (Nabi Muhammad SAW)

ูˆَุตُุญُู€ูُ ุงู„ْุฎَู€ู„ِูŠْู„ِ ูˆَุงู„ْูƒَู„ِูŠْู…ِ (26) ูِูŠْู‡َู€ุง ูƒَู„ุงَู…ُ ุงู„ْู€ุญَู€ูƒَู…ِ ุงู„ْุนَู„ِู€ูŠْู…ِ

Dan lembaran-lembaran (Shuhuf) suci yang diturunkan untuk AlKholil (Nabi Ibrohim) dan AlKaliim (Nabi Musa) mengandung Perkataan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui

ูˆَูƒُู€ู„ُّ ู…َุง ุฃَุชَู‰ ุจِู‡ِ ุงู„ู€ุฑَّุณُู€ูˆْู„ُ (27) ูَุญَู€ู‚ُّู€ู‡ُ ุงู„ุชَّุณْู€ู„ِู€ูŠْู…ُ ูˆَุงู„ْู‚َุจُูˆْู„ُ

Dan segala apa-apa yang disampaikan oleh Rosulullah, maka kita wajib pasrah dan menerima

ุฅِูŠْู€ู…َู€ุงู†ُู†َุง ุจِู€ูŠَูˆْู…ِ ุขุฎِุฑٍ ูˆَุฌَุจْ (28) ูˆَูƒُู„ِّ ู…َู€ุง ูƒَุงู†َ ุจِู€ู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุนَุฌَุจْ

Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib, dan segala perkara yang dahsyat pada Hari Akhir

ุฎَุงุชِู…َุฉٌ ูِูŠ ุฐِูƒْุฑِ ุจَุงู‚ِูŠ ุงู„ْูˆَุงุฌِุจِ (29) ู…ِู…َّู€ุง ุนَู€ู„َู‰ ู…ُูƒَู„َّูٍ ู…ِู†ْ ูˆَุงุฌِุจِ

Sebagai penutup untuk menerangkan ketetapan yang wajib, dari hal yang menjadi kewajiban bagi mukallaf

ู†َุจِู€ูŠُّู€ู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٌ ู‚َุฏْ ุฃُุฑْุณِู€ู€ู„ุงَ (30) ู„ِู„ْู€ุนَุงู„َู…ِู€ูŠْู€ู†َ ุฑَุญْู€ู…َุฉً ูˆَูُุถِّู„ุงَ

Nabi kita Muhammad telah diutus untuk seluruh alam sebagai Rahmat dan keutamaan diberikan kepada beliau SAW melebihi semua

ุฃَุจู€ُูˆْู‡ُ ุนَุจْุฏُ ุงู„ู„ู‡ِ ุนَุจْุฏُ ุงู„ْู…ُุทَّู„ِู€ุจْ (31) ูˆَู‡َุงุดِู€ู…ٌ ุนَุจْุฏُ ู…َู†َุงูٍ ูŠَู†ْุชَุณِู€ุจْ

Ayahnya bernama Abdullah putera Abdul Mutthalib, dan nasabnya bersambung kepada Hasyim putera Abdu Manaf

ูˆَุฃُู…ُّู€ู‡ُ ุขู…ِู€ู†َุฉُ ุงู„ู€ุฒُّู‡ْู€ู€ุฑِูŠู€َّู‡ْ (32) ุฃَุฑْุถَู€ุนَุชْู‡ُ ุญَู„ِูŠْู…َู€ุฉُ ุงู„ุณَّู€ุนْุฏِูŠู€َّู‡ْ

Dan ibunya bernama Aminah Az-Zuhriyyah, yang menyusui beliau adalah Halimah As-Sa’diyyah

ู…َูˆْู„ู€ِุฏُู‡ُ ุจِู…َู€ูƒَّู€ุฉَ ุงْู„ุฃَู…ِูŠْู€ู€ู†َู‡ْ (33) ูˆَูَุงุชُู€ู‡ُ ุจِู€ุทَู€ูŠْู€ุจَุฉَ ุงู„ْู€ู…َุฏِูŠْู†َู‡ْ

Lahirnya di Makkah yang aman, dan wafatnya di Toiybah (Madinah)

ุฃَุชَู€ู…َّ ู‚َู€ุจْู€ู„َ ุงู„ْู€ูˆَุญْูŠِ ุฃَุฑْุจَุนِูŠْู†َุง (34) ูˆَุนُู€ู…ْู€ุฑُู‡ُ ู‚َุฏْ ุฌَุงูˆَุฒَ ุงู„ุณِّู€ุชِّูŠْู†َุง

Sebelum turun wahyu, nabi Muhammad telah sempurna berumur 40 tahun, dan usia beliau 60 tahun lebih

ูˆَุณَู€ุจْู€ุนَุฉٌ ุฃَูˆْู„ุงَุฏُู‡ُ ูَู…ِู€ู†ْู€ู‡ُู…ُ (35) ุซَู„ุงุซَู€ุฉٌ ู…ِู€ู†َ ุงู„ุฐُّูƒู€ُูˆْุฑِ ุชُู€ูْู‡َู…ُ

Ada 7 orang putera-puteri nabi Muhammad, diantara mereka 3 orang laki-laki, maka pahamilah itu

ู‚َุงุณِู€ู…ْ ูˆَุนَุจْุฏُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَู‡ْูˆَ ุงู„ุทَّูŠِّุจُ (36) ูˆَุทَุงู‡ِู€ุฑٌ ุจِุฐَูŠْู€ู†ِ ุฐَุง ูŠُู€ู„َู€ู‚َّุจُ

Qasim dan Abdullah yang bergelar At-Thoyyib dan At-Thohir, dengan 2 sebutan inilah (At-Thoyyib dan At-Thohir) Abdullah diberi gelar

ุฃَุชَุงู‡ُ ุฅุจْุฑَุงู‡ِู€ูŠْู€ู…ُ ู…ِู†ْ ุณُู€ุฑِّูŠู€َّู‡ْ (37) ูَุฃُู…ُّู€ู‡ُ ู…َุงุฑِูŠَّุฉُ ุงู„ْู€ู‚ِู€ุจْู€ุทِู€ูŠَّู€ู‡ْ

Anak yang ketiga bernama Ibrohim dari Sariyyah (Amat perempuan), ibunya (Ibrohim) bernama Mariyah Al-Qibtiyyah

ูˆَุบَูŠْู€ุฑُ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠْู…َ ู…ِู†ْ ุฎَู€ุฏِูŠْุฌَู‡ْ (38) ู‡ُู…ْ ุณِุชَู€ุฉٌ ูَุฎُู€ุฐْ ุจِู‡ِู…ْ ูˆَู„ِู€ูŠْุฌَู‡ْ

Selain Ibrohim, ibu putera-puteri Nabi Muhammad berasal dari Khodijah, mereka ada 6 orang (selain Ibrohim), maka kenalilah dengan penuh cinta

ูˆَุฃَุฑْุจَุนٌ ู…ِู€ู†َ ุงْู„ุฅِู†َุงุซِ ุชُู€ุฐْูƒَู€ุฑُ (39) ุฑِุถْู€ูˆَุงู†ُ ุฑَุจِّูŠ ู„ِู„ْุฌَู…ِู€ูŠْุนِ ูŠُุฐْูƒَุฑُ

Dan 4 orang anak perempuan Nabi akan disebutkan, semoga keridhoan Allah untuk mereka semua

ูَุงุทِู€ู…َู€ุฉُ ุงู„ุฒَّู‡ْุฑَุงุกُ ุจَุนْู„ُู‡َุง ุนَู„ِูŠْ (40) ูˆَุงุจْู†َุงู‡ُู…َุง ุงู„ุณِّู€ุจْุทَุงู†ِ ูَุถْู„ُู‡ُู…ُ ุฌَู„ِูŠْ

Fatimah Az-Zahro yang bersuamikan Ali bin Abi Tholib, dan kedua putera mereka (Hasan dan Husein) adalah cucu Nabi yang sudah jelas keutamaanya

ูَุฒَูŠْู€ู†َุจٌ ูˆَุจَุนْู€ุฏَู‡َู€ุง ุฑُู‚َู€ูŠَّู‡ْ (41) ูˆَุฃُู…ُّ ูƒُู€ู„ْู€ุซُู€ูˆู…ٍ ุฒَูƒَู€ุชْ ุฑَุถِูŠَّู‡ْ

Kemudian Zaenab dan selanjutnya Ruqayyah, dan Ummu Kultsum yang suci lagi diridhoi

ุนَู†ْ ุชِุณْุนِ ู†ِุณْูˆَุฉٍ ูˆَูَุงุฉُ ุงู„ْู…ُุตْุทَูَู‰ (42) ุฎُูŠِّู€ุฑْู†َ ูَุงุฎْุชَุฑْู†َ ุงู„ู†َّู€ุจِูŠَّ ุงู„ْู…ُู‚ْุชَูَู‰

Dari 9 istri Nabi ditinggalkan setelah wafatnya, mereka semua telah diminta memilih syurga atu dunia, maka mereka memilih nabi sebagai panutan

ุนَุงุฆِุดَู€ุฉٌ ูˆَุญَูْุตَู€ุฉٌ ูˆَุณَู€ูˆْุฏَุฉُ (43) ุตَู€ูِูŠَّู€ุฉٌ ู…َู€ูŠْู€ู…ُู€ูˆْู†َุฉٌ ูˆَ ุฑَู…ْู„َุฉُ

Aisyah, Hafshah, dan Saudah, Shofiyyah, Maimunah, dan Romlah

ู‡ِู†ْุฏٌ ูˆَ ุฒَูŠْู€ู†َุจٌ ูƒَุฐَุง ุฌُูˆَูŠู€ْุฑِูŠَู‡ْ (44) ู„ِู„ْู…ُู€ุคْู…ِู€ู†ِูŠْู†َ ุฃُู…َّู€ู‡َุงุชٌ ู…َุฑْุถِู€ูŠَّู‡ْ

Hindun dan Zaenab, begitu pula Juwairiyyah, Bagi kaum Mu’minin mereka menjadi ibu-ibu yang diridhoi

ุญَู…ْู€ุฒَุฉُ ุนَู…ُّู€ู‡ُ ูˆุนَู€ุจَّุงุณٌ ูƒَุฐَุง (45) ุนَู…َّู€ุชُู€ู‡ُ ุตَู€ูِูŠَّู€ุฉٌ ุฐَุงุชُ ุงุญْุชِุฐَุง

Hamzah adalah Paman Nabi demikian pula ‘Abbas, Bibi Nabi adalah Shofiyyah yang mengikuti Nabi

ูˆَู‚َุจْู€ู„َ ู‡ِุฌْู€ุฑَุฉِ ุงู„ู†َّู€ุจِูŠِّ ุงْู„ุฅِุณْุฑَุง (46) ู…ِู€ู†ْ ู…َู€ูƒَّุฉَ ู„َูŠْู„ุงً ู„ِู‚ُุฏْุณٍ ูŠُุฏْุฑَู‰

Dan sebelum Nabi Hijrah (ke Madinah), terjadi peristiwa Isro’. Dari Makkah pada malam hari menuju Baitul Maqdis yang dapat dilihat

ูˆَุจَุนْุฏَ ุฅِุณْู€ุฑَุงุกٍ ุนُุฑُูˆْุฌٌ ู„ِู„ุณَّู€ู…َุง (47) ุญَุชَّู‰ ุฑَุฃَู‰ ุงู„ู†َّู€ุจِูŠُّ ุฑَุจًّู€ุง ูƒَู€ู„َّู…َุง

Setelah Isro’ lalu Mi’roj (naik) keatas sehingga Nabi melihat Tuhan yang berkata-kata

ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِูƒَูŠْูٍ ูˆَุงู†ْุญِุตَุงุฑٍ ูˆَุงูْู€ุชَุฑَุถْ (48) ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฎَู…ْุณًุง ุจَุนْุฏَ ุฎَู…ْุณِูŠْู†َ ูَุฑَุถْ

Berkata-kata tanpa bentuk dan ruang. Disinilah diwajibkan kepadanya (sholat) 5 waktu yang sebelumnya 50 waktu

ูˆَุจَู€ู„َّู€ุบَ ุงْู„ุฃُู…َّู€ุฉَ ุจِุงْู„ุฅِุณْู€ู€ุฑَุงุกِ (49) ูˆَูَู€ุฑْุถِ ุฎَู€ู…ْู€ุณَุฉٍ ุจِู„ุงَ ุงู…ْุชِุฑَุงุกِ

Dan Nabi telah menyampaikan kepada umat peristiwa Isro’ tersebut. Dan kewajiban sholat 5 waktu tanpa keraguan

ู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ุตِู€ุฏِّูŠْู‚ٌ ุจِุชَุตْู€ุฏِูŠْู‚ٍ ู„َู‡ُ (50) ูˆَุจِุงู„ْุนُุฑُูˆْุฌِ ุงู„ุตِّู€ุฏْู‚ُ ูˆَุงูَู‰ ุฃَู‡ْู„َู‡ُ

Sungguh beruntung sahabat Abubakar As-Shiddiq dengan membenarkan peristiwa tersebut, juga peristiwa Mi’raj yang sudah sepantasnya kebenaran itu disandang bagi pelaku Isro’ Mi’roj

ูˆَู‡َู€ุฐِู‡ِ ุนَู‚ِูŠْู€ุฏَุฉٌ ู…ُุฎْู€ุชَุตَุฑَู‡ْ (51) ูˆَู„ِู„ْู€ุนَู€ูˆَุงู…ِ ุณَู€ู‡ْู€ู„َุฉٌ ู…ُูŠَุณَّุฑَู‡ْ

Inilah keterangan Aqidah secara ringkas bagi orang-orang awam yang mudah dan gampang

ู†َุงุธِู…ُ ุชِู„ْูƒَ ุฃَุญْู€ู…َุฏُ ุงู„ْู…َุฑْุฒُูˆْู‚ِูŠْ (52) ู…َู†ْ ูŠَู†ْุชَู…ِูŠ ู„ِู„ุตَّู€ุงุฏِู‚ِ ุงู„ْู…َุตْุฏُูˆْู‚ِ

Yang di nadhomkan oleh Ahmad Al Marzuqi, seorang yang bernisbat kepada Nabi Muhammad (As-Shodiqul Mashduq)

ูˆَ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ِู„ู„ู‡ِ ูˆَุตَู€ู„َّู‰ ุณَู€ู„َّู…َุง (53) ุนَู„َู€ู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุฎَูŠْุฑِ ู…َู†ْ ู‚َุฏْ ุนَู„َّู€ู…َุง

Dan segala puji bagi Allah serta Sholawat dan Salam tercurahkan kepada Nabi sebaik-baik orang yang telah mengajar

ูˆَุงْู„ุขู„ِ ูˆَุงู„ุตَّู€ุญْุจِ ูˆَูƒُู„ِّ ู…ُุฑْุดِุฏِ (54) ูˆَูƒُู„ِّ ู…َู€ู†ْ ุจِุฎَูŠْุฑِ ู‡َุฏْูŠٍ ูŠَู‚ْุชَุฏِูŠْ

Juga kepada keluarga dan sahabat serta orang yang memberi petunjuk dan orang yang mengikuti petunjuk

ูˆَุฃَุณْู€ุฃَู„ُ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…َ ุฅِุฎْู„ุงَุตَ ุงู„ْุนَู…َู„ْ (55) ูˆู†َูْุนَ ูƒُู„ِّ ู…َู†ْ ุจِู‡َุง ู‚َุฏِ ุงุดْู€ุชَุบَู„ْ

Dan saya mohon kepada Allah yang Maha Pemurah keikhlasan dalam beramal dan manfaat bagi setiap orang yang berpegang teguh pada aqidah ini

ุฃَุจْูŠَุงุชُู‡َุง ( ู…َูŠْู€ุฒٌ ) ุจِู€ุนَุฏِّ ุงู„ْุฌُู…َู„ِ (56) ุชَุงุฑِูŠْุฎُู‡َุง ( ู„ِูŠْ ุญَูŠُّ ุบُุฑٍّ ) ุฌُู…َู„ِ

Nadhom ini ada 57 bait dengan hitungan abjad, tahun penulisannya 1258 Hijriah

ุณَู€ู…َّูŠْู€ุชُู‡َุง ุนَู€ู‚ِู€ูŠْุฏَุฉَ ุงู„ْุนَูˆَุงู…ِ (57) ู…ِู€ู†ْ ูˆَุงุฌِุจٍ ูِูŠ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ ุจِุงู„ุชَّู…َุงู…ِ

Aku namakan aqidah ini Aqidatul Awwam, keterangan yang wajib diketahui dalam urusan agama dengan sempurna

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati