SEBUAH NASEHAT

Kepada saudaraku yang terus mencoba ber-Istiqomah dalam iman dan Islam, ketahuilah oleh kalian bahwa setiap harinya jatah usia kalian teruslah berkurang, namun taj sedikit diantara manusia yang terlena dan lalai dalam berkurangnya usia tersebut. Sangat berbeda ketika harta diantara kalian yang hilang, pddahal harta yang hilang bisa dicari sementra umur yang hilang takkan mungkin kembali. Selain daripada itupula, patut bagi kalian tuk menyadari bahwa pokok segala kesalahan didunia ini terkadang tercipta karena 3 sebab : yakni 

1. Sifat sombong. Bersihkanlah hati kalian dari sifat ini, sebab bermula sifat sombong inilah yang menjadikan Iblis menjadi terlaknat di hadapan Allah Azza Wa Jalla.

2. Rakus (Ambisi). Sifat jauhkanlah hati kalian dengan sifat ini. Sebab sifat ini lah yang mengakibatkan Nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga-Nya. 

3. Iri dan dengki. Sucikanlah hati kalian dari sifat iri dan dengki ini, sebab iri dengki Inilah yang memicu putra Nabi Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (membunuh Habil).

Sungguh, Allah akan menjadikan dunia sebagai tempat persinggahan dan akhirat sebagai kampung halaman. oleh karena itu, persiapkanlah bekal di tempat persinggahan untuk menuju kampung halaman. keluarkanlah dunia dari hatimu sebelum badanmu keluar dari dunia.
--------------------------------------------------
Yaa Allah ... kami memohon pada- Mu .... Agar engkau mewafatkan kami dalam keadaan Islam dan berserah diri. Dan kumpulkanlah kami kelak Bersama hamba-hambaMu yang sholeh lagi engkau Ridhoi.

Aamiiin Yaa Robbal 'Aalamiin

MENJALIN IKATAN DENGAN PARA WALI ALLAH


Al-Imam al-Quthb al-Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas berkata, “Sepatutnya seseorang memiliki tali hubungan dengan orang shaleh atau wali, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.” Al-Imam al-Quthbul Wujud al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata, “Siapa orang yang tidak pernah duduk dengan orang arif (shaleh) maka kehidupannya akan terlewat dengan sia-sia dan ia terhitung sebagai orang yang merugi.” Lalu bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan orang shaleh?

Al-Alim al-Allamah al-Musnid al-Habib Umar bin Hafidz berkata, “Al-Imam al-Habib Hasan bin Ahmad al-Atthas menyebutkan jika seseorang menyebut nama orang shaleh atau wali maka jarak antara ia dengan orang shaleh/wali tersebut semakin dekat. Orang yang menyebut nama orang shaleh/wali itu seperti orang yang menelpon. Contohnya ketika kita memencet nomor telpon maka akan berdering pada nomer yang kita tuju. Begitu juga ketika kita sebut nama orang shaleh/wali maka akan berdering di sisi orang shaleh/wali tersebut. Siapa orang yang membaca wirid atau kitab orang shaleh, ketahuilah bahwa orang shaleh tersebut hadir. Jika kita sering menyebut nama orang shaleh maka sirr orang tersebut akan melekat pada wajah kita."
.
Telah berkata Imam Abu Hamid Al Ghazali: Jika kamu mahu kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Jadikan dirimu berada di dalam hati seorang wali dari kalangan wali² Allah.

Lalu dikatakan kepadanya, bagaimana yang demikian itu?

Kata Imam Al Ghazali :

Cintailah mereka nescaya mereka akan mencintaimu kerana sesungguhnya hati² mereka adalah tempat pandangan Allah. Mudah-mudahan Allah mendapati kamu di dalam hatinya, lalu ia (Allah) merahmati kamu. Maka jika kamu telah mencintainya dan beristiqamah menjaga adab terhadapnya, dan kamu sentiasa menjaga adab tersebut, jadilah yg demikian itu sebab kerinduannya (wali) terhadapmu. Maka jika ia rindu terhadapmu akan datang kepadamu himmah (dorongan utk berbuat taat) dan limpahan kurnia batin menurut kadar rindunya terhadap mu. Dan apabila kamu melihatnya dan kamu mengasihinya maka bergeraklah daripada hatinya kepada hatimu oleh ahwal (pengalaman rohani) yang kamu tidak mampu usahakannya secara bersendirian. Kerana sesungguhnya manusia dalam urusan mahabbah dan dan kedekatan terhadap Allah ada beberapa darjat yg tertentu.

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita dari kalangan mereka dan bersama mereka dunia sampai akhirat

34 SEBAB MENJADIKAN ANDA FAKIR

 


{ Sumber : Kitab Ta’lim Muta'alim Hal.43-44 }

1. Tidur dalam keadaan telajang
2. Kencing dalam keadaan telanjang
3. Makan dalam keadaan berjunub
4. Makan sambil tiduran
5. Membiarkan berserakannya sisa makanan.
6. Membakar kulit bawang merah dan bawang putih.
7. Menyapu lantai dengan sapu tangan.
8. Menyapu rumah di malam hari
9. Membiarkan sampah mengotori rumah.
10. Memanggil orangtua dengan nama keduanya.
11. Mencongkel gigi dengan benda kasar.
12. Mencuci tangan dengan lumpur dan debu.
13. Duduk di beranda pintu.
14. Besandar pada kaki gawang pintu.
15. Berwudhu’ di tempat Qada hajat (Buang air besar dan kecil).
16. Menjahit pakaian yang sedang dipakai.
17. Mengelap wajah dengan kain. ( bekasan wuzuk)
18. Membiarkan sarang laba-laba dirumah.
19. Meremehkan shalat.
20. Bersegera keluar dari mesjid sesudah shalat subuh.
21. Pergi ke pasar di pagi buta.
22. Berlama-lama di pasar.
23. Membeli potongan makanan dari fakir yang meminta (mengemis).
24. Berdoa keburukan kepada anak.
25. Mematikan lampu (lilin) dengan cara meniup.
26. Menulis dengan pena rusak.
27. Menyisir rambut dengan sisir rusak.
28. Tidak mau berdoa dengan kebagusan bagi orang tua.
29. Memakai sorban sambil duduk.
30. Memakai celana sambil berdiri.
31. Bersikap kikir.
32. Terlalu hemat.
33. Berlebihan dalam kehidupan.
34. Suka menunda dan meremehkan pekerjaan.

Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimin .... Semoga ada manfaat 

Tazkiyatun Nafs


Yaa Ayyuhal Ladziina Amanu Ittaqulloha Haqqo Tuqotihi, Wa Laa Tamuutunna Illa Wa Antum Muslimuun. Ketahuilah oleh kalian wahay penempuh jalan Allah, bahwa di dalam batang tubuh kita pasti ada segumpal darah. Jika baik segumpal darah itu, maka akan baik pula jasmaninya. Sebaliknya, jika rusak, maka akan rusak pula jasmaninya. Susah sama sama kita ketahui bahwasanya segumpal darah itu adalah Hati. Demikian pula halnya hati didalam ranah thareqat. Jika hati sehat maka pancarannya pun turut menyehatkan perangai dan tutur kata seseorang, hati yang sakit, secara kasat mata dapat terlihat pada diri seseorang yang memiliki sifat sombong, hasud (iri dan dengki), riya`, bakhil atau kikir, dan ujub. Selain itu, orang yang memiliki sifat pemarah, pendendam, pendengki, juga menandakan ada penyakit didalam hatinya. Kondisi ini dapat merusak jalinan ukhuwah Islamiyah dan dapat mendatangkan murka Allah SWT.


Anak anaku sekalian, Dalam hidup ini kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali. Yang dimaksud dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam dzohir bathin kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Sehingga bisa jadi kita tidak memiliki kekuatan lagi untuk menghancurkannya

Salah satu penyakit diantaranya ialah Amarah .... Pada hakikatnya amarah adalah memuncaknya kepanikan di kepala, lalu menguasai otak atau pikiran dan akhirnya kepada perasaan. Marah pun akan menimbulkan beberapa pelampiasan, misalnya secara lisan akan memunculkan caci-makian, kata-kata kotor/keji dan secara fisik akan menimbulkan tindakan-tindakan anarkis.

Jama'ah yang Insya Allah sama sama diRahmati oleh Allah ... Amarah yang dipelihara dalam skala panjang akan menimbulkan rasa dendam. Perbuatan ini akan menghanguskan amal atau pahala seseorang dan kesengsaraan bagi dirinya berupa sirnanya ketenangan dan ketidaktentraman dalam hidup, karena seseorang yang menaruh amarah, dendam dan sakit hati, akan membiarkan perasaan-perasaan negatif memenuhi hati menjadikan diri tidak tenang, tersiksa yang dipenuhi rasa marah,  benci dan berakibat serta mendorong timbulnya penyakit.

Sabda Nabi SAW : Orang mukmin itu bukanlah pendendam. Allah tidak menghendaki umatnya sebagai pendendam, melainkan menghendaki hamba-hamba-Nya menjadi pemaaf. Firman Allah : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.(Al Araf: 199).

Jika kalian menemukan orang yang menganggap dirinya faham agama dan mampu mengenal Allah, tetapi ia masih tenggelam dalam amarah yang membara, maka saksikanlah oleh kalian bahwasanya ia hanya berangan angan belaka. Bagaimana bisa ia faham agama dan mengenal Allah sedang ia memelihara amarah dan sifat tercela lainnya ? Bagaimana bisa ia menempuh jalan keridhoan Allah sedang ia masih marah apabila Allah menciptkan sesuatu yg berbeda dalam pandangannya lantas ia marah ? 

Orang yang Allah ridho ialah mereka yang ridho dan tidak melampiaskan kemarahannya itu kepada orang lain atas sesuatu perkara yang tidak ia sangka sangka kejadian tersebut, baik suka maupun duka.

Mudah mudahan apa yang aku sampaikan ada manfaat, dan dapat dibuang sejauh jauhnya sifat sifat tercela bagi hati diatas.

Semoga Allah ridho kepada kita semua dunia sampai akhirat.

Aamiin Allahumma Aamiin

KEMULIAAN ISTIGHFAR


Setiap manusia dapat dipastikan pernah menghadapi masalah dalam kehidupan. Tak sedikit pula manusia itu yang putus asa dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Dalam agama Islam kita di ajarkan mengatasi masalah itu dengan istighfar. 

Mungkin kita berlumur dosa dan kesalahan. Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya. 

Bahkan Rasulullah SAW juga kerap kali membaca istighfar setiap harinya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh kalimat ini. Abul Yaman menuturkan kepada kami. Dia berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari az-Zuhr’i. Dia berkata: Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku. Dia berkata: Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari) 

Imam Muslim ra berkata di dalam Shahihnya, di kitab adz-Dzikr wa ad-Du’aa’ wa at-Taubah wa al-Istighfar: Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata: Ghundar menuturkan kepada kami dari Syu’bah dari Amr bin Murrah dari Abu Burdah, dia berkata: Aku mendengar al-Agharr dan dia adalah termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia menyampaikan hadits kepada Ibnu Umar. Ketika itu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Allah. Karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari kepada-Nya seratus kali.” (HR. Muslim) 

Keistimewaan istighfar diantranya adalah memudahkan urusan dan kesulitan seseorang. Memudahkan urusan di sini bisa dalam jalan mencari rezeki serta memelihara seseorang. Dalam konteks ini, Ibnu Katsir menafsirkan surah Hud: 52 dengan menukil hadis Rasulullah SAW yang bersabda, “Barang siapa yang mampu mulazamah atau kontinu dalam beristighfar, maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dari setiap duka dan kesedihan yang menimpanya, memberi jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberi rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka.” (Ibnu Majah). 

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam jika selesai shalat membaca: "Allahumma antas-salam wa minkas-salam tabarakta dzal-jalal wal-ikram (Wahai Allah Engkau adalah Dzat Yang Maha Sejehtera dan dari Engkau segala kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi barakah wahai Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia). Ditanyakan kepada Al-Auza'i dimana ia adalah salah seorang perawi hadits: "Bagaimanakan Istighfar itu?" ia menjawab: "Yaitu membaca: "Astaghfirullah astagh-firullah (Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah).” (HR. Muslim: 591) 

Alkisah .... Pada suatu hari 4 orang datang kepada Imam Hasan Al Basry secara bergantian untuk mencari solusi masalahnya yang tentunya berbeda: 

Orang pertama datang mengadukan kepada beliau tentang kekeringan yang melanda daerahnya karena sudah lama tidak hujan Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Orang kedua datang mengadukan tentang ke kemiskinan yang dideritanya. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar. 

Orang ketiga datang kapada beliau mengadukan istrinya yang mandul. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar. 

Orang keempat datang kepada beliau mengeluhkan kebunnya yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman. Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepda orang tersebut untuk beristighfar. Mereka yang hadir pun heran karena merka mendapat nasehat yang sama padahal masalah yang mereka hadapi sangat berbeda beda, akhirnya mereka bertanya: 

“Kamu ini aneh Imam hasan Al Basry, kenapa semua orang yang datang kepadamu, meskipun problemnya berbeda-beda namun solusi yang kamu berikan sama, yaitu“istighfar”. 

Imam hasan Al Basry pun menjawab: ” Apakah kalian tidak membaca firman Allah berikut”, lalu beliau membaca Al Quran surat nuh yang artinya: ” Maka aku berkata, ” Mohonlah ampunan pada Tuhanmu sesungguhnya Dia Maha Pengampun,niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit , Dan Dia memperbanyak harta dan anak- anakmu, dan mengadakan kebun- kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” ( QS Nuh: 10-12) 


Sahabat sekalian ,,,, ketahuilah bahwa Ternyata istighfar menjadi jawaban untuk segala masalah yang kita alami karena dengan adanya keampunan dari Allah, tentu Allah memudahkan hambanya dengan masalah- masalah yang dihadapinya.karena secara tidak langsung  dengan  selalu beristighfar kepada allah maka kita selalu ingat kapadaNya dan sadar dengan kesalahan yang kita lakukan, bila kita selalu ingat kepada Allah, maka Allah juga ingat kepada hambanya. semoga kita menjadi hamba yang selalu ber-istighfar kepada Allah swt. Aaamiiin Allahumma Aamiin.


Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimiin 

KAROMAH KYAI HAMID PASURUAN


Banyak orang yang mengenal Kyai Hamid dari segi kewalian nya, kezuhudan nya, kewara’an nya, kekaromahan nya, dan lain sebagainya. Akan tetapi semua itu tak luput dari dua sifat yang khas dari beliau yaitu kesabaran dan ketawadhu’an, yang memang menjadi sifat keseharian kyai kelahiran lasem tersebut. 

Waktu Kyai Hamid masih terbilang baru di kota Pasuruan, kehidupan beliau tidak secara tiba-tiba disegani, dihormati, dan dicintai oleh masyarakat. Banyak sekali orang yang hasud kepada putra Kyai Abdulloh ini, akan tetapi, itu semua tidak pernah diambil pusing oleh beliau. Sifat sabar dan penuh tawakal itulah yang selalu beliau pakai untuk menghadapi semua itu.

Pernah pada suatu ketika, kyai hamid memanggil KH. Abdurrohman yang masih adik ipar beliau sendiri, ke dalamnya. Setelah masuk, Kyai Abdurrohman ini langsung duduk di depan Kyai Hamid yang sedang duduk di atas tempat tidurnya,

“Man…kowe arep tak kei weroh… tapi kowe … ojo ngomong nang sopo-sopo yo!” 

(Man… kamu mau aku beri tahu, tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya!) kata kyai hamid,

“inggeh kyai”, jawab Kyai Abdurrohman singkat.

Setelah menjawab demikian, akhirnya tak lama Kyai Hamid membuka baju yang dikenakannya, dan ternyata astaghfirllohal’adzim didalam tubuh beliau terlihat jelas ada sebuah keris yang melekat di dada seperti halnya orang yang terkena ilmu santet. Sontak Kyai Abdurohman terperangah dan terkejut melihat itu semua,

Kyai sinten sing nggarai panjenengan ngoten!” 
(Kyai siapa yang membuat anda seperti itu!), kata Kyai Abdurrohman dengan nada yang menunjukkan seakan-akan tidak terima kakak iparnya didzolimi oleh Orang.

“uwes koe orah perlu wero, sing penting kowe ojo kondo sopo-sopo yo… iku “Nusa’” nang ngarep, lek di tako’i ngomongo orah onok opo-opo yo, wes saiki moleo” 

(sudah, kamu tidak perlu tahu, yang penting kamu jangan bilang sama siapa-siapa ya… itu di depan ada “Nusa’” – panggilan akrab Kyai hamid kepada istrinya Ibu Nyai nafisah di depan, kalau kamu ditanya, bilang tidak ada apa-apa, sudah sekarang kamu pulang).

Akhirnya Kyai Abdurrohman keluar meninggalkan kamar dengan raut wajah yang sedih setelah melihat kakak iparnya didzolimi.
Ketika keluar, ternyata benar Bu Nyai Nafisah berada di ruang tamu, Bu Nyai Nafisah merasa penasaran memergoki adiknya yang berwajah sedih ketika keluar dari kamar Kyai Hamid “Man… onok opo?” (Man ada apa?), 

Tanya Bu Nyai Nafisah, mendengar pertanyaan seperti itu, Kyai Abdurrohman serasa tidak kuat untuk menahan kepedihan setelah melihat kondisi Kyai Hamid, dan itu semua membuat Kyai Abdurrohman lupa akan janjinya yang telah dikatakan kepada Kyai Hamid, ketika Kyai Abdurrohman akan menjawab jujur kepada Bu Nyai Nafisah tiba-tiba, “orah onok opo-opo kok Bu…” jawab Kyai hamid sembari melangkahkan kakinya keluar dari kamar. 

Pada akhirnya Kyai Abdurrohman meminta izin pulang kepada Bu Nyai Nafisah. إن الله مع الصابرين Mungkin dari sini kita semua telah tahu, bahwa kenapa Allah SWT senantiasa memberikan kasih sayangnya lebih kepada hamba-hambanya yang shaleh, dan kesabaran adalah sebuah kunci untuk menuju kesuksesan.
Sumber : Ust. H. Luthfi bin Abdul Basith

Kisah Pertemuan dengan Wali Allah & Pertolongan-Nya


Seorang pemuda yang berasal dari jawa tersesat di Thailand dengan keadaan yang mengenaskan, tubuhnya penuh luka dan mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi dari beberapa orang yang memiliki kelainan. Pemuda ini dibuang di persawahan hanya berbalut baju dan celana yang sudah lusuh dan berantakan tanpa dokumen dan uang sepeserpun, dia hampir tak memiliki semangat untuk hidup lagi kala itu.
Namun ternyata pertolongan Allah SWT sangat dekat dengan hambanya, disela keputusasaannya itu pemuda ini mendapati kejadian yang sangat susah diterima dengan akal sehat bagi kita semua. Ketika dia sudah mulai putus asa untuk kembali ke Indonesia karena dia tak memiliki dokumen, uang, bahkan dia tak bisa berbahasa Thailand sama sekali, ditambah saat itu hujan deras mengguyur dan dia hanya bisa berteduh di gubuk yang berada di tengah sawah. Secara fisik dan akal, dia tak akan bisa kembali ke Indonesia lagi karena permasalahan uang, dokumen, bahasa, dan lain sebagainya, namun di dalam hati pemuda ini masih ada iman, yah dia masih kuat menjaga iman dan percaya bahwa dia masih memiliki Allah SWT yang menguasai bumi ini.
Di saat itu pula secara tiba-tiba muncul seorang kakek tua disampingnya, beliau tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya. Sontak pemuda itu kaget karena ada orang Islam yang tiba-tiba datang, dia hanya menjawab salam dengan terbata-bata dan gemetar. Beberapa saat kakek tua itu memberikan beberapa nasehat dengan menggunakan bahasa jawa, hal yang susah diterima akal sehat ketika di negara Thailand ada orang jawa yang tiba-tiba datang dan menolongnya. Setelah memberikan nasehat dan menyuruh pemuda itu untuk bertaubat, sang kakek memberikan bungkusan kertas dan menyuruh pemuda ini menemui seseorang di sebuah gereja di kota sebelah dan kakek ini berkata bahwa orang itu akan menolongnya pulang ke tanah air.

Entah semangat apa yang datang, pemuda ini segera meneruskan berjalan kaki menuju ke kota yang dimaksud dengan jarak berpuluh-puluh kilometer dengan keadaan yang mengenaskan karena kesakitan, kelelahan, kelaparan, dan hampir putus asa. Baru beberapa langkah pemuda ini beranjak dari gubuk tadi, dia menoleh ke belakang dan ternyata kakek yang tadi menolongnya sudah mengilang entah kemana dan hal itu membuat pemuda ini heran dan semakin bingung.
Setelah berjuang dengan sisa tenaga dan semangatnya, akhirnya pemuda ini menemukan orang yang dimaksud dan memberikan bungkusan kertas itu kepadanya, dan entah kenapa orang yang dimaksud itu hanya tersenyum dan segera menolong pemuda ini. Beberapa hari pemuda ini dirawat di dalam gereja itu, diberikan makan dan minum hingga dia sehat dan sembuh dari sakit dan lelah yang sudah dia rasakan. Setelah itu pemuda ini diajak untuk pulang ke tanah air, dengan cara yang bisa dibilang ajaib karena pemuda ini tak memiliki dokumen ataupun pasport, dia tinggal mengikuti orang itu dan akhirnya naik pesawat.
Setelah sampai di tanah air, pemuda ini kemudian baru berani bertanya kepada orang yang menolongnya, dan tak lupa dia menyakan juga perihal kakek tua yang sebelumnya menolongnya. Orang itu kemudian menceritakan bahwasanya kakek itu adalah waliyullah yang diutus Allah untuk menolongnya, dan yang membuat pemuda ini semakin kaget lagi, ternyata orang yang menolongnya ini dan ditemui di sebuah gereja merupakan muslim, yah dia muallaf dan kakek tua itu pula yang menolongnya di kala kebimbangan hatinya dulu kala di jerusalem.
Sungguh pertolongan Allah SWT itu sangat dekat, dan Dia bisa menolong hambanya dengan cara apapun bahkan yang tak pernah terpikirkan sama sekali, seperti kisah pemuda ini yang bertemu dengan waliyullah. Seorang kakek tua yang berbahasa jawa berada di Thailand, memberikan banyak nasehat dan menolongnya, dan tiba-tiba menghilang entah kemana. Sungguh besar kekuasaan Allah SWT sang Penguasa alam semesta ini, sungguh kecilnya kita hamba-Nya yang terkadang sombong dan melupakan-Nya.

*DAHSATNYA BERSHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW*


*Kisah ini diambil dari Syeikh Husna Syarif*, seorang ulama besar di Mesir', beliau bercerita tentang seorang yang terbelit banyak hutang di tengah kubangan kemiskinannya.

Dulunya dia adalah orang yang sangat kaya raya namun jatuh bangkrut sampai terbelit hutang sana sini. Setiap hari, rumahnya penuh dengan orang yang menagih hutang.

Akhirnya ia terpaksa pergi menjumpai seorang saudagar kaya dan meminjam uang sebanyak 500 dinar.

Saking terkenalnya kebangkrutannya dan sudah banyak hutang sampai-sampai saudagar ini bertanya,

"Kira-kira kapan anda akan melunasi pinjaman ini ?"

”Minggu depan tuan.” jawabnya singkat.

Ia pun berhasil meminjam hutang lalu pulang dengan 500 dinar di genggamannya. Uang itu segera dia bayarkan kepada orang-orang yang setiap hari datang menagih hutang kepadanya sampai 500 dinar yang ia peroleh itu tidak tersisa sama sekali.

Hari demi hari ia bertambah sulit dan terpuruk kondisi ekonominya hingga tempo pembayaran hutangnya pun tiba.

Saudagar mendatangi rumah si miskin dan mengatakan,

”Tempo hutang anda telah tiba.”

Dengan suara lirih dia menjawab, ”Demi Allah saya sedang tak berhasil mendapatkan apa-apa untuk membayar. Tapi sungguh saya terus berusaha untuk melunasi.”

Saudagar merasa geram lalu mengadukannya ke pengadilan, dan membawanya ke hakim. Di pengadilan, Hakim bertanya:

”Mengapa anda tidak membayar hutang anda ?”

Dia menjawab, ”Demi Allah saya tidak memiliki apa-apa tuan.”

Karena merasa ini adalah kesalahan si miskin maka hakim memvonisnya dengan hukuman penjara sampai ia bisa melunasi hutangnya.

Kemudian si miskin bangkit dan berkata, ”Wahai tuan Hakim, berilah saya waktu untuk hari ini saja. Saya hendak pulang ke rumah untuk berjumpa keluarga dan mengabarkan hukuman ini sekalian berpamitan dengan mereka, kemudian saya akan langsung kembali untuk menjalani hukuman penjara."

Hakim meragukannya, ”Bagaimana mungkin, apa jaminannya kau akan kembali besok ?"

Lelaki itu terdiam, tapi seolah mendapat ilham di benaknya. "Rasulullah SAW jaminanku, wahai tuan hakim, bersaksilah untukku jika besok aku tidak kembali maka aku bukanlah termasuk umat Rasulullah SAW.”
Sang Hakim tersentak diam, ia sadar betapa bahayanya jaminan itu jika si miskin bohong. Hakim berfikir sejenak lalu memilih untuk percaya demi Rasulullah SAW. Hukuman pun ditunda sampai besok.

Sesampainya di rumah, si miskin mengabarkan kondisinya kepada istrinya bahwa esok akan dipenjara. Istrinya bertanya : ”Kok sekarang engkau bisa bebas ?"

”Aku menaruh nama Rasulullah SAW sebagai jaminanku.” jawabnya.

Air hangat menetes dari mata istrinya seraya ia berkata pada suaminya, ”Jika nama Rasulullah SAWyang menjadi jaminan bagimu maka mari kita bershalawat."

Dan mereka pun bershalawat kepada Rasulullah SAW dengan rasa cinta dan ketulusan yang mendalam hingga mereka tertidur.

Tiba-tiba dalam tidurnya mereka bermimpi melihat Rasulullah SAW. Beliau memanggil nama si miskin seraya berkata, ”Hai fulan jika telah terbit fajar pergilah ke tempat Alim fulan. Sampaikan salamku padanya dan mintalah supaya ia menyelesaikan hutang piutangmu. Jika Alim itu tidak percaya maka sampaikan 2 bukti ini, pertama, katakan padanya bahwa dimalam pertama ia sudah membaca shalawat untukku 1000 kali, dan dimalam terakhir dia telah ragu dalam jumlah bilangan shalawat yang dibacanya. Sampaikan padanya bahwa ia telah menyempurnakan shalawatnya."

Seketika si miskin terbangun dan terkejut. Tanpa ragu setelah subuh ia pergi menuju rumah sang Alim dan berjumpa dengannya. Tanpa buang waktu si miskin menyampaikan mimpinya, ”Wahai tuan, Rasulullah SAW telah menitipkan salam untukmu dan meminta agar engkau sudi menyelesaikan hutang piutangku.”

Alim bertanya, ”Apa bukti dari kebenaran mimpimu itu ?”

”Kata baginda Nabi, di malam pertama engkau telah bershalawat sebanyak 1000 x dan dimalam kedua anda tertidur dalam keadaan ragu dengan jumlah bilangan shalawat yang telah anda baca. Rasulullah SAW mengatakan bahwa hitungan shalawat anda telah sempurna, dan shalawat anda telah diterima olehnya.”

Mendengar itu, Alim itu spontan menangis karena berita gembira shalawatnya diterima Rasulallah SAW. Maka alim tersebut memberi uang 500 dinar dari baitul mal untuk melunasi hutang si miskin dan 2500 dari harta pribadinya untuk si miskin sebagai tanda terima kasih atas berita gembira yang disampaikan.

Dengan dana itu si miskin langsung bergegas pergi ke Hakim untuk menyelesaikan perkaranya.

Sesampainya di pengadilan, si Hakim bangkit dari kursinya menyambut si miskin seakan sudah rindu. Dengan senyum lebar sang Hakim memanggilnya seraya berkata:

”Kemarilah, berkat kamu aku mimpi berjumpa Rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah berpesan kepadaku bahwa jika aku menyelesaikan hutangmu maka kelak Rasulullah SAW akan menyelesaikan perkaraku di akhirat. Ini uang 500 dinar untuk lunasi hutang-hutangmu."

Belum juga Hakim selesai bicara, tiba-tiba pintu ada yang mengetuk. Ketika dibuka, ternyata saudagar penagih hutang. Dia langsung memeluk si miskin dan menciumnya sembari berucap, ”Berkat anda saya mimpi berjumpa Rasulullah. Beliau berkata padaku jika aku merelakan hutangmu maka kelak di hari kiamat,Rasulullah SAW akan merelakan segala tanggunganku dan ini uang 500 dinar hadiah untuk anda dan hutangmu lunas."

”Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersalawat kepada Nabi (Muhammad S.A.W) maka wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya.” (Al Ahzab;56)

Semoga kisah diatas menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih dan Rosul Allah SAW..

اللّهمّ صلّ و سلّم و بارك على سيّدنا محمّد و على آل سيّدنا محمّد

Nasehat Sufi 6




ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ

Sebelumnya Maha Besar Allah yang telah melimpahkan segala-Nya kepada kita agar kita pun mampu mengoptimalkan berbagai perwujudan penghambaan kita kepada-Nya dengan maksimal. Ketahuilah bahwasanya perwujudan pengabdian atau penghambaan kita kepada Allah kadang terpaut dengan sebuah Amal atau Ibadah. Pun walau pada dasarnya Amal Ibadah bukanlah menjadi jaminan keselamatan kita kelak dihadapan Allah swt.

Jama'ah sekalian, bukankah terlalu banyak sudah nikmat Allah yang ada melekat pada kita ? apakah yang ada dalam gelap ? Dalam kegelapan seperti itu tentu tak sebutir debupun mampu terlihat, tetapi tatkala mata tak dapat berfungsi jelas melihat debu pada kegelapan, tapi ingatlah bahwasanya hati dan perasa lah yang akan menjadi penilai apa2 yang ada pada di kegelapan itu. Begitupun halnya kita makhluq yang dikatakan memiliki akal dan fikiran. Apakah mampu hati menerima, mencerna berbagai nikmat Allah swt selama ini dan lalu membinanya menjadi sebuah pribadi yang pandai mensyukuri nikmat serta membangun peribadatan dan pengabdian yang tulus.

Wahay anak-anakKu, salahsatu yang menjadikan kita berat tuk mencerna nikmat allah adalah karena keburaman kita selama ini dalam menegakkan peribadatan kepada-Nya. Jika saja kita jeli menilik apakah tujuan daripada peminjaman nikmat dari Allah untuk kita saat ini. Yakni agar kita murni menyembah dan mengabdi kepada-Nya dengan segenap jiwa dan raga. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam firman-Nya:

ﻭﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ ﺍﻟﺠﻦ ﻭﺍﻹﻧﺲ ﺇﻟﺎ ﻟﻴﻌﺒﺪﻭﻥ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Bagi orang yang berakal akan berusaha mencari rahasia di balik pemberian Allah yang berlimpah ruah tersebut. Setelah dia menemukan jawabannya, yaitu untukberibadah kepada-Nya saja, maka dia akan mengetahui pula bahwa dunia bukan sebagai tujuan. Sebagai bukti yaitu adanya kematian setelah hidup ini dan adanya kehidupan setelah kematian diiringi dengan persidangan dan pengadilan serta pembalasan dari Allah.

Itulah kehidupan yang hakiki di akhirat nanti. Kesimpulan seperti ini akan mengantarkan kepada :

1. Dunia bukan tujuan hidup.
2. Kenikmatan yang ada padanya bukan tujuan diciptakan manusia, akan tetapi sebagai perantara untuk suatu tujuan yang mulia.
3. Semangat beramal untuk tujuan hidup yang hakiki dan kekal.

Semoga kalian tetap teguh membangun ibadah2 yang murni hanya untuk dan demi Allah semata. Tetaplah jaga ke-Istiqomahan amaliah2 kalian, hingga terjadilah sebuah proses hati yang benar2 terakui oleh Allah swt dan Rosul-Nya Muhammad saw.

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Nasehat Sufi 5



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي دَلَّ عَلَي وُجُوْبِ وُجُوْدِهِ جَمِيْعُ الْكَاءِنَاتِ, وَخَصَّ لِمَعْرِفَهِ عَقَاءِدِ التَّوْحِيْدِ مَنِ اخْتَارَهُ مِنَ الْبَرِيَّاتِ, وَالصَّلَاهُ وَ السَّلَامُ عَلَي سَيّدِ نَا مُحَمّدِنِ الْمَبْعُوْثِ بِاْلاَيَاتِ الْوَاضِحَاتِ, وَعَلَي اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْكَرَامَهْ

Seseorang yang memiliki ke-imanan dan kesadaran jelas akan senantiasa mengoptimalkan penghambaan nya kepada Tuhan-Nya. Karena ia sadar bahwasanya ia tercipta bukan diperuntukkan bagi sesuatu atau perihal lain, ia sadar bahwasanya ia tercipta dengan kekurangan dan kelebihan hanya semata mata memurnikan Ke-Esaan Allah dan untuk beribadah kepada Allah.

Anak-anakKu, ketahuilah bahwasanya tatkala seorang hamba berdiri tegak dibawah naungan Kuasa Allah dalam peribadatannya, maka sejak saat itulah Allah memenuhi berbagai urgensi bathiniahnya dengan khazanah-khazanah yang indah. Tidak hanya itu, Allah Azza Wa Jalla pun akan berfirman sebagaimana IA berfirman kepada Nabi Daud AS dahulu :

Wahai Dawud! Siapa yang patuh padaKu berarti ia mencintaiKu, Aku bakal tempatkan di syurgaKu, dan akan Kuperlihatkan WajahKu. Dan siapa yang maksiat padaKu dan tidak mencintaiKu,
akan Kumasukkan pada nerakaKu, dan kupakaikan padanya dendamKu. Wahai Dawud, Demi kebesaranKu dan keagunganKu, tak ada yang bertetangga denganKu kecuali orang yang mencari
persandingan denganKu.

Subhanallah, betapa besar balasan Allah kepada siapa saja yang memaksimalkan serta mendisiplinkan ubudiah (kehambaan) nya kepada Allah dengan tanpa sesuatu dan niatan lain. Mulailah sedini mungkin untuk terus memohon kepada Allah agar di-istiqomahkannya kalian bersama dan untuk Allah selalu. Semoga Allah menghimpunkan kita semua kepada himpunan para kekasih-Nya dunia akhirat.

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati