Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarakan seorang manusia kelak di hari akhir. Oleh karena itu dibawah ini kembali kami sajikan "Maksiat Hati" yang telah dituangkan oleh Imam Abu Hamid Al-Ghazali didalam Kitabnya Bidayah Al-Hidayah. 👇

Meninggalkan apa yang dilarang jauh lebih sulit karena melakukan amal ketaatan dapat di­lakukan setiap orang, sedangkan meninggalkan syahwat hanya bisa diwujudkan oleh mereka yang tergolong shid­diqun. Oleh karena itu, Rasulullah SAW. bersabda, “Orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan keburukan, sedangkan orang yang berjihad adalah yang berjuang melawan hawa nafsunya.” Ketahuilah bahwa ketika engkau bermaksiat sesungguhnya engkau melakukan maksiat tersebut dengan anggota badanmu padahal ia merupakan nikmat dan amanat Allah yang diberikan kepadamu. Mempergunakan nikmat Allah dalam rang­kat bermaksiat kepada-Nya adalah puncak kekufuran. Dan berkhianat terhadap amanat yang dititipkan Allah kepadamu betul-betul merupakan perbuatan yang me­lampaui batas. Anggota badanmu adalah rakyat atau gembalaanmu, maka perhatikan dengan baik bagaimana kamu menggembalakan mereka. Masing-masing  kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung ja­wab atas yang dipimpinnya. 

Sadarlah bahwa semua anggota badanmu akan menjadi saksi atasmu pada hari kiamat dengan lidah yang fasih. Ia akan menyingkap rahasiamu di hadapan semua makhluk. Allah Swt. berfirman, “Pada hari dimana lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas perbuatan yang kalian lakukan” (Q.S. an-Nur: 24) Allah Swt berfirman, “Pada hari ini, Kami tutup mulut mereka sedangkan tangan mereka berbicara pada Kami dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan” (Q.S. Yasin: 65).

Oleh karena itu, peliharalah semua anggota badanmu dari maksiat, khususnya tujuh anggota badanmu karena neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Masing-masing mereka mempunyai bagian tersendiri. Yang masuk ke dalam pintu-pintu neraka Jahannam itu adalah mereka yang bermaksiat kepada Allah Swt. dengan tujuh anggota badan tersebut, yaitu mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan, dan kaki.

1. Mata diciptakan agar bisa memberi petunjuk padamu di waktu gelap, agar bisa kau pergunakan pada saat diperlukan, agar dengannya engkau melihat semua keajaiban langit dan bumi, dan agar engkau bisa mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Maka dari itu, peliharalah matamu itu dari empat hal: melihat yang bukan mahram-nya, melihat gambar bagus dengar syahwat, melihat seorang muslim dengan pandangan meremehkan, serta melihat aib seorang muslim.

2. Telinga, maka peliharalah ia agar tidak mendengar bidah, gibah, perkataan keji, takut pada kebatilan, atau kejelekan orang. Telinga tersebut diciptakan untukmu agar engkau bisa mendengar kalam Allah Swt, sunah Rasulullah Saw, dan kata hikmah para wali serta agar engkau bisa mempergunakannya untuk bisa menggapai surga yang penuh kenikmatan, kekal abadi di sisi Tuhan Penguasa alam semesta. Jika engkau mempergunakan telinga tersebut pada sesuatu yang dibenci ia akan menjadi beban atau musuh bagimu. 

Begitu pula ia akan berbalik arah dari yang seharusnya bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan, menjadi mengantarkan mu menuju kehancuran. Ini benar benar merupakan kerugian. Jangan engkau mengira bahwa dosanya hanya dibebankan kepada si pembicara, sedangkan si pendengar terbebas dari dosa. Karena, dalam riwayat disebutkan, pendengar adalah sekutu bagi yang berbicara. Ia adalah salah satu pihak dari dua orang yang sedang bergibah (bergunjing).

3. Lidah, maka ia diciptakan agar dengannya engkau bisa banyak berzikir kepada Allah Swt, mem­baca Kitab Suci-Nya, memberi petunjuk kepada makh­luk Allah lainnya, serta mengungkapkan kebutuhan agama dan duniamu yang tersimpan dalam hati. Apa­bila engkau mempergunakannya bukan pada tujuan yang telah digariskan berarti engkau telah kufur terhadap nik­mat Allah Swt. Lidah merupakan anggota badanmu yang paling dominan. Tidaklah manusia diceburkan ke dalam api neraka melainkan sebagai akibat dari apa yang di­lakukan oleh lidah. Maka peliharalah ia dengan semua kekuatan yang kau miliki agar ia tidak menjerumuskan­mu ke dalam dasar neraka. Sebuah riwayat menyebut­kan, “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kata yang dengannya ia ingin membuat teman-teman­uya tertawa, namun karena itu ia jatuh ke dasar neraka selama tujuh puluh musim.” Dalam riwayat lain dise­butkan bahwa ada seorang syahid yang terbunuh di da­lam peperangan pada masa Rasulullah Saw. Lalu sese­orang berkata, “Selamat baginya yang telah memperoleh surga!” Tapi Rasul Saw. kemudian bersabda, “Dari mana engkau tahu? Barangkali ia pernah mengatakan sesuatu yang tak berguna dan bakhil terhadap sesuatu yang takkan pernah mencukupinya.” Maka, peliharalah lidah­mu dari delapan perkara:

√ berdusta 👉Jagalah lidahmu agar jangan sam­pai berdusta baik dalam keadaan yang serius maupun bercanda. Jangan kau biasakan dirimu berdusta dalam canda karena hal itu akan mendorongmu untuk ber­dusta dalam hal yang bersifat serius. Berdusta termasuk induk dosa-dosa besar. Kemudian, jika engkau dikenal mempunyai sifat seperti itu (pendusta) maka orang tak akan percaya pada perkataanmu dan untuk selanjutnya engkau akan hina dan dipandang sebelah mata. Apabila engkau ingin mengetahui busuknya perkataan dusta yang ada pada dirimu, maka lihatlah perkataan dusta yang dilakukan orang lain serta bagaimana engkau membenci, meremehkan, dan tidak menyukainya. La­kukanlah hal semacam itu pada semua aib dirimu. Se­sungguhnya engkau tidak mengetahui aibmu lewat diri­mu sendiri tapi lewat orang lain. Apa yang kau benci dari orang lain, pasti juga orang lain membencinya dari­mu. Oleh karenanya, jangan kau biarkan hal itu ada pada dirimu.

√ menyalahi janji 👉 Engkau tak boleh menjanji­kan sesuatu tapi kemudian tidak menepatinya. Hendak­nya engkau berbuat baik kepada manusia dalam bentuk tingkah laku, bukan dalam bentuk perkataan. Jika eng­kau terpaksa harus berjanji, jangan sampai kau ingkari janji tersebut, kecuali jika engkau betul-betul tak ber­daya atau ada halangan darurat. Sebab, menyalahi janji merupakan salah satu dari tanda-tanda nifak dan buruk­nya akhlak. Nabi Saw. bersabda, “Ada tiga hal, yang jika ada di antara kalian yang jatuh ke dalamnya maka ia termasuk munafik, walaupun ia puasa dan salat. Ya­itu, jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia berkhianat.”

√ gibah (menggunjing) 👉Peliharalah lidahmu dari menggunjing orang. Dalam Islam, orang yang melaku­kan perbuatan tersebut lebih hebat daripada tiga puluh orang pezina. Begitulah yang terdapat dalam riwayat. Makna gibah adalah membicarakan seseorang dengan sesuatu yang ia benci jika ia mendengarnya. Jika hal itu engkau lakukan, maka engkau adalah orang yang telah melakukan gibah dan aniaya, walaupun engkau berkata benar. Hindarilah untuk menggunjing secara halus. Ya­itu, misalnya engkau nyatakan maksudmu secara tidak Iangsung dengan berkata, “Semoga Allah memperbaiki orang itu. Sungguh tindakannya sangat buruk padaku. Kita meminta kepada Allah agar Dia memperbaiki kita dan dia.” Di sini terkumpul dua hal yang buruk, yaitu gibah (karena dari pernyataanya kita bisa memahami hal itu) dan merasa bahwa diri sendiri bersih tidak ber­salah. Tapi, jika engkau benar-benar bermaksud men­doakannya, maka berdoalah secara rahasia jika engkau merasa berduka dengan perbuatannya. Dengan demi­kian, jelaslah bahwa engkau tak ingin membuka rahasia dan aibnya. Kalau engkau menampakkan dukamu ka­rena aibnya, berarti engkau sedang membuka aibnya. Cukuplah firman Allah Swt. ini menghalangimu dari gibah, “Jangan sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian senang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Pasti kalian tidak me­nyukainya” (Q.S. al-Hujurat: 12).

Allah mengibaratkanmu dengan pemakan bangkai manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika engkau menghindari perbuatan tersebut. Jika engkau mau me­renung, engkau tak akan menggunjing sesama muslim. Lihatlah pada dirimu, apakah dirimu itu mempunyai aib, baik yang tampak secara lahiriah maupun yang ter­sembunyi? Apakah engkau sudah meninggalkan mak­siat, baik secara rahasia maupun terang-terangan? Jika engkau menyadari hal itu, ketahuilah bahwa ketidak­berdayaan seseorang untuk menghindari apa yang kau nisbatkan padanya sama seperti ketidakberdayaanmu. Sebagaimana engkau tidak suka jika kejelekanmu di­sebutkan, ia juga demikian. Apabila engkau mau me­nutupi aibnya, niscaya Allah akan menutupi aibmu. Ta­pi apabila engkau membuka aibnya, Allah akan jadikan lidah-lidah yang tajam mencabik-cabik kehormatanmu di dunia, lalu Allah akan membuka aibmu di akhirat di hadapan para makhluk-Nya pada hari kiamat. Apabila engkau melihat lahir dan batinmu lalu engkau tidak menemukan aib dan kekurangan, baik dari aspek aga­ma maupun dunia, maka ketahuilah bahwa ketidaktahuanmu terhadap aibmu itu merupakan kedunguan yang sangat buruk. Tak ada aib yang lebih hebat daripada kedunguan tersebut. Sebab, jika Allah menginginkan ke­baikan bagimu, niscaya Dia akan memperlihatkan aib-­aibmu. Tapi, apabila engkau melihat dirimu dengan pan­dangan rida, hal itu merupakan puncak kebodohan. Selanjutnya, jika sangkaanmu memang benar, bersyu­kurlah pada Allah Swt. Jangan malah engkau rusak de­ngan mencela dan menghancurkan kehormatan mereka. Sebab, hal itu merupakan aib yang paling besar.

√ mendebat orang 👉Karena, dengan mende­bat, kita telah menyakiti, menganggap bodoh, dan men­cela orang yang kita debat. Selain itu, kita menjadi ber­bangga diri serta merasa lebih pandai dan berilmu. Ia juga menghancurkan kehidupan. Manakala engkau mendebat orang bodoh, ia akan menyakitimu. Sedang­kan manakala engkau mendebat orang pandai, ia akan membenci dan dengki padamu. Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang meninggalkan perdebatan sedang ia dalam keadaan salah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di tepi surga. Dan siapa yang meninggal­kan perdebatan padahal dia dalam posisi yang benar Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di sur­ga yang paling tinggi.”

Jangan sampai engkau tertipu oleh setan yang ber­kata padamu, “Tampakkan yang benar, jangan bersikap lemah!” Sebab, setan selalu akan menjerumuskan orang dungu kepada keburukan dalam bentuk kebaikan. Jangan sampai engkau menjadi bahan tertawaan setan sehingga dia mengejekmu. Menampakkan kebenaran kepada mereka yang mau menerimanya adalah suatu kebaikan. Tetapi hal itu harus dilakukan dengan cara memberikan nasihat secara rahasia bukan dengan cara mendebat. Se­buah nasihat memiliki karakter dan bentuk tersendiri. Harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika tidak, ia hanya akan mencemarkan aib orang. Sehingga kebu­kannya lebih banyak daripada kebaikan yang ditim­hulkannya. Orang yang sering bergaul dengan para fa­kih zaman ini memiliki karakter suka berdebat sehingga ia sulit diam. Sebab, para ulama su’ tersebut mengata­kan padanya bahwa berdebat merupakan sesuatu yang mulia dan mampu berdiskusi merupakan satu kebang­gaan. Oleh karena itu, hindarilah mereka sebagaimana engkau menghindar dari singa. Ketahuilah, perdebatan merupakan sebab datangnya murka Allah dan murka makhluk-Nya.

√ mengklaim diri bersih dari dosa 👉Allah Swt. berfirman, “Jangan kalian merasa suci. Dia yang lebih me­ngetahui siapa yang bertakwa” (Q.S. an-Najm: 32). Seba­gian ahli hikmat ditanya, “Apa itu jujur yang buruk?” Mereka menjawab, “Seseorang yang memuji dirinya sendiri.” Janganlah engkau terbiasa demikian. Ketahui­lah bahwa hal itu akan mengurangi kehormatanmu di mata manusia dan mengakibatkan datangnya murka Allah Swt. Jika engkau ingin membuktikan bahwa membanggakan diri tak membuat manusia bertambah hormat padamu, lihatlah pada para kerabatmu manakala mereka membanggakan kemuliaan, kedudukan, dan har­ta mereka sendiri, bagaimana hatimu membenci mereka dan muak atas tabiat mereka. Lalu engkau mencela me­reka di belakang mereka. Jadi sadarlah bahwa mereka juga bersikap demikian ketika engkau mulai membang­gakan diri. Di dalam hatinya, mereka mencelamu dan hal itu akan mereka ungkapkan ketika mereka tidak ber­ada di hadapanmu.

√ mencela 👉Jangan sampai engkau mencela ciptaan Allah Swt, baik itu hewan, makanan, ataupun manusia. Janganlah engkau dengan mudah memastikan seseorang yang menghadap kiblat sebagai kafir, atau munafik. Karena, yang mengetahui semua rahasia hanyalah Allah Swt. Oleh karena itu, jangan mencampuri urusan antara hamba dan Allah Swt. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat engkau tak akan ditanya, “Mengapa engkau tidak mencela si fulan? Mengapa engkau men­diamkannya?” Bahkan, walaupun engkau tidak mencela iblis sepanjang hidupmu dan engkau melupakannya, engkau tetap tak akan ditanya tentang hal itu serta tak akan dituntut karenanya pada hari kiamat. Tapi, jika engkau mencela salah satu makhluk Allah Swt. baru engkau akan dituntut. Jangan engkau mencerca sesuatu pun dari makhluk Allah Swt. Nabi Saw. sendiri sama sekali tidak pernah mencela makanan yang tidak enak. Jika beliau berselera dengan sesuatu, beliau memakan­nya. Jika tidak, beliau tinggalkan.

√ mendoakan keburukan bagi orang lain 👉 Pe­liharalah lidahmu untuk tidak mendoakan keburukan bagi suatu makhluk Allah Swt. Jika ia telah berbuat aniaya padamu, maka serahkan urusannya pada Allah Swt. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Seorang yang dianiaya mendoakan keburukan bagi yang menganiaya dirinya sehingga menjadi imbang, kemudian yang meng­aniaya masih memiliki satu kelebihan yang bisa ia tuntut kepadanya pada hari kiamat.” Sebagian orang terus mendoakan keburukan bagi Hajjaj sehingga sebagian salaf berkata, “Allah menghukum orang-orang yang te­lah mencela Hajjaj untuknya, sebagaimana Allah meng­hukum Hajjaj untuk orang yang telah ia aniaya.”

√ bercanda, mengejek, dan menghina orang 👉Peliharalah lidahmu baik dalam kondisi serius maupun canda karena ia bisa menjatuhkan kehormatan, menu­runkan wibawa, membuat risau, dan menyakiti hati. Ia juga merupakan pangkal timbulnya murka dan marah serta dapat menanamkan benih-benih kedengkian di da­lam hati. Oleh karena itu, jangan engkau bercanda de­ngan seseorang dan jika ada yang bercanda denganmu,jangan kau balas. Berpalinglah sampai mereka mem­bicarakan hal lain.

Semua itu merupakan cacat yang terdapat pada li­dah. Yang perlu kau lakukan adalah mengasingkan diri atau senantiasa diam kecuali dalam keadaan darurat. diceritakan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. meletak­an sebuah batu di mulutnya agar tidak berbicara ke­uali saat perlu saja. Beliau menunjuk lidahnya lalu berkata, “Inilah yang menjadi segala sumber bagiku. kekanglah ia sekuat tenagamu, karena ia merupakan faktor utama yang membuatmu celaka di dunia dan akhirat.”

4. Perut, maka jangan kau isi ia dengan ba­rang haram atau syubhat. Berusahalah untuk mencari yang halal. Jika engkau telah mendapatkan yang halal, berusahalah mengkonsumsinya tidak sampai kenyang. Sebab, perut yang kenyang bisa membekukan hati, me­rusak akal, menghilangkan hafalan, memberatkan ang­gota badan untuk beribadah dan menuntut ilmu, mem­perkuat syahwat, serta membantu tentara setan. Jika kenyang dari makanan halal merupakan awal segala keburukan, bagaimana jika dari yang haram? Mencari sesuatu yang halal merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Beribadah dan menuntut ilmu yang disertai mengkonsumsi makanan haram seperti membangun di atas kotoran hewan. Apabila engkau merasa cukup sela­ma setahun memakai baju yang kasar, lalu selama se­hari semalam memakan dua potong roti garing, lalu engkau tidak menikmati apa yang lezat bagi manusia, maka engkau tak butuh pada yang lain. Barang yang halal sangat banyak. Engkau tidak perlu meyakinkan dirimu dengan menyelidiki hal-hal yang tersembunyi. Tapi engkau harus menjaga diri dari yang sudah jelas kau ketahui bahwa itu adalah haram. Atau setelah di­lihat dari ciri-ciri yang terkait dengan harta tersebut, engkau bisa menduga bahwa itu adalah haram. Apayang sudah diketahui tampak jelas secara lahir, semen­tara yang bersifat dugaan tampak dengan adanya ciri­ciri. Misalnya harta penguasa dan para pekerjanya, har­ta orang yang tak bekerja kecuali dengan cara menjual khamar, riba, judi, dan sebagainya. Jika engkau tahu bahwa sebagian besar hartanya adalah haram, maka apa yang kau terima darinya, walaupun mungkin halal, ia termasuk haram karena adanya dugaan yang kuat tadi. Yang jelas-jelas haram adalah memakan harta wakaf tanpa izin atau syarat dari si pemberi wakaf. Siapa yang melakukan maksiat, kesaksiannya tertolak, dan wakaf atau apa pun yang ia terima atas nama kesufian adalah haram.

Kami telah menyebutkan hal-hal yang terkait dengan masalah syubhat, halal, dan haram dalam satu kajian tersendiri pada kitab Ihya Ulumiddin. Pelajarilah kitab tersebut karena mengetahui yang halal dan haram wajib hukumnya bagi setiap muslim sebagaimana salat lima waktu.

5. Kemaluan, peliharalah ia dari semua yang diharamkan Allah. Jadilah sebagaimana yang disebut­kan Allah Swt, “Mereka yang menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau sahaya yang mereka miliki, maka mereka tak dapat dicela” (Q.S. al-Mukminun: 5-6). Engkau baru bisa menjaga kemaluan dengan men­jaga pandangan mata, menjaga hati untuk tidak mere­nungkannya, serta menjaga perut dari yang syubhat dan dari rasa kenyang. Karena, semua itu merupakan peng­gerak dan tempat tumbuhnya syahwat.

6. Kedua tangan, harus engkau pelihara agar ia tidak kau jadikan alat untuk memukul seorang muslim, untuk mendapat harta haram, untuk menyakiti sesama makh­luk, untuk berkhianat terhadap amanat dan titipan, ser­ta untuk menuliskan sesuatu yang tak boleh diucapkan karena pena merupakan lidah pula. Oleh karena itu, peliharalah pena tersebut sebagaimana engkau menjaga lidah.

7. Janganlah engkau pergunakan kedua kaki untuk menuju pintu seorang penguasa lalim. Sebab, berjalan menuju para penguasa lalim tanpa ada keperluan me­rupakan maksiat yang besar karena berarti ia bersikap tawadu dan memuliakan mereka yang telah berbuat la­lirn. Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk ber­paling dari mereka dalam firman-Nya yang berbunyi, “Janganlah kalian condong kepada mereka yang telah berbuat lalim, niscaya kalian tersentuh api neraka dan kalian tidak mempunyai penolong selain Allah. Lalu kalian tidak ditolong” (QS. Hud: 113). Jika engkau pergi menemui mereka un­tuk mendapat harta, berarti engkau berusaha meraih sesuatu yang haram. Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang bersikap merendah kepada orang kaya, sepertiga aga­manya telah hilang.” ini terhadap orang kaya yang sa­leh, lalu bagaimana merendah terhadap orang kaya yang lalim?

Ringkasnya, ketika engkau bergerak dan diam de­ngan anggota badanmu, itu semua merupakan nikmat Allah Swt. Maka dari itu, janganlah engkau menggerak­kan anggota badanmu dalam rangka maksiat kepada Allah. Tetapi pergunakanlah untuk taat kepada-Nya. Ke­tahuilah, jika engkau tak patuh maka bencananya akan kembali padamu, sementara jika kamu mau menanam, maka buahnya akan menjadi milikmu. Adapun Allah, Dia tak butuh padamu dan tak butuh pada amal per­buatanmu. Setiap jiwa tergantung pada amal perbuatan­nya. Jangan sampai engkau berkata, “Allah Maha Pe­murah Dan Maha Penyayang. Dia Maha Mengampuni dosa mereka yang bermaksiat.” Ini merupakan ungkapan yang benar tapi ditujukan pada sesuatu yang batil. Orang yang mengucapkannya termasuk dungu seperti kata Rasul Saw., “Orang yang cerdik adalah yang bisa menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk hari sesudah mati. Sedangkan orang yang dungu adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah”.

Ketahuilah bahwa ucapanmu itu seperti ucapan se­seorang yang ingin menjadi fakih dalam ilmu agama tanpa mau belajar, tapi justru sibuk dengan sesuatu yang batil lalu berkata, “Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia Maha berkuasa untuk mencurahkan ke dalam hatiku berbagai ilmu yang Dia tanamkan di hati para nabi dan wali-Nya tanpa usaha dan belajar.” Itu seperti ucapan orang yang menginginkan harta, tapi tak mau menanam, berdagang, atau berusaha kemudian berujar, “ Allah Maha Pemurah. Dia memiliki kekayaan langit dan bumi. Dia Maha Berkuasa untuk memberikan kepadaku sebagian dari khazanah kekayaan-Nya sehingga aku tak perlu bekerja. Hal itu telah Dia lakukan kepada para hamba-Nya.” Jika engkau mendengar ucapan kedua orang di atas, engkau pasti menganggap kedua orang itu bodoh dan engkau pasti mengejeknya walaupun sifat pemurah dan kuasa Allah yang ia sebutkan benar. Demikian pula, Orang-orang yang alim dalam bidang-bidang agama akan menertawakanmu jika engkau menuntut ampunan tanpa ada usaha. Allah Swt. berfirman, “Bagi manusia apa yang ia usahakan” (Q.S. an-Najm: 39), “Kaliaan dibalas sesuai dengan amal perbuatan kalian” (Q.S. ath-Thar: 16), “Orang-orang abrar (berbuat baik) berada dalam kenikmatan sedangkan mereka yang selalu berbuat dosa berada di neraka Jahim” (Q.S. al-Infithar: 13-14).

Apabila engkau tetap menuntut ilmu dan mencari harta dengan bersandar pada kemurahan-Nya serta terus membekali diri untuk akhirat, maka Tuhan Pemelihara dunia dan akhirat adalah satu. Dia Maha Pemurah dan Penyayang baik di dunia maupun di akhirat. Ketaatanmu tidak membuat-Nya bertambah pemurah. Ha­nya saja, kemurahan-Nya adalah Dia memudahkan jalan menuju negeri kenikmatan yang abadi dan kekal dengan senantisa sabar dalam meninggalkan syahwat selama beberapa saat. Ini merupakan puncak kemurahan. Jangan engkau rusak dirimu dengan ajaran jahat para pengangguran. Ikutilah para nabi dan orang-orang saleh. Jangan engkau terlalu berharap bisa memanen se­suatu yang tak kau tanam. Sedangkan orang yang ber­puasa, salat, berjihad, serta bertakwa, semoga ia diam­puni.

Ini adalah beberapa hal yang patut dipelihara oleh anggota badanmu. Engkau juga harus membersihkan hatimu karena ia merupakan bentuk ketakwaan secara batin. Hati adalah segumpal daging yang jika baik ma­ka seluruh badan menjadi baik. Tapi jika segumpal da­ging itu rusak, maka seluruh badan menjadi rusak. Ber­usahalah untuk memperbaiki hatimu itu agar seluruh anggota badanmu juga baik. Hati menjadi baik dengan selalu merasakan kehadiran Allah.

Mohon maaf atas segala kekurangan & Semoga ada manfaat dunia akhirat 🙏

KHUTBAH JUM'AT



5 Bencana Yang Akan Menimpa Umat Islam

ِالْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at yang berbahagia.

Ada banyak hal yang patut kita cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa umat Islam di zaman ini. 

Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah mengingatkan kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang zhalim di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (QS. An-Anfal: 25).

Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.

Artinya: “Jika muncul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang - orang shalih?” Beliau menjawab : ”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka ?” Jawab beliau : “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang -orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.” (HR. Imam Ahmad).

Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at yang berbahagia.

Demikianlah bila suatu kaum sudah bermaksiat dan menentang perintah Allah serta mengkufuri segala nikmat-Nya, maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan kepada mereka baik kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu bagaimanakah dengan kita yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai di dalamnya kemaksiatan, kemungkaran dan penyelewengan moral. Adakah kita sudah mengingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih, Allah berfirman di dalam Al-Qur’an.

Yang artinya : ”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan tetapi penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nahl: 112).

Ayat di atas menggambarkan dengan jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri yang penduduknya berbuat zhalim dan mengingkari nikmat Allah, sehingga Allah menimpakan kepada mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan. Bahkan dengan tegas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan kaum muhajirin tentang lima bencana yang akan menimpa umat ini, : 

Yang pertama : bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan maka sungguh Allah akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit (tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. 

Yang kedua : Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin yang akan menindas bangsanya sendiri.

Yang ketiga : Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, niscaya Allah akan menimpakan kepada mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya.

Yang keempat : Tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.

Selanjutnya yang kelima : Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Dalam kaitannya berhukum dengan selain hukum Allah (Kitabullah), setelah iqomatul hujjah sampai kepada mereka. 

Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at yang berbahagia.

Semoga Allah lindugi kita sekalian dari pada pengabaian atas segala hak dan kewajiban kita kepada Allah yang akan menimbulkan berbagai kesengsaraan diri, keluarga, bangsa dan negara. 

Mudah mudahan pula Allah senantiasa membimbing kita sekalian kepada jalan keridhoan-Nya hingga Allah jadikan bangsa dan negara kita sebagai bangsa yang penuh barokah dunia sampai akhirat kelak. 

بَارَكَ اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ إِ نَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

------------------------------------------

Khutbah Ke 2

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Sebuah Nasehat

Bermula ... Nasehat merupakan wujud cinta dan saling mencintai antara manusia yang satu kepada yang lainnya. Mengingat kita adalah manusia yang lemah, maka nasehat merupakan sarana yang Allah kirimkan kepada kita, yang terbias dari mereka ... sahabat ataupun Guru yang sedikit banyaknya akan membawa kita kepada ketenangan dan kedamaian. 

Bahkan didalam hadits Bukhori Muslim pun terdapat petikan yang menjelaskan bahwasanya Nasehat merupakan satu dari sekian perwujudan bentuk kasih sayang sesama saudara seiman. Ketika sahabat Jarir bin 'Abdillah radhiyallahu 'anhu berkata : Aku pernah berbay'at kepada Baginda Nabi Besar Muhammad Shallallohu 'Alayhi Wa Sallam supaya menegakkan Sholat, menunaikan Zakat serta memberi nasehat kepada setiap muslim . 

Al Hasan Al Bashri berkata : 


إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة


“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224).

Bukan maksud menggurui atau merasa diri lebih baik, dibawah ini kami sajikan 7 Nasehat yang Insya Allah. Semoga ada manfaat dunia akhirat bagi kita semua : 

1. Dalam hal kedermawanan dan menolong orang, jadilah seperti sungai. Biarkan mengalir tak henti-henti dan tak mengharap kembali.... 🔹

2. Dalam kasih sayang dan berkah jadilah seperti matahari. Memberi kehangatan, kepada siapa saja tanpa diskriminasi.... 🔹

3. Dalam menutupi aib orang, jadilah seperti malam. Menutupi semuanya rapat rapat tanpa pernah membocorkan nya.... 🔹

4. Dalam keadaan marah dan murka, jadilah seperti orang mati. Diam, jangan lakukan apa pun, agar tak kesalahan dan menyesal kemudian.... 🔹

5. Dalam hal kesederhanaan dan kerendahatian, jadilah seperti bumi. Selalu menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain.... 🔹

6. Dalam hal toleransi, jadilah seperti laut. Berlapang dada selapang-lapangnya dan siap menampung pandangan-pandangan yang berbeda.... 🔹

7. Tampilah seperti diri sejatimu, atau jadilah seperti tampilanmu. Hiduplah dengan penuh integritas. Sama lahir dengan batin.... 🔹

Semoga Allah memberikan kita sifat saling mencintai sesama dengan saling menasehati dalam kebaikan dan takwa. Hanya Allah yang memberi taufik serta hidayah-Nya ..... Wallahu A'lam dan Smoga bermanfaat 🙏






Pembacaan Maulid 16 Agustus 2020 | Majelis Nurul Amin Samarinda




sumber video : https://youtu.be/vNWupSkqRqA


Check and Follow:

Facebook : https://www.facebook.com/majelisnurul... Instagram : https://www.instagram.com/majelisnuru... _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Contact : nurulaminsmd.id@gmail.com

Nasehat untuk Wanita

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ

Wahay Para Wanita Muslimah, ketahuilah oleh kalian ... Manakala seorang dari kalian masuk ke dalam gerbang pernikahan, maka secara otomatis pula dia tlah masuk ke dalam ladang ibadah, betapa tidak sementara pernikahan itu sendiri pada dasarnya merupakan ibadah. Ketaatan dan kepatuhan muslimah kepada suami, pelayanan dan pengabdiannya kepadanya, usahanya untuk membuat suami rela dan bahagia, semua itu menyaingi dan menandingi ibadah-ibadah besar semacam jihad, haji, menghadiri Jum’at dan jamaah. Bahkan respon baik yang ditunjukkan seorang istri kepada suami pada saat suaminya menginginkan dirinya merupakan lahan ibadah untuk mereka berdua. Lahan ini akan semakin meluas manakala Allah berkenan menitipkan buah hati hasil kasih sayang suami istri. Selain daripada itu pula, disini Aku memiliki hak atas kalian dalam membina kalian agar terlihat indah di Mata Allah dan Rosul-Nya, ingatlah pesan ini : 

1. Beribadahlah kepada Allah semata, sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan, di dalam Al Qur’an dan Al hadits.

2. Hati-hatilah terhadap segala bentuk kesyirikan dalam aqidah dan ibadah, sebab syirik akan menggugurkan amal kalian dan menyebabkan kerugian dunia akhirat kalian.

3. Jagalah shalatmu dengan sempurna, sebab orang yang selalu menjaga shalatnya, ia akan lebih menjaga dalam hal lainnya, seorang hamba bila shalatnya baik, maka seluruh amal perbuatannya baik, sebaliknya bila shalatnya rusak (tidak baik) maka amal perbuatannya juga rusak (tidak baik).

4. Ta’atilah suamimu, jika engkau sudah berumah tangga, jangan sekali-kali engkau menolak keinginannya, dan melanggar perintahnya, selama tidak menyuruh berbuat maksiat dan dosa.

5. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dengan perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan menolak keburukan.

6. Menetaplah di rumahmu, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat, dan menutup aurat (berjilbab).

7. Berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu dengan perkataan dan perbuatan selama mereka menyuruhmu dalam kebaikan, jika mereka menyuruhmu berbuat maksiat, maka tidak boleh ta’at kepadanya, sebab tidak ada keta’atan dalam maksiat kepada Allah.

8. Curahkan perhatianmu terhadap pendidikan anakmu, jika engkau sudah mempunyai anak, dengan membiasakan mereka jujur, bersih, benar dalam perkataan dan perbuatan, serta dengan mengajarkan kepada mereka adab yang tinggi /mulia dan akhlak yang terpuji.
Suruhlah mereka shalat lima waktu bila sudah berusia 7 tahun, dan bila mereka meninggalkannya pada usia 10 tahun, maka pukullah mereka (pukulan yg tidak menciderai) serta pisahkan tempat tidurnya (antara laki-laki dan perempuan).

9. Perbanyaklah  berdzikir, bersholawat dan keluarkan lah sedekah/infak yang ada pada kalian. 

Semoga Allah menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugerahkan kepada kita husnul khatimah. Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir serta shalawat dan berkah kepada Nabi Muhammad, keluarga, para shahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat tiba.  Amiin Allahumma Aamiin

Manaqib (singkat) Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin 'Abdil Ghony Al-Banjari QS.


Para pemirsa yang diRahmati oleh Allah. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, didalam Kitab Nashoihul Ibad karangan Syeikh Imam Nawawi Al-Banteni disebutkan : Bahwa menyembut nyebut dan mengingat atau bahkan membaca kisah orang sholeh yang menjadi kekasih Allah merupakan salahsatu penyebab akan turunnya Rahmat Allah ketika itu. Dengan ini pula kita berharap semoga dengan membaca sedikit daripada Manaqib ini atau bahkan berkumpulnya kita pada saat ini ,menjadi sebab akan terlimpahnya Rahmat Allah kepada kita sekalian, diampuni segala dosa kita dan berakhir dengan keridhoan Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin, Berkat Rosululloh, Berkat Wali Wali Allah, Berkat Syeikh Samman Al-Madani, Berkat Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, juga Berkat Syeikh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari .. Lahumul faaatihah .... (1x).


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم . اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَللّٰهُمَّ صَلّ عَلٰي سَيّدِنَا وَ نَبِيّنَا وَ حَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰي اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. 


Bermula Tuan Wali Al-Quthub Al-'Alimul 'Allamah Al-'Arifbillah Asy-Syeikh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari merupakan anak dari pasangan yang Ahli Ibadah, Ayahnya bernama H. Abdul Ghani dan Ibunda beliau bernama Hj. Masliah. Tuan Wali sendiri lahir pada Malam Arba Tanggal 25 Muharram Tahun 1361 Hijriah atau yang bertepatan pada 11 Februari 1942 Masehi di Kampung Tunggul Irang, dan diberi nama kecil yaitu Qusyairi.

Sejak kecil beliau sudah termasuk dari salah seorang yang mahfuzh, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang-orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT. Beliau adalah salah seorang anak yang mempunyai sifat-sifat dan pembawaan yang lain daripada anak-anak yang lainnya, di antaranya adalah bahwa beliau tidak pernah ber-ihtilam atau mimpi halnya anak anak yang beranjak dewasa.

Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari ialah Ulama yang 'Alim lagi mengamalkan 'Ilmunya, seorang Ulama yang haus akan Ilmu diwaktu muda sampai tua nya, hal ini terbukti dengan banyaknya ulama ulama yang beliau datangi dalam pencarian ilmu pada saat itu. Guru beliau yang sangat mempengaruhi dan yang khusus bagi beliau ialah Syeikh Muhammad Syarwani Abdan Bangil, Syeikh Sayyid Amin Quthby, Syeikh Muhammad Samman Al-Madani sampai kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw. Dan lagi beliau adalah seorang Ulama yang menghimpun dan melengkapi antara Syari'at, Thoreqot dan Hakikat-Nya, beliau seorang Mursyid Thoreqot Sammaniyyah dan beberapa Thoreqoh lainnya, Seorang yang hafal qur'an beserta tafsir nya, dan merupakan mutiara banjar yang berasal dari seorang Tokoh besar islam, yakni Tuan Wali Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang dikenal dengan Datuk Kalampaian. 

Pada kesempatan yang sedikit ini, kami tidak mampu menguraikan sekian banyaknya Karomah daripada Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari. Namun satu hikmah dari segala Karomah yang beliau terima ialah Ke-Istiqomahan beliau dalam belajar dan mengajar, kuatnya Himmah beliau dalam ber-amal dan beribadah kepada Allah & Rosul-Nya, serta kokohnya pendirian beliau dalam menjaga segala Rahasia yang telah Guru beliau amanahkan, lalu beliau himpun dalam satu sistem, yakni sistem KAJI GAWI, setalah di Kaji dan didapatkan maka kerjakan tanpa banyak mem-proklamirkan diri kepada orang lain. 

Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari sempat meninggalkan beberapa karya tulis yang berupa beberapa kitab yang diantaranya : 

- Risalah Mubaroqah.
- Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani.
- Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
- Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.

Beliau juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yakni:

1. Senantiasa Menghormati ulama dan orang tua
2. Selalu Baik sangka terhadap saudara kam muslimin
3. Murah hati
4. Murah harta
5. Manis muka
6. Jangan menyakiti orang lain
7. Mengampunkan kesalahan orang lain
8. Jangan bermusuh-musuhan
9. Jangan tamak atau serakah
10. Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
11. Yakin keselamatan itu pada kebenaran.

Jama'ah yang Insya Allah sama sama diRahmati oleh Allah, diakhir usia beliau, setelah menjalani 10 hari perawatan medis di Rumah Sakit Singapura, akhirnya Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari kembali ke Hadhirat Allah,  wafat pada Hari Rabu Tanggal 05 Rajab Tahun 1426 Hijriah atau yang bertepatan pada 10 Agustus Tahun 2005. Semoga Allah tinggikan derajat beliau, Allah tambahkan segala Karunia-Nya kepada beliau sampai hari qiyamat kelak.

Mudah mudahan apa yang singkat ini mampu mengembalikan semangat juang kita bersama dalam ber-amal dan beribadah kepada Allah & Rosul-Nya. Mudah mudahan pula berkat Baginda Nabi Muhammad saw juga Berkat Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini Ghani Al-Banjari,  Allah berikan kekuatan kepada kita semua dalam ber-Istiqomah dalam bermajelis guna meraih Ridho Allah Azza Wa Jalla, Dunia sampai Akhirat kelak. Aamiiin Allahumma Aaamiin

Demikian ringkasan Manaqib daripada Tuan Wali Syeikh Muhammad Zaini bin Abdil Ghani Al-Banjari yang mungkin dapat kami sampaikan, lebih kurangnya mohon dimaafkan, dan terimakasih

Alfaatihah

Sholawat Nur

 



Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.


Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati