MUTIARA HIKMAH PARA SALAF

"Berziarahlah kamu kepada orang-orang soleh! Kerana orang-orang soleh adalah ubat hati."

(Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas)

Seindah-indahnya tempat di dunia adalah tempat orang-orang yang soleh, kerana mereka bagai bintang-bintang yang bersinar pada tempatnya di petala langit."


(Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad)

"Apakah kamu mau tahu kunci-kunci syurga itu ? Kunci Syurga sebenarnya adalah "Bissmillahirraman nirrahim"


(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos)

"Sebaik-baiknya teman adalah Al-Qur'an! dan seburuk-buruknya teman adalah syaitan!"


(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos)

"Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik."


(Al Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir Al Haddad)

"Semua para wali di angkat karena hatinya yang bersih, tidak sombong, dengki, dan selalu rendah diri"


(Al Habib Muhsin Bin Abdullah Al Atthos)

” Terangi rumahmu dengan lampu, dan terangi hatimu dengan Al-Qur’an”.


(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas)

Jadikan akalmu, hatimu, ruhmu, jasadmu, karena bila semua terisi dengan namanya berbahagialah kamu “.


(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas)

Jadilah orang-orang yang sholeh, karena orang-orang yang sholeh akan bahagia di dunia dan akherat . Dan jadilah orang-orang yang benar, jangan menjadi orang yang pintar, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar “.


(Al Habib Abdullah Bin Abdul Qadir Bin Ahmad Bilfaqih)

Ilmu itu bagai lautan dan tak akan ada yang mengenalnya kecuali merasakannya “.


Al Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf

Janganlah kau tunda-tunda kebaikan sampai esok hari, karena engkau tak tahu apakah umurmu sampai esok hari".



Orang yang buta bukan orang yang melihat banyaknya harta, akan tetapi, yang disebut orang buta, orang yang tak mau melihat ilmu agama".

(Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas)

Sesiapa (dari kalangan Ba’Alawi) yang tidak menjalani perjalanan para leluhurnya, nescaya dia akan kecewa dan terhina.".


(Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi )

Hadis Nabi:

Berkaitan Ahlulbait : 1.Hadis Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Penduduk Yaman datang, mereka lebih lembut hatinya. Iman ada pada orang Yaman. Fekah juga ada pada orang Yaman. Kemudian hikmat juga ada pada orang Yaman


2.Hadis Abi Mas'ud Uqbah bin Amru r.a katanya: Nabi s.a.w memberi isyarat dengan tangan ke arah Yaman, seraya bersabda: Ingatlah, sesungguhnya iman ada di sana sedangkan kekerasan dan kekasaran hati ada pada orang-orang yang bersuara keras berhampiran pangkal ekor unta ketika muncul sepasang tanduk syaitan, iaitu pada Bani Rabi'ah dan Bani Mudhar


3. Nabi s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang dilambatkan oleh amalannya, tidaklah dia dipercepatkan oleh nasab keturunannya.”


4. Dari Abdul Muthalib ibnu Rab’ah ibnul Khariif, katanya Rasulullah SAW telah bersabda : ” Sesungguhnya sedeqah itu berasal dari kotoran harta manusia dan ia tidak dihalalkan bagi Muhammad mahupun bagi keluarga Muhammad .” (HR Muslim)


5. At-Thabarani dan lain-lain mengketengahkan sebuah Hadeeth yang bermaksud; “Belum sempurna keimanan seorang hamba Allah sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri; sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri; sebelum kecintaannya kepada ahli-baitku melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada zatku melebihi kecintaannya kepada zatnya sendiri .”


6. Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tarmizi dari `Ali RA bahawa Rasulullah SAW bersabda :”Barangsiapa mencintai kedua orang ini, yakni Hassan,Hussein dan ayah serta ibunya, maka ia bersama aku dalam darjatku di Hari Kiamat


7. Ibnu `Abbas RA berkata bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Cintailah Allah atas kenikmatan yang diberikanNya kepadamu sekelian dan cintailah aku dengan mencintai Allah dan cintailah ahlul-baitku kerana mencintaiku”


8. Ad- Dailami meriwayatkan sebuah Hadeeth dari `Ali RA yang menyebut sabda Rasulullah SAW: “Di antara kalian yang paling mantap berjalan di atas sirath ialah yang paling besar kecintaannya kepada ahlul-baitku dan para sahabatku.”


9. Diriwayatkan oleh At-Thabarani, bahawa Jabir RA mendengar `Umar ibnu Khattab RA berkata kepada orang ramai ketika mengahwini Ummu Kalthum binti `Ali bin Abu Thalib : “Tidakkah kalian mengucapkan selamat untukku? Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ` Semua sabab (kerabat) dan nasab (salasilah keturunan) akan terputus pada hari kiamat kelak kecuali kerabat dan nasabku’.


10. Hadeeth Thaqalain riwayat Zaid bin Al-Arqam RA menyebut : “Kutinggalkan di tengah kalian dua bekal. (Yang pertama): Kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya terang. Hendaklah kalian ambil dan berpegang teguh padanya.dan (kedua) :Ahli Baitku. Kalian kuingatkan kepada Allah mengenai Ahli-Baitku! Kalian kuingatkan kepada Allah mengenai Ahli-Baitku!”


11.Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dalam Hadeeth lain: “Apabila bintang-bintang lenyap, lenyaplah penghuni langit; dan apabila ahli-baitku lenyap, lenyap pula penghuni bumi.”


12.Sebuah Hadeeth riwayat Al Hakim dan disahihkan oleh Bukhari & Muslim menyebut : “Bintang-bintang merupakan (sarana) keselamatan bagi penghuni bumi (yang sedang belayar) dari bahaya tenggelam/karam sedangkaan ahlul-baitku sarana keselamatan bagi umatku dari perselisihan (dalam agama). Bila ada satu kabilah Arab yang membelakangi ahlul-baitku, mereka akan berselisih kemudian menjadi kelompok Iblis.”


13. Hadeeth Rasulullah SAW dari Abu Dzar menyatakan :” Ahlul- baitku di tengah kalian ibarat bahtera Nuh. Siapa yang menaikinya ia selamat dan siapa yang ketinggalan ia binasa.”


14. Abu Dzar Al- Ghiffari RA menuturkan bahawa ia mendengar sabdaan Rasulullah SAW :”"Jadikanlah ahlul-baitku bagi kalian sebagai kepala bagi jasad dan sebagai dua belah mata bagi kepala.”


15. Hadeeth riwayat Imam At-Tarmidzi, bahawa Rasulullah SAW telah bersabda : “Dunia tidak akan berakhir sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang lelaki dari keluargaku yang namanya menyerupai namaku.


16. Dari Tufail dari `Ali RA Nabi SAW bersabda : ” Jika dunia ini hanya tinggal sehari sahaja nescaya Allah akan bangkitkan seorang lelaki dari keluargaku yang akan memenuhi dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman.”


17. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW pernah menegaskan:”Orang yang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik sikapnya terhadap keluargaku setelah aku tiada”


18. Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan sebuah Hadeeth :” Empat golongan yang akan memperolehi syafaatku pada hari kiamat: Orang yang menghormati keturunanku, orang yang memenuhi keperluan mereka, orang yang berusaha membantu urusan mereka pada saat diperlukan, dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lidahnya.”


19. At-Thabarani pula mengketengahkan Hadeeth dari Abdullah ibnu `Umar RA yang mengatakan: “Allah SWT menetapkan tiga `hurumat’ (hal-hal yang wajib dihormati dan tidak boleh dilanggar). Barangsiapa menjaga baik-baik tiga `hurumat’ itu, Allah akan menjaga urusan agamanya dan keduniaannya. Dan barangsiapa tidak mengendahkannya, Allah tidak akan mengendahkan sesuatu baginya. Para sahabat bertanya: Apa tiga hurumat itu ya Rasulullah? Baginda menjawab: Hurumatul Islam, hurumatku dan hurumat kerabatku.”


20. Dari Abu Said Al-Khudri RA, katanya, telah bersabda Rasulullah SAW :”Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya seseorang tidak membenci kami, ahlulbait melainkan Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka.” (HR Al-Hakim) .


21. At-Thabarani juga meriwayatkan Hadeeth dari Jabir ibnu Abdullah RA yang menceritakan beliau sendiri dengar dari Rasulullah SAW dalam suatu khutbah antara lain menyebut: ” Hai manusia, barangsiapa membenci kami, ahlul-bait, pada Hari Kiamat Allah akan menggiringnya sebagai orang Yahudi.” Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam sebuah Hadeeth Marfu’, bahawasanya Rasulullah SWT telah menegaskan: “Siapa yang membenci ahlul-bait ia adalah seorang munafik.”


22. Menurut riwayat Al Bukhari yang diterimanya dari Abi Bukrah, dia ini berkata: "Aku pernah melihat Nabi s.a.w.sedang berdiri di atas mimbar sedang Hasan duduk melihat sebentar kepada orang banyak, lalu melihat pula kepada Nabi s.a.w. sebentar. Maka bersabdalah Nabi s.a.w. yang maksudnya: "Sesungguhnya anakku ini adalah Sayid (Tuan). Dan moga-moga Allah akan mendamaikan dengan anak ini di antara dua golongan kaum Muslimin."


23. Rasulullah saw berpesan kepada manusia agar tida tersesat jalan, sabdanya : “Wahai umat manusia! Sesungguhnya telah kutinggalkan pada kamu yang apabila kamu berpegang dengannya kamu tidak akan tersesat; kitab Allah dan `itrahku Ahlulbaitku.” (HSR Al-Turmudzi 2/308).


24. Didiklah anak-anak kalian atas tiga hal. Mencintai Nabi kalian. Mencintai Ahli bait- ku. Membaca al-Qur’an.(Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardaweih, dan at-Thabrani dalam kitab tafsir-nya)


1.Hak Muslim terhadap Muslim yang lain ada enam iaitu: (1) Apabila engkau bertemu, berilah salam padanya, (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya, (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat padanya, (4) Apabila dia bersin lalu mengucapkan ’alhamdulillah’, doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’), (5) Apabila dia sakit, ziarahilah dia, dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya.” (Hadith Riwayat Imam Muslim).


2. Dari Amirul Mukminin Umar Al-Khattab r.a katanya : " Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : - ' Hanyasanya amalan-amalan itu adalah ( bergantung ) kepada niat, dan hanyasanya bagi setiap manusia itu apa ( balasan ) yang diniatkannya. Maka barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang berhijrah kerana dunia yang ingin ia memperolehinya atau kerana seorang perempuan yang ingin ia menikahinya, maka hijrahnya itu adalah atas apa yang ia berhijrah kerananya.'


3.Dari Abu Abdul Rahman, Abdullah bin Umar r.a, berkata : Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Islam itu didirikan atas lima ( pekara ) - Menyaksikan bahawa tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahawasanya Muhammad itu Rasulullah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, naik haji ke Baitullah dan puasa sebulan Ramadhan. Hadis 40.


4.Dari Abu Abdullah An-Nu'man bin Basyir r.a. katanya : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Sesungguhnya yang halal itu terang ( jelas ) dan yang haram itu terang, dan di antara keduanya pula terdapat pekara-pekara yang syubahat ( tidak terang halal atau haramnya ) yang tiada diketahui oleh orang ramai. Orang yang memelihara dirinya dari pekara-pekara yang syubahat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya. Orang yang tergelincir ke dalam pekara syubahat itu akan tergelincir masuk ke dalam pekara haram. Laksana seorang pengembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ia ke dalam tempat larangan itu. Adapun bagi setiap raja sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah pekara-pekara yang diharamkanNya. dan ketahuilah pada setiap jasad itu seketul daging. Andainya ia baik, baiklah seluruh jasad itu dan sekiranya ia rosak maka rosaklah seluruh jasad itu. Itulah hati.


5.Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Dhari r.a, bahawasanya Nabi SAW bersabda : ' Agama itu adalah nasihat. ' Kami sekelian bertanya : ' Untuk siapa ? ' Maka jawab Rasulullah SAW : ' Bagi Allah, kitabNya, RasulNya dan bagi penganjur-penganjur kaum Muslimin dan orang awamnya.


6.Dari Ibn Umar r.a, bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda : ' Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehinggalah mereka mengaku tiada tuhan selain Allah dan bahawa Muhammad itu Rasulullah, dan mendirikan sembahyang, memberi zakat, maka jika mereka melakukan semua itu akan terselamatlah darah dan harata benda mereka dariku, kecuali yang mana ada hak Islam padanya dan perkiraan mereka terserahlah kepada Allah Ta'ala.


7.Dari Abu Hurairah Abdul Rahman bin Sakhar r.a : " Bahawa saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Apa yang aku larang kamu lakukan maka hendaklah kamu tinggalkannya, dan apa yang aku perintahkan kamu lakukan hendaklah kamu lakukan sekadar kemampuan kamu. Sesungguhnya telah binasa umat-umat yang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak bertanya serta pertelingkahan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka.


8.Dari Abu Hurairah r.a : Telah bersabda Rasulullah SAW : " Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik, dia tidak akan menerima melainkan yang baik sahaja. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin sama sebagaimana Dia memerintahkan para Mursalin ( para Rasul ). Allah berfirman : ' Wahai para Rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amalan yang saleh. ' Dan Allah berfirman lagi : ' Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik yang Kami berikan kepada kamu. ' Kemudian Rasulullah SAW mengisahkan tentang seorang lelaki yang telah belayar jauh. Rambutnya kusut, berdebu, mengangkat kedua belah tapak tangannya ke langit serta memohon : Ya Tuhanku ! Ya Tuhanku ! Sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram dan pakaiannya dari yang haram, dan dia telah dikenyangkan dari sumber yang haram. Alangkah jauhnya dia ( doanya ) untuk dikabulkan.


9.Dari Abu Muhammad, Al-Hasan bin Ali bin Abu Talib, cucu Rasulullah SAW dan kesayangannya r.a yang berkata : " Aku menghafal dari Rasulullah SAW : ' Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada yang tiada meragukanmu. "


10.Dari Abu Hurairah r.a katanya: " Telah bersabda Rasulullah SAW : " Sebaik-baik Islam sesaorang itu adalah peninggalannya tentang apa yang tiada kena mengena dengannya.


11.Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik r.a, khadam kepada Rasulullah SAW, bersabda Nabi SAW : Tiada beriman sesaorang kamu, sehinggalah ia mencintai saudaranya sama seperti ia menyintai dirinya sendiri.


12.Sabda Rasulullah saw : “Jika telah diletakkan jenazah untuk diusung di leher mereka, jika Jenazah orang shalih maka ia (ruh nya) berkata : percepatlah..!, jika bukan orang baik maka ia berkata : wahai celakalah tubuh, kemana mereka akan membawa tubuh ini..!, suara itu didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia, jika manusia mendengarnya ia akan roboh pingsan/wafat” (Shahih Bukhari)


13.Sabda Rasulullah saw : “Sungguh sebesar besar kejahatan diantara muslimin adalah orang yg mempermasalahkan hal yg tidak diharamkan, namun menjadi diharamkan sebab ia mempermasalahkannya” (Shahih Bukhari)


14.Berkata Anas bin Malik ra : Aku mendengar Nabi saw sering berdoa : “wahai Allah Sungguh Aku Berlindung pada Mu dari Gundah dan Sedih, juga dari Lemah dan Malas, dan dari Kikir dan penakut, dan dari himpitan hutang dan penindasan orang lain” (Shahih Bukhari)


15.Sabda Rasulullah saw : Raja dari semua doa mohon pengampunan adalah kau ucapkan : “(Wahai Allah, Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yg menciptaku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung pada Mu dari keburukan yg kuperbuat, aku sadari kenikmatan Mu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yg mengampuni dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yg mengucapkannya di siang hari dg mendalami maknanya lalu ia wafat dihari itu maka ia masuk sorga, barangsiapa yg mengucapkannya dimalam hari dg mendalami maknanya dan ia wafat sebelum pagi maka ia masuk sorga” (Shahih Bukhari)


16. Sabda Rasulullah saw : “dua kenikmatan yg sering dilupakan banyak orang, kesehatan dan kelowongan waktu” (Shahih Bukhari)

Muthaba’ah 3 Wali pada Muhammad SAW



“Wa Ma Arsalnaka Illa Rohmatan Lil ‘Alamin” Mungkin ayat inilah yang memotifasi kepada setiap Hamba Allah atau yang bergelar Umat Rosululloh untuk selalu mencintai Nabiyulloh Muhammad SAW, apakah gerangan motifasi serta harapan tersebut ? Motifasi tersebut tak lain & tak bukan adalah meneladani sifat atau perangai Nabi baik dalam Dzohir dan Bathin.

Jika dalam pandangan Dzohir maka hal tersebut dapat ditempuh dengan meneladani sifat/perangai beliau melalui Hadist-Nya pula, sedangkan dalam pandangan Bathin harus dengan melalui suatu jalan (tharekat).

Dengan perpaduan antara Syari’at & Tharekat itulah maka bukan tidak mungkin seorang “salik” akan singgah dalam “Hadroh” nabi yang sebelumnya telah sirna dalam “Muthaba’ah” kepada beliau.

Muthaba’ah itu sendiri dapat dilihat dengan mata hati jika telah menerima panji-panji ketuhanan yang diserahkan oleh Rosululloh sendiri.

Alkisah, Salah seorang jama’ah ahli wilayyah menegaskan dan mengabarkan bahwa Nabi mengundang 3 Wali yang bernama Muhammad, ketiganya hampir sangat dekat kepada Nabi bahkan beliau dalam kesempatan mengatakan dihadapan para wali
Inilah 3 permata-Ku
Inilah diantara 7 pasak panji-panji-ku

Ketiganya telah menerima Ijazah hasil Muthaba’ah tersebut secara langsung dari Nabi berupa panji-panji ketuhanan, dan ketiganya pun menerima dengan warna yang berbeda, Siapakah 3 Wali tersebut ? mereka adalah

1.     Syekh Sayyid Muhammad Al-Aydrus , beliau menerima panji berwarna kuning.
2.   Syekh Sayyid Muhammad Yusuf Al-kaf beliau menerima panji warna hijau.
3.   Syekh Sayyid Muhammad Thalhah Maulana Al-kaf beliau menerima panji warna merah.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus.
(Q.S.An-nisa: 125)

Ketiganya bukan saja memiliki kesamaan Nama, namun ketiganya sangat haus kasih sayang dari kekasih Allah Azza Wa Jalla itu.

Mudah mudahan kita selalu mendapat Pertolongan serta Bimbingan Allah agar selalu dalam Muthala’ah kepada Nabi Muhammad SAW. Amin

ALLAHUMMA-RZUQNA MUTHABA’ATAN –NABY SAW
AWWALAN, WA AKHIRAN
WA DZOHIRAN WA BATHINAN
WA QOULAN WA FI’LAN
WA THO’ATAN WA ‘IBADATAN
WA ‘AMALAN SHOLIHAN WA ADAH.

Laylatul Qadr



Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil al-Haqqani


Malam ini adalah malam Laylatu-l Qadar yang suci. Tidak semua orang mencapainya. Manusia tertidur, dan setelah itu mereka menyesal karena mereka kehilangan malam ini. Sementara itu, yang lain terlihat terjaga, tetapi mereka lalai, dan karena itu mereka tidak melihat apa-apa. Kita memohon agar dapat memperoleh malam suci ini dan dihitung sebagai orang yang berhasil mencapainya…

Ada kekayaan yang tampak dan ada pula kekayaan yang tidak tampak--beberapa orang kaya di dunia, sementara yang lain kaya di akhirat. Jika kalian datang mendekati mereka yang kaya di dunia ini, mungkin kalian akan mendapat sesuatu dan mereka mungkin tidak akan membiarkan kalian pulang dengan tangan hampa. Tetapi, mereka yang kaya di akhirat akan selalu memberi. Jika suatu kapal yang dipenuhi barang-barang akan berlabuh di sini, tidakkah akan Saya bagikan barang-barang itu kepada ummat? Saya akan panggil mereka yang miskin. Dan siapa yang memberikan uang dan hartanya demi Allah tidak akan pernah habis. Dan siapa yang memiliki kedudukan di akhirat akan memberi kepada orang yang mengikuti mereka untuk akhirat…

Pada malam ini Allah membuka suatu rahmat dari samudera-samudera-Nya, sehingga Dia memberikan nya secara melimpah kepada orang yang mendapatkan malam ini. Faiz (kekayaan) dari malam ini juga sampai kepada kita… Malam ini adalah malam yang paling tinggi barakahnya di antara semua malam. Kita mencoba untuk memenuhi kewajiban kita, tetapi kita tidak mampu untuk berbuat adil kepada Allah. Betapa jauh diri kita dari melayani-Nya menurut cara yang patut bagi-Nya. Apa yang kita lakukan sebenarnya hanya memiliki nilai simbolik belaka…

Bulan ini berlalu demikian cepatnya. Kita berpuasa, tetapi kita bukannya kehilangan, justru vitalitas kita bertambah terus. Jika Islam tidak haqq (benar), bagaimana mungkin suatu perintah sejak 15 abad yang lampau masih tetap berlaku dan satu miliar orang melaksanakan puasa? Suatu mobil tidak bisa berjalan tanpa bahan bakar. Jika tidak ada suatu kekuatan spiritual yang sedang dan tetap bekerja sejak 15 abad lalu, tentu Islam tidak akan bertahan hingga sekarang. Ada suatu kekuatan penggerak bagi Islam. Adakah orang yang merasa bosan terhadap suatu mata air yang segar? Saat Ramadhan dimulai, kalbu-kalbu kita dipenuhi dengan kegembiraan. Jika tidak, tentu mereka bukanlah Muslim. Siapa yang menghormati malam suci ini tidak akan jatuh ke jurang krisis. Dan siapa yang tidak menghormati malam ini, dia akan dicatat dan ditandai oleh malaikat sebagai berikut, di pagi hari–dia tidak melakukan sujud. Tengah hari, tidak melakukan sujud. Sore hari, malam dan dini hari tidak melakukan sujud…. Allah telah menyeru manusia untuk shalat, dan mereka tidak memenuhi seruan-Nya. Segala sesuatunya dicatat, tidak peduli siapa orangnya dan apa kedudukannya. Saya harus memberitahukan tentang hal ini pada kalian dan menasihati kalian.

Bagi setiap orang, akan tiba hari terakhirnya. Dan kematian adalah penuh dengan heybet, sedemikian rupa hingga seseorang tidak mau dan tidak dapat melalui satu malam atau bahkan satu jam di dalam kubur di samping mayat seseorang yang telah mati, demikianlah ketakutan di tempat seperti itu. Setiap orang akan sendiri di kuburnya masing-masing, dan hanya ada kegelapan… Berusahalah untuk meninggalkan tubuh kalian dalam keadaan bersih demi ruh kalian… Ada seseorang pada zaman Rasulullah saw yang kalbunya dipenuhi kecintaan pada beliau dan selalu berusaha merayakan Maulid Rasulullah . Orang itu amat terberkahi sehingga ketika dia wafat, badan spiritual dari Rasulullah sendiri yang datang untuk mengambil ruhnya. Ruhnya pergi dengan bersih dan suci, dengan suatu wangi yang harum. Adalah penting untuk pergi dalam keadaan suci dan baik, agar para malaikat pun menerima kalian dengan baik.

Ibrahim bin Adham, Meninggalkan Kerajaan Dunia menuju Kerajaan Akhirat


Ibrahim bin Adham adalah raja di Balkh satu wilayah yang masuk dalam kerajaan Khurasan, menggantikan ayahnya yang baru mangkat.
Sebagaimana umumnya kehidupan para raja, Ibrahim bin Adham juga bergelimang kemewahan. Hidup dalam istana megah berhias permata, emas, dan perak. Setiap kali keluar istana ia selalu di kawal 80 orang pengawal. 40 orang berada di depan dan 40 orang berada di belakang, semua lengkap dengan pedang yang terbuat dari baja yang berlapis emas.
Suatu malam, ketika sedang terlelap tidur di atas dipannya, tiba tiba ia dikejutkan oleh suara langkah kaki dari atas genteng, seperti seseorang yang hendak mencuri. Ibrahim menegur orang itu, “Apa yang tengah kamu lakukan di atas sana?” Orang itu menjawab, “Saya sedang mencari ontaku yang hilang.” “Apa kamu sudah gila, mencari onta di atas genteng,” sergahnya. Namun orang itu balik menyerang, “Tuan yang gila, karena tuan mencari Allah di istana.” Jawabannya membuat Ibrahim tersentak, tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu. Ia gelisah, kedua matanya tidak dapat terpejam, terus menerus menerawang merenungi kebenaran kata kata itu. Hingga adzan Shubuh berkumandang Ia tetap terjaga.
Esok harinya, keadaannya tidak berubah. la gelisah, murung, dan sering menyendiri. la terus mencari jawaban di balik peristiwa malam itu.
Karena tidak menemukan jawabannya, sementara kegelisahan hatinya semakin berkecamuk, ia mengajak prajuritnya berburu ke hutan, dengan harapan beban di kepalanya sedikin berkurang. Akan tetapi, sepertinya masalah itu terlalu berat baginya, sehingga tanpa disadarl kuda tunggangan yang ia pacu sejak tadi telah jauh meninggalkan prajuritnya, ia terpisah dari mereka, jauh ke dalam hutan, menerobos rimbunnya pepohonan tembus ke satu padang rumput yang luas. Kalau saja ia tidak terjatuh bersama kudanya, mungkin ia tidak berhenti.
Ketika ia berusaha bangun, tiba tiba seekor rusa melintas di depannya. Segera ia bangkit, menghela kudanya dengan cepat sambil mengarahkan tombaknya ke tubuh buruannya. Tetapi, saat dia hendak melemparkan tombaknya, ia mendengar bisikan keras seolah memanggil dirinya, “Wahai Ibrahim, bukan untuk itu (berburu) kamu diciptakan dan bukan kepada hal itu pula kamu diperintahkan!”
Namun, Ibrahim terus berlari sambil melihat kiri kanan, tapi tak seorang pun di sana, lalu ia berucap, “Semoga Allah memberikan kutukan kepada Iblis!”
Dia pacu kembali kudanya. Namun, lagi-lagi teguran itu datang. Hingga tiga kall. la lalu berhenti dan berkata, “Apakah itu sebuah peringatan dari Mu? Telah datang kepadaku sebuah peringatan dari Allah, Tuhan semesta alam. Demi Allah, seandainya Dia tidak memberikan perlindungan kepadaku saat ini, pada hari hari yang akan datang aku akan selalu berbuat durhaka kepada Nyal”
Setelah itu, ia menghampiri seorang penggembala kambing yang ada tidak jauh dari tempat itu. Lalu memintanya untuk menukar pakaiannya dengan pakaian yang ia pakal. Setelah mengenakan pakalan usang itu, ia berangkat menuju Makkah untuk mensucikan dirinya. Dari sinilah drama kesendirian Ibrahim bermula. Istana megah ia tinggalkan dan tanpa seorang pengawal ia berjalan kaki menyongsong kehidupan barunya.
Berbulan bulan mengembara, Ibrahim tiba di sebuah kampung bernama Bandar Nishafur. Di sana ia tinggal di sebuah gua, menyendiri, berdzikir dan memperbanyak lbadah. Hingga tidak lama kemudian, keshalihan, kezuhudan dan kesufiannya mulai dikenal banyak orang. Banyak di antara mereka yang mendatangi dan menawarkan bantuan kepadanya, tetapi Ibrahim selalu menolak.
Beberapa tahun kemudian, ia meninggalkan Bandar Nishafur, dan dalam perjalanan selanjutnya menuju Makkah, hampir di setiap kota yang ia singgahi terdapat kisah menarik tentang dirinya yang dapat menjadi renungan bagi kita, terutama keikhlasan dan ketawadhuannya.
Pernah satu ketika, di suatu kampung Ibrahim kehabisan bekal. Untungnya, ia bertemu dengan seorang kaya yang membutuhkan penjaga untuk kebun delimanya yang sangat luas. Ibrahim pun diterima sebagai penjaga kebun, tanpa disadari oleh orang tersebut kalau lelaki yang dipekerjakannya adalah Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang sudah lama ia kenal namanya. Ibrahim menjalankan tugasnya dengan baik tanpa mengurangi kuantitas ibadahnya.
Satu hari, pemilik kebun minta dipetikkan buah delima. Ibrahim melakukannya, tapi pemilik kebun malah memarahinya karena delima yang diberikannya rasanya asam. “Apa kamu tidak bisa membedakan buah delima yang manis dan asam,” tegumya. “Aku belum pernah merasakannya, Tuan,” jawab Ibrahim. Pemilik kebun menuduh Ibrahim berdusta. Ibrahim lantas shalat di kebun itu, tapi pemilik kebun menuduhnya berbuat riya dengan shalatnya. “Aku belum pernah melihat orang yang lebih riya dibanding kamu.” “Betul tuanku, ini baru dosaku yang terlihat. Yang tidak, jauh lebih banyak lagi,” jawabnya. Dia pun dipecat, lalu pergi.
Di perjalanan, ia menjumpai seorang pria sedang sekarat karena kelaparan. Buah delima tadi pun diberikannya. Sementara itu, tuannya terus mencarinya karena belum membayar upahnya. Ketika bertemu, Ibrahim meminta agar gajinya dipotong karena delima yang ia berikan kepada orang sekarat tadi. “Apa engkau tidak mencuri selain itu?” tanya pemilik kebun. “Demi Allah, jika orang itu tidak sekarat, aku akan mengembalikan buah delimamu,” tegas Ibrahim.
Setahun kemudian, pemilik kebun mendapat pekerja baru. Dia kembali meminta dipetikkan buah delima. Tukang baru itu memberinya yang paling manis. Pemilik kebun bercerita bahwa ia pernah memiliki tukang kebun yang paling dusta karena mengaku tak pernah mencicipi delima, memberi buah delima kepada orang yang kelaparan, minta dipotong upahnya untuk buah delima yang ia berikan kepada orang kelaparan itu. “Betapa dustanya dia,” kata pemilik kebun.
Tukang kebun yang baru lantas berujar, “Demi Allah, wahai majikanku. Akulah orang yang kelaparan itu. Dan tukang kebun yang engkau ceritakan itu dulunya seorang raja yang lantas meninggalkan istananya karena zuhud.” Pemilik kebun pun menyesali tindakannya, “Celaka, aku telah menyia-nyiakan kekayaan yang tak pernah aku temui.”
Menjelang kedatangannya di Kota Makkah, para pemimpin dan ulama bersama sama menunggunya. Namun tak seorang pun yang mengenali wajahnya. Ketika kafilah yang diikutinya memasuki gerbang Kota Makkah, seorang yang diutus menjemputnya bertanya kepada Ibrahim, “Apakah kamu mengenal Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang terkenal itu?” “Untuk apa kamu menanyakan si ahli bid’ah itu?” Ibrahim balik bertanya.
Mendapat jawaban yang tidak sopan seperti itu, orang tersebut lantas memukul Ibrahim, dan menyeretnya menghadap pemimpin Makkah. Saat diinterogasi, jawaban yang keluar dari mulutnya tetap sama, “Untuk apa kalian menanyakan si ahli bid’ah itu?” Ibrahim pun disiksa karena dia dianggap menghina seorang ulama agung. Tetapi, dalam hatinya Ibrahim bersyukur diperlakukan demikian, ia berkata, “Wahai Ibrahim, dulu waktu berkuasa kamu memperlakukan orang seperti ini. Sekarang, rasakanlah olehmu tangan-tangan penguasa ini.”
Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari perjalanan seorang bekas penguasa seperti Ibrahim bin Adham, dari pengalamannya memperbalki diri, dari kesendiriannya menebus segala kesalahan dan kelalaian, dari keikhlasan, kezuhudan, dan ketawadhuannya yang tak ternilai

GUS MIEK (KH.HAMIM DJAZULI) ra. Kekasih Allah Yang ‘Nyleneh’

 
KH Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940,beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman
(seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri).Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas).
Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” (pengingat mereka yang lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa.Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.

Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.
Kisah-kisah Seputar Cara Beliau Da’wah
Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu ke laut…!hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan ,Gus miek angkat bicara “Sampeyan semua nggak percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Allah SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Allah kepada Gus Miek.
Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.
Suatu ketika beliau berda’wah di Semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan Tanjung Mas. Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan. Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan.
Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu Gus Miek langsung menuju watries (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh Gus Miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada” jawab Gus Miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu…”Apabila aku bertemu orang di jalan atau tamu aku diberi pengetahuan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis “ jawab Gus Miek
Adanya sistem Da’wah yang dilakukan Gus Miek tidak bisa d contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan da’wah seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh.Abdul Hamid juga seorang waliyallah.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.
Inna lillahi wa inna ilahi roji’un[]

Tuhfah RA., Sufi Wanita sezaman Dengan Sari As-Saqati ra.


Begitu taatnya kepada Allah, akhirnya Tuhfah dianggap gila oleh majikannya. Sehingga, ia dimasukkan di RS jiwa. Tiba-tiba seorang sufi ingin menebusnya, tapi majikan Tuhfah yang semula menjual harga tinggi, akhirnya malah tidak menjual. Bahkan, mereka akhirnya menjalankan ibadah haji bersama-sama sampai meninggal dunia.
Budak Yang Sufi
SUFI wanita, Tuhfah, hidup sezaman dengan sufi Sari al-Saqati (sekitar tahun 250 H/853 M). Tuhfah seorang budak yang tidak mengenal tidur maupun makan, sepanjang hari menangis serta merintih dalam mengabdi kepada Allah. Akhirnya ketika keadaan sudah demikian gawat untuk ditangani keluarga majikannya. Mereka pun mengirim ke rumah sakit jiwa.
Sufi yang banyak bercerita tentang Tuhfah adalah Sari al-Saqati. Menurut al-Saqati, dia pergi ke rumah sakit karena kesumpekan hati nya. Di suatu kamar, ia mendapati seorang gadis hanya saja kedua kakinya dirantai Air matanya berlinangaan sepanjang hari ia selalu melantunkan syair.
Ketika ingin tahu identitas gadis itu, seorang perawat mengatakan ia seorang budak yang gila dan bernama Tuhfah. la dikirim oleh seseorang yang rupanya majikannya. Ketika perawat itu menerangkan kepada al-Saqati perihal dirinya. la pun berlinang matanya.
Tuhfah berkata, “Tangisanmu ini, lahir dari pengetahuanrnu tentang sifat-sifat Allah. Bagaimana jadinya jika engkau benar-benar mengenal-Nya sebagaimana dibutuhkan oleh makrifat hakiki?” Setelah berkata begitu Tuhfah pingsan satu jam. Sesudah itu ia bersyair kembali.
Saqati menganggap, Tuhfah sebagai saudara. Ketika Saqati bertanya siapa yang memenjarakan (maksudnya mengirim) ke rumah sakit ini?” Orang-orang yang iri dan dengki,” jawabnya. Mendengar jawaban itu, Saqati menganjurkan kepada petugas rumah sakit itu agar Tuhfah dilepas saja dan membiarkan ia pergi ke mana saja. Melihat gelagat itu Tuhfah bereaksi.
SAQATI BERDOA
Mendadak seseorang muncul di rumah sakit. Menurut seorang perawat, dia adalah majikan Tuhfah. Siapa yang memberi tahu, kalau budaknya yang gila itu sudah bersama al-Saqati, seorang syaikh. la sangat gembira dan mengatakan barangkali Sufi yang datang itu bisa menyembuhkan budaknya. la mengaku bahwa dirinya yang mengirim ke rurnah sakit. Seluruh hartanya sudah ludes untuk membiayai pengobatannya. Katanya budak itu dibeli dengan harga 20.000 dirham.
Saqati tertarik rnembeli karena ketrampilannya sebagai penyanyi, sementara alat musik yang sering ia pakai adalah harpa. la seorang sufi wanita yang begitu kuat cintanya kepada Allah.
Mendengar kisah itu Saqati kemudian dengan berani menawar berapa saja uang yang diminta jika sang majikan menjualnya. Sang majikan menukas, “Wahai Saqati, engkau benar seorang sufi, tetapi engkau sangat fakir, tidak bakalan bisa menebus harga Tuhfah,” tukasnya.
Benar apa yang dikatakan majikan Tuhfah. Kala menawar, Saqati tak memiliki uang sedirham pun. Saqati pulang dengan hati menangis. Tekadnya untuk membeli Tuhfah begitu besar dan menggebu-gebu, namun apa dikata, uang pun ia tak mengantungi. Kemudian ia berdoa, “Ya Allah, Engkau mengetahui keadaan lahiriah dan batiniahku. Hanya dalam rahmat dan anugerah-Mu aku percayakan diriku. Janganlah Engkau hinakan diriku kini!”
Selesai berdoa tiba-tiba pintu diketuk orang. Saqati pun membuka pintu. Didapati seseorang yang mengaku bernama Ahmad Musni dengan membawa empat orang budak yang memanggul pundi-pundi. Musni mendengar suara gaib, agar ia membawa lima pundi-pundi ke rumah Sari Al Saqati, supaya sufi fakir itu memperoleh kebahagiaan untuk membeli Tuhfah. Itulah salah satu karomah yang dimiliki al-Saqati.

HAJI BERSAMA
Mendengar cerita Musni itu, Saqati langsung sujud sukur, dilanjutkan dengan salat malam, dan bangun sampai pagi. Ketika matahari sepenggalah, Saqati mengajak Musni ke rumah sakit. Majikan Tuhfah yang mengejeknya itu sudah
berada di rumah sakit lebih dahulu. Ketika hendak dibayar berapa saja harga yang diminta, majikan itu malah mengelak, “Tidak Tuan, sekiranya Anda memberiku seluruh dunia ini untuk mernbelinya, aku tidak mau menerimanya. Aku telah membebaskan Tuhfah. la henar-benar bebas untuk mengikuti kehendak Allah,” tuturnya.
Mendengar kata-kata majikan itu, Ahmad Musni yang memberi Saqati lima pundi-pundi ikut menangis. Musni menangis karena terharu kepada majikan itu yang sudah meninggalkan duniawi, melepaskan hartanya seperti dirinya juga.” Betapa agung berkah yang diberikan Tuhfah, kepada kita bertiga ini” ujar Musni sambil menatap Sari Al Saqati dan majikan Tuhfah.
Ketiga orang itu pun kini berperilaku seperti sufi. Ketiganya pergi haji ke Makkah Dalam perjalanan Baghdad-Makkah Musni meninggal dunia Ketika sampai di Baitullah dan keduanya thawaf, Ketika saqati memberi tahu, bahwa Musni sudah meninggal Tuhfah berkomentar, “Di surga ia akan menjadi tetanggaku, Belum ada seorang pun yang melihat nikmat yang diberikan kepadanya”.
Ketika Saqati memberi tahu bahwa majikannya juga melaksanakan haji bersamanya, Tuhfah hanya berdoa sebentar, sesudah itu ia roboh di samping Kakbah. Ketika majikannya datang dan melihat Tuhfah sudah tak bernyawa, ia sangat sedih dan roboh di sampingnya. Saqati kemudian memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan Tuhfah dan majikannya. Saqati selesai berhaji pulang sendirian ke Irak.

Syair-Syair Mahabbah Tuhfah kepada Allah
Aku bahagia berada dalam jubah Kesatuan
yang Engkau kenakan pada diriku
Engkaulah Tuhanku, dan Tuhan dalam kebenaran, seluruhnya
Hasrat-hasrat sekilas mengepung qalbuku
Namun, setiap dorongan berhimpun dalam diri-Mu
bersama-sama, saat kutatap diri-Mu
Segenap tenggorokan tercekik kehausan pun
terpuaskan air minuman
Tapi, apa yang terjadi atas orang orang yang kehausan oleh air?
Qalbuku pun merenungkan dan merasa sedih atas segenap dosa dan kesalahan di masa lalu
Sementara jiwa yang terikat raga ini pun menanggung derita kepedihan
Jiwa dan pikiranku pun kenyang dengan kerinduan
Ragaku pun sepenuhnya bergelora dan membara
Sementara dalam relung qalbuku, cinta-Mu pun tertutup rapat-rapat

Betapa sering aku kembali menghadap kepada-Mu
seraya memohon ampunan-Mu
Wahai junjunganku, wahai Tuhanku,
Engkau tahu apa yang ada dalam diriku
Kepada orang banyak telah kuserahkan dunia dan agamanya
Dan aku sibuk terus menerus mengingat-Mu
Engkau, yang  merupakan agama dan duniaku

Sesudah mencari-Mu dengan kecemburuan liar seperti ini,
kini akyu dibenci dan didengki
Karena Engkau adalah Tuhanku
kini akulah kekasih di atas segalanya

Ada lagi syair Tuhfah ra. lainnya
Qalbuku, yang mabuk oleh anggur lembut kasih sayang dan cinta,
kembali merindukan kekasihnya
Wahai, menangislah! Bebaslah dalam menangis di Hari Pengasingan
Air mata berlimpah yang jatuh berderai sesungguhnya baik semata
Betapa banyak mata yang dibuat Allah menangis ketakutan dan merasa risau kepada-Nya
kemudian merasa lega dan tentram
Sang budak yang tak sengaja berbuat dosa tapi menangis penuh penyesalan tetaplah seorang budak
Sekalipun ia kebingungan dan begitu ketakutan
Dalam qalbunya lampu terang pun bersinar cemerlang.

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati