Allah
telah menganugerahkan pengetahuan yang mendalam kepada ahli dzikir.
Ahli dzikir yang dianugerahi pengetahuan oleh Allah disebut ahli dzikir
yang ahli hikmah. Al-Hikmah telah ditegaskan oleh Allah di dalam
Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah : 269). Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
Bijaksana menganugerahkan Al-Hikmah kepada orang-orang yang telah
mengikuti kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki oleh Allah untuk
orang-orang berakal? Al-Qur’an ayat 190 – 191 surat Ali Imron menyatakan
adanya kehendak Allah dengan mempertegas pemahaman akan tujuan
penciptaan langit dan bumi bagi orang-orang berakal. Ditegaskan dalam
ayat tersebut mengenai siapakah orang-orang berakal (yang telah
menggunakan akalnya) itu? Allah menyatakan orang-orang berakal (QS. Ali
Imron : 190 - 191) adalah orang-orang yang senantiasa berdzikir (didalam
hatinya, QS. Al-A’raaf : 205, menyebut asma Allah dengan dzikir
sebanyak-banyaknya, QS. Al-Ahzab : 41) sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan (merenungkan) tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata di dalam hatinya): “Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari Kufurnya akan Ni'mat-Mu.
Oleh karena itu, ahli dzikir termasuk orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (QS. Al-Maidah : 54). Ahli dzikir yang ahli hikmah telah menerima penjelasan-penjelasan akan kekuasaan Allah untuk dipakai sebagai pegangan dalam perjalanan menuju kepada-Nya. Kualitas jiwa sangat dipengaruhi oleh keberadaan jiwa itu sendiri. Sekiranya jiwanya kosong dari
kerinduan akan perjumpaan dengan Tuhannya, maka si pemilik jiwa tentu tak ada gairah untuk bertemu menjumpai-Nya.
Sebagai rahmat Allah yang tercurahkan ke dalam jiwanya, para ahli dzikr yang ahli hikmah sangat bergairah untuk berjumpa dengan Tuhannya. Mereka begitu yakin akan kebenaran firman-Nya, bahwa Allah hendak menerangkan dan menunjuki
jalan-jalan orang sebelumnya (jalan para Nabi dan kaum soleh) dan hendak menerima tobatnya (QS.An-Nisa : 26). Mereka diajak oleh Allah untuk berthariqah. Ajakan Allah kepada orang-orang yang senantiasa merindukan-Nya (ahli dzikir) menempuh perjalanan menuju kepada-Nya sangat mengundang gairah jiwa untuk melakukannya. Allah pun telah menurunkan pertolongan-Nya melalui pengajaran Al-Hikmah. Ahli dzikir yang ahli hikmah sangat antusias bersegera melakukan perjalanan spiritual menyambut tawaran Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 110.
Seorang ahli dzikir yang ahli hikmah tidak menyia-nyiakan tawaran yang mulia tersebut. Ada semangat jiwa yang begitu menentramkan seorang ahli dzikir yang ahli hikmah ketika perjalanan tersebut harus segera dimulai. Hanya Dia yang menjadi tujuan yang hendak dituju. Dengan bekal keyakinan akan kasih sayang Allah, mereka pun sangat khidmat melakukan perjalanan tersebut. Ahli dzikir yang ahli hikmah kini telah menjadi seorang ahli tasawuf (para penempuh jalan menuju perjumpaan dengan Tuhannya Azza wa Jalla). Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qulubana Min Tawhidika Ila Mahabbatika Ya Allah
Oleh karena itu, ahli dzikir termasuk orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (QS. Al-Maidah : 54). Ahli dzikir yang ahli hikmah telah menerima penjelasan-penjelasan akan kekuasaan Allah untuk dipakai sebagai pegangan dalam perjalanan menuju kepada-Nya. Kualitas jiwa sangat dipengaruhi oleh keberadaan jiwa itu sendiri. Sekiranya jiwanya kosong dari
kerinduan akan perjumpaan dengan Tuhannya, maka si pemilik jiwa tentu tak ada gairah untuk bertemu menjumpai-Nya.
Sebagai rahmat Allah yang tercurahkan ke dalam jiwanya, para ahli dzikr yang ahli hikmah sangat bergairah untuk berjumpa dengan Tuhannya. Mereka begitu yakin akan kebenaran firman-Nya, bahwa Allah hendak menerangkan dan menunjuki
jalan-jalan orang sebelumnya (jalan para Nabi dan kaum soleh) dan hendak menerima tobatnya (QS.An-Nisa : 26). Mereka diajak oleh Allah untuk berthariqah. Ajakan Allah kepada orang-orang yang senantiasa merindukan-Nya (ahli dzikir) menempuh perjalanan menuju kepada-Nya sangat mengundang gairah jiwa untuk melakukannya. Allah pun telah menurunkan pertolongan-Nya melalui pengajaran Al-Hikmah. Ahli dzikir yang ahli hikmah sangat antusias bersegera melakukan perjalanan spiritual menyambut tawaran Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 110.
Seorang ahli dzikir yang ahli hikmah tidak menyia-nyiakan tawaran yang mulia tersebut. Ada semangat jiwa yang begitu menentramkan seorang ahli dzikir yang ahli hikmah ketika perjalanan tersebut harus segera dimulai. Hanya Dia yang menjadi tujuan yang hendak dituju. Dengan bekal keyakinan akan kasih sayang Allah, mereka pun sangat khidmat melakukan perjalanan tersebut. Ahli dzikir yang ahli hikmah kini telah menjadi seorang ahli tasawuf (para penempuh jalan menuju perjumpaan dengan Tuhannya Azza wa Jalla). Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qulubana Min Tawhidika Ila Mahabbatika Ya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar