Sebuah Nasehat

Al-Imam Al-Habib 'Ali Al-Habsyi berkata : Nak .. Belajarlah kalian menerima mawar beserta durinya. Dan belajarlah kalian menerima sgala perihal kehidupan dunia ini, baik dalam keadaan suka maupun duka.

• Apabila kita dipertemukan dengan hal hal menyulitkan, maka ketahuilah bahwa Allah Azza Wa Jalla sedang mendidik kita tentang arti SABAR.

• Dan jika kita dipertemukan dengan hal hal yang bernilai kesenangan, keindahan, maka ketahuilah pula bahwa Allah SWT sedang mengajarkan kepada kita tentang arti SYUKUR.

Hingga dalam sebuah kesempatan, Rosulullah saw pernah menggambarkan tentang sifat-sifat seorang muslim. Beliau bersabda :

عَجَباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ. إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ. وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ. إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ. فَكَانَ خَيْراً لَهُ . وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْراً لَهُ. (رواه مسلم)

Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin itu, karena semua urusan orang mukmin itu penuh dengan kebaikan. Hal ini tidak akan terjadi pada orang lain, kecuali orang mukmin saja. Jika mendapat kesenangan, (syakar) ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan, (shabar) ia bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim). 

Yaa Allah, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah). Aamiin Allahumma Aamiin.

MENGALAH ADU GULAT DEMI DZURIAT RASULILLAH ﷺ


Di Irak, ada seorang pegulat terkenal dan tangguh yang tak terkalahkan. Namanya Abu Qasim. Tak seorang pun mudah mengalahkan Abu Qasim, sehingga sulit mencari lawan tandingnya.


Suatu hari, sang Raja mengadakan sayembara adu gulat dengan hadiah besar melawan pegulat tangguh, Abu Qasim. Seorang lelaki tua, mendaftarkan dirinya sebagai lawan gulat menantang Abu Qasim.

Pada hari H pertandingan, Abu Qasim dengan gagahnya dielukan-elukan pendukungnya. Abu Qasim maju ke arena pertandingan. Tak dinyana, sebelum pertandingan, lawan tarungnya berkata:

"Wahai Abu Qasim, aku tahu engkau seorang pegulat tangguh yang tak sembarang orang mudah mengalahkanmu. Tapi kali ini mengalahlah demi keadaanku?!"

"Apa maksudmu, tanya?" Abu Qasim keheranan.

"Begini, aku adalah seorang dzuriat keturunan Rasulullah. Aku dan keluargaku hidup dalam serba kekurangan. Kami kelaparan. Begitu mendengar ada sayembara yang menjanjikan hadiah besar dari sang Raja, aku nekat mengikutinya, sebab keluargaku tertimpa musibah. Aku memohon, agar engkau bersedia mengalah untukku kali ini saja!"

Mendengar penuturan tulus itu, Abu Qasim terenyuh. Kecintaannya yang besar terhadap Rasulullah mengalahkan rasa ego dan reputasi kariernya yang bersinar cemerlang.

"Baiklah, aku akan mengalah, demi cintaku pada datukmu!" sahut Abu Qasim.

Pertandingan dimulai, baru di ronde pertama, Abu Qasim pegulat tangguh itu bertekuk lutut menyerah kalah. Semua penonton keheranan. Bagaimana sang pegulat tangguh kalah bertarung dengan lelaki tua yang tampak tak berdaya? 

Akhirnya, hadiah itu diserahkan pada seorang sayyid yang tua itu demi membantu keluarganya yang sedang tertimpa musibah.

Hingga sang Raja pun sontak merasa tak percaya apa yang dilihatnya. Sang Raja memanggil Abu Qasim dan menanyakan perihal kekalahannya. Abu Qasim menjawab, "Aku memang sengaja mengalah demi cintaku terhadap datuknya!"

Pada malam harinya, Abu Qasim bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpinya, Rasulullah mendekap dan mencium Abu Qasim seraya berkata:

"Abu Qasim, lantaran engkau telah menolong cucuku, aku mencintaimu dan Allah pun mencintaimu. Sejak malam ini, Allah angkat derajatmu menjadi wali-Nya, waliyun min auliaillah, golongan para kekasih Allah."

Begitulah awal kisah seorang bernama Abu Qasim yang kemudian dikenal sebagai seorang wali dan sufi kenamaan dengan sebutan Imam Junaid al-Baghdadi. 

Semoga hati kita dicintakan dengan ahlu bait Nabi dan kita bukan menjadi pengikut kelompok-kelompok yang di dalamnya terdapat orang-orang yang selalu menebarkan kebencian serta fitnah terhadap para habaib dan ahli dzuriat nabi dengan alasan apa pun itu.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله سيدنا محمد


SEBUAH NASEHAT

Kepada saudaraku yang terus mencoba ber-Istiqomah dalam iman dan Islam, ketahuilah oleh kalian bahwa setiap harinya jatah usia kalian teruslah berkurang, namun taj sedikit diantara manusia yang terlena dan lalai dalam berkurangnya usia tersebut. Sangat berbeda ketika harta diantara kalian yang hilang, pddahal harta yang hilang bisa dicari sementra umur yang hilang takkan mungkin kembali. Selain daripada itupula, patut bagi kalian tuk menyadari bahwa pokok segala kesalahan didunia ini terkadang tercipta karena 3 sebab : yakni 

1. Sifat sombong. Bersihkanlah hati kalian dari sifat ini, sebab bermula sifat sombong inilah yang menjadikan Iblis menjadi terlaknat di hadapan Allah Azza Wa Jalla.

2. Rakus (Ambisi). Sifat jauhkanlah hati kalian dengan sifat ini. Sebab sifat ini lah yang mengakibatkan Nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga-Nya. 

3. Iri dan dengki. Sucikanlah hati kalian dari sifat iri dan dengki ini, sebab iri dengki Inilah yang memicu putra Nabi Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (membunuh Habil).

Sungguh, Allah akan menjadikan dunia sebagai tempat persinggahan dan akhirat sebagai kampung halaman. oleh karena itu, persiapkanlah bekal di tempat persinggahan untuk menuju kampung halaman. keluarkanlah dunia dari hatimu sebelum badanmu keluar dari dunia.
--------------------------------------------------
Yaa Allah ... kami memohon pada- Mu .... Agar engkau mewafatkan kami dalam keadaan Islam dan berserah diri. Dan kumpulkanlah kami kelak Bersama hamba-hambaMu yang sholeh lagi engkau Ridhoi.

Aamiiin Yaa Robbal 'Aalamiin

MENJALIN IKATAN DENGAN PARA WALI ALLAH


Al-Imam al-Quthb al-Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas berkata, “Sepatutnya seseorang memiliki tali hubungan dengan orang shaleh atau wali, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.” Al-Imam al-Quthbul Wujud al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata, “Siapa orang yang tidak pernah duduk dengan orang arif (shaleh) maka kehidupannya akan terlewat dengan sia-sia dan ia terhitung sebagai orang yang merugi.” Lalu bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan orang shaleh?

Al-Alim al-Allamah al-Musnid al-Habib Umar bin Hafidz berkata, “Al-Imam al-Habib Hasan bin Ahmad al-Atthas menyebutkan jika seseorang menyebut nama orang shaleh atau wali maka jarak antara ia dengan orang shaleh/wali tersebut semakin dekat. Orang yang menyebut nama orang shaleh/wali itu seperti orang yang menelpon. Contohnya ketika kita memencet nomor telpon maka akan berdering pada nomer yang kita tuju. Begitu juga ketika kita sebut nama orang shaleh/wali maka akan berdering di sisi orang shaleh/wali tersebut. Siapa orang yang membaca wirid atau kitab orang shaleh, ketahuilah bahwa orang shaleh tersebut hadir. Jika kita sering menyebut nama orang shaleh maka sirr orang tersebut akan melekat pada wajah kita."
.
Telah berkata Imam Abu Hamid Al Ghazali: Jika kamu mahu kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Jadikan dirimu berada di dalam hati seorang wali dari kalangan wali² Allah.

Lalu dikatakan kepadanya, bagaimana yang demikian itu?

Kata Imam Al Ghazali :

Cintailah mereka nescaya mereka akan mencintaimu kerana sesungguhnya hati² mereka adalah tempat pandangan Allah. Mudah-mudahan Allah mendapati kamu di dalam hatinya, lalu ia (Allah) merahmati kamu. Maka jika kamu telah mencintainya dan beristiqamah menjaga adab terhadapnya, dan kamu sentiasa menjaga adab tersebut, jadilah yg demikian itu sebab kerinduannya (wali) terhadapmu. Maka jika ia rindu terhadapmu akan datang kepadamu himmah (dorongan utk berbuat taat) dan limpahan kurnia batin menurut kadar rindunya terhadap mu. Dan apabila kamu melihatnya dan kamu mengasihinya maka bergeraklah daripada hatinya kepada hatimu oleh ahwal (pengalaman rohani) yang kamu tidak mampu usahakannya secara bersendirian. Kerana sesungguhnya manusia dalam urusan mahabbah dan dan kedekatan terhadap Allah ada beberapa darjat yg tertentu.

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita dari kalangan mereka dan bersama mereka dunia sampai akhirat

34 SEBAB MENJADIKAN ANDA FAKIR

 


{ Sumber : Kitab Ta’lim Muta'alim Hal.43-44 }

1. Tidur dalam keadaan telajang
2. Kencing dalam keadaan telanjang
3. Makan dalam keadaan berjunub
4. Makan sambil tiduran
5. Membiarkan berserakannya sisa makanan.
6. Membakar kulit bawang merah dan bawang putih.
7. Menyapu lantai dengan sapu tangan.
8. Menyapu rumah di malam hari
9. Membiarkan sampah mengotori rumah.
10. Memanggil orangtua dengan nama keduanya.
11. Mencongkel gigi dengan benda kasar.
12. Mencuci tangan dengan lumpur dan debu.
13. Duduk di beranda pintu.
14. Besandar pada kaki gawang pintu.
15. Berwudhu’ di tempat Qada hajat (Buang air besar dan kecil).
16. Menjahit pakaian yang sedang dipakai.
17. Mengelap wajah dengan kain. ( bekasan wuzuk)
18. Membiarkan sarang laba-laba dirumah.
19. Meremehkan shalat.
20. Bersegera keluar dari mesjid sesudah shalat subuh.
21. Pergi ke pasar di pagi buta.
22. Berlama-lama di pasar.
23. Membeli potongan makanan dari fakir yang meminta (mengemis).
24. Berdoa keburukan kepada anak.
25. Mematikan lampu (lilin) dengan cara meniup.
26. Menulis dengan pena rusak.
27. Menyisir rambut dengan sisir rusak.
28. Tidak mau berdoa dengan kebagusan bagi orang tua.
29. Memakai sorban sambil duduk.
30. Memakai celana sambil berdiri.
31. Bersikap kikir.
32. Terlalu hemat.
33. Berlebihan dalam kehidupan.
34. Suka menunda dan meremehkan pekerjaan.

Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimin .... Semoga ada manfaat 

Tazkiyatun Nafs


Yaa Ayyuhal Ladziina Amanu Ittaqulloha Haqqo Tuqotihi, Wa Laa Tamuutunna Illa Wa Antum Muslimuun. Ketahuilah oleh kalian wahay penempuh jalan Allah, bahwa di dalam batang tubuh kita pasti ada segumpal darah. Jika baik segumpal darah itu, maka akan baik pula jasmaninya. Sebaliknya, jika rusak, maka akan rusak pula jasmaninya. Susah sama sama kita ketahui bahwasanya segumpal darah itu adalah Hati. Demikian pula halnya hati didalam ranah thareqat. Jika hati sehat maka pancarannya pun turut menyehatkan perangai dan tutur kata seseorang, hati yang sakit, secara kasat mata dapat terlihat pada diri seseorang yang memiliki sifat sombong, hasud (iri dan dengki), riya`, bakhil atau kikir, dan ujub. Selain itu, orang yang memiliki sifat pemarah, pendendam, pendengki, juga menandakan ada penyakit didalam hatinya. Kondisi ini dapat merusak jalinan ukhuwah Islamiyah dan dapat mendatangkan murka Allah SWT.


Anak anaku sekalian, Dalam hidup ini kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali. Yang dimaksud dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam dzohir bathin kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Sehingga bisa jadi kita tidak memiliki kekuatan lagi untuk menghancurkannya

Salah satu penyakit diantaranya ialah Amarah .... Pada hakikatnya amarah adalah memuncaknya kepanikan di kepala, lalu menguasai otak atau pikiran dan akhirnya kepada perasaan. Marah pun akan menimbulkan beberapa pelampiasan, misalnya secara lisan akan memunculkan caci-makian, kata-kata kotor/keji dan secara fisik akan menimbulkan tindakan-tindakan anarkis.

Jama'ah yang Insya Allah sama sama diRahmati oleh Allah ... Amarah yang dipelihara dalam skala panjang akan menimbulkan rasa dendam. Perbuatan ini akan menghanguskan amal atau pahala seseorang dan kesengsaraan bagi dirinya berupa sirnanya ketenangan dan ketidaktentraman dalam hidup, karena seseorang yang menaruh amarah, dendam dan sakit hati, akan membiarkan perasaan-perasaan negatif memenuhi hati menjadikan diri tidak tenang, tersiksa yang dipenuhi rasa marah,  benci dan berakibat serta mendorong timbulnya penyakit.

Sabda Nabi SAW : Orang mukmin itu bukanlah pendendam. Allah tidak menghendaki umatnya sebagai pendendam, melainkan menghendaki hamba-hamba-Nya menjadi pemaaf. Firman Allah : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.(Al Araf: 199).

Jika kalian menemukan orang yang menganggap dirinya faham agama dan mampu mengenal Allah, tetapi ia masih tenggelam dalam amarah yang membara, maka saksikanlah oleh kalian bahwasanya ia hanya berangan angan belaka. Bagaimana bisa ia faham agama dan mengenal Allah sedang ia memelihara amarah dan sifat tercela lainnya ? Bagaimana bisa ia menempuh jalan keridhoan Allah sedang ia masih marah apabila Allah menciptkan sesuatu yg berbeda dalam pandangannya lantas ia marah ? 

Orang yang Allah ridho ialah mereka yang ridho dan tidak melampiaskan kemarahannya itu kepada orang lain atas sesuatu perkara yang tidak ia sangka sangka kejadian tersebut, baik suka maupun duka.

Mudah mudahan apa yang aku sampaikan ada manfaat, dan dapat dibuang sejauh jauhnya sifat sifat tercela bagi hati diatas.

Semoga Allah ridho kepada kita semua dunia sampai akhirat.

Aamiin Allahumma Aamiin

KEMULIAAN ISTIGHFAR


Setiap manusia dapat dipastikan pernah menghadapi masalah dalam kehidupan. Tak sedikit pula manusia itu yang putus asa dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Dalam agama Islam kita di ajarkan mengatasi masalah itu dengan istighfar. 

Mungkin kita berlumur dosa dan kesalahan. Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya. 

Bahkan Rasulullah SAW juga kerap kali membaca istighfar setiap harinya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh kalimat ini. Abul Yaman menuturkan kepada kami. Dia berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari az-Zuhr’i. Dia berkata: Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku. Dia berkata: Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari) 

Imam Muslim ra berkata di dalam Shahihnya, di kitab adz-Dzikr wa ad-Du’aa’ wa at-Taubah wa al-Istighfar: Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata: Ghundar menuturkan kepada kami dari Syu’bah dari Amr bin Murrah dari Abu Burdah, dia berkata: Aku mendengar al-Agharr dan dia adalah termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia menyampaikan hadits kepada Ibnu Umar. Ketika itu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Allah. Karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari kepada-Nya seratus kali.” (HR. Muslim) 

Keistimewaan istighfar diantranya adalah memudahkan urusan dan kesulitan seseorang. Memudahkan urusan di sini bisa dalam jalan mencari rezeki serta memelihara seseorang. Dalam konteks ini, Ibnu Katsir menafsirkan surah Hud: 52 dengan menukil hadis Rasulullah SAW yang bersabda, “Barang siapa yang mampu mulazamah atau kontinu dalam beristighfar, maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dari setiap duka dan kesedihan yang menimpanya, memberi jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberi rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka.” (Ibnu Majah). 

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam jika selesai shalat membaca: "Allahumma antas-salam wa minkas-salam tabarakta dzal-jalal wal-ikram (Wahai Allah Engkau adalah Dzat Yang Maha Sejehtera dan dari Engkau segala kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi barakah wahai Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia). Ditanyakan kepada Al-Auza'i dimana ia adalah salah seorang perawi hadits: "Bagaimanakan Istighfar itu?" ia menjawab: "Yaitu membaca: "Astaghfirullah astagh-firullah (Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah).” (HR. Muslim: 591) 

Alkisah .... Pada suatu hari 4 orang datang kepada Imam Hasan Al Basry secara bergantian untuk mencari solusi masalahnya yang tentunya berbeda: 

Orang pertama datang mengadukan kepada beliau tentang kekeringan yang melanda daerahnya karena sudah lama tidak hujan Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Orang kedua datang mengadukan tentang ke kemiskinan yang dideritanya. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar. 

Orang ketiga datang kapada beliau mengadukan istrinya yang mandul. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar. 

Orang keempat datang kepada beliau mengeluhkan kebunnya yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman. Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepda orang tersebut untuk beristighfar. Mereka yang hadir pun heran karena merka mendapat nasehat yang sama padahal masalah yang mereka hadapi sangat berbeda beda, akhirnya mereka bertanya: 

“Kamu ini aneh Imam hasan Al Basry, kenapa semua orang yang datang kepadamu, meskipun problemnya berbeda-beda namun solusi yang kamu berikan sama, yaitu“istighfar”. 

Imam hasan Al Basry pun menjawab: ” Apakah kalian tidak membaca firman Allah berikut”, lalu beliau membaca Al Quran surat nuh yang artinya: ” Maka aku berkata, ” Mohonlah ampunan pada Tuhanmu sesungguhnya Dia Maha Pengampun,niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit , Dan Dia memperbanyak harta dan anak- anakmu, dan mengadakan kebun- kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” ( QS Nuh: 10-12) 


Sahabat sekalian ,,,, ketahuilah bahwa Ternyata istighfar menjadi jawaban untuk segala masalah yang kita alami karena dengan adanya keampunan dari Allah, tentu Allah memudahkan hambanya dengan masalah- masalah yang dihadapinya.karena secara tidak langsung  dengan  selalu beristighfar kepada allah maka kita selalu ingat kapadaNya dan sadar dengan kesalahan yang kita lakukan, bila kita selalu ingat kepada Allah, maka Allah juga ingat kepada hambanya. semoga kita menjadi hamba yang selalu ber-istighfar kepada Allah swt. Aaamiiin Allahumma Aamiin.


Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimiin 

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati