SEBUAH NASEHAT

Kepada saudaraku yang terus mencoba ber-Istiqomah dalam iman dan Islam, ketahuilah oleh kalian bahwa setiap harinya jatah usia kalian teruslah berkurang, namun taj sedikit diantara manusia yang terlena dan lalai dalam berkurangnya usia tersebut. Sangat berbeda ketika harta diantara kalian yang hilang, pddahal harta yang hilang bisa dicari sementra umur yang hilang takkan mungkin kembali. Selain daripada itupula, patut bagi kalian tuk menyadari bahwa pokok segala kesalahan didunia ini terkadang tercipta karena 3 sebab : yakni 

1. Sifat sombong. Bersihkanlah hati kalian dari sifat ini, sebab bermula sifat sombong inilah yang menjadikan Iblis menjadi terlaknat di hadapan Allah Azza Wa Jalla.

2. Rakus (Ambisi). Sifat jauhkanlah hati kalian dengan sifat ini. Sebab sifat ini lah yang mengakibatkan Nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga-Nya. 

3. Iri dan dengki. Sucikanlah hati kalian dari sifat iri dan dengki ini, sebab iri dengki Inilah yang memicu putra Nabi Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (membunuh Habil).

Sungguh, Allah akan menjadikan dunia sebagai tempat persinggahan dan akhirat sebagai kampung halaman. oleh karena itu, persiapkanlah bekal di tempat persinggahan untuk menuju kampung halaman. keluarkanlah dunia dari hatimu sebelum badanmu keluar dari dunia.
--------------------------------------------------
Yaa Allah ... kami memohon pada- Mu .... Agar engkau mewafatkan kami dalam keadaan Islam dan berserah diri. Dan kumpulkanlah kami kelak Bersama hamba-hambaMu yang sholeh lagi engkau Ridhoi.

Aamiiin Yaa Robbal 'Aalamiin

MENJALIN IKATAN DENGAN PARA WALI ALLAH


Al-Imam al-Quthb al-Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas berkata, “Sepatutnya seseorang memiliki tali hubungan dengan orang shaleh atau wali, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.” Al-Imam al-Quthbul Wujud al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata, “Siapa orang yang tidak pernah duduk dengan orang arif (shaleh) maka kehidupannya akan terlewat dengan sia-sia dan ia terhitung sebagai orang yang merugi.” Lalu bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan orang shaleh?

Al-Alim al-Allamah al-Musnid al-Habib Umar bin Hafidz berkata, “Al-Imam al-Habib Hasan bin Ahmad al-Atthas menyebutkan jika seseorang menyebut nama orang shaleh atau wali maka jarak antara ia dengan orang shaleh/wali tersebut semakin dekat. Orang yang menyebut nama orang shaleh/wali itu seperti orang yang menelpon. Contohnya ketika kita memencet nomor telpon maka akan berdering pada nomer yang kita tuju. Begitu juga ketika kita sebut nama orang shaleh/wali maka akan berdering di sisi orang shaleh/wali tersebut. Siapa orang yang membaca wirid atau kitab orang shaleh, ketahuilah bahwa orang shaleh tersebut hadir. Jika kita sering menyebut nama orang shaleh maka sirr orang tersebut akan melekat pada wajah kita."
.
Telah berkata Imam Abu Hamid Al Ghazali: Jika kamu mahu kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Jadikan dirimu berada di dalam hati seorang wali dari kalangan wali² Allah.

Lalu dikatakan kepadanya, bagaimana yang demikian itu?

Kata Imam Al Ghazali :

Cintailah mereka nescaya mereka akan mencintaimu kerana sesungguhnya hati² mereka adalah tempat pandangan Allah. Mudah-mudahan Allah mendapati kamu di dalam hatinya, lalu ia (Allah) merahmati kamu. Maka jika kamu telah mencintainya dan beristiqamah menjaga adab terhadapnya, dan kamu sentiasa menjaga adab tersebut, jadilah yg demikian itu sebab kerinduannya (wali) terhadapmu. Maka jika ia rindu terhadapmu akan datang kepadamu himmah (dorongan utk berbuat taat) dan limpahan kurnia batin menurut kadar rindunya terhadap mu. Dan apabila kamu melihatnya dan kamu mengasihinya maka bergeraklah daripada hatinya kepada hatimu oleh ahwal (pengalaman rohani) yang kamu tidak mampu usahakannya secara bersendirian. Kerana sesungguhnya manusia dalam urusan mahabbah dan dan kedekatan terhadap Allah ada beberapa darjat yg tertentu.

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita dari kalangan mereka dan bersama mereka dunia sampai akhirat

34 SEBAB MENJADIKAN ANDA FAKIR

 


{ Sumber : Kitab Ta’lim Muta'alim Hal.43-44 }

1. Tidur dalam keadaan telajang
2. Kencing dalam keadaan telanjang
3. Makan dalam keadaan berjunub
4. Makan sambil tiduran
5. Membiarkan berserakannya sisa makanan.
6. Membakar kulit bawang merah dan bawang putih.
7. Menyapu lantai dengan sapu tangan.
8. Menyapu rumah di malam hari
9. Membiarkan sampah mengotori rumah.
10. Memanggil orangtua dengan nama keduanya.
11. Mencongkel gigi dengan benda kasar.
12. Mencuci tangan dengan lumpur dan debu.
13. Duduk di beranda pintu.
14. Besandar pada kaki gawang pintu.
15. Berwudhu’ di tempat Qada hajat (Buang air besar dan kecil).
16. Menjahit pakaian yang sedang dipakai.
17. Mengelap wajah dengan kain. ( bekasan wuzuk)
18. Membiarkan sarang laba-laba dirumah.
19. Meremehkan shalat.
20. Bersegera keluar dari mesjid sesudah shalat subuh.
21. Pergi ke pasar di pagi buta.
22. Berlama-lama di pasar.
23. Membeli potongan makanan dari fakir yang meminta (mengemis).
24. Berdoa keburukan kepada anak.
25. Mematikan lampu (lilin) dengan cara meniup.
26. Menulis dengan pena rusak.
27. Menyisir rambut dengan sisir rusak.
28. Tidak mau berdoa dengan kebagusan bagi orang tua.
29. Memakai sorban sambil duduk.
30. Memakai celana sambil berdiri.
31. Bersikap kikir.
32. Terlalu hemat.
33. Berlebihan dalam kehidupan.
34. Suka menunda dan meremehkan pekerjaan.

Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimin .... Semoga ada manfaat 

Tazkiyatun Nafs


Yaa Ayyuhal Ladziina Amanu Ittaqulloha Haqqo Tuqotihi, Wa Laa Tamuutunna Illa Wa Antum Muslimuun. Ketahuilah oleh kalian wahay penempuh jalan Allah, bahwa di dalam batang tubuh kita pasti ada segumpal darah. Jika baik segumpal darah itu, maka akan baik pula jasmaninya. Sebaliknya, jika rusak, maka akan rusak pula jasmaninya. Susah sama sama kita ketahui bahwasanya segumpal darah itu adalah Hati. Demikian pula halnya hati didalam ranah thareqat. Jika hati sehat maka pancarannya pun turut menyehatkan perangai dan tutur kata seseorang, hati yang sakit, secara kasat mata dapat terlihat pada diri seseorang yang memiliki sifat sombong, hasud (iri dan dengki), riya`, bakhil atau kikir, dan ujub. Selain itu, orang yang memiliki sifat pemarah, pendendam, pendengki, juga menandakan ada penyakit didalam hatinya. Kondisi ini dapat merusak jalinan ukhuwah Islamiyah dan dapat mendatangkan murka Allah SWT.


Anak anaku sekalian, Dalam hidup ini kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali. Yang dimaksud dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam dzohir bathin kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Sehingga bisa jadi kita tidak memiliki kekuatan lagi untuk menghancurkannya

Salah satu penyakit diantaranya ialah Amarah .... Pada hakikatnya amarah adalah memuncaknya kepanikan di kepala, lalu menguasai otak atau pikiran dan akhirnya kepada perasaan. Marah pun akan menimbulkan beberapa pelampiasan, misalnya secara lisan akan memunculkan caci-makian, kata-kata kotor/keji dan secara fisik akan menimbulkan tindakan-tindakan anarkis.

Jama'ah yang Insya Allah sama sama diRahmati oleh Allah ... Amarah yang dipelihara dalam skala panjang akan menimbulkan rasa dendam. Perbuatan ini akan menghanguskan amal atau pahala seseorang dan kesengsaraan bagi dirinya berupa sirnanya ketenangan dan ketidaktentraman dalam hidup, karena seseorang yang menaruh amarah, dendam dan sakit hati, akan membiarkan perasaan-perasaan negatif memenuhi hati menjadikan diri tidak tenang, tersiksa yang dipenuhi rasa marah,  benci dan berakibat serta mendorong timbulnya penyakit.

Sabda Nabi SAW : Orang mukmin itu bukanlah pendendam. Allah tidak menghendaki umatnya sebagai pendendam, melainkan menghendaki hamba-hamba-Nya menjadi pemaaf. Firman Allah : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.(Al Araf: 199).

Jika kalian menemukan orang yang menganggap dirinya faham agama dan mampu mengenal Allah, tetapi ia masih tenggelam dalam amarah yang membara, maka saksikanlah oleh kalian bahwasanya ia hanya berangan angan belaka. Bagaimana bisa ia faham agama dan mengenal Allah sedang ia memelihara amarah dan sifat tercela lainnya ? Bagaimana bisa ia menempuh jalan keridhoan Allah sedang ia masih marah apabila Allah menciptkan sesuatu yg berbeda dalam pandangannya lantas ia marah ? 

Orang yang Allah ridho ialah mereka yang ridho dan tidak melampiaskan kemarahannya itu kepada orang lain atas sesuatu perkara yang tidak ia sangka sangka kejadian tersebut, baik suka maupun duka.

Mudah mudahan apa yang aku sampaikan ada manfaat, dan dapat dibuang sejauh jauhnya sifat sifat tercela bagi hati diatas.

Semoga Allah ridho kepada kita semua dunia sampai akhirat.

Aamiin Allahumma Aamiin

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati