Kalam Hikmah As-Syekh Sayyid Muhammad Yusuf



Warnailah hati-mu dengan satu warna
Jangan kau campur dengan berbagai warna,
Hiasilah seluruh kehidupan-mu dengan satu Niatan
Janganlah kau rusak hati-mu dengan niatan yang salah,
Jangan kau lupa dalam ingatan
Ingatlah dengan semua pinjaman-mu
Kuncilah lisan-mu dalam bisikan rahasia
Peganglah semua janji-mu dalam perjalan kembali
Jika kau kembali dengan suatu penyerahan,
Niscaya akan indahlah semua ini.

Qiamat ?



Tentunya kita sudah sering mendengar akan kata “Qiamat”, ya kata itulah yang menjadi suatu tanda akan berakhirnya ranah peradapan manusiawi. Rosululloh SAW pun tlah membagi qiamat membagi 2 yaitu qiamat kecil dan qiamat besar, tandan tanda qiamat pun tlah beliau ungkapkan dalam beberapa Hadist-Nya.
Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifary RA berkata :
Datang kepada kami Rosululloh SAW dan kami pada waktu itu sedang berbincang –bincang . lalu beliau bersabda : “Apa yang kalian perbincangkan ?”. Kami menjawab : “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”. Lalu Rosululloh SAW bersabda : “Tidak akan terjadi qiamat sehingga kamu melihat 3 gempa bumi tebesar.

Nabiyulloh Isa AS telah berdialog kepada Sulthonul Awliya mengenai qiamat tesebut ,

Isa                : Apakah kalian merasa takut akan datangnya hari berbangkit
Sulthon         : Demi Allah, Ketakutan kami hanya kepada Sang Pencipta hari tersebut !
Isa                : sebesar apakah amaliyah kalian
Sulthon         : Demi Haqq-Nya, Sesungguhnya amal kami tidak menjamin kami
Isa                 :lalu apakah yang menjamin kalian ?
Sulthon          : Rahmat-Nya jualah yang menjamin kami
Isa                 :apa yang menjadikan kalian yakin akan mendapatkan Rahmat-Nya ?
Sulthon     :Bukankah Allah telah mengumumkan akan kebesaran-Nya dengan Kalam “ Rahmat-Ku    mengalahkan Murka-Ku”
Isa                  :lalu bagaimana dengan kaum Muslimin dan kafir ?
Sulthon           : dengan kegungan Rahman Rahim-Nya lah ke2 golongan tersebut dapat teratasi
Isa                  : jelaskanlah wahay abul qorthby
Sulthon      : Sifat Rahman-nya akan menghisab kaum muslimin dan kaum kafir, dan sifat Rahim-Nya     khusus bagi kaum muslimin.
Isa                : Maha Suci Allah yang telah menjadikan engkau sebagai lentera kaum muslimin, Peunjuk bagi yang menuntut,

Dari dialog tesebut maka dapatlah kesimpulan bahwa qiamat merupakan suatu hari ketentuan Allah dimana kita harus meyakini hal tersebut tapi bukan untuk ditakuti. Karna yang harus ditakuti hanyalah Allah serta kewajiban kita agar senantiasa menjalankan apa apa yang ditentukan dan menjauhi sgala larangan-Nya.

Mencintai para sufi


Betapa ingin ku bersihkan jendela hatimu
Yang selalu tertutup dan penuh debu
Ingin kutengok lebih jauh relung kalbumu
Barangkali di sana ada aku atau hanya bayang-bayangku
*
Kubuka pintu hati berharap kau berkenan singgah
Walau hanya sesaat mampir tuk melepas lelah
Atau waktu masih harus membuatmu menunggu
Sampai cinta sederhana ini menjadi bermakna bagimu
*
Kau memang agung dengan melepaskan diri dari semua keterikatan
Kau teramat mulia dengan memisahkan dari segala kemelekatan
Tinggalkan pesan kebahagiaan dalam alam keabadian
Tapi bukankah masih ada ruang bagi dirimu sebagai insan ?
*
Tak kan ku bagunkan pertapaanmu dalam keheningan
Tak kan ku ajukan  barang satu pun permintaan
Tak kan ku ganggu kehidupanmu wahai sang sufi yang suci
Hanya mohon ijinkan aku mencintaimu jauh di lubuk hati

Untuk Yang Terkasih


Sahabat biarkan aku terbaring dalam lelapku, kerana jiwa ini telah dirasuki cinta, dan biarkan daku istirahat, kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakanlah lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjangku ini, dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta serpihan mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian, dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarkan aku istirahat di ranjang ini, karena kedua bola mata ini telah teramat lelahnya dan sulit untuk terpejam
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku ketika aku merindukanMU

Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku, kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku, dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai tentara berbaris menunggu giliran kapan akan maju kemedan pertempuran
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku. Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku, dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku....biarkan makhluk mengatakan aku telah gila karena memang aku kini telah gila,hingga akupun kini tak tau dimana jiwaku berada, yang aku tau aku saat ini tengah berada dalam dekapan hangat Kekasih tercinta yang mampu menyerap kedalam relung sukma hingga setiap nafasku tertuju hanya kepadaNYA...Selamat tinggal sandiwara karena kini aku telah abadi bersama denganNYA....
.HUU ALLAH HUU ALLAH HUU ALLAH HUU ALLAH.....

NYANYIAN SUKMA

 
Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu
yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku
dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.

Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.

Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya
bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.

Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau' manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?

Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?

Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?

Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani
melagukan kidung suci Tuhan?

(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

:+: Khalil Gibran :

PUISI KERINDUAN



WAHAI PEMUDA JILANI
KETEGASAN DIRIMU PERLAMBANG AKAN DERJATMU,
KETENANGAN-MU ADALAH TANDA AKAN SURI TAULADAN ROSULLULLOH
TELAPAK KAKIMU BERDADA DIATAS PUNDAK SGALA “PEMUDA”

WAHAI AHLILLAH,
TLAH KAU BUANG PEGAKUAN KEDALAM 7 WADAH KEAGUNGAN,
SEHINGGA KAU TERBALUT DALAM KEHENDAK-NYA SEMATA,
SUARA-MU TERDENGAR OLEH PARA PEMBIMBING JALAN.

WAHAI ABU ABDILLAH
GENGGAM TANGAN KAMI DALAM TUGASMU
BIMBING KAMI DALAM JUBAH-MU
SERTAKAN KAMI DALAM PERJALANAN KEMBALI
BAWA KAMI DALAM SETIAP SESERAHAN.

SEUNTAI KATA BUAT MANUSIA PILIHAN



WAHAI MANUSIA PILIHAN & TERPILIH,
ENGKAU LAKSANA AIR TELAGA YANG DAPAT MENGHILANGKAN KEHAUSAN KAMI,
PELIPUR LARA DALAM SEGALA KEGALAUAN KAMI,
DIRIMU SUATU TERMINAL DALAM MENEMPUH SEGALA TUJUAN,

WAHAI MUTIARA YANG INDAH,
SELURUH ALAM TLAH BERGEMBIRA AKAN DIRIMU,
DATANGMU MERUPAKAN ANUGRAH YANG NYATA
CERIA & SEDIHMU SENANTIASA TERPANTAU OLEH AL-HAQQ
ENGKAU TLAH TERJAGA DALAM SETIAP KEGELAPAN.

WAHAI PENGHULU SETIAPPENGUASA,
SANDINGKAN RINDU INI DENGAN KEDEKATAN,
SAMBUTLAH MAHABBAH INI DENGAN KEELOKANMU
RAHASIAKAN KAMI DENGAN RAHASIA DIRIMU.
BASAHI JIWA INI DENGAN MUTIARA KUNING DARIMU

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati