Menyatu dengan Alloh


Dunia telah mengalami kamajuan segala hal, tetapi di bidang kerohanian, manusia tetap bodoh. Mereka menjelajahi sungai, gunung dan lautan, tetapi dirinya tidak. Apakah gunanya ilmu pengetahuan bila menusia tidak mengenal dirinya. ?

“Tujuan dari semua ilmu pengetahuan adalah satu dan hanya sat. Engkau harus tahu siapa dirimu pada hari pengadilan Engkau boleh mengetahui segala sesuatu, tetapi bila engkau tidak mengenal dirimu sendiri, engkau bodoh”.

Manusia itu bodoh karena ia tidak mengenal dirinya sendiri. Manusia boleh menguasai segala sesuatu yang ada di dunia, tetapi bila ia tidak tahu menahu tentang jiwanya, maka seluruh hidupnya sia-sia belaka.

Tujuan hidup manusia adalah untuk bersatu dengan Tuhan dengan jalan mengingat Tuhan, merasa bahagia dengan keadaan itu dan mengasihi Dia beserta ciptaan-Nya.

Tetapi, dengan memalingkan mukanya dari Tuhan, manusia menjadi hampa-kasih dan menjadi musuh sesamanya.

Manusia yang sayoganya menjadi pecinta atau bakti Tuhan kemudian menjadi pengayom dari kepercayaan palsu dan bersifat keduniawian. Bahkan keduniawian berarti memalingkan diri dari Tuhan dan mencintai serta mendengarkan yang lain ?

“ketahuilah apa artinya keduniawian” yaitu memutuskan hubungan dengan Tuhan, memikirkan tentang segala sesuatu kecuali kasih akan Dia dan mendengarkan akan hal- hal lain kecuali pujian bagi Dia”

semua agama mengkhotbahkan kebenaran etika dan kerohanian yang sama untuk umat manusia. Ajaran pokoknya adalah bahwa manusia harus berkelakuan baik, percaya kepada Tuhan dan berhubungan denga Dia.

Tetapi mereka tidak memberi tahu bagaimana para guru Agama itu telah mencapai puncak kerohanian dan bagaimana kita dapat mencapainya, Mereka menekankan pentingnya untuk mancapai kitab-kitab suci, tetapi mereka tidak menerangkan bagaimana kita juga dapat mengalami semua hal yang diuraikan dalam kitab suci itu serta mereka tidak membawa kita ke kapal itu.

Dalam dunia seperti itu, para suci menunjukan Rahasianya dan memberitahukan jalan yang mudah untuk mencapai kenyataan yang terdapat dalam diri setiap umat manusia.

Mereka mengatakan, jalan itu telah diciptakan oleh Tuhan dan telah ada sejak permulaan ciptaan. Itu bukan buatan manusia

Para suci mengatakan bahwa Tuhan memang ada dan bahwa semua agama berusaha untuk menyatukan diri dengan Dia. Jalan penyatuan diri dengan Tuhan itu di sebut Agama “Religion” (Agama) berasal dari kata `religare` yang berarti ‘menyatukan’ atau ‘mengikat’. Tujuannya yang sejati sudah terkandung dalam makna kata itu sendiri.

Tuhan merupakan lautan kehampaan yang tak terbatas, tak terhingga dan maha tembus. Selama pikiran kita tidak sama sekali diam, jiwa tidak dapat menghayati kesunyian yang memancarkan Suara sunyi atau sabda. Dan dengan menghubungi sabda itu, jiwa kita akan menyatu dengan kesunyian itu. Begitulah rahasiah kesunyian.

Namun demikian akal budi tidak dapat memahami hal-hal yang kekal abadi. Itu hanya dapat di pahami oleh jiwa dan hanya dapat dilihat dengan cara masuk ke dalam. Kita tidak dapat membayangkan Tuhan, kerena Ia berada di luar jangkauan pikiran dan akal budi..

Bagaimanakah kita dapat menyatu dengan Tuhan (Alloh) ? Tuhan yang tidak terbatas, yang melampaui semua ini, yang terbesar dari segala yang besar, mengambil wujud yang terkecil diantara segala yang terkecil, dan menempatkan dirinya dalam hati manusia. Kebenaran ini menakjubkan karena Tuhan yang Maha Besar tak terhingga dan Maha Kuasa, membiarkan Dirinya terkurung dalam hati manusia.

Jika kekuasaanmu sebagai manusia disatukan dengan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas, engkau jadi maha besar dan maha kuasa, engkau menunggal dengan Tuhan.

Proses yang menyatukan Tuhan dengan dirimu di sebut Bakti, jalan pengabdian .

Bila engkau dekat dengan Tuhan dan bila engkau disayang Tuhan , engkau akan memperoleh kasih-Nya, dan segera semua sifat burukmu akan lenyap dan diganti dengan sikap sifat-sifat yang baik yang merupakan

Kembangkanlah kasihmu sehingga engkau selalu makin dekat dengan Tuhan dan makin di cintai Tuhan.

Cara termudah untuk mendekatkan diri pada Tuhan ialah dengan mengingat Dia pada waktu melihat, mengatakan, dan malakukan apapun saja.

Hanya melalui pengabdian sepenuh hati, engkau dapat memahami Aku, engkau dapat melihat Aku yang sesungguhnya, dan engkau dapat masuk ke dalam Aku serta manunggal dengan Aku (Tuhan).

Menurut Al-Quran : dan kami (Alloh) lebih dekat kepadanya dari pada Urat leher nya : Q.S Qaat (50 ayat 16)

Dan dialah (Alloh) bersama kamu di mana saja kamu berada. (Q.S Al-Hadiid (57 ayat 4)

barang siapa yang menharapkan untuk menemui Alloh, maka janji Alloh akan datang, Dia Maha mendengar dan Maha Mengetahui. Al-Ankabut (29 ayat 5)

hai manusia, sesungguhnya kamu harus mengusahakan diri dengan ketekunan yang setekun- tekunya sehingga sampai kepada Tuhanmu lalu kamu menemui-Nya. (Q.S Al-Insyiqaaq (84 ayat 6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati