اَلصّالاَهُ وَ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِ يَا رَسُوْ لَ اللَّهْ وَ
جَمِيْعِ اْلاَنْبِيِءِ وَ اْلمُرْسَلِيْنَ. اَلصّالاَهُ وَ السَّلَامُ
عَلَيْكَ يَا سَيِّدِ يَا رَسُوْ لَ اللَّهْ وَ جَمِيْعِ اْلاَوْ لِيَءِ
اْلمُتَّقِيْنَ. اَلصّالاَهُ وَ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِ يَا
رَسُوْ لُ الّلَّهْ وَ جَمِيْعِ اْلملاَ ءِكَهْ اْلمُقَرَّبِيْنَ
AHLADZ-DZIKRI
Allah
telah menganugerahkan pengetahuan yang mendalam kepada ahli dzikir.
Ahli dzikir yang dianugerahi pengetahuan oleh Allah disebut ahli dzikir
yang ahli hikmah. Al-Hikmah telah ditegaskan oleh Allah di dalam
Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah : 269). Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
Bijaksana menganugerahkan Al-Hikmah kepada orang-orang yang telah
mengikuti kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki oleh Allah untuk
orang-orang berakal? Al-Qur’an ayat 190 – 191 surat Ali Imron menyatakan
adanya kehendak Allah dengan mempertegas pemahaman akan tujuan
penciptaan langit dan bumi bagi orang-orang berakal. Ditegaskan dalam
ayat tersebut mengenai siapakah orang-orang berakal (yang telah
menggunakan akalnya) itu? Allah menyatakan orang-orang berakal (QS. Ali
Imron : 190 - 191) adalah orang-orang yang senantiasa berdzikir (didalam
hatinya, QS. Al-A’raaf : 205, menyebut asma Allah dengan dzikir
sebanyak-banyaknya, QS. Al-Ahzab : 41) sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan (merenungkan) tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata di dalam hatinya): “Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari Kufurnya akan Ni'mat-Mu.
Oleh karena itu, ahli dzikir termasuk orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (QS. Al-Maidah : 54). Ahli dzikir yang ahli hikmah telah menerima penjelasan-penjelasan akan kekuasaan Allah untuk dipakai sebagai pegangan dalam perjalanan menuju kepada-Nya. Kualitas jiwa sangat dipengaruhi oleh keberadaan jiwa itu sendiri. Sekiranya jiwanya kosong dari
kerinduan akan perjumpaan dengan Tuhannya, maka si pemilik jiwa tentu tak ada gairah untuk bertemu menjumpai-Nya.
Sebagai rahmat Allah yang tercurahkan ke dalam jiwanya, para ahli dzikr yang ahli hikmah sangat bergairah untuk berjumpa dengan Tuhannya. Mereka begitu yakin akan kebenaran firman-Nya, bahwa Allah hendak menerangkan dan menunjuki
jalan-jalan orang sebelumnya (jalan para Nabi dan kaum soleh) dan hendak menerima tobatnya (QS.An-Nisa : 26). Mereka diajak oleh Allah untuk berthariqah. Ajakan Allah kepada orang-orang yang senantiasa merindukan-Nya (ahli dzikir) menempuh perjalanan menuju kepada-Nya sangat mengundang gairah jiwa untuk melakukannya. Allah pun telah menurunkan pertolongan-Nya melalui pengajaran Al-Hikmah. Ahli dzikir yang ahli hikmah sangat antusias bersegera melakukan perjalanan spiritual menyambut tawaran Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 110.
Seorang ahli dzikir yang ahli hikmah tidak menyia-nyiakan tawaran yang mulia tersebut. Ada semangat jiwa yang begitu menentramkan seorang ahli dzikir yang ahli hikmah ketika perjalanan tersebut harus segera dimulai. Hanya Dia yang menjadi tujuan yang hendak dituju. Dengan bekal keyakinan akan kasih sayang Allah, mereka pun sangat khidmat melakukan perjalanan tersebut. Ahli dzikir yang ahli hikmah kini telah menjadi seorang ahli tasawuf (para penempuh jalan menuju perjumpaan dengan Tuhannya Azza wa Jalla). Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qulubana Min Tawhidika Ila Mahabbatika Ya Allah
Oleh karena itu, ahli dzikir termasuk orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (QS. Al-Maidah : 54). Ahli dzikir yang ahli hikmah telah menerima penjelasan-penjelasan akan kekuasaan Allah untuk dipakai sebagai pegangan dalam perjalanan menuju kepada-Nya. Kualitas jiwa sangat dipengaruhi oleh keberadaan jiwa itu sendiri. Sekiranya jiwanya kosong dari
kerinduan akan perjumpaan dengan Tuhannya, maka si pemilik jiwa tentu tak ada gairah untuk bertemu menjumpai-Nya.
Sebagai rahmat Allah yang tercurahkan ke dalam jiwanya, para ahli dzikr yang ahli hikmah sangat bergairah untuk berjumpa dengan Tuhannya. Mereka begitu yakin akan kebenaran firman-Nya, bahwa Allah hendak menerangkan dan menunjuki
jalan-jalan orang sebelumnya (jalan para Nabi dan kaum soleh) dan hendak menerima tobatnya (QS.An-Nisa : 26). Mereka diajak oleh Allah untuk berthariqah. Ajakan Allah kepada orang-orang yang senantiasa merindukan-Nya (ahli dzikir) menempuh perjalanan menuju kepada-Nya sangat mengundang gairah jiwa untuk melakukannya. Allah pun telah menurunkan pertolongan-Nya melalui pengajaran Al-Hikmah. Ahli dzikir yang ahli hikmah sangat antusias bersegera melakukan perjalanan spiritual menyambut tawaran Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 110.
Seorang ahli dzikir yang ahli hikmah tidak menyia-nyiakan tawaran yang mulia tersebut. Ada semangat jiwa yang begitu menentramkan seorang ahli dzikir yang ahli hikmah ketika perjalanan tersebut harus segera dimulai. Hanya Dia yang menjadi tujuan yang hendak dituju. Dengan bekal keyakinan akan kasih sayang Allah, mereka pun sangat khidmat melakukan perjalanan tersebut. Ahli dzikir yang ahli hikmah kini telah menjadi seorang ahli tasawuf (para penempuh jalan menuju perjumpaan dengan Tuhannya Azza wa Jalla). Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qulubana Min Tawhidika Ila Mahabbatika Ya Allah
'IBADALLAH RIJALALLOH
عِبَا دَ اللَّهُ رِجَالَ اللَّهُ اَغِيْثُنَا لِاَجْلِ اللَّهِ وَ كُوْ نُوْ عَوْنَنَا الِلَّهِ عَسَ نَحْظَي بفَضْلِ اللَّهِ
Wahai
hamba Allah (para awliya allah), wahai para pejuang Allah Berilah kami
pertolongan karena Allah Jadilah engkau penolong kami dalam segala
ibadah kepada Allah Semoga kami beruntung dengan karunia Allah
وَيَا
اَ قْطَبْ وَيَا اَنجَا بْ وَيَا سَا دَا تْ وَيَا اَحْبَا بْ وَاَنْتُمْ
يَا اُولِي اْلاَ اْلبَا بْ تَعَا لَوَّوَالنْصُرُوْ لِلَّهِ
Wahai
para wali Qutub, wahai para wali Anjab Wahai para pemimpin kami dan
para kekasih Allah Kalian semua wahai ahli-ahli ibadah Datanglah dan
tolonglah kami karena Allah
سَاَ لْنَا كُمْ سَاَ لْنَا كُمْ وَ لِلزُّلْفَي رَجَوْنَكُمْ وَ فِي اَمْرِِ قَصَدْ نَاكُمْ فَشُدُّ وْ عَزْ مَكُمْ لِلَّهِ.
Kami
memohon, memohon kepada kalian Untuk mendapatkan kedekatan kepada
rahmat Allah Kami harapkan kalian Dalam persoalan (masalah), kami
bermaksud kepada kalian, Maka mantaplah tekad kalian untuk menolong kami
karena Allah
فَيَا رَبِّي بِسَا دَا تِي تَحَقَّقْ لِي اِشَا رَاهِ عَسَ تَاْ تِي بِشَا رَاتِي وَ يَشْفُوْ وَ قْتُنَا لِلَّهِ
Wahai
Tuhanku, dengan pangkat para pembesarku, Buktikanlah semua
keinginan-keinginan itu, Semoga datang semua yang menggembirakanku Dan
menjadi suci (tenang) waktu (kehidupan kami) untuk Allah
بِكَشْفِ اْلحُجْبِ عَنْ عَيْنِي وَ رَفْعِ لْبَيْنِ مِنْ بَيْنِي وَ طَمْسُ اْلكَيْفَ وَ اْلاَيْنِ بِنُوْرِاْلوَجْهِ يَا اَللَّهُ.
Dengan
terbukanya bukti pada pandangan kami Terangkatnya jarak pemisah antara
aku dengan Engkau Terhapusnya cara (tanpa menggambarkan, tanpa
menempatkan) Berkat cahaya Dzat-Mu ya Allah
صَلَا هُ اللَّهِ مَوْلَانَا عَلَي مَنْ بِ اْلهُدَاجَنَا وَ مَنْ بِا اْلحَقِّ اَوْلَانَا شَفِيْعِ اْلخَلْقِ عِندَ اللَّهُ.
Semoga Rahmat Allah Tuhan kami, Dilimpahkan
atas Nabi yang datang kepada kami dengan hidayah petunjuk Dan kepada
orang yang telah menunjukkan kebenaran agama Yang memberikan pertolongan
kepada makhluk nanti di Sisi Allah
------------------------------ ------------------------------ -------------
لَا اِلَهَ الّاَ اَللَّهُ مُحَمَّدُ رَسُوْلَ اللَّهُ.
Tiada Tuhan selain Allah & Nabi Muhammad utusan Allah
4 Nasehat
4 Nasehat Rasulullah SAW kepada Siti Ai’syah RA : Janganlah Engkau tidur di malam hari sebelum engkau :
1. MENGHATAMKAN AL-QUR’AN….
2. MENDAPATKAN SYAFAAT DARI PARA RASUL dan NABI….
3. MENDAPATKAN RIDHO’ dari SELURUH KAUM MUSLIMIN….
4. MENDAPATKAN PAHALA UMROH DAN HAJJI …..
Siti Ai’syah lalu bertanya Kepada Rasulullah SAW, Ya Rasulullah… Bagaimana caranya agar saya bisa
mendapatkan empat fadhilah tersebut dalam satumalam ? Rasulullah SAW tersenyum lalu menjawab….Wahay Ai’syah…. yang kumaksud dengan : Janganlah Engkau tidur di malam hari sebelum engkau :
1. MENGHATAMKAN AL-QUR’AN adalah : Janganlah Engkau tidur di malam hari SEBELUM MEMBACA SURAH AL-IKHLAS TIGA KALI….Karena bila engkau membaca Surah Al-Ikhlas 3X
sebelum tidur, itu sama halnya engkau membaca seluruh Al-Qur’an.
2. MENDAPATKAN SYAFAAT DARI PARA RASUL dan NABI adalah ; Janganlah Engkau tidur di malam hari SEBELUM MEMBACA SHALAWAT bukan hanya kepadaku tapi juga kepada para Nabi dan Rasul… “Allohumma sholli ‘ala Saydina Muhammadin… wa’ala Sya-iril Ambiyaa wal Mursaliin, wa ‘ala alihim wa shohbihim ajma’in” (artinya Ya Allah Sholawat dan Salam kepada Nabi Muhammad, dan kepada seluruh para Nabi dan Rasul, serta kepada keluarga-keluarga mereka dan sahabat-sahabat
mereka).
3.MENDAPATKAN RIDHO’ dari SELURUH KAUM MUSLIMIN, adalah dengan
cara memohon AMPUN kepada ALLAH atas segala dosa-dosamu dan dosa-dosa
seluruh Kaum Muslimin. yaitu dengan senantiasa membaca ”
Robbighfirli…wali walidayya… waliman haqqun alayya.. wali jami’il
muslimin wal muslimat… wal mu’miniin wal mu’minat… al ahya’i wal
amwaat…” (artinya Ya Tuhan kami ampuni aku, ampuni kedua orangtuaku dan
siapa2 yang memiliki nasab keturunannya, dan kepada seluruh muslimin dan
muslimat, dan mu’minin dan mu’minat… baik yang masih hidup maupun yang
sudah mati).
4. MENDAPATKAN PAHALA UMROH DAN HAJJI, yaitu dengan senantiasa membaca Tashbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir… ”Subhanallah.. wal hamdulillah, Wala ilaha illallah Huwallohu Akbar” (artinya Maha Suci Allah… Segala Puji bagi Allah, Tiada sesembahan kecuali Allah, Allah yang Maha Besar).
ANTARA RIDHO & KERIDHOAN
Ketika Ibunda Rabiatul 'Adawiyah RA ditanya tentang bagaimanakah seorang
hamba dipandang telah Ridho? Lalu beliau pun menjawab, “Apabila baginya
penderitaan sama menggembirakan dengan anugerah.”. Maksudnya ialah
apabila seorang hamba dapat memandang suatu penderitaan itu adalah
anugerah maka disanalah final dari penilaian akan Ridhonya akan
Tuhan-Nya. Semua manusia pasti akan mendapat ujian karna janji Allah
:"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (QS. Al-Baqarah : 155-156).
Yang menjadi masalah saat ini, terkadang manusia selalu menginginkan ke-Ridhoan, tetapi begitu diberikan Allah Ujian maka ia tidak Ridho akan Kehendak/Ketentuan Allah, dimanakah letak Ridho itu sekarang ? Bagaimana Allah ridho jika kita tidak ridho akan kehendak-Nya, jika saja seseorang mengetahui akan hikmah dibalik ujian itu dan diharuskannya kita tuk Ridho, maka niscaya akan damailah bumi ini dari panasnya adzab allah,
Oleh karna itulah Rosululloh SAW memberikan kunci jawaban akan hal tersebut didalam Hadistnya : “Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim kecuali Allah akan hapuskan (dosanya) karena musibahnya tersebut, sampai pun duri yang menusuknya.” (HR. Al-Bukhariy ).
Abu Musa Al-Asyari RA, berkata : “Segala kebaikan terletak di dalam keridhoan. Maka jika engkau mampu, jadilah orang yang Ikhlash; jika tidak mampu, jadilah orang yang Sabar.”
Subhanalloh ! ! !. Justru itulah mari kita bersama berjalan dan meniti dalam Ridho-Nya diatas Kuasa-Nya. Semua yang melekat pada kita hanya pinjaman, Ridholah akan semua Ketentuan-Nya, karna sebenarnya kita tiada memiliki apa-apa, Disinilah Adab seorang Abdi kepada Tuan-Nya. Hati yang lapang karna ridho akan Tuhan-Nya maka akan membekas pada kesabarannya & wajah yang cemerlang.
Jika kita ridho disaat lapang atau derita maka yang nampak hanyalah rahmat Allah, ini dikarenakan bentuk kasih sayang allah akan hamba-hambanya yang lulus dalam tahap ridho menjadi tahap taqwa. Sesuai janji-Nya "Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, Maka akan Aku (Allah) tetapkan Rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa. Maka jika sudah mencapai taraf Taqwa niscaya Ridho-mu tiada mengaharap suatu imbalan syurga, dan tidak pula berlinduang akan siksa neraka. Tetapi Allah lah yang mengisi setip ridhomu menuju dekat disamping-Nya (Kedekatan).
Yang menjadi masalah saat ini, terkadang manusia selalu menginginkan ke-Ridhoan, tetapi begitu diberikan Allah Ujian maka ia tidak Ridho akan Kehendak/Ketentuan Allah, dimanakah letak Ridho itu sekarang ? Bagaimana Allah ridho jika kita tidak ridho akan kehendak-Nya, jika saja seseorang mengetahui akan hikmah dibalik ujian itu dan diharuskannya kita tuk Ridho, maka niscaya akan damailah bumi ini dari panasnya adzab allah,
Oleh karna itulah Rosululloh SAW memberikan kunci jawaban akan hal tersebut didalam Hadistnya : “Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim kecuali Allah akan hapuskan (dosanya) karena musibahnya tersebut, sampai pun duri yang menusuknya.” (HR. Al-Bukhariy ).
Abu Musa Al-Asyari RA, berkata : “Segala kebaikan terletak di dalam keridhoan. Maka jika engkau mampu, jadilah orang yang Ikhlash; jika tidak mampu, jadilah orang yang Sabar.”
Subhanalloh ! ! !. Justru itulah mari kita bersama berjalan dan meniti dalam Ridho-Nya diatas Kuasa-Nya. Semua yang melekat pada kita hanya pinjaman, Ridholah akan semua Ketentuan-Nya, karna sebenarnya kita tiada memiliki apa-apa, Disinilah Adab seorang Abdi kepada Tuan-Nya. Hati yang lapang karna ridho akan Tuhan-Nya maka akan membekas pada kesabarannya & wajah yang cemerlang.
Jika kita ridho disaat lapang atau derita maka yang nampak hanyalah rahmat Allah, ini dikarenakan bentuk kasih sayang allah akan hamba-hambanya yang lulus dalam tahap ridho menjadi tahap taqwa. Sesuai janji-Nya "Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, Maka akan Aku (Allah) tetapkan Rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa. Maka jika sudah mencapai taraf Taqwa niscaya Ridho-mu tiada mengaharap suatu imbalan syurga, dan tidak pula berlinduang akan siksa neraka. Tetapi Allah lah yang mengisi setip ridhomu menuju dekat disamping-Nya (Kedekatan).
-------------------------------------------
Subhanaka La 'Ilmalana Illa Ma 'Allamtan Innaka Anta 'Alimul Hakim Wa La Hawla Wa La Quwwata Illa Billahil 'Aliyyil 'Adzim
Khusu'
Khusu' adalah keadaan seseorang dimana ia telah mencapai ketenangan
dalam ber-Ibadah kepada Allah SWT. Biasanya Khusu' sulit tuk diraih jika
masih ada kecemasaan dalam kehidupan duniawi. Khusu' juga sering muncul
apabila memuncaknya persoalan persoalan baik dalam rumah tangga,
lingkungan ataw dikantor. Adapun salahsatu metode meraih ke-khusu'an
ialah dengan Tawakkal. Adapun Tawakkal ialah sikap hamba yang slalu
menyerahkan sgalanya kepada Allah Sang Penguasa. Jadi disaat tiba
fikiran (tidak khusu') maka disaat itu pula kita bertawakkal kepada
allah, maksud bertawakkal disini lebih kepada Multifungsi, yaitu
Tawakkal dengan apa yg tlah allah tentukan termasuk fikiran-fikiran yang
muncul disaat ber-Ibadah. Jika fikiran tersebut kita sandarkan kembali
kepada "ketentuan" allah maka dengan sendirinya fikiran tersebut akan
terganti dengan ketawhidan yang haqiqi.
Robbana Laa Tuzigh Quluubanaa Ba'da-idz Hadaytana Wahhablana Minladunka Rohmah Innaka Antal Wahhab.
Robbana Laa Tuzigh Quluubanaa Ba'da-idz Hadaytana Wahhablana Minladunka Rohmah Innaka Antal Wahhab.
AHLUS SUFAH
Rosululloh SAW bersabda :
"Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan ilmu pengetahuannya, lalu menjadikan mereka sebagai penuntun (pembimbing) yang dapat diteladani dalam perbuatan baik, jejak dan amal perbuatannya. Para Malaykat mencita citakan untuk bersahabat dengan mereka" . Siapakah mereka ? Mereka adalah yang telah disifati oleh Nabi dalam Hadist dibawah ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rosululloh SAW lewat dihadapanku sambil menyeru untuk pergi kepada Ahli Shuffah, Abu Hurairah menguraikan : Bahwa Ahli Shiffah itu adalah para tamu Allah dan Rosul-Nya. Ahli Shuffah adalah merupakan suatu kaum dimana allah SWT telah mengosongkan hati mereka dari hal selain Allah.
Diantara para tokoh Ahli Shuffah ialah : Abu Hurairah, Khabbab bin Al Arast, Bilal, Salman Alfarisy, Abu Said AlKhudari, Abu Barzah Al Aslami, Shuhaib bin Sinan, Ammar bin Yasir, Abdullah bin Mas'ud, Sa'ad bin Abi Waqash, Ukbah bin Amir, Abu Faqihah bin Yasar, Wabidhah bin Ma'bad Al Jahni, Anas bin Malik, Haristah, Al Bara, bin Malik, Aba Isra'il, Hudzaifah, Abu Darda, Abi Dzar, Ukasyah, Abdullah bin Amru Al Ash, Abubakar, Umar, Utsman, Ali, Sulaiman, Shuhaib, Aba Rafi, Al-Hasan dan Al-husein.
Sedangkan Ahli Shuffah dari golongan Tabi'in ialah : Ali Zainal Abidin, Muhammad Baqir, Ja'far Shodiq, Uwais Alqarny, Hazim, Salmah, bin Dinar, Hasan Al-Bashri, Al qamah, Al Aswad bin Zaid, Ibrahim An Nakhi, Malik bin Dinar, Muhammad bin Sirrin, Abdul Wahid bin Zaid, Utbah Al Gulam, Fudhail bin Iyadh, Ibrahim bin Adham, Daud Ath Tha'I, Sufyan Ats Tsuri, Abi Sulaiman Ad Darani, Dzunnun Al Misri, Dzil Kifly bin Al Harist, Sari As Saqathi, Haris Al Mahasibi, Junaid Al Baghdadi, Ibrahim Al Khawash, Al Jaylani dll.
Rosululloh SAW bersabda : Sesungguhnya ada di antara ilmu ilmu itu yang tersimpan rapi. Karena, Mutunya tidak akan dapat diketahui kecuali oleh Ahlillah. Adapun I'tiqat mereka adalah : bersabar disisi bala', bersyukur disisi kesenangan, Ridho dengan merasa pahitnya ketentuan. Subhanalloh !!!
"Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan ilmu pengetahuannya, lalu menjadikan mereka sebagai penuntun (pembimbing) yang dapat diteladani dalam perbuatan baik, jejak dan amal perbuatannya. Para Malaykat mencita citakan untuk bersahabat dengan mereka" . Siapakah mereka ? Mereka adalah yang telah disifati oleh Nabi dalam Hadist dibawah ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rosululloh SAW lewat dihadapanku sambil menyeru untuk pergi kepada Ahli Shuffah, Abu Hurairah menguraikan : Bahwa Ahli Shiffah itu adalah para tamu Allah dan Rosul-Nya. Ahli Shuffah adalah merupakan suatu kaum dimana allah SWT telah mengosongkan hati mereka dari hal selain Allah.
Diantara para tokoh Ahli Shuffah ialah : Abu Hurairah, Khabbab bin Al Arast, Bilal, Salman Alfarisy, Abu Said AlKhudari, Abu Barzah Al Aslami, Shuhaib bin Sinan, Ammar bin Yasir, Abdullah bin Mas'ud, Sa'ad bin Abi Waqash, Ukbah bin Amir, Abu Faqihah bin Yasar, Wabidhah bin Ma'bad Al Jahni, Anas bin Malik, Haristah, Al Bara, bin Malik, Aba Isra'il, Hudzaifah, Abu Darda, Abi Dzar, Ukasyah, Abdullah bin Amru Al Ash, Abubakar, Umar, Utsman, Ali, Sulaiman, Shuhaib, Aba Rafi, Al-Hasan dan Al-husein.
Sedangkan Ahli Shuffah dari golongan Tabi'in ialah : Ali Zainal Abidin, Muhammad Baqir, Ja'far Shodiq, Uwais Alqarny, Hazim, Salmah, bin Dinar, Hasan Al-Bashri, Al qamah, Al Aswad bin Zaid, Ibrahim An Nakhi, Malik bin Dinar, Muhammad bin Sirrin, Abdul Wahid bin Zaid, Utbah Al Gulam, Fudhail bin Iyadh, Ibrahim bin Adham, Daud Ath Tha'I, Sufyan Ats Tsuri, Abi Sulaiman Ad Darani, Dzunnun Al Misri, Dzil Kifly bin Al Harist, Sari As Saqathi, Haris Al Mahasibi, Junaid Al Baghdadi, Ibrahim Al Khawash, Al Jaylani dll.
Rosululloh SAW bersabda : Sesungguhnya ada di antara ilmu ilmu itu yang tersimpan rapi. Karena, Mutunya tidak akan dapat diketahui kecuali oleh Ahlillah. Adapun I'tiqat mereka adalah : bersabar disisi bala', bersyukur disisi kesenangan, Ridho dengan merasa pahitnya ketentuan. Subhanalloh !!!
Taqwanya para Awlia
اَِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَاللَّهِ اَتْقاَكُمْ
Maha Benar Allah dengan segala Firman-nya ! Ayat diatas merupakan janji
allah, Allah akan memuliakan hamba hambanya yang bertaqwa. Taqwa dalam
artian harfiyah ialah menjalankan semua perintah dan mejauhi segala
larangan (allah). Adapun Taqwa dalam konteks Maknawinya para pengamal
Tharekat ialah Seseorang yang mampu mengenal, memahami serta pandai
bersyukur dalam segala pemberian, ber-adab dalam sgala penyerahan dan
pengembalian.
Disinilah tolak ukur Taqwa nya para Awliya Allah, mereka berjalan dalam
segenap ketentuan, jiwa mereka tlah hilang seiring bias nikmat kuasa
allah, pandangan dan tujuan mereka hanya satu lautan terkecil dalam
diri.
Syekh Sayid Abul Qurtuby adalah satu sosok pemuka para wali, Tiang tiang
keteguhan dan ketaqwaan nya tlah membuka pengenalan para kekasih allah,
pemegang segala kunci yang tersembunyi. membuka mahligai keghaiban dan
rahasian. jiwa nya tersimpul oleh jiwa kekasih allah.
Suatu ketika salah satu nabiyulloh tlah menemui dan memberikan amanah kepada syekh sayid abul qurtuby. Beliau mengemban suatu kepercayaan memegang suatu kalung kunci buat memperkokoh keimanan, mengunci segala sifat kebinatangan dan membuka sifat Ubudiyah, mengunci kesombongan dan membuka kesyukuran. mengunci kesyirikan dan membuka ketauhidan, mengunci sifat malas dan membuka ketaqwaan.
Suatu ketika salah satu nabiyulloh tlah menemui dan memberikan amanah kepada syekh sayid abul qurtuby. Beliau mengemban suatu kepercayaan memegang suatu kalung kunci buat memperkokoh keimanan, mengunci segala sifat kebinatangan dan membuka sifat Ubudiyah, mengunci kesombongan dan membuka kesyukuran. mengunci kesyirikan dan membuka ketauhidan, mengunci sifat malas dan membuka ketaqwaan.
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasa takut dan sedih" (QS Yunus [10]: 62).
"Demikianlah, sesungguhnya Allah menjadi pelindung (maula) orang-orang beriman" (QS Muhammad [47]: 11).
Jadi, bisa dikatakan bahwa jika seorang hamba telah mencapai ketaqwaan, maka ia akan terdorong untuk melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dan semua hal yang diridhai-Nya, dan akan meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dicegah oleh-Nya. Bagaimana mungkin ia tidak melaksanakan perbuatan yang dikehendaki Tuhan Yang Maha Penyayang lagi Maha Mulia sekali saja, padahal hanya Tuhanlah yang utama baginya, karena hamba
sesungguhnya tidak berdaya dan lemah ketika mengerjakan semua hal yang
dikehendaki dan dititahkan Allah, sedangkan Tuhan Yang Maha Penyayang
melakukan hal-hal utama yang dikehendaki hamba-Nya dalam sekali hitungan
saja. Hal ini berdasarkan pada firman Allah,
"Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu." (QS Al-Baqarah [2]: 40)
Penjelasan yang mulia ini mengandung rahasia-rahasia terselubung dan fenomena-fenomena yang mendalam, karenanya kita memohon pertolongan Allah agar dapat memahaminya.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mendapat kemenangan, wahai
Tuhanku, bukalah segala kunci-kunci hati kami dengan menyebut –Mu dan
sempurnakanlah atas kami nikmatMu dan curahkanlah atas kami keutamaan –Mu dan jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang shaleh.
Indahnya Kebersamaan Kekasih Allah
Dengan Bismillah itulah ketukan palu kecil menemani sebuah pertemuan,
tanda bahwa akan dimulainya perhelatan yang sangat indah dan agung,
disisi lain para jam'ah mulai menuju kursi yang telah tersedia.
Detik demi detik pun berjalan tanpa ada kegelisahan, Syekh Abul Qurthuby pun mengucap kalimat demi kalimat syukurnya atas segala anugrah allah dan pemberian rosululloh akan semua yang ada. Selanjutnya Syekh Abdul Qodir Jilani QS. pun memberikan sambutan yang sangat menggetarkan hati. "Kuasa Allah lah yang berkuasa diatas semua pujian kita, dengan Kehendeknya pula kita dapat menuju dalam tempat ini, Ketentuannya yang sangat Kuat dan Bijaksana maka inilah tempat dimana para kekasih kekasih Allah berada, Kuatkanlah sendi sendi Ke-Esaan-Nya dalam segala Pengagungan kepadanya "
Disinilah letak yang dikatakan "Indahnya dalam kebersamaan", bagaimana tidak ! Seluruh para Anbiya, Rosul, Awliya dan Malaykat Allah tlah berkumpul dalam satu tujuan. Yaitu menyatukan yang tak terpisah menjadi satu rangkaian mutiara keindahan.
Lalu majulah sosok yang sangat Kharismatik lagi berwibawa menuju satu minbar yang tersedia, ia adalah Syekh Uwais Al-Qarny QS yang sebagai juru bicara dari kalangan Anbiya Allah, suaranya yang khas menyampaikan hasil diskusi para Anbiya tersebut bahwa "Kami berkenan memberikan waktu serta doa agar selalu hadir dalam pertemuan ini. Subhanalloh ! Tentunya terbesit dalam benak kita akan satu pertanyaan ? Ya, Pertemuan apakah yang dimaksud ? Pertemuan ini adalah dimana para kekasih allah bertemu dalam suatu sidang yang mulia yaitu Sidangnya Para Wali.
Sidang ini bisa dikatakan sidang perdana yang dilaksanakan pada sebuah gedung yang indah, dimana gedung tersebut merupakan buah ungkapan cinta Rosululloh SAW kepada Syekh Abul Qurthuby QS. Kini tibalah sesi akhir dari sebuah sidang, dimana keadaan berubah menjadi hening berbalut hikmat yang indah, satu demi satu para Anbiya memberikan pelukan hangatnya kepada Syekh Abul Qurthubi QS. Lalu dilanjutkan para Awliya dan seterusnya para Malaykat. Semua saling terikat dalam satu Keikhlasan, tiada penyakit yang menghinggapi dada mereka, pemandangan yang luar biasa, kesyahduan malam tlah berselimut Aroma wangi keharmonisan, kebisuan pecah sejenak tatkala Baginda Nabi Besar Muhammad SAW berjabat, berpeluk dan mencium kepala dari Syekh Abul Qurthuby, pancaran demi pancaran Nur Rosululloh tlah menyelimuti para Jama'ah.
Akhirnya, Tiada akhir tanpa sebuah doa, Tiada ungkapan yang indah selain bermunajat, Lidah yang kelu kini tlah basah dalam alunan Pujian kepada allah, hati yang beku dapat pecah dengan untaian sholawat kepada Rosululloh SAW.
Detik demi detik pun berjalan tanpa ada kegelisahan, Syekh Abul Qurthuby pun mengucap kalimat demi kalimat syukurnya atas segala anugrah allah dan pemberian rosululloh akan semua yang ada. Selanjutnya Syekh Abdul Qodir Jilani QS. pun memberikan sambutan yang sangat menggetarkan hati. "Kuasa Allah lah yang berkuasa diatas semua pujian kita, dengan Kehendeknya pula kita dapat menuju dalam tempat ini, Ketentuannya yang sangat Kuat dan Bijaksana maka inilah tempat dimana para kekasih kekasih Allah berada, Kuatkanlah sendi sendi Ke-Esaan-Nya dalam segala Pengagungan kepadanya "
Disinilah letak yang dikatakan "Indahnya dalam kebersamaan", bagaimana tidak ! Seluruh para Anbiya, Rosul, Awliya dan Malaykat Allah tlah berkumpul dalam satu tujuan. Yaitu menyatukan yang tak terpisah menjadi satu rangkaian mutiara keindahan.
Lalu majulah sosok yang sangat Kharismatik lagi berwibawa menuju satu minbar yang tersedia, ia adalah Syekh Uwais Al-Qarny QS yang sebagai juru bicara dari kalangan Anbiya Allah, suaranya yang khas menyampaikan hasil diskusi para Anbiya tersebut bahwa "Kami berkenan memberikan waktu serta doa agar selalu hadir dalam pertemuan ini. Subhanalloh ! Tentunya terbesit dalam benak kita akan satu pertanyaan ? Ya, Pertemuan apakah yang dimaksud ? Pertemuan ini adalah dimana para kekasih allah bertemu dalam suatu sidang yang mulia yaitu Sidangnya Para Wali.
Sidang ini bisa dikatakan sidang perdana yang dilaksanakan pada sebuah gedung yang indah, dimana gedung tersebut merupakan buah ungkapan cinta Rosululloh SAW kepada Syekh Abul Qurthuby QS. Kini tibalah sesi akhir dari sebuah sidang, dimana keadaan berubah menjadi hening berbalut hikmat yang indah, satu demi satu para Anbiya memberikan pelukan hangatnya kepada Syekh Abul Qurthubi QS. Lalu dilanjutkan para Awliya dan seterusnya para Malaykat. Semua saling terikat dalam satu Keikhlasan, tiada penyakit yang menghinggapi dada mereka, pemandangan yang luar biasa, kesyahduan malam tlah berselimut Aroma wangi keharmonisan, kebisuan pecah sejenak tatkala Baginda Nabi Besar Muhammad SAW berjabat, berpeluk dan mencium kepala dari Syekh Abul Qurthuby, pancaran demi pancaran Nur Rosululloh tlah menyelimuti para Jama'ah.
Akhirnya, Tiada akhir tanpa sebuah doa, Tiada ungkapan yang indah selain bermunajat, Lidah yang kelu kini tlah basah dalam alunan Pujian kepada allah, hati yang beku dapat pecah dengan untaian sholawat kepada Rosululloh SAW.
للَّهُمَّ صَلِّي وَ سَلِّمْ وَ بَرِّكْ وَ كَرِّيْمِ وَ عَظِّيْمِ عَلَي سَيِّدِناَ نُوْرِ رَسُوْلِ اللَّهِ مُحَمَّدِِ خَيْرِ الْاَنْبِيِءِ وَ الْمُرْسَلِيْنِ اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ فِي مَجْلِسِناَ هَذَا اَحَدََ اِلّاَ غَسَلْتَ بِمَاءِ التَّوْبَهِ ذُنُوْبَهُ وَ سَتَرْتَ بِرِدَاءِ الْمَغْفِرَهِ عُيُوْبَهُ لَّهُمَّ اجْعَلْنَا لِاَلاَءِكَ ذَاكِرِيْنَ. وَلِنَعْمَا ءِكَ شَاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ
Talqin Thoreqoh Al-Qutb Al-Ghauts (As-Syekh As-Sayid Muhammad Al-Aydrus QS)
اَلْفاَتِحَهْ . ٣
اَلْاِخْلَصْ .٣
اَللَّهُمَّ صَلِّي وَ سَلِّمْ وَ بَرِّكْ وَ كَرِّيْمِ وَ عَظِّيْمِ عَلَي سَيِّدِناَ نُوْرِ رَسُوْلِ اللَّهِ مُحَمَّدِِ خَيْرِ الْاَنْبِيِءِ وَ الْمُرْسَلِيْنِ. ٧
اِنّاَلِلَّهِ وَ اِنّاَ اِلَيْهِ رَاجِعُوْن . ياَ اللَّهُ ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْنُ . ١
لاَ اِلَهَ اِلّا اللَّهُ ٤٠
مُحَمَّدُ رَّسُوْلُ اللَّهُ ٤٠
******************************************************
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ شُكْراََ, وَ لَكَ الْمَنُّ فَضْلاََ, وَ اَنْتَ رْبُّناَ حَقّاََ,وَ نَحْنُ عَبِدِكَ رِقّاََ, اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْناَ مِنَ الْمُتَكَبِّريْنَ وَ جْعَلْناَ مِنَ السَّاجِدِيْنَ, رَبَّناَ اَتِناَ مِنْ لَدُنْكَ رْحْمَهْ, وَ حَيِّءْلَناَ مِنْ اَمْرِناَ رَشَدا
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Unggulan
Maksiat Hati.
Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...
Entri paling diminati
-
Ibnu Mash’ud berkata: “Ketika Rosulullah saw telah mendekati ajalnya, beliau mengumpulkan kami sekalian dikediaman ibu kita Siti Aisyah, kem...
-
Foto dari Dokumentasi Perpustakaan MEKKAH, tentang 4 orang Waliyullah dan Ulama Besar Indonesia yang menuntut ilmu agama di MEKKAH sedan...
-
Rahasia nasehat dari sufi adalah sebuah pahaman menuju "Jejak keagungan", t api terhadap peristiwa ini se...