Ayat ‘Mengharap Wajah-Nya’

INGAT ungkapan Imam An-Nifari berikut ini?

“Siapa yang beramal demi pahala, niscaya akan letih dengan harapan. Siapa yang beramal karena takut siksa, niscaya akan letih dengan prasangka baik. Siapa yang beramal demi Wajah-Nya, niscaya tiada letih baginya.”

(Imam An-Nifari)

Beramal demi ‘wajah-Nya’. Sebenarnya ‘beramal demi wajah-Nya’ cukup jelas ayatnya di Qur’an. Ungkapan sufi besar tersebut kongruen dengan, salah satunya, ayat berikut—yang sayangnya tersamar oleh interpretasi bahasa Indonesianya.

Kalau kita perhatikan Al-Quran Surat Al-Lail [92] : 20, biasanya interpretasi bahasa Indonesianya dituliskan sebagai berikut:

“Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.”

Sementara kalau kita perhatikan teks arabnya,


Q.S. 92 : 20

“Illabtighaa’a wajhi rabbihil a’la”

Ada kata ‘wajhi Rabbihi’ (wajah Rabb-nya) di ayat tersebut. Terjemahan literalnya, tanpa interpretasi, sebenarnya adalah,

“Kecuali yang mengharap wajah Rabb-nya yang Mahatinggi.”

“Ibtigha” adalah ‘mengharap’, ‘mengejar’, ‘menghasratkan’, ‘menginginkan’ atau ‘mencari’.

“Mengharap/mencari wajah Rabb-nya”. Menarik ya? Dan ayat itu disambung dengan,


Q.S. 92 : 21

“(Dan) sungguh, akan meraih keridhaan”

(interpretasi Depag: ‘dan kelak dia sungguh-sungguh akan meraih kepuasan‘) .”

Siapa itu, mereka yang ‘mengejar/mencari wajah Rabb-nya’ itu? Kita sama-sama buka Qur’an surah 92 saja, lah ya?

1 komentar:

  1. kalau tidak samar,maka akan menjadi fitnah pada hambaNYa

    BalasHapus

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati