KEMULIAAN ISTIGHFAR


Setiap manusia dapat dipastikan pernah menghadapi masalah dalam kehidupan. Tak sedikit pula manusia itu yang putus asa dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Dalam agama Islam kita di ajarkan mengatasi masalah itu dengan istighfar. 

Mungkin kita berlumur dosa dan kesalahan. Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya. 

Bahkan Rasulullah SAW juga kerap kali membaca istighfar setiap harinya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh kalimat ini. Abul Yaman menuturkan kepada kami. Dia berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari az-Zuhr’i. Dia berkata: Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku. Dia berkata: Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari) 

Imam Muslim ra berkata di dalam Shahihnya, di kitab adz-Dzikr wa ad-Du’aa’ wa at-Taubah wa al-Istighfar: Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata: Ghundar menuturkan kepada kami dari Syu’bah dari Amr bin Murrah dari Abu Burdah, dia berkata: Aku mendengar al-Agharr dan dia adalah termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia menyampaikan hadits kepada Ibnu Umar. Ketika itu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Allah. Karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari kepada-Nya seratus kali.” (HR. Muslim) 

Keistimewaan istighfar diantranya adalah memudahkan urusan dan kesulitan seseorang. Memudahkan urusan di sini bisa dalam jalan mencari rezeki serta memelihara seseorang. Dalam konteks ini, Ibnu Katsir menafsirkan surah Hud: 52 dengan menukil hadis Rasulullah SAW yang bersabda, “Barang siapa yang mampu mulazamah atau kontinu dalam beristighfar, maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dari setiap duka dan kesedihan yang menimpanya, memberi jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberi rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka.” (Ibnu Majah). 

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam jika selesai shalat membaca: "Allahumma antas-salam wa minkas-salam tabarakta dzal-jalal wal-ikram (Wahai Allah Engkau adalah Dzat Yang Maha Sejehtera dan dari Engkau segala kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi barakah wahai Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia). Ditanyakan kepada Al-Auza'i dimana ia adalah salah seorang perawi hadits: "Bagaimanakan Istighfar itu?" ia menjawab: "Yaitu membaca: "Astaghfirullah astagh-firullah (Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah).” (HR. Muslim: 591) 

Alkisah .... Pada suatu hari 4 orang datang kepada Imam Hasan Al Basry secara bergantian untuk mencari solusi masalahnya yang tentunya berbeda: 

Orang pertama datang mengadukan kepada beliau tentang kekeringan yang melanda daerahnya karena sudah lama tidak hujan Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Orang kedua datang mengadukan tentang ke kemiskinan yang dideritanya. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar. 

Orang ketiga datang kapada beliau mengadukan istrinya yang mandul. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar. 

Orang keempat datang kepada beliau mengeluhkan kebunnya yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman. Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepda orang tersebut untuk beristighfar. Mereka yang hadir pun heran karena merka mendapat nasehat yang sama padahal masalah yang mereka hadapi sangat berbeda beda, akhirnya mereka bertanya: 

“Kamu ini aneh Imam hasan Al Basry, kenapa semua orang yang datang kepadamu, meskipun problemnya berbeda-beda namun solusi yang kamu berikan sama, yaitu“istighfar”. 

Imam hasan Al Basry pun menjawab: ” Apakah kalian tidak membaca firman Allah berikut”, lalu beliau membaca Al Quran surat nuh yang artinya: ” Maka aku berkata, ” Mohonlah ampunan pada Tuhanmu sesungguhnya Dia Maha Pengampun,niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit , Dan Dia memperbanyak harta dan anak- anakmu, dan mengadakan kebun- kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” ( QS Nuh: 10-12) 


Sahabat sekalian ,,,, ketahuilah bahwa Ternyata istighfar menjadi jawaban untuk segala masalah yang kita alami karena dengan adanya keampunan dari Allah, tentu Allah memudahkan hambanya dengan masalah- masalah yang dihadapinya.karena secara tidak langsung  dengan  selalu beristighfar kepada allah maka kita selalu ingat kapadaNya dan sadar dengan kesalahan yang kita lakukan, bila kita selalu ingat kepada Allah, maka Allah juga ingat kepada hambanya. semoga kita menjadi hamba yang selalu ber-istighfar kepada Allah swt. Aaamiiin Allahumma Aamiin.


Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimiin 

KAROMAH KYAI HAMID PASURUAN


Banyak orang yang mengenal Kyai Hamid dari segi kewalian nya, kezuhudan nya, kewara’an nya, kekaromahan nya, dan lain sebagainya. Akan tetapi semua itu tak luput dari dua sifat yang khas dari beliau yaitu kesabaran dan ketawadhu’an, yang memang menjadi sifat keseharian kyai kelahiran lasem tersebut. 

Waktu Kyai Hamid masih terbilang baru di kota Pasuruan, kehidupan beliau tidak secara tiba-tiba disegani, dihormati, dan dicintai oleh masyarakat. Banyak sekali orang yang hasud kepada putra Kyai Abdulloh ini, akan tetapi, itu semua tidak pernah diambil pusing oleh beliau. Sifat sabar dan penuh tawakal itulah yang selalu beliau pakai untuk menghadapi semua itu.

Pernah pada suatu ketika, kyai hamid memanggil KH. Abdurrohman yang masih adik ipar beliau sendiri, ke dalamnya. Setelah masuk, Kyai Abdurrohman ini langsung duduk di depan Kyai Hamid yang sedang duduk di atas tempat tidurnya,

“Man…kowe arep tak kei weroh… tapi kowe … ojo ngomong nang sopo-sopo yo!” 

(Man… kamu mau aku beri tahu, tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya!) kata kyai hamid,

“inggeh kyai”, jawab Kyai Abdurrohman singkat.

Setelah menjawab demikian, akhirnya tak lama Kyai Hamid membuka baju yang dikenakannya, dan ternyata astaghfirllohal’adzim didalam tubuh beliau terlihat jelas ada sebuah keris yang melekat di dada seperti halnya orang yang terkena ilmu santet. Sontak Kyai Abdurohman terperangah dan terkejut melihat itu semua,

Kyai sinten sing nggarai panjenengan ngoten!” 
(Kyai siapa yang membuat anda seperti itu!), kata Kyai Abdurrohman dengan nada yang menunjukkan seakan-akan tidak terima kakak iparnya didzolimi oleh Orang.

“uwes koe orah perlu wero, sing penting kowe ojo kondo sopo-sopo yo… iku “Nusa’” nang ngarep, lek di tako’i ngomongo orah onok opo-opo yo, wes saiki moleo” 

(sudah, kamu tidak perlu tahu, yang penting kamu jangan bilang sama siapa-siapa ya… itu di depan ada “Nusa’” – panggilan akrab Kyai hamid kepada istrinya Ibu Nyai nafisah di depan, kalau kamu ditanya, bilang tidak ada apa-apa, sudah sekarang kamu pulang).

Akhirnya Kyai Abdurrohman keluar meninggalkan kamar dengan raut wajah yang sedih setelah melihat kakak iparnya didzolimi.
Ketika keluar, ternyata benar Bu Nyai Nafisah berada di ruang tamu, Bu Nyai Nafisah merasa penasaran memergoki adiknya yang berwajah sedih ketika keluar dari kamar Kyai Hamid “Man… onok opo?” (Man ada apa?), 

Tanya Bu Nyai Nafisah, mendengar pertanyaan seperti itu, Kyai Abdurrohman serasa tidak kuat untuk menahan kepedihan setelah melihat kondisi Kyai Hamid, dan itu semua membuat Kyai Abdurrohman lupa akan janjinya yang telah dikatakan kepada Kyai Hamid, ketika Kyai Abdurrohman akan menjawab jujur kepada Bu Nyai Nafisah tiba-tiba, “orah onok opo-opo kok Bu…” jawab Kyai hamid sembari melangkahkan kakinya keluar dari kamar. 

Pada akhirnya Kyai Abdurrohman meminta izin pulang kepada Bu Nyai Nafisah. إن الله مع الصابرين Mungkin dari sini kita semua telah tahu, bahwa kenapa Allah SWT senantiasa memberikan kasih sayangnya lebih kepada hamba-hambanya yang shaleh, dan kesabaran adalah sebuah kunci untuk menuju kesuksesan.
Sumber : Ust. H. Luthfi bin Abdul Basith

Kisah Pertemuan dengan Wali Allah & Pertolongan-Nya


Seorang pemuda yang berasal dari jawa tersesat di Thailand dengan keadaan yang mengenaskan, tubuhnya penuh luka dan mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi dari beberapa orang yang memiliki kelainan. Pemuda ini dibuang di persawahan hanya berbalut baju dan celana yang sudah lusuh dan berantakan tanpa dokumen dan uang sepeserpun, dia hampir tak memiliki semangat untuk hidup lagi kala itu.
Namun ternyata pertolongan Allah SWT sangat dekat dengan hambanya, disela keputusasaannya itu pemuda ini mendapati kejadian yang sangat susah diterima dengan akal sehat bagi kita semua. Ketika dia sudah mulai putus asa untuk kembali ke Indonesia karena dia tak memiliki dokumen, uang, bahkan dia tak bisa berbahasa Thailand sama sekali, ditambah saat itu hujan deras mengguyur dan dia hanya bisa berteduh di gubuk yang berada di tengah sawah. Secara fisik dan akal, dia tak akan bisa kembali ke Indonesia lagi karena permasalahan uang, dokumen, bahasa, dan lain sebagainya, namun di dalam hati pemuda ini masih ada iman, yah dia masih kuat menjaga iman dan percaya bahwa dia masih memiliki Allah SWT yang menguasai bumi ini.
Di saat itu pula secara tiba-tiba muncul seorang kakek tua disampingnya, beliau tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya. Sontak pemuda itu kaget karena ada orang Islam yang tiba-tiba datang, dia hanya menjawab salam dengan terbata-bata dan gemetar. Beberapa saat kakek tua itu memberikan beberapa nasehat dengan menggunakan bahasa jawa, hal yang susah diterima akal sehat ketika di negara Thailand ada orang jawa yang tiba-tiba datang dan menolongnya. Setelah memberikan nasehat dan menyuruh pemuda itu untuk bertaubat, sang kakek memberikan bungkusan kertas dan menyuruh pemuda ini menemui seseorang di sebuah gereja di kota sebelah dan kakek ini berkata bahwa orang itu akan menolongnya pulang ke tanah air.

Entah semangat apa yang datang, pemuda ini segera meneruskan berjalan kaki menuju ke kota yang dimaksud dengan jarak berpuluh-puluh kilometer dengan keadaan yang mengenaskan karena kesakitan, kelelahan, kelaparan, dan hampir putus asa. Baru beberapa langkah pemuda ini beranjak dari gubuk tadi, dia menoleh ke belakang dan ternyata kakek yang tadi menolongnya sudah mengilang entah kemana dan hal itu membuat pemuda ini heran dan semakin bingung.
Setelah berjuang dengan sisa tenaga dan semangatnya, akhirnya pemuda ini menemukan orang yang dimaksud dan memberikan bungkusan kertas itu kepadanya, dan entah kenapa orang yang dimaksud itu hanya tersenyum dan segera menolong pemuda ini. Beberapa hari pemuda ini dirawat di dalam gereja itu, diberikan makan dan minum hingga dia sehat dan sembuh dari sakit dan lelah yang sudah dia rasakan. Setelah itu pemuda ini diajak untuk pulang ke tanah air, dengan cara yang bisa dibilang ajaib karena pemuda ini tak memiliki dokumen ataupun pasport, dia tinggal mengikuti orang itu dan akhirnya naik pesawat.
Setelah sampai di tanah air, pemuda ini kemudian baru berani bertanya kepada orang yang menolongnya, dan tak lupa dia menyakan juga perihal kakek tua yang sebelumnya menolongnya. Orang itu kemudian menceritakan bahwasanya kakek itu adalah waliyullah yang diutus Allah untuk menolongnya, dan yang membuat pemuda ini semakin kaget lagi, ternyata orang yang menolongnya ini dan ditemui di sebuah gereja merupakan muslim, yah dia muallaf dan kakek tua itu pula yang menolongnya di kala kebimbangan hatinya dulu kala di jerusalem.
Sungguh pertolongan Allah SWT itu sangat dekat, dan Dia bisa menolong hambanya dengan cara apapun bahkan yang tak pernah terpikirkan sama sekali, seperti kisah pemuda ini yang bertemu dengan waliyullah. Seorang kakek tua yang berbahasa jawa berada di Thailand, memberikan banyak nasehat dan menolongnya, dan tiba-tiba menghilang entah kemana. Sungguh besar kekuasaan Allah SWT sang Penguasa alam semesta ini, sungguh kecilnya kita hamba-Nya yang terkadang sombong dan melupakan-Nya.

*DAHSATNYA BERSHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW*


*Kisah ini diambil dari Syeikh Husna Syarif*, seorang ulama besar di Mesir', beliau bercerita tentang seorang yang terbelit banyak hutang di tengah kubangan kemiskinannya.

Dulunya dia adalah orang yang sangat kaya raya namun jatuh bangkrut sampai terbelit hutang sana sini. Setiap hari, rumahnya penuh dengan orang yang menagih hutang.

Akhirnya ia terpaksa pergi menjumpai seorang saudagar kaya dan meminjam uang sebanyak 500 dinar.

Saking terkenalnya kebangkrutannya dan sudah banyak hutang sampai-sampai saudagar ini bertanya,

"Kira-kira kapan anda akan melunasi pinjaman ini ?"

”Minggu depan tuan.” jawabnya singkat.

Ia pun berhasil meminjam hutang lalu pulang dengan 500 dinar di genggamannya. Uang itu segera dia bayarkan kepada orang-orang yang setiap hari datang menagih hutang kepadanya sampai 500 dinar yang ia peroleh itu tidak tersisa sama sekali.

Hari demi hari ia bertambah sulit dan terpuruk kondisi ekonominya hingga tempo pembayaran hutangnya pun tiba.

Saudagar mendatangi rumah si miskin dan mengatakan,

”Tempo hutang anda telah tiba.”

Dengan suara lirih dia menjawab, ”Demi Allah saya sedang tak berhasil mendapatkan apa-apa untuk membayar. Tapi sungguh saya terus berusaha untuk melunasi.”

Saudagar merasa geram lalu mengadukannya ke pengadilan, dan membawanya ke hakim. Di pengadilan, Hakim bertanya:

”Mengapa anda tidak membayar hutang anda ?”

Dia menjawab, ”Demi Allah saya tidak memiliki apa-apa tuan.”

Karena merasa ini adalah kesalahan si miskin maka hakim memvonisnya dengan hukuman penjara sampai ia bisa melunasi hutangnya.

Kemudian si miskin bangkit dan berkata, ”Wahai tuan Hakim, berilah saya waktu untuk hari ini saja. Saya hendak pulang ke rumah untuk berjumpa keluarga dan mengabarkan hukuman ini sekalian berpamitan dengan mereka, kemudian saya akan langsung kembali untuk menjalani hukuman penjara."

Hakim meragukannya, ”Bagaimana mungkin, apa jaminannya kau akan kembali besok ?"

Lelaki itu terdiam, tapi seolah mendapat ilham di benaknya. "Rasulullah SAW jaminanku, wahai tuan hakim, bersaksilah untukku jika besok aku tidak kembali maka aku bukanlah termasuk umat Rasulullah SAW.”
Sang Hakim tersentak diam, ia sadar betapa bahayanya jaminan itu jika si miskin bohong. Hakim berfikir sejenak lalu memilih untuk percaya demi Rasulullah SAW. Hukuman pun ditunda sampai besok.

Sesampainya di rumah, si miskin mengabarkan kondisinya kepada istrinya bahwa esok akan dipenjara. Istrinya bertanya : ”Kok sekarang engkau bisa bebas ?"

”Aku menaruh nama Rasulullah SAW sebagai jaminanku.” jawabnya.

Air hangat menetes dari mata istrinya seraya ia berkata pada suaminya, ”Jika nama Rasulullah SAWyang menjadi jaminan bagimu maka mari kita bershalawat."

Dan mereka pun bershalawat kepada Rasulullah SAW dengan rasa cinta dan ketulusan yang mendalam hingga mereka tertidur.

Tiba-tiba dalam tidurnya mereka bermimpi melihat Rasulullah SAW. Beliau memanggil nama si miskin seraya berkata, ”Hai fulan jika telah terbit fajar pergilah ke tempat Alim fulan. Sampaikan salamku padanya dan mintalah supaya ia menyelesaikan hutang piutangmu. Jika Alim itu tidak percaya maka sampaikan 2 bukti ini, pertama, katakan padanya bahwa dimalam pertama ia sudah membaca shalawat untukku 1000 kali, dan dimalam terakhir dia telah ragu dalam jumlah bilangan shalawat yang dibacanya. Sampaikan padanya bahwa ia telah menyempurnakan shalawatnya."

Seketika si miskin terbangun dan terkejut. Tanpa ragu setelah subuh ia pergi menuju rumah sang Alim dan berjumpa dengannya. Tanpa buang waktu si miskin menyampaikan mimpinya, ”Wahai tuan, Rasulullah SAW telah menitipkan salam untukmu dan meminta agar engkau sudi menyelesaikan hutang piutangku.”

Alim bertanya, ”Apa bukti dari kebenaran mimpimu itu ?”

”Kata baginda Nabi, di malam pertama engkau telah bershalawat sebanyak 1000 x dan dimalam kedua anda tertidur dalam keadaan ragu dengan jumlah bilangan shalawat yang telah anda baca. Rasulullah SAW mengatakan bahwa hitungan shalawat anda telah sempurna, dan shalawat anda telah diterima olehnya.”

Mendengar itu, Alim itu spontan menangis karena berita gembira shalawatnya diterima Rasulallah SAW. Maka alim tersebut memberi uang 500 dinar dari baitul mal untuk melunasi hutang si miskin dan 2500 dari harta pribadinya untuk si miskin sebagai tanda terima kasih atas berita gembira yang disampaikan.

Dengan dana itu si miskin langsung bergegas pergi ke Hakim untuk menyelesaikan perkaranya.

Sesampainya di pengadilan, si Hakim bangkit dari kursinya menyambut si miskin seakan sudah rindu. Dengan senyum lebar sang Hakim memanggilnya seraya berkata:

”Kemarilah, berkat kamu aku mimpi berjumpa Rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah berpesan kepadaku bahwa jika aku menyelesaikan hutangmu maka kelak Rasulullah SAW akan menyelesaikan perkaraku di akhirat. Ini uang 500 dinar untuk lunasi hutang-hutangmu."

Belum juga Hakim selesai bicara, tiba-tiba pintu ada yang mengetuk. Ketika dibuka, ternyata saudagar penagih hutang. Dia langsung memeluk si miskin dan menciumnya sembari berucap, ”Berkat anda saya mimpi berjumpa Rasulullah. Beliau berkata padaku jika aku merelakan hutangmu maka kelak di hari kiamat,Rasulullah SAW akan merelakan segala tanggunganku dan ini uang 500 dinar hadiah untuk anda dan hutangmu lunas."

”Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersalawat kepada Nabi (Muhammad S.A.W) maka wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya.” (Al Ahzab;56)

Semoga kisah diatas menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih dan Rosul Allah SAW..

اللّهمّ صلّ و سلّم و بارك على سيّدنا محمّد و على آل سيّدنا محمّد

Nasehat Sufi 6




ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ

Sebelumnya Maha Besar Allah yang telah melimpahkan segala-Nya kepada kita agar kita pun mampu mengoptimalkan berbagai perwujudan penghambaan kita kepada-Nya dengan maksimal. Ketahuilah bahwasanya perwujudan pengabdian atau penghambaan kita kepada Allah kadang terpaut dengan sebuah Amal atau Ibadah. Pun walau pada dasarnya Amal Ibadah bukanlah menjadi jaminan keselamatan kita kelak dihadapan Allah swt.

Jama'ah sekalian, bukankah terlalu banyak sudah nikmat Allah yang ada melekat pada kita ? apakah yang ada dalam gelap ? Dalam kegelapan seperti itu tentu tak sebutir debupun mampu terlihat, tetapi tatkala mata tak dapat berfungsi jelas melihat debu pada kegelapan, tapi ingatlah bahwasanya hati dan perasa lah yang akan menjadi penilai apa2 yang ada pada di kegelapan itu. Begitupun halnya kita makhluq yang dikatakan memiliki akal dan fikiran. Apakah mampu hati menerima, mencerna berbagai nikmat Allah swt selama ini dan lalu membinanya menjadi sebuah pribadi yang pandai mensyukuri nikmat serta membangun peribadatan dan pengabdian yang tulus.

Wahay anak-anakKu, salahsatu yang menjadikan kita berat tuk mencerna nikmat allah adalah karena keburaman kita selama ini dalam menegakkan peribadatan kepada-Nya. Jika saja kita jeli menilik apakah tujuan daripada peminjaman nikmat dari Allah untuk kita saat ini. Yakni agar kita murni menyembah dan mengabdi kepada-Nya dengan segenap jiwa dan raga. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam firman-Nya:

ﻭﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ ﺍﻟﺠﻦ ﻭﺍﻹﻧﺲ ﺇﻟﺎ ﻟﻴﻌﺒﺪﻭﻥ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Bagi orang yang berakal akan berusaha mencari rahasia di balik pemberian Allah yang berlimpah ruah tersebut. Setelah dia menemukan jawabannya, yaitu untukberibadah kepada-Nya saja, maka dia akan mengetahui pula bahwa dunia bukan sebagai tujuan. Sebagai bukti yaitu adanya kematian setelah hidup ini dan adanya kehidupan setelah kematian diiringi dengan persidangan dan pengadilan serta pembalasan dari Allah.

Itulah kehidupan yang hakiki di akhirat nanti. Kesimpulan seperti ini akan mengantarkan kepada :

1. Dunia bukan tujuan hidup.
2. Kenikmatan yang ada padanya bukan tujuan diciptakan manusia, akan tetapi sebagai perantara untuk suatu tujuan yang mulia.
3. Semangat beramal untuk tujuan hidup yang hakiki dan kekal.

Semoga kalian tetap teguh membangun ibadah2 yang murni hanya untuk dan demi Allah semata. Tetaplah jaga ke-Istiqomahan amaliah2 kalian, hingga terjadilah sebuah proses hati yang benar2 terakui oleh Allah swt dan Rosul-Nya Muhammad saw.

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Nasehat Sufi 5



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي دَلَّ عَلَي وُجُوْبِ وُجُوْدِهِ جَمِيْعُ الْكَاءِنَاتِ, وَخَصَّ لِمَعْرِفَهِ عَقَاءِدِ التَّوْحِيْدِ مَنِ اخْتَارَهُ مِنَ الْبَرِيَّاتِ, وَالصَّلَاهُ وَ السَّلَامُ عَلَي سَيّدِ نَا مُحَمّدِنِ الْمَبْعُوْثِ بِاْلاَيَاتِ الْوَاضِحَاتِ, وَعَلَي اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْكَرَامَهْ

Seseorang yang memiliki ke-imanan dan kesadaran jelas akan senantiasa mengoptimalkan penghambaan nya kepada Tuhan-Nya. Karena ia sadar bahwasanya ia tercipta bukan diperuntukkan bagi sesuatu atau perihal lain, ia sadar bahwasanya ia tercipta dengan kekurangan dan kelebihan hanya semata mata memurnikan Ke-Esaan Allah dan untuk beribadah kepada Allah.

Anak-anakKu, ketahuilah bahwasanya tatkala seorang hamba berdiri tegak dibawah naungan Kuasa Allah dalam peribadatannya, maka sejak saat itulah Allah memenuhi berbagai urgensi bathiniahnya dengan khazanah-khazanah yang indah. Tidak hanya itu, Allah Azza Wa Jalla pun akan berfirman sebagaimana IA berfirman kepada Nabi Daud AS dahulu :

Wahai Dawud! Siapa yang patuh padaKu berarti ia mencintaiKu, Aku bakal tempatkan di syurgaKu, dan akan Kuperlihatkan WajahKu. Dan siapa yang maksiat padaKu dan tidak mencintaiKu,
akan Kumasukkan pada nerakaKu, dan kupakaikan padanya dendamKu. Wahai Dawud, Demi kebesaranKu dan keagunganKu, tak ada yang bertetangga denganKu kecuali orang yang mencari
persandingan denganKu.

Subhanallah, betapa besar balasan Allah kepada siapa saja yang memaksimalkan serta mendisiplinkan ubudiah (kehambaan) nya kepada Allah dengan tanpa sesuatu dan niatan lain. Mulailah sedini mungkin untuk terus memohon kepada Allah agar di-istiqomahkannya kalian bersama dan untuk Allah selalu. Semoga Allah menghimpunkan kita semua kepada himpunan para kekasih-Nya dunia akhirat.

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Nasehat Sufi 4




ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ

Terlalu faqier diri ini untuk selalu menghitung hitung akan betapa besarnya Anugerah dan Nikmat Allah swt, tak akan pernah mampu diri ini untuk selalu membicarakan betapa berlimpahnya Keagungan, Kebesaran serta Kasih Sayang-Nya pada segenap ciptaan baik yang awal ataupun sesudahnya. Dengan itulah kita manusia yang memiliki Iman serta ke-Islaman selalu dituntut untuk lebih arif dalam menerjemahkan berbagai bentuk kejadian yang melengkapi setiap sudut pada kehidupan ini.

Tidak semua manusia memiliki ke-Islaman dan ke-Imanan yang baik. Kadang yang islam dan yang beriman pun harus melalui beberapa tahapan2 yang telah Allah sediakan dalam bentuk ujian dan cobaan demi untuk memilih atau pencarian manusia2 yang terbaik dalam islam dan iman. Ketahuilah bahwasanya hidup tidak hanya sebatas makan dan tidur, tidak pula sebatas bekerja dan berfoya demi menjamu nafsu2 yang berkembang pada diri seseorang. Hidup kita umat islam dan yang beriman sungguh memiliki tujuan, yakni berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah melalui amaliah ataupun melalui sebuah peribadatan.

Ingatlah pesanku ini agar kalian berbahagia kelak dinegeri akhirat, berpedomanlah kalian selalu kepada nasehat ku ini hingga kalian keluar sebagai manusia2 pilihan yang telah Allah limpahkan dengan ridho-Nya.

1. Siapa yang memperbaiki hati dan bathinnya pasti Allah perbaiki dzohirnya.

2. Siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah pasti Allah perbaiki hubungannya dengan manusia.

3. Siapa yang beramal untuk akhiratnya pasti Allah cukupkan kebutuhan-kebutuhan dunianya.

Bermula dari perbaikan hati serta bathin, maka secara jelas dzohir akan menimbulkan beberapa adab dan perangkai yang indah. Lalu dengan adab yang semula terbit dari hati yang bersih, maka seseorang itupun akan senantiasa berlaku ihsan kepada setiap manusia lainnya, hingga segala amal dan ibadatnya pun tulus ikhlash hanya kepada akhirat, yakni keridhoan Allah Azza Wa Jalla. Semoga 3 nasehat tersebut selalu memotifasi bagi kita semua untuk menutut kelayakan dzohir bathin hingga dunia akhirat. Semoga Allah menghimpun kita bersama sama orang2 yang IA ridhoi dan IA Cintai.

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Nasehat Sufi 3




ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ

Sungguh besar Anugerah Allah swt atas berhimpunnya kita bersama di majlis ini. Dengan itulah segala Puja & Puji mutlak milik hak Allah swt yang Maha Perkasa. Ketahuilah wahay anak-anakKu semua, bahwasanya Bunga yang indah hanya tumbuh diatas tanah yang lembut dan subur, bukan diatas bebatuan yang keras, begitu pula halnya dengan ilmu, ia akan mudah tumbuh apabila hati dan jiwa seseorang memiliki kebijaksanaan, kearifan dan adab2 yang terbaik. Sebaliknya ilmu tak akan timbuh apabila seseorang masih membiarkan ego dan kerasnya hati dan kepalanya.

Kewajiban seorang manusia yang ber-iman pun adalah menuntut ilmu2 yang bermanfaat, terlebih apabila itu ilmu agama yang akan menempa hati dan adab kalian kepada allah, ilmu yang semakin menambah kerinduan kalian kepada Allah, dan Ilmu yang mampu meredupkan ego kalian atas ketakutan kepada Allah swt.

Demikian di antara manusia, binatang2 melata, dan binatang2 ternak, ada yangbermacam-macam warnanya. Sesungguhnya, yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Fathir : 28)

Dengan ilmu, seseorang dapat melihat betapa Gagah Perkasanya Allah swt lalu menghantarkan seseorang itu tuk selalu takut berbuat salah kepada Allah, betapa indahnya orang2 yang diberikan ilmu dan yang menuntut ilmu karena Allah. Dan rasulullah saw pun bersabda : Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya kesurga kelak. 

Dan sesungguhnya malaikat2 Allah akan  membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya, dan bahwasanya penghuni langit dan bumi sampai ikan yang berada di lautan, senantiasa memintakan ampunan kepada orang yang berilmu. Kelebihan orang yang berilmu dari ahli ibadah bagaikan kelebihan (cahaya) bulan purnama dibandingkan bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya ulama adalah penerus para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu, ia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR Abu Daud dan Al-Tirmidzi).

Sebalikanya orang-orang yang tidak memiliki illmu akan mendapatkan kerugian di dunia dan akhirat. Mereka hanya akan menjadi buih. Terbawa arus kesana kemari dan tidak pernah dipandang oleh orang lain. Di akhirat pun timbangan amal orang-orang yang tidak berilmu akan sangat ringan. Tentu saja timbangan yang ringan sulit menyelamatkan mereka dari api neraka.

Allah berfirman tentang salah satu risiko orang yang tidak berilmu. “ Tetapi orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan
Allah ? Tiadalah bagi mereka seorang penolong pun (QS Al-Rum : 29).

Semoga Allah swt melapangkan hati kalian agar kalian mampu menerima ilmu serta menjalankan ilmu itu dengan penuh kepribadian yang selayaknya seperti para kekasih-Nya. Semoga pula Allah mengganti berbagai ego dan kekeras kepalaan kalian dan menggantikannyan dengan Ilham dan Hikmah.


آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Nasehat Sufi




ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ.

Tatkala kemarau tlah melanda pada sebagian alam, maka hutan pun akan hangus terbakar dan merusak sebagian keindahan sekitarnya. Pepohonan pun kian mengering dan sudah pasti akan menjatuhkan dedaunan yang ada pada ranting2 pohon tersebut. Demikian pula keadaan seorang hamba yang kian mendapati hatinya dalam keadaan lalai dan lupa kepada Allah, lupa akan tujuan sebenarnya, dan selalu mengabaikan apa2 yang Allah perintahkan. Tentu keadaan hati yang dilanda kemarau itu adalah akibat daripada besarnya ambisi atau nafsu nya pada dunia, tidak menutup kemungkinan pula hati yang sedemikian keringnya adalah akibat atas lemahnya imannya kepada Allah swt.

Apabila Iman pada seseorang mulai sirna, maka ambisi dan nafsu duniawi pun akan sigap memasuki hati seseorang dan akan menjerumuskan nya kepada jurang pemisah antara dirinya dan Allah. Dan jika jarak tlah terpampang jelas, maka bersiaplah untuk menunggu datangnya adzab dari Allah swt. Ketahuilah pula bahwasanya dunia bisa saja berlaku 2 arah, yakni bisa saja dunia menghantarkan seseorang kepada adzab allah, atau dunia akan membawa seseorang kepada jalan yang ia ridhoi. Kesemuanya terletak sebagaimana bisa kalian mempergunakan dunia pada hati dan pola hidup kalian.

Jika dunia adalah jalan yang akan menghantarkan seseorang kepada jalan keridhoan Allah, maka tatkala ujian dan musibah berkunjung pun ia berlaku ihsan dan memandang ujian pada dunia adalah salahsatu Kebijaksanaan dan Ke-Adilan Allah semata, ia pun berlaku sabar dalam doa, dan dzikirnya pun sebagai penguat iman dan islamnya kepada Allah. Namun jika dunia adalah jalan yang akan menghantarkan seseorang kepada jalan adzab Allah, maka tatkala ia diziarahi oleh ujian dan musibah, hatinya pun kian terbakar oleh kebencian yang akhirnya mencela apa2 yang Allah tentukan pada dirinya. Ia pun semakin lapang oleh kesempitan yang Allah berikan, dan pada saat itulah ke-Imanan dan ke-Islaman nya pun akan hilang seiring masuknya amarah dan ambisi2 keduniawian.

Arif dan bijaklah kalian mengawali kehidupan didunia ini, sabar dan berdoa lah selalu kepada Allah, jika kedua hal ini kian tumbuh dalam hati kalian, maka Allah pun akan membimbing kalian pada kelezatan dzikir yang akan memburamkan ambisi dan nafsu duniawi. Hingga Iman dan Islam pun kuat seiring indahnya budi pekerti kalian memandang dunia ini yang semata mata hanya untuk dan demi Allah. Semoga Allah ridho atas diriku dan kepada kalian semua dunia sampai negeri akhirat.

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Nasehat Sufi



ﺑﺴـــــــــﻢ ﭐﻟﻠﻪ ﭐﻟﺮﺣـﻤـﻦ ﭐﻟﺮﺣـــــــﻴﻢ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, وَالصَّلاَهُ وَالسَّلاَمُ عَلَي اَشْرَافِي اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرسَلِيْنَ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِِ وَ عَلَي اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلِّمْ.

Mengapa harus takut terjatuh jika kenyataannya ada Allah Sang Maha Pemurah atas setiap kejadian, Mengapa harus takut kehilangan jika ada Allah Sang Maha Menguasai keadaan, Mengapa harus takut dikhianati jika ada Allah yang Esa yang Maha Pengasih, Mengapa harus takut kehabisan jika ada Allah yang Kuasa dalam setiap pemberian, Mengapa harus takut pada kesedihan jika ada Allah Sang Maha Agung yang memegang semua ketentuan.

Ketahuilah pula bahwasanya  kerikil intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu/panas & tekanan yang tinggi diperut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, jika dia bisa bertahan, tidak hancur, maka dia akan berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara & mahal harganya. Sama halnya dengan kehidupan seseorang, seluruh kejadian menyakitkan yang ia alami, jika semakin besar ujian & cobaan yang ia hadapi dan ia bisa bertahan, maka ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mulia & bahagia, layaknya intan yang dijaga & dihargai sangat mahal. Ujian / cobaan adalah cara Allah mendewasakan hamba_Nya, dan itu pun sungguh salahsatu bentuk kecintaan Allah kepada kita. Hendaknya setiap insan yang ber-iman tidak tergoyahkan dengan berbagai cobaan yang ada, tidak pasrah begitu saja terhadap cobaan tersebut, bahkan setiap hamba hendaklah tetap berkomitmen dalam agamanya, meningkatkan mutu ibadah dan amal. Sikap seperti di atas sangat berbeda dengan orang-orang yang ketika mendapat ujian merasa tidak sabar, marah, dan putus asa dari rahmat Allah. Sikap seperti itu malah akan semakin membawa dirinya tak terkendali dan cenderung lupa akan kekuasaan Allah Azza Wa Jalla.

Renungkanlah wahay anak-anakKu, tatkala Rasulullah sawbersabda :

ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺐ ﻗﻮﻣﺎ ﺍﺑﺘﻼﻫﻢ ﻓﻤﻦ ﺭﺿﻲ ﻓﻠﻪ ﺍﻟﺮﺿﺎ ﻭﻣﻦ
ﺳﺨﻂ ﻓﻠﻪ ﺍﻟﺴﺨﻂ

“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya.” (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah At Tirmidzi).

Sungguh tiada kepantasan bagi kita tuk berkomentar yang tak jelas akan semua hal yang ada dalam ujian atau cobaan dari Allah, yaqinlah semua telah Allah sediakan jalan keluar bagi siapa yang memandang hal itu (ujian/cobaan) dengan kacamata ilahy. Sadarlah selalu dalam menindak lanjuti apa2 yang Allah ujikan kepada kita, ikhlash dan ridho lah, pun usaha dan doa tiada terlepas dalam menghadapi ujian agar adab semakin indah seiring jalan yang akan Allah limpahkan berikutnya. Jangan kufur nikmat atas tangan yang tak mampu menjamah langit, namun bersyukurlah atas kaki yang saat ini masih Allah percayakan kepada kita tuk menjelajahi setiap suduh bumi dalam tujuan pencarian ridho dan kasih sayang-Nya.

Semoga Allah swt terus memberikan secercah ujian dan cobaan-Nya agar kita menjadi manusia2 yang IA cintai dan IA ridhoi dzohir bathin, dunia sampai akhirat. Semoga pula Allah mengampuni semua kesalahan2 yang kita perbuat dalam menerjemahkan apa2 yang IA berikan selama ini.


آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati