Mimpi adalah bagian dari kenabian1 dan memiliki alam tersendiri. Alam mimpi merupakan dinding pemisah antara kasyf yang bersifat bathin dengan kesadaran (yaqdhoh) yang bersifat dhohir.
Kewalian biasanya diawali dengan mimpi sebagaimana yang dialami Rasulullah saw pada awal kenabian. Namun tidak setiap mimpi yang dialami oleh seseorang merupakan bagian dari kenabian. Bagi orang yang suka mencampuraduk-kan yang haq dengan yang b thil, kecil kemungkinannya untuk bermimpi benar (sidq). Syarat untuk dapat bermimpi benar adalah bersikap jujur dan menjauhkan diri dari khayalan- khayalan buruk. Adakalanya orang yang suka mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil mendapatkan mimpi yang benar. Namun setan menambahkan hal-hal buruk ke dalamnya sehingga tabir mimpi itu menjadi kabur.
Terhadap orang yang dalam keadaan jaga, mendengar dan berpikir, setan mampu menguasainya, apalagi sewaktu ia tidur, saat kesadarannya hilang, setan tentu lebih mampu menguasainya. Jika batin seseorang sehat, maka kelemahan tubuh tidak akan mempengaruhi mimpinya. Seseorang yang sakit keras atau mengalami gangguan cairan tubuh, khususnya: lendir dan cairan empedu hitam, kadang kala mengalami halusinasi2. Sakit keras dan gangguan pada cairan tubuh ini dapat mengacaukan mimpi. Imam Al-Ghazali rhm menyebutkan bahwa orang yang suka berbicara sendiri tentang hal-hal yang tidak masuk akal, menyibukkan lisannya dengan pembicaraan yang sia-sia, begitu pula orang yang berdusta tentang mimpinya, maka sangat kecil kemungkinannya untuk mendapatkan mimpi yang benar. Pahamilah dan renungkanlah, karena pengetahuan ini sangat berharga. Hanya dari Allah-lah taufik itu dan hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan ber-inabah.
1)Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Tiada yang tertinggal dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira (Al-Mubassyirit)." Mereka bertanya, "Apa itu kabar gembira?" Beliau menjawab, "Impian yang baik." (HR Bukhari, Malik dan Abu Daud).
Abu Hurairah ra berkata, "Apabila telah mendekati hari kiamat, maka mimpi orang mukmin hampir tidak pernah dusta. Dan mimpi seorang mukmin adalah 1/46 bagian dari kenabian."
(HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)
2).Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu:
1.sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning),
2.sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam),
3.sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan
4.sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras (normal) orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit). (Sumadi Suryabrata, Psikologi kepribadian, PT Raja Grafindo Persada, Mei 1993, hal. 12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar