KHUTBAH JUM'AT



5 Bencana Yang Akan Menimpa Umat Islam

ِالْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at yang berbahagia.

Ada banyak hal yang patut kita cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa umat Islam di zaman ini. 

Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mengingatkan kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang zhalim di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (QS. An-Anfal: 25).

Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.

Artinya: “Jika muncul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang - orang shalih?” Beliau menjawab : ”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka ?” Jawab beliau : “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang -orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.” (HR. Imam Ahmad).

Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at yang berbahagia.

Demikianlah bila suatu kaum sudah bermaksiat dan menentang perintah Allah serta mengkufuri segala nikmat-Nya, maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan kepada mereka baik kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu bagaimanakah dengan kita yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai di dalamnya kemaksiatan, kemungkaran dan penyelewengan moral. Adakah kita sudah mengingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih, Allah berfirman di dalam Al-Qur’an.

Yang artinya : ”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan tetapi penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nahl: 112).

Ayat di atas menggambarkan dengan jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri yang penduduknya berbuat zhalim dan mengingkari nikmat Allah, sehingga Allah menimpakan kepada mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan. Bahkan dengan tegas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan kaum muhajirin tentang lima bencana yang akan menimpa umat ini, : 

Yang pertama : bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan maka sungguh Allah akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit (tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. 

Yang kedua : Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin yang akan menindas bangsanya sendiri.

Yang ketiga : Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, niscaya Allah akan menimpakan kepada mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya.

Yang keempat : Tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.

Selanjutnya yang kelima : Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Dalam kaitannya berhukum dengan selain hukum Allah (Kitabullah), setelah iqomatul hujjah sampai kepada mereka. 

Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at yang berbahagia.

Semoga Allah lindugi kita sekalian dari pada pengabaian atas segala hak dan kewajiban kita kepada Allah yang akan menimbulkan berbagai kesengsaraan diri, keluarga, bangsa dan negara. 

Mudah mudahan pula Allah senantiasa membimbing kita sekalian kepada jalan keridhoan-Nya hingga Allah jadikan bangsa dan negara kita sebagai bangsa yang penuh barokah dunia sampai akhirat kelak. 

بَارَكَ اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ إِ نَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

------------------------------------------

Khutbah Ke 2

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Sebuah Nasehat

Bermula ... Nasehat merupakan wujud cinta dan saling mencintai antara manusia yang satu kepada yang lainnya. Mengingat kita adalah manusia yang lemah, maka nasehat merupakan sarana yang Allah kirimkan kepada kita, yang terbias dari mereka ... sahabat ataupun Guru yang sedikit banyaknya akan membawa kita kepada ketenangan dan kedamaian. 

Bahkan didalam hadits Bukhori Muslim pun terdapat petikan yang menjelaskan bahwasanya Nasehat merupakan satu dari sekian perwujudan bentuk kasih sayang sesama saudara seiman. Ketika sahabat Jarir bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhu berkata : Aku pernah berbay'at kepada Baginda Nabi Besar Muhammad Shallallohu 'Alayhi Wa Sallam supaya menegakkan Sholat, menunaikan Zakat serta memberi nasehat kepada setiap muslim . 

Al Hasan Al Bashri berkata : 


إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة


“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224).

Bukan maksud menggurui atau merasa diri lebih baik, dibawah ini kami sajikan 7 Nasehat yang Insya Allah. Semoga ada manfaat dunia akhirat bagi kita semua : 

1. Dalam hal kedermawanan dan menolong orang, jadilah seperti sungai. Biarkan mengalir tak henti-henti dan tak mengharap kembali.... 🔹

2. Dalam kasih sayang dan berkah jadilah seperti matahari. Memberi kehangatan, kepada siapa saja tanpa diskriminasi.... 🔹

3. Dalam menutupi aib orang, jadilah seperti malam. Menutupi semuanya rapat rapat tanpa pernah membocorkan nya.... 🔹

4. Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati. Diam, jangan lakukan apa pun, agar tak kesalahan dan menyesal kemudian.... 🔹

5. Dalam hal kesederhanaan dan kerendahatian, jadilah seperti bumi. Selalu menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain.... 🔹

6. Dalam hal toleransi, jadilah seperti laut. Berlapang dada selapang-lapangnya dan siap menampung pandangan-pandangan yang berbeda.... 🔹

7. Tampilah seperti diri sejatimu, atau jadilah seperti tampilanmu. Hiduplah dengan penuh integritas. Sama lahir dengan batin.... 🔹

Semoga Allah memberikan kita sifat saling mencintai sesama dengan saling menasehati dalam kebaikan dan takwa. Hanya Allah yang memberi taufik serta hidayah-Nya ..... Wallahu A'lam dan Smoga bermanfaat 🙏






Pembacaan Maulid 16 Agustus 2020 | Majelis Nurul Amin Samarinda




sumber video : https://youtu.be/vNWupSkqRqA


Check and Follow:

Facebook : https://www.facebook.com/majelisnurul... Instagram : https://www.instagram.com/majelisnuru... _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Contact : nurulaminsmd.id@gmail.com

Nasehat untuk Wanita

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ

Wahay Para Wanita Muslimah, ketahuilah oleh kalian ... Manakala seorang dari kalian masuk ke dalam gerbang pernikahan, maka secara otomatis pula dia tlah masuk ke dalam ladang ibadah, betapa tidak sementara pernikahan itu sendiri pada dasarnya merupakan ibadah. Ketaatan dan kepatuhan muslimah kepada suami, pelayanan dan pengabdiannya kepadanya, usahanya untuk membuat suami rela dan bahagia, semua itu menyaingi dan menandingi ibadah-ibadah besar semacam jihad, haji, menghadiri Jum’at dan jamaah. Bahkan respon baik yang ditunjukkan seorang istri kepada suami pada saat suaminya menginginkan dirinya merupakan lahan ibadah untuk mereka berdua. Lahan ini akan semakin meluas manakala Allah berkenan menitipkan buah hati hasil kasih sayang suami istri. Selain daripada itu pula, disini Aku memiliki hak atas kalian dalam membina kalian agar terlihat indah di Mata Allah dan Rosul-Nya, ingatlah pesan ini : 

1. Beribadahlah kepada Allah semata, sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan, di dalam Al Qur’an dan Al hadits.

2. Hati-hatilah terhadap segala bentuk kesyirikan dalam aqidah dan ibadah, sebab syirik akan menggugurkan amal kalian dan menyebabkan kerugian dunia akhirat kalian.

3. Jagalah shalatmu dengan sempurna, sebab orang yang selalu menjaga shalatnya, ia akan lebih menjaga dalam hal lainnya, seorang hamba bila shalatnya baik, maka seluruh amal perbuatannya baik, sebaliknya bila shalatnya rusak (tidak baik) maka amal perbuatannya juga rusak (tidak baik).

4. Ta’atilah suamimu, jika engkau sudah berumah tangga, jangan sekali-kali engkau menolak keinginannya, dan melanggar perintahnya, selama tidak menyuruh berbuat maksiat dan dosa.

5. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dengan perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan menolak keburukan.

6. Menetaplah di rumahmu, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat, dan menutup aurat (berjilbab).

7. Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu dengan perkataan dan perbuatan selama mereka menyuruhmu dalam kebaikan, jika mereka menyuruhmu berbuat maksiat, maka tidak boleh ta’at kepadanya, sebab tidak ada keta’atan dalam maksiat kepada Allah.

8. Curahkan perhatianmu terhadap pendidikan anakmu, jika engkau sudah mempunyai anak, dengan membiasakan mereka jujur, bersih, benar dalam perkataan dan perbuatan, serta dengan mengajarkan kepada mereka adab yang tinggi /mulia dan akhlak yang terpuji.
Suruhlah mereka shalat lima waktu bila sudah berusia 7 tahun, dan bila mereka meninggalkannya pada usia 10 tahun, maka pukullah mereka (pukulan yg tidak menciderai) serta pisahkan tempat tidurnya (antara laki-laki dan perempuan).

9. Perbanyaklah  berdzikir, bersholawat dan keluarkan lah sedekah/infak yang ada pada kalian. 

Semoga Allah menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugerahkan kepada kita husnul khatimah. Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir serta shalawat dan berkah kepada Nabi Muhammad, keluarga, para shahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat tiba.  Amiin Allahumma Aamiin

Manaqib (singkat) Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin 'Abdil Ghony Al-Banjari QS.


Para pemirsa yang diRahmati oleh Allah. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, didalam Kitab Nashoihul Ibad karangan Syeikh Imam Nawawi Al-Banteni disebutkan : Bahwa menyembut nyebut dan mengingat atau bahkan membaca kisah orang sholeh yang menjadi kekasih Allah merupakan salahsatu penyebab akan turunnya Rahmat Allah ketika itu. Dengan ini pula kita berharap semoga dengan membaca sedikit daripada Manaqib ini atau bahkan berkumpulnya kita pada saat ini ,menjadi sebab akan terlimpahnya Rahmat Allah kepada kita sekalian, diampuni segala dosa kita dan berakhir dengan keridhoan Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin, Berkat Rosululloh, Berkat Wali Wali Allah, Berkat Syeikh Samman Al-Madani, Berkat Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, juga Berkat Syeikh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari .. Lahumul faaatihah .... (1x).


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم . اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَللّٰهُمَّ صَلّ عَلٰي سَيّدِنَا وَ نَبِيّنَا وَ حَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰي اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. 


Bermula Tuan Wali Al-Quthub Al-'Alimul 'Allamah Al-'Arifbillah Asy-Syeikh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari merupakan anak dari pasangan yang Ahli Ibadah, Ayahnya bernama H. Abdul Ghani dan Ibunda beliau bernama Hj. Masliah. Tuan Wali sendiri lahir pada Malam Arba Tanggal 25 Muharram Tahun 1361 Hijriah atau yang bertepatan pada 11 Februari 1942 Masehi di Kampung Tunggul Irang, dan diberi nama kecil yaitu Qusyairi.

Sejak kecil beliau sudah termasuk dari salah seorang yang mahfuzh, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang-orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT. Beliau adalah salah seorang anak yang mempunyai sifat-sifat dan pembawaan yang lain daripada anak-anak yang lainnya, di antaranya adalah bahwa beliau tidak pernah ber-ihtilam atau mimpi halnya anak anak yang beranjak dewasa.

Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari ialah Ulama yang 'Alim lagi mengamalkan 'Ilmunya, seorang Ulama yang haus akan Ilmu diwaktu muda sampai tua nya, hal ini terbukti dengan banyaknya ulama ulama yang beliau datangi dalam pencarian ilmu pada saat itu. Guru beliau yang sangat mempengaruhi dan yang khusus bagi beliau ialah Syeikh Muhammad Syarwani Abdan Bangil, Syeikh Sayyid Amin Quthby, Syeikh Muhammad Samman Al-Madani sampai kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw. Dan lagi beliau adalah seorang Ulama yang menghimpun dan melengkapi antara Syari'at, Thoreqot dan Hakikat-Nya, beliau seorang Mursyid Thoreqot Sammaniyyah dan beberapa Thoreqoh lainnya, Seorang yang hafal qur'an beserta tafsir nya, dan merupakan mutiara banjar yang berasal dari seorang Tokoh besar islam, yakni Tuan Wali Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang dikenal dengan Datuk Kalampaian. 

Pada kesempatan yang sedikit ini, kami tidak mampu menguraikan sekian banyaknya Karomah daripada Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari. Namun satu hikmah dari segala Karomah yang beliau terima ialah Ke-Istiqomahan beliau dalam belajar dan mengajar, kuatnya Himmah beliau dalam ber-amal dan beribadah kepada Allah & Rosul-Nya, serta kokohnya pendirian beliau dalam menjaga segala Rahasia yang telah Guru beliau amanahkan, lalu beliau himpun dalam satu sistem, yakni sistem KAJI GAWI, setalah di Kaji dan didapatkan maka kerjakan tanpa banyak mem-proklamirkan diri kepada orang lain. 

Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari sempat meninggalkan beberapa karya tulis yang berupa beberapa kitab yang diantaranya : 

- Risalah Mubaroqah.
- Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani.
- Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
- Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.

Beliau juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yakni:

1. Senantiasa Menghormati ulama dan orang tua
2. Selalu Baik sangka terhadap saudara kam muslimin
3. Murah hati
4. Murah harta
5. Manis muka
6. Jangan menyakiti orang lain
7. Mengampunkan kesalahan orang lain
8. Jangan bermusuh-musuhan
9. Jangan tamak atau serakah
10. Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
11. Yakin keselamatan itu pada kebenaran.

Jama'ah yang Insya Allah sama sama diRahmati oleh Allah, diakhir usia beliau, setelah menjalani 10 hari perawatan medis di Rumah Sakit Singapura, akhirnya Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari kembali ke Hadhirat Allah,  wafat pada Hari Rabu Tanggal 05 Rajab Tahun 1426 Hijriah atau yang bertepatan pada 10 Agustus Tahun 2005. Semoga Allah tinggikan derajat beliau, Allah tambahkan segala Karunia-Nya kepada beliau sampai hari qiyamat kelak.

Mudah mudahan apa yang singkat ini mampu mengembalikan semangat juang kita bersama dalam ber-amal dan beribadah kepada Allah & Rosul-Nya. Mudah mudahan pula berkat Baginda Nabi Muhammad saw juga Berkat Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari,  Allah berikan kekuatan kepada kita semua dalam ber-Istiqomah dalam bermajelis guna meraih Ridho Allah Azza Wa Jalla, Dunia sampai Akhirat kelak. Aamiiin Allahumma Aaamiin

Demikian ringkasan Manaqib daripada Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari yang mungkin dapat kami sampaikan, lebih kurangnya mohon dimaafkan, dan terimakasih

Alfaatihah

Sholawat Nur

 



Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.


MANAQIB IMAM 'ABDURRAHMAN AD-DIBA'I





Sumber : Kitab Majmu' susunan Al 'Fadhil KH. Munawwar Ghozali Martapura.

1 Bacaan 3 Makna


Wa Ba'du .... Allah Azza Wa Jalla menyebutkan kisah nabi Yunus ‘Alaihis salam

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَعَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِين

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”.(Al-Anbiyaa` : 87-88 )

Ayat dan kisah diatas mengajarkan keharusan seorang insan tuk bermohon, berdoa dan meminta kepada Tuhan-Nya, pun suatu doa yang diucapakan Nabi Yunus Alaihis salam ketika beliau dalam tiga kegelapan, berkata Ibnu Mas’ud,

ظلمة بطن الحوت، وظلمة البحر، وظلمة الليل

Dalam tiga kegelapan : kegelapan perut ikan Paus, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. “ ( Tafsir Ibnu Katsir : 5/367 )

Bermula do’a nabi Yunus ‘alaihis salam tersebut pun mengandung tiga unsur pokok yang menunjukan kepada kita betapa diperlukannya memperbaiki hubungan makhluq kepada Sang Kholiq. Unsur didalan doa itu ialah 

Pertama : أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Mengikrarkan kembali tauhid kepada Allah, yaitu bahwa seorang hamba yang ingin berdoa kepada Allah hendaknya memperbaiki hubungannya dengan Allah dengan mentauhidkan dalam ibadah serta meninggalkan syirik. Ini terdapat di dalam surat al-Fatihah juga dengan firman-Nya:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. (Qs. al-Fatihah : 5)

 Unsur Kedua : سُبْحَانَكَ

Hendaknya seseorang tiada menanggalkan Kesucian Allah dari segala sesembahan lain. Selalu mensucikan Allah, dengan menyakini bahwa satu-satu Dzat yang suci dan dan sempurna serta tidak pernah salah adalah Allah. Sebaliknya manusia adalah makhluq yang lemah yang penuh dengan kekhilafan dan kesalahan.

 Unsur Ketiga : إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Hendaknya seorang hamba dalam berdoa merasa bahwa dirinya adalah makluq yang lemah, tidak berdaya, tidak mempunyai kekuatan, selalu membutuhkan pertolongan Allah di dalam kehidupan ini. Inilah hakekat ibadah, yaitu ketundukan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, semakin kita menampakkan ketundukan kita di hadapan Allah, maka semakin kita dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala.

Mengapa do’a Nabi Yunus mudah diijabah ?

Karena dalam do’a beliau tersebut terdapat pengakuan pada ketauhidan Allah ‘azza wa jalla dan pengakuan terhadap setiap dosa, kesalahan dan kezholiman yang diperbuat diri sendiri.

Intinya dalam do’a Dzun Nuun ini ada tiga keistimewaan :

1. Pengakuan tauhid.

2. Pengakuan akan kekurangan diri.

3. Berisi permohonan ampun (istighfar) pada Allah

Sudah sepatutnya bagi setiap hamba yang mengalami kegelisahan dan kesedihan untuk banyak-banyak mengulang do’a ini dan menambahkan dalam setiap do’anya. Niscaya Allah pun akan mudah mengijabahi doanya. Jadi awali lah setiap doa apa saja dengan doa Dzun Nuun ini, niscaya doa tersebut akan diijabahi dengan izin Allah. Yakinlah!

Wallahu A'lam Bish_Showab dan semoga bermanfaat 

Sebuah Nasehat

Al-Imam Al-Habib 'Ali Al-Habsyi berkata : Nak .. Belajarlah kalian menerima mawar beserta durinya. Dan belajarlah kalian menerima sgala perihal kehidupan dunia ini, baik dalam keadaan suka maupun duka.

• Apabila kita dipertemukan dengan hal hal menyulitkan, maka ketahuilah bahwa Allah Azza Wa Jalla sedang mendidik kita tentang arti SABAR.

• Dan jika kita dipertemukan dengan hal hal yang bernilai kesenangan, keindahan, maka ketahuilah pula bahwa Allah SWT sedang mengajarkan kepada kita tentang arti SYUKUR.

Hingga dalam sebuah kesempatan, Rosulullah saw pernah menggambarkan tentang sifat-sifat seorang muslim. Beliau bersabda :

عَجَباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ. إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ. وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ. إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ. فَكَانَ خَيْراً لَهُ . وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْراً لَهُ. (رواه مسلم)

Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin itu, karena semua urusan orang mukmin itu penuh dengan kebaikan. Hal ini tidak akan terjadi pada orang lain, kecuali orang mukmin saja. Jika mendapat kesenangan, (syakar) ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan, (shabar) ia bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim). 

Yaa Allah, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah). Aamiin Allahumma Aamiin.

MENGALAH ADU GULAT DEMI DZURIAT RASULILLAH ﷺ


Di Irak, ada seorang pegulat terkenal dan tangguh yang tak terkalahkan. Namanya Abu Qasim. Tak seorang pun mudah mengalahkan Abu Qasim, sehingga sulit mencari lawan tandingnya.


Suatu hari, sang Raja mengadakan sayembara adu gulat dengan hadiah besar melawan pegulat tangguh, Abu Qasim. Seorang lelaki tua, mendaftarkan dirinya sebagai lawan gulat menantang Abu Qasim.

Pada hari H pertandingan, Abu Qasim dengan gagahnya dielukan-elukan pendukungnya. Abu Qasim maju ke arena pertandingan. Tak dinyana, sebelum pertandingan, lawan tarungnya berkata:

"Wahai Abu Qasim, aku tahu engkau seorang pegulat tangguh yang tak sembarang orang mudah mengalahkanmu. Tapi kali ini mengalahlah demi keadaanku?!"

"Apa maksudmu, tanya?" Abu Qasim keheranan.

"Begini, aku adalah seorang dzuriat keturunan Rasulullah. Aku dan keluargaku hidup dalam serba kekurangan. Kami kelaparan. Begitu mendengar ada sayembara yang menjanjikan hadiah besar dari sang Raja, aku nekat mengikutinya, sebab keluargaku tertimpa musibah. Aku memohon, agar engkau bersedia mengalah untukku kali ini saja!"

Mendengar penuturan tulus itu, Abu Qasim terenyuh. Kecintaannya yang besar terhadap Rasulullah mengalahkan rasa ego dan reputasi kariernya yang bersinar cemerlang.

"Baiklah, aku akan mengalah, demi cintaku pada datukmu!" sahut Abu Qasim.

Pertandingan dimulai, baru di ronde pertama, Abu Qasim pegulat tangguh itu bertekuk lutut menyerah kalah. Semua penonton keheranan. Bagaimana sang pegulat tangguh kalah bertarung dengan lelaki tua yang tampak tak berdaya? 

Akhirnya, hadiah itu diserahkan pada seorang sayyid yang tua itu demi membantu keluarganya yang sedang tertimpa musibah.

Hingga sang Raja pun sontak merasa tak percaya apa yang dilihatnya. Sang Raja memanggil Abu Qasim dan menanyakan perihal kekalahannya. Abu Qasim menjawab, "Aku memang sengaja mengalah demi cintaku terhadap datuknya!"

Pada malam harinya, Abu Qasim bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpinya, Rasulullah mendekap dan mencium Abu Qasim seraya berkata:

"Abu Qasim, lantaran engkau telah menolong cucuku, aku mencintaimu dan Allah pun mencintaimu. Sejak malam ini, Allah angkat derajatmu menjadi wali-Nya, waliyun min auliaillah, golongan para kekasih Allah."

Begitulah awal kisah seorang bernama Abu Qasim yang kemudian dikenal sebagai seorang wali dan sufi kenamaan dengan sebutan Imam Junaid al-Baghdadi. 

Semoga hati kita dicintakan dengan ahlu bait Nabi dan kita bukan menjadi pengikut kelompok-kelompok yang di dalamnya terdapat orang-orang yang selalu menebarkan kebencian serta fitnah terhadap para habaib dan ahli dzuriat nabi dengan alasan apa pun itu.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد


Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati