Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi, (Pendiri Jama'ah Tablig)
Jama’ah Tabligh adl sebuah jama’ah Islamiyah yg dakwahnya berpijak kepada penyampaian tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam kepada tiap orang yg dapat dijangkau. Jama’ah ini menekankan kepada tiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya utk menyampaikan dan menyebarkan dakwah dgn menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. Barangkali cara demikian lbh cocok mengingat kondisi ummat Islam di India yg merupakan minoritas dalam sebuah masyarakat besar.
SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOHNYA
Jama’ah ini didirikan oleh Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi . Ia dilahirkan di Kandahlah sebuah desa di Saharnapur India. Mula-mula ia menuntut ilmu di desanya kemudian pindah ke Delhi sampai berhasil menyelesaiakan pelajarannya di sekolah Deoband. Sekolah ini merupakan sekolah terbesar utk pengikut Imam Hanafi di anak benua India yg didirikan pada tahun 1283 H/1867 M. PARA SYAIKH JAMA’AH TABLIGH YANG TERKENAL
Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi pendiri jama’ah dan merupakan amir pertamanya. Pertama kali ia belajar kepada kakak kandungnya Syaikh Muhammad Yahya seorang guru di Madrasah Mazhahir al-Ulum Saharnapur.
Syaikh Rasyid Ahmad Kankuhi yg dibai’at menjadi anggota jama’ah pada tahun 1315 H oleh Syaikh Muhammad Ilyas. Kemudian ia memperbaharui bai’atnya kepada Syaikh Khalil Ahmad Saharnapuri. Syaikh ini mempunyai hubungan dekat dgn Syaikh Abdurrahim Ra’i Fauri dan banyak menimba ilmu dan pendidikan darinya. Ia juga berguru kepada Syaikh Asraf Ali al-Tahanawi yg bergelar Hakim Ummat dan kepada Syaikh Muhammad Hasan salah seorang tokoh ulama Madrasah Deoband dan pemimpin Jama’ah Tabligh.
Sedangkan teman-teman dekat Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi antara lain
Syaikh Abdurrahim Syah Deoband al-Tablighi yg menghabiskan waktunya utk urusan tabligh bersama-sama Syaikh.
Syaikh Ihtisyam Kandahlawi yg menikah dgn saudara perempuan Syaikh Muhammad Ilyas. Beliaulah orang kepercayaan khusus Syaikh. Ia menghabiskan usianya utk memimpin Jama’ah dan mendampingi Syaikh Muhammad Ilyas.
Syaikh Abu al-Hasan Ali r.a. al-Hasani al-Nadawi Direktur Dar antara lain-Ulum Nadwah Ulama di Lucknow India. Beliau adl seorang penulis Islam besar dan mempunyai hubungan kuat dgn jama’ah.
Sepeninggal Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi kepemimpinan Jama’ah diteruskan oleh puteranya Syaikh Muhammad Yusuf Kandahlawi . Ia dilahirkan di Delhi. Sering berpindah-pindah mencari ilmu dan menyebarkan dakwah. Berkali-kali ia mengunjungi Saudi Arabia menunaikan haji dan ke Pakistan. Beliau wafat di Lahore dan jenazahnya dimakamkan di samping orang tuanya di Nizham al-Din Delhi.
Kitabnya yg terkenal ialah Amani Akhbar berupa komentar kitab Ma’ani antara lain-Atsar karya Syaikh Thahawi dan Hayat al-Shahabah. Beliau meninggalkan seorang putera yg mengikuti jejak dan langkahnya yaitu Syaikh Muhammad Harun.
Sedangkan teman-teman dekatnya dalam Jama’ah ialah
Syaikh Zakariya Kandahlawi sepupu Syaikh Yusuf dan sekaligus menjadi adik iparnya. Beliau adl ahli hadits dan Musyrif tertinggi Jama’ah Tabligh. Tetapi akhir-akhir ini ia tidak aktif lagi di dalam Jama’ah.
Syaikh Muhammad Yusuf Banuri Direktur sekolah Arab di New Town Karachi ahli hadits direktur majalah bulanan berbahasa Urdu dan salah seorang tokoh ulama Deoband dan Jama’ah Tabligh.
Maulana Ghulam Ghauts Hazardi salah seorang tokoh ulama Jama’ah Tabligh yg menjadi anggota parlemen pusat.
Mufti Muhammad Syafi’i Hanafi mufti agung Pakistan. Pernah menjadi direktur sekolah Dar al-Ulum Landhi Karachi dan pengganti Asyraf Ali Tahnawi serta sebagai tokoh jama’ah terkemuka.
Syaikh Manzhur Ahmad Nu’mani termasuk barisan ulama besar jama’ah pengikut Syaikh Zakariya kawan akrab Ustadz Abu al-Hasan al-Nadawi dan termasuk tokoh ulama Diobond.
Amir jama’ah yg ketiga ialah In’am Hasan. Jabatan ini dia pegang sejak Syaikh Muhammad Yusuf wafat sampai sekarang. Beliau adl teman akrab Syaikh Muhammad Yusuf ketika sama-sama belajar dan perlawatannya. Usia mereka saling berdekatan. Keduanya sangat dekat dalam dakwah dan pergerakan.
Para pendampingnya antara lain
Syaikh Muhammad Umar Bannaburi yg menjadi penasehat khususnya.
Syaikh Muhammad Baasyir pemimpin Jama’ah Tabligh Pakistan yg berpusat di Roywand pinggiran kota Karachi.
Syaikh Abdulwahhab salah seorang tokoh Jama’ah Tabligh di kantor pusat di Pakistan.
PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA Oleh pendiri jama’ah telah ditetapkan 6 prinsip yg menjadi azas dakwahnya yaitu
Kalimah agung.
Menegakkan shalat.
Ilmu dan dzikir.
Memuliakan tiap Muslim.
Ikhlas.
Berjuang fi sabilillah.
Metode dakwah mereka menempuh jalan berikut
Sebuah kelompok dari kalangan jama’ah dgn kesadaran sendiri bertugas melakukan dakwah kepada penduduk setempat yg dijadikan obyek dakwah. Masing-masing anggota kelompok tersebut membawa peralatan hidup sederhana dan bekal serta uang secukupnya. Hidup sederhana merupakan ciri khasnya.
Begitu mereka sampai ke sebuah negeri atau kampung yg hendak di dakwahi mereka mengatur dirinya sendiri. Sebagian ada yg memberihkan tempat yg akan ditinggalinya dan sebagian lagi keluar mengunjungi kota kampung pasar dan warung-warung sambil berdzikir kepada Allah. Mereka mengajak orang-orang mendengarkan cermah atau bayan .
Jika saat bayan tiba mereka semua berkumpul utk mendengarkannya. Setelah bayan selesai para hadirin dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang da’i dari Jama’ah. Kemudian para da’i tersebut mulai mengajari cara berwudhu membaca fatihah shalat atau membaca Al-Qur’an. Mereka membuat halaqat-halaqat seperti itu dan diulanginya berkali-kali dalam beberapa hari.
Sebelum mereka meninggalkan tempat dakwah masyarakat setempat diajak keluar bersama utk menyampaikan dakwah ke tempat lain. Beberapa orang secara sukarela menemani mereka selama satu sampai tiga hari atau sepekan bahkan ada yg sampai satu bulan. Semua itu dilakukan sesuai dgn kemampuan masing-masing sebagai realisasi firman Allah
“Kalian adl sebaik-baik ummat yg ditampilkan ke tengah-tengah manusia.”
Mereka menolak undangan walimah yg diselenggarakan penduduk setempat. Tujuannya agar tidak terganggu oleh masalah-masalah di luar dakwah dan dzikir serta amal-amal perbuatan mereka tulus krn Allah semata.
Dalam materi dakwah mereka tidak memasukkan ide penghapusan kemungkaran. Sebab mereka meyakini bahwa sekarang ini masih berada dalam tahap pembentukan kondisi kehidupan yg Islami. Perbuatan mendobrak kemungkaran selain sering menimbulkan kendala dalam perjalanan dakwah mereka juga membuat orang lari.
Mereka berkeyakinan jika pribadi-pribadi telah diperbaiki satu persatu maka secara otomatis kemungkaran akan hilang.
Keluar tabligh dan dakwah merupakan pendidikan praktis utk menempa seorang da’i. Sebab seorang da’i harus dapat menjadi qudwah dan harus konsisten dgn dakwahnya.
Mereka memandang taqlid kepada madzab tertentu adl wajib.
Dalam beberapa hal mereka terpengaruh oleh cara-cara sufisme yg tersebar di India. Karena itu mereka menerapkan praktek-praktek sufistik seperti berikut
Setiap pengikutnya diharuskan melakukan bai’at kepada syaikhnya. Barang siapa meninggal dan di tengkuknnya tidak ada bai’at maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah. Sering bai’at kepada syaikh ini dilakukan di tempat umum dgn cara membeberkan selendang-selendang lebar yg saling terkait sambil mengumandangkan bai’at secara serentak. Bai’at semacam ini sering pula dilakukan di hadapan massa wanita.
Menjadikan mimpi-mimpi menduduki kenyataan-kenyataan kebenaran sehingga mimpi-mimpi tersebut dijadikan landasan beberapa masalah yg mempengaruhi perjalanan dakwahnya.
Meyakini tasawuf sebagai jalan terdekat mewujudkan rasa manisnya iman di dalam kalbu.
Metode dakwah mereka berpijak kepada tabligh dalam bentuk targhib dan tarhib serta sentuhan-sentuhan emosi. Mereka telah berhasil menarik banyak orang ke pangkuan iman. Terutama orang-orang yg tenggelam dalam kelezatan dan dosa. Orang-orang tersebut diubah ke dalam kehidupan penuh ibadah dzikir dan baca Al-Qur’an.
Jama’ah Tabligh selalu menjauhi pembicaraan masalah politik. Ini sangat bertentangan dgn perjuangan Hizbut Tahir. Bahkan anggota jama’ahnya dilarang keras terjun ke gelanggang politik. Setiap orang yg terjun ke politik mereka kecam. Barangkali inilah pokok perbedaan mendasar antar Jama’ah Tabligh dgn Jama’ah Islamiyah yg memandang perlu berkonfrontasi menentang musuh-musuh Islam di anak benua tersebut.
BEBERAPA CATATAN DAN MANFAAT YANG DAPAT DI AMBIL Mereka memperluas diri secara horizontal kuantitatif. Tetapi mereka lemah dalam mencapai keunggulan kualitatif. Sebab mencapai keunggulan kualitatif memerlukan pemeliharaan dan ketekunan yg berkesinambungan. Inilah yg tidak dimiliki Jama’ah Tabligh. Sebab orang yg mereka dakwahi hari ini belum tentu akan mereka jumpai sekali lagi. Malah tidak jarang orang yg telah mereka dakwahi kembali lagi ke dalam kehidupan semula yg penuh gemerlapan dan kemewahan.
Orang-orang yg mereka dakwahi tidak diikat dalam satu struktur organisasi yg rapi. Ikatan lbh dititikberatkan kepada semacam kontak antar pribadi dgn da’i yg berlandaskan saling pengertian dan cinta kasih.
Dalam kontek penegakan hukum Islam dalam kehidupan nyata dan dalam menghadapi aliran-aliran berfikir yg telah mengerahkan segala potensi dan kemampuan utk merusak dan memerangi Islam dan ummatnya gerakan ini sama sekali kurang memadai.
Pengaruh dakwahnya lbh membekas secara jelas kepada para pengurus masjid. Sedangkan kepada orang-orang yg sudah mempunyai pemikiran dan idiologi tertentu hampir-hampir pengaruhnya tidak ada. Banyak kalangan para ulama kaum modernis pembaharu menilai gerakan Jama’ah Tabligh ini memiliki beberapa kelemahan
Praktek pelaksanaan agama yg menjurus kepada praktek bid’ah dgn mengadakan acara-acara model khas Jama’ah Tabligh kepada para pengikutnya seperti beberapa hari mengembara berdakwah dgn meninggalakan keluarga dan lain-lain.
Menelantarkan keluarga kedua orang tua dan isteri-isteri dgn menyia-nyiakan hak mereka.
Memalingkan orang-orang yg sedang belajar ilmu yg bermanfaat dalam agama dan dunia.
Melemahkan semangat usaha dan menelantarkan keluarga dgn praktek pengembaraan dakwah yg dinilai kurang memiliki bekal yg cukup.
Gerakan seperti ini lbh cocok utk kondisi dan keadaan orang-orang tertentu yg sudah tidak lagi memiliki tanggung jawab keluarga dan masyarakat di lingkungannya sendiri.
AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDIOLOGINYA
Jama’ah Tabligh adl jama’ah Islam yg sumber utamanya adl Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan thareqatnya Ahlussunnah wa al-Jama’ah.
Jama’ah ini banyak dipengaruhi ajaran tasawuf dan thareqat seperti thareqat Jusytiyyah di India. Mereka mempunyai pandangan khusus terhadap tokoh-tokoh tasawuf dalam masalah pendidikan dan pengarahan.
Di antara mereka ada yg berkeyakinan bahwa pemikirannya diambil dari Jama’ah antara lain-Nour di Turki.
PENYEBARAN DAN KAWASAN PENGARUHNYA
Pertama kali muncul di India kemudian tersebar ke Pakistan dan Bangladesh negara-negara Arab dan keseluruh dunia Islam. Jama’ah ini mempunyai banyak pengikut di Suriah Yordania Palestina Libanon Mesir Sudan Irak dan Hijaz.
Dakwah mereka telah tersebar di sebagian besar negara-negara Eropa Amerika Asia dan Afrika. Mereka memiliki semangat dan daya juang tinggi serta tidak mengenal lelah dalam berdakwah di Eropa dan Amerika.
Pimpinan pusatnya berkantor di Nizhamuddin Delhi. Dari sinilah semua urusan da’wah internasionalnya diatur. Dana kegiatannya dipercayakan kepada para da’i sendiri. Ada pula dana yg dikumpulkan secara terpisah-pisah tidak terorgnisasi dari beberapa donatur langsung atau dgn cara mengirim da’i atas biaya donatur tersebut.
Al-Islam Pusat Komunikasi dan Informasi Islam Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Unggulan
Maksiat Hati.
Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...
Entri paling diminati
-
Ibnu Mash’ud berkata: “Ketika Rosulullah saw telah mendekati ajalnya, beliau mengumpulkan kami sekalian dikediaman ibu kita Siti Aisyah, kem...
-
Foto dari Dokumentasi Perpustakaan MEKKAH, tentang 4 orang Waliyullah dan Ulama Besar Indonesia yang menuntut ilmu agama di MEKKAH sedan...
-
Rahasia nasehat dari sufi adalah sebuah pahaman menuju "Jejak keagungan", t api terhadap peristiwa ini se...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar