Ayat ‘Mengharap Wajah-Nya’

INGAT ungkapan Imam An-Nifari berikut ini?

“Siapa yang beramal demi pahala, niscaya akan letih dengan harapan. Siapa yang beramal karena takut siksa, niscaya akan letih dengan prasangka baik. Siapa yang beramal demi Wajah-Nya, niscaya tiada letih baginya.”

(Imam An-Nifari)

Beramal demi ‘wajah-Nya’. Sebenarnya ‘beramal demi wajah-Nya’ cukup jelas ayatnya di Qur’an. Ungkapan sufi besar tersebut kongruen dengan, salah satunya, ayat berikut—yang sayangnya tersamar oleh interpretasi bahasa Indonesianya.

Kalau kita perhatikan Al-Quran Surat Al-Lail [92] : 20, biasanya interpretasi bahasa Indonesianya dituliskan sebagai berikut:

“Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.”

Sementara kalau kita perhatikan teks arabnya,


Q.S. 92 : 20

“Illabtighaa’a wajhi rabbihil a’la”

Ada kata ‘wajhi Rabbihi’ (wajah Rabb-nya) di ayat tersebut. Terjemahan literalnya, tanpa interpretasi, sebenarnya adalah,

“Kecuali yang mengharap wajah Rabb-nya yang Mahatinggi.”

“Ibtigha” adalah ‘mengharap’, ‘mengejar’, ‘menghasratkan’, ‘menginginkan’ atau ‘mencari’.

“Mengharap/mencari wajah Rabb-nya”. Menarik ya? Dan ayat itu disambung dengan,


Q.S. 92 : 21

“(Dan) sungguh, akan meraih keridhaan”

(interpretasi Depag: ‘dan kelak dia sungguh-sungguh akan meraih kepuasan‘) .”

Siapa itu, mereka yang ‘mengejar/mencari wajah Rabb-nya’ itu? Kita sama-sama buka Qur’an surah 92 saja, lah ya?

Liqa’ (bertemu) Kami


“Sesungguhnya mereka yang tidak berharap untuk liqa’ (bertemu) dengan Kami, ridha dengan kehidupan dunia dan merasa tenteram dengannya, serta terhadap ayat-ayat Kami mereka lalai, tempat mereka adalah An-Naar karena apa yang mereka kerjakan.”

[Q. S. Yunus [10] : 7 - 8]

Masuklah Pada-Ku Seorang Diri


Allah berseru pada hamba-Nya,

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!

Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!

Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.

Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa darimu.

Kalau saja engkau mengetahui, ketika engkau memasuki-Ku, pastilah engkau bahkan akan memisahkan diri dari para malaikat, sekalipun mereka semua saling bahu-membahu untuk membantumu, karena keraguanmu itu (bahwa ada penolongmu dihadapan-Nya selain Dia—red.), maka hendaklah jangan ada lagi penolong selain Aku.

Jangan pernah engkau melangkah ke luar rumah tanpa mengharap keridhaan-Ku, sebab Aku-lah yang menunggumu (di luar rumah—red.) untuk menjadi penuntunmu.

Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua kali setelah engkau menyelesaikah shalatmu, niscaya akan Aku jaga engkau di siang dan malam harimu, akan Aku jaga pula hatimu, akan Aku jaga pula urusanmu, dan juga keteguhan kehendakmu.

Tahukah engkau bagaimana caranya engkau datang menemui-Ku seorang diri? Hendaknya engkau menyaksikan bahwa sampainya hidayah-Ku kepadamu adalah karena kepemurahan-Ku. Bukan amalmu yang menyebabkan engkau menerima ampunan-Ku, bukan pula ilmumu.

Kembalikan pada-Ku buku-buku ilmu pengetahuanmu, pulangkan pada-Ku catatan-catatan amalmu, niscaya akan aku buka dengan kedua tangan-Ku, Kubuat ia berbuah dengan pemberkatan-Ku, dan akan kulebihkan semuanya itu karena kepemurahan-Ku.”

(Dari kitab ‘Al-Mawaqif wal Mukhtabat’, Imam An-Nifari, dengan beberapa kalimat yang diperbaiki tata bahasanya.)

MENGUJI KEWALIAN GUSDUR


Tuan Guru Turmudzi Badruddin merupakan sahabat Gus Dur. Turmudzi termasuk yang sangat mempercayai kewalian Gus Dur.

Bahkan, Turmudzi sempat menguji, apakah Gus Dur termasuk wali atau bukan. Kisahnya bermula ketika Gus Dur meninggal pada Rabu (30/12/2009) pukul 18.45 WIB. Ketika itu Turmudzi bersama dengan rombongan malam itu pun langsung mencari tiket untuk penerbangan pagi ke Surabaya untuk mengikuti pemakaman Gus Dur di Jombang.

Kebetulan sekali, tibanya pesawat jenazah Gus Dur dari Jakarta dan penerbangan Turmudzi dari NTB hampir bersamaan. Dengan pengawalan, jenazah Gus Dur bisa melaju cepat dari Surabaya ke Jombang, sementara ia mengikuti dari belakang rombongan tersebut.

Sayangnya, begitu memasuki Jombang mobil rombongan yang ditumpangi ketinggalan jauh dari mobil jenazah Gus Dur karena tumpah ruahnya para peziarah yang memasuki Jombang.

Kemacetan pun sangat parah, mobil-mobil semuanya menuju pesantren Tebuireng, untuk mengikuti prosesi pemakaman. Karena sudah tidak bisa berbuat apa-apa, ia pun mengajak teman-temannya berdoa.

“Mari kita baca surat Al Fatihah, jika Gus Dur benar-benar wali, maka kita akan diberi kemudahan,” ujar Turmudzi ketika itu.

Tiba-tiba saja, terdapat motor pengawalan Kepolisian, yang memintanya untuk cepat-cepat bergerak sehingga ia dengan lancar dapat memasuki kompleks pesantren Tebuireng dengan mudah. Anehnya, tak jauh sebelum memasuki Ponpes Tebuireng, tiba-tiba motor pengawal Kepolisian itu tak terlihat lagi

Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaaf, Waliyullah Dengan Empat Pesan



Beliau dikenal sebagai salah seorang ulama besar di Palembang. Banyak ulama dari berbagai penjuru Nusantara mengaji kepada beliau.

Ada pendapat, Palembang bisa di ibaratkan sebagai Hadramaut (markas para Habib dan Ulama besar). Sebab di Palembang memang banyak Habib dan Ulama besar, demikian pula makam-makam mereka. Salah seorang diantaranya adalah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaaf, yang juga dikenal sebagai wali masthur. Iaitu wali yang karamah-karamahnya tersembunyi. Padahal karamahnya cukup banyak.

Salah satu karamahnya ialah ketika beliau menziarahi orang tua beliau (Habib Hamid Al-Kaff dan Hababah Fathimah AL-Jufri) di kampung yusrain, 10 Ilir Palembang. Dalam perjalanan kebetulan turun hujan lebat dan deras. Untuk bebrapa saat beliau mengibaskan tangan beliau ke langit sambil berdoa. Ajaib, hujanpun reda.

Nama beliau adalah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff. Sampai di akhir hayat beliau tinggal di jalan K.H. Hasyim Asy’ari No. 1 Rt 01/I, 14 Ulu Palembang. Beliau lahir di Pekalongan Jawa Tengah dan dibesarkan di Palembang. Sejak kecil beliau diasuh oleh Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas.

Uniknya, hampir setiap pagi buta, Habib Ahmad Al-Attas menjemput muridnya ke rumahnya untuk shalat subuh berjama’ah karena sangat menyaynginya. Saking akrabnya, ketika bermain-main di waktu kecil, Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff sering berlindung di bawah jubah Habib Ahmad Alatas. Ketika usia 7 tahun saat anak-anak lain duduk di kelas satu madrasah Ibtidaiyyah, Habib Ahmad belajar ke Tarim Hadramaut Yaman bersama sepupunya Habib Abdullah-yang akrab dipanggil Endung.

Di sana mereka berguru kepada Habib Ali Al-Habsyi. Ada sekitar 10 tahun beliau mengaji kepada sejumlah ulama besar di Tarim. Salah seorang guru beliau adalah Habib Ali Al-Habsyi, ulama besar penulis Maulid Simtuth Durar. Selama mengaji kepada Habib Ali Al-Habsyi , beliau mendapat pendidikan disiplin yang sangat keras. Misalnya sering hanya mendapatkan sarapan 3 butir kurma. Selain kepada Habib Ali , beliau juga belajar tasawuf kepada Habib Alwi bin Abdullah Shahab . sedangkan sepupu beliau Habib Endung belajar fiqih dan ilmu-ilmu alat seperti nahwu, sharaf dan balaghah. Sepulang dari Hadramaut pada usia 17 tahun . Habib Ahmad Al-Kaff menikah dengan Syarifah Aminah Binti Salim Al-Kaff . meski usianya belum genap 20 tahun namun beliau sudah mulai dikenal sebagai ulama yag menjalani kehidupan zuhud dan mubaligh yang membuka majlis ta’lim. Dua diantara murid beliau yakni Habib alwi bin Ahmad Bahsin dan Habib Syaikhan Al-gathmir belakangan dikenal pula sebagai ulama dan mubaligh.

Selain di Palembang, Habib Ahmad juga berdakwah dan mengajar di beberapa daerah di tanah air, misalnya madrasah Al-Khairiyah Surabaya. Salah seorang murid beliau yang kemudian dikenal sebagai ulama adalah habib Salim bin ahmad bin Jindan ulama terkemuka di Jakarta, yang wafat pada tahun 1969.

Empat Pertanyaan

Ketinggian ilmu dan kewalian Habib Ahmad al-Kaff diakui oleh Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad, ulama besar dan wali yang bermukim di Bogor. Diceritakan pada suatu hari seorang habib dari Palembang (Habib Ahmad bin Zen bin Syihab) dan rakan-rakannya menjenguk Habib Alwi, mengharap berkah dan hikmahnya.

Mengetahui bahwa tamu-tamunya dari Palembang, dengan spontan Habib Alwi berkata, “Bukankah kalian mengenal Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff ?. Buat apa kalian jauh-jauh datang ke sini, sedangkan di kota kalian ada wali yang maqam kewaliannya tidak berbeda denganku ? Saya pernah bertemu dia di dalam mimpi”. Tentu saja rombongan dari Palembang tersebut kaget. Maka Habib Alwi menceritakan perihal mimpinya. Suatu hari Habib Alwi berpikir keras bagaimana cara hijrah dari bogor untuk menghindari teror dari aparat penjajah belanda. Beliau kemudian bertawasul kepada Rasulullah SAW, dan malam harinya beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW memohon jalan keluar untuk masalah yang dihadapinya. Yang menarik, di sebelah Rasul duduk seorang laki-laki yang wajahnya bercahaya.

Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Sesungguhnya semua jalan keluar dari masalahmu ada di tangan cucuku di sebelahku ini”. Dialah Habib Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff. Maka Habib Alwi pun menceritakan persoalan yang dihadapinya kepada Habib Ahmad al-Kaff- yang segera mengemukakan pemecahan/jalan keluarnya. Sejak itulah Habib Alwi membanggakan Habib Ahmad al-Kaff.

Sebagaimana para waliyullah yang lain, Habib Ahmad al-Kaff juga selalu mengamalkan ibada khusus. Setiap hari misalnya, Mursyid Tariqah Alawiyah tersebut membaca shalawat lebih dari 100.000 kali. Selain itu beliau juga menulis sebuah kitab tentang tatacara menziarahi guru beliau Habib Ahmad Alatas. Beliau juga mewariskakn pesan spiritual yang disebut Pesan Pertanyaan yang empat, yaitu empat pertanyaan mengenai ke mana tujuan manusia setelah meninggal.

Lahirnya empat pertanyaan tersebut bermula ketika Habib Ahmad al-Kaff diajak oleh salah seorang anggota keluarga untuk menikmati gambus. Seketika itu beliau berkata, “Aku belum hendak bersenang-senang sebelum aku tahu apakah aku akan mengucapkan kalimat tauhid di akhir hayatku. Apakah aku akan selamat dari siksa kubur, apakah timbangan amalku akan lebih berat dari dosaku, apakah aku akan selamat dari jembatan shiratal mustaqim”. Itulah yang dimaksud dengan “empat pertanyaan” yang dipesankannya kepada para murid, keluarga dan keturunannya.

Habib Ahmad al-Kaff wafat di Palembang pada 25 Jumadil akhir 1275H/1955M. Jenasah beliau dimakamkan di komplek pemakaman Telaga 60, 14 Hulu Palembang. Beliau meninggalkan lima anak: Habib Hamid, Habib Abdullah, Habib Burhan, Habib Ali dan Syarifah Khadijah.

BASYAIRUL KHAIROT

1
بشَائرُالْخَیرات
BASYA’IRUL KHAIRAT
(Kabar Gembira tentang Berbagai Kebaikan)
Diriwayatkan dari Syaikhul Ummah, Imamul A’immah, pemimpin para wali, Quthub dari semua Quthub,
Sayyidi Abdul Qadir al-Jaelani, bahwa beliau berkata kepada salah seorang sahabatnya :
“terimalah shalawat ini dariku, karena aku menerimanya melalui ilham dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
lalu aku menunjukkannya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Aku hendak menanyakan kepada beliau
mengenai manfaat khusus shalawat tersebut, namun beliau menjawab sebelum aku menanyakannya. Beliau
berkata kepadaku :
“Shalawat ini mempunyai manfaat khusus yang begitu dahsyat untuk diperhitungkan. Ia mengangkat
orang yang mengamalkannya ke derajat yang amat tinggi, dan menjadikan mereka mencapai tujuan yang paling
jauh. Bila seseorang menggunakan shalawat ini untuk mencapai maksud tertentu, maka dia tidak akan kecewa.
Cita-citanya tidak akan gagal dan doanya tidak akan ditolak. Bila seseorang membacanya, meski hanya sekali atau
membawanya, Allah akan menganugerahkan ampunan-Nya kepada orang itu dan kepada orang yang pergi
bersamanya. Bila ajalnya tiba, empat orang malaikat rahmat akan hadir disampingnya. Malaikat pertama akan
menjaganya dari setan. Malaikat kedua akan akan membimbingnya mengucapkan kalimat syahadat. Malaikat
ketiga memuaskan dahaganya dengan secangkir air dari telaga Al-Kautsar. Malaikat keempat akan membawa
bejana emas yang penuh dengan buah-buahan surga, memberinya kabar gembira tentang menghuni surga, dan
berkata kepadanya : ”Berbahagialah wahai hamba Allah!” lalu ia akan melihat-Nya dan memandang-Nya dengan
matanya, sebelum ruhnya terpisah.
”Ia akan memasuki kuburnya dengan rasa aman, senang, dan bahagia, dan ia tidak akan merasa kesepian
dan kesempitan di dalamnya. Empat puluh pintu rahmat akan terbuka baginya dan darinya terpancar cahaya. Saat
ia bangkit pada hari kebangkitan kelak, malaikat akan memberinya berita gembira dari sebelah kanannya, dan
malaikat lainnya akan menenteramkan hatinya dari sebelah kirinya. Ia akan diberi dua pakaian yang indah, dan
seekor kuda jinak akan dibawakan untuknya sebagai tunggangan. Tak ada kesedihan dan penyesalan baginya, dan
ia akan menjalani perhitungan yang mudah. Saat ia melewati jembatan neraka, apinya akan berkata kepadanya : ”
Cepatlah berlalu, wahai hamba Allah yang bebas!Aku dilarang untuk menyentuhmu.”
”Ia akan memasuki surga Firdaus bersama nenek moyang mereka yang saleh, dan di dalam surga ia akan
diberi empat puluh kubah dari perak. Setiap kubah akan berisi sebuah istana dari emas, dan di setiap istana ada
seratus ruangan dari cahaya. Di setiap ruangan terdapat dipan tinggi yang terbuat dari kain sutera, dan di atas
dipan sutera itu ada bidadari dengan mata yang indah. Tubuhnya terbuat dari wewangian yang amat harum, seolah
ia bulan di saat malam purnamanya. Lalu ia akan diberi sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, belum pernah
didengar telinga, dan tidak pernah terbersit dalam hati manusia.”
Menurut khabar, di malam saat Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam dimi’rajkan ke hadirat Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : ”Milik siapakah bumi itu, wahai Muhammad?” Beliau menjawab :
Milik-Mu, wahai Tuhanku.” Lalu Dia Subhanahu Wa Ta’ala bertanya lagi : ”Milik siapakah langit itu, wahai
Muhammad?” Beliau menjawab lagi : Milik-Mu, wahai Tuhanku.” Lalu Dia Subhanahu Wa Ta’ala bertanya lagi :
”Milik siapakah hijab ini, wahai Muhammad?” Beliau menjawab lagi : Milik-Mu, wahai Tuhanku.” Lalu Dia Subhanahu
Wa Ta’ala bertanya lagi : ”Milik siapakah tahta(Kursi) inu, wahai Muhammad?” Beliau menjawab lagi : Milik-Mu,
wahai Tuhanku.” Lalu Dia Subhanahu Wa Ta’ala bertanya lagi : ”Milik siapakah dirimu, wahai Muhammad?” Sampai
disini, Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam jatuh tersungkur dalam sujud, dan rasa malu menghalanginya untuk
mengucapkan sesuatu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala lalu berfirman :”Engkau adalah milik orang yang bershalawat
kepadamu, dan yang melakukannya dengan penuh penghormatan dan pengagungan.”
Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani lalu berkata :”Shalawat ini adalah shalawat yang sesuai dengan hadis nabi
tadi. Ia adalah pembuka tujuh puluh pintu rahmat, dan ia mewujudkan keajaiban jalan menuju ke surga Firdaus. Ia
lebih utama daripada seseorang membebaskan seribu jiwa, dan menyembelih seribu hewan kurban, dan
bersedekah sebanyak seribu dinar, dan berpuasa selama seribu bulan. Ia mengandung rahasia tersembunyi, dan
merupakan jalan untuk mempermudah melaksanakan kewajiban, memperbaiki akhlak, memenuhi kebutuhan,
menaikkan derajat, menghapuskan dosa, diampuninya kesalahn, dan kerendahan diubah menjadi kehormatan.”
”Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani juga berkata :”Shalawat ini tidak diberikan kecuali kepada orang yang
benar-benar saleh, karena shalawat ini memiliki sifat yang sempurna, didukung dengan keutamaan yang banyak.
Bila persoalan tertentu menimpa seseorang, setiap shalawat darinya akan akan menjadi jalan atau wasilah baginya
kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, dan setiap ayat Al-Qur’an yang terkandung padanya akan menjadi
syafaat baginya di hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini adalah shalawat orang-orang yang menegakkan shalat
lima waktu, bacaan Qurani bagi mereka yang melakukan zikir, peringatan bagi mereka yang mau mendengarkan
nasihat, dan sebagai jalan bagi mereka yang mencari jalan. Ia adalah shalawat dari Al-Quran Suci, dan aku
menamainya ”Basya’irul Khairat”.
2
   
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
   
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
( اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمؤْمنینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم : وبشّرِ الْمؤْمنینَ ( 223
( وأَنَّ اللَّه لا یضیع أَجرَ الْمؤْمنینَ ( 171
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada kaum mukminin, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman (QS 2. Al-Baqarah : 223).
Dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS 3. Ali-Imran : 171).
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللذَّاکرِینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
               
                 
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang ingat (berzikir), sebagaimana firman Allah SWT :
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu (2. Al-Baqarah : 152)
41. berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
42. dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya
(yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
44. salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya Ialah: Salam[1224]; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi
mereka. (33. Al-Ahzab : 41-44).
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْعاملینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
                  
   
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang beramal, sebagaimana firman Allah SWT :
Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan (3. Ali-Imran : 195).
Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi
rezki di dalamnya tanpa hisab ( 040. Al Mu'min : 40).
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِ لْلأَوابِِینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
           
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang kembali kepada Tuhannya, sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang mau kembali kepada-Nya (٠١٧ . Al Israa' :25).
Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah Balasan orang-orang yang berbuat baik,(٠٣٩ . Az Zumar : 34).
3
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللتَّوابِینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
            
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang bertobat, sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.(٢. Al Baqarah : 222).
Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan (QS 042. Asy Syuura :25)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللمخْلصینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
             
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang ikhlas, sebagaimana firman Allah SWT :
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya (018. Al Kahfi : 110).
Sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya (7. Al A'raaf : 2)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمصلِّینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
           .     
       
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang shalat, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar (2٩ Al 'Ankabuut : 45)
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (031. Luqman : 17)
  :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْخَاشعِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
                 
               
    
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang khusuk, sebagaimana firman Allah SWT :
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (002. Al Baqarah : 45-46).
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (003. Ali 'Imran : 191).
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللصابِرِِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
             
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar (dalam ketaatan), sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS 039. Az Zumar : 10).
Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal ( QS 039. Az Zumar : 18).
4
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْخَائفینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
                
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang takut, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga (055. Ar Rahmaan : 46).
40. dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya) (079. An Nazi'at : 40-41).
     :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِللْمتَّقینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
             
          . 
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT :
156. Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat kami.
157. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi (007. Al A'raaf 156-157).
Bagi mereka balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga) (034.
Saba' : 37)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِِللْمخْبِتینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
                 
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang bersahaja, sebagaimana firman Allah SWT :
34. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),
35. (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka (022. Al Hajj : 34-35).
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada
Tuhan mereka. (023. Al Mu'minuun : 60)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِِللْصابِرِِینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
                 
            
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar (dalam menghadapi musibah), sebagaimana firman Allah SWT :
155. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (002. Al
Baqarah : 155-157)
Sesungguhnya aku memberi Balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang menang.(023. Al Mu'minuun
: 111)
  :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِِالْمبشّرِللْکَاظمینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
                   
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang menahan marahnya, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(٠٠٣ Ali 'Imran : 134)
Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(٠٤٢ . Asy
Syuura : 40).
5
     :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللِْمحسنینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
                   
Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,
gembira kepada orang-orang yang aktif dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(٠٠٢ . Al Baqarah : 195)
Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).(٠٠٦ . Al An'am : 160)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِِللِْمتَصدّقِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
          
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang bersedekah, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(٠٠٢ . Al Baqarah : 280)
Sesungguhnya Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang bersedekah. (012. Yusuf : 88)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللِْمنْفقینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
       
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang menafkahkan hartanya, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan mereka menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(٠٠٢ . Al Baqarah : 3)
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya. (034. Saba' : 39)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِللشَّاکرِینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
              
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang bersyukur, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.(٠١٦ . An Nahl : 114)
Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (014.
Ibrahim : 7)
     :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِللسآئلینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
    ُ     
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang meminta (kepada-Mu), sebagaimana firman Allah SWT :
Bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku (002. Al Baqarah : 186)
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (040. Al Mu'min : 60)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللصالحینَ بِماقَلَ الله اُلْعظیم
             
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang saleh, sebagaimana firman Allah SWT :
Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh (021. Al Anbiyaa' : 105)
10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya (023. Al Mu'minuun 10-11)
6
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمحسنِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
                
          
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang aktif berbuat baik, sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.(٠٣٣ . Al Ahzab ; 56)
Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (057. Al Hadiid : 28)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمبشَّرِِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
             
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang diberi kabar gembira, sebagaimana firman Allah SWT :
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang
demikian itu adalah kemenangan yang besar (010. Yunus : 64)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْفَآئزِینَ بِماقَلَ الله الْْعظیم
    
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang beroleh kemenangan, sebagaimana firman Allah SWT :
Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar (033. Al Ahzab : 71)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللزَّاهدِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
           
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang zuhud, sebagaimana firman Allah SWT :
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik
untuk menjadi harapan (018. Al Kahfi : 46)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِلْلأُمّیِّینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
      
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang ummi, sebagaimana firman Allah SWT :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar (003. Ali 'Imran : 110)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمصطَفَینِ بِماقَلَ الله الْعظیم
                 
  
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang terpilih, sebagaimana firman Allah SWT :
7
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah
karunia yang Amat besar (035. Faathir : 32)
   :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِِللْمذْنبِینِ بِماقَلَ الله الْعظیم
                   
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang berdosa, sebagaimana firman Allah SWT :
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (039. Az Zumar : 53)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمستَغْفرِینِ بِماقَلَ الله الْعظیم
         
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang beristighfar, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (004. An Nisaa' : 110)
    :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمقَرَّبِینِ بِماقَلَ الله الْعظیم
                
           
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), sebagaimana firman Allah SWT :
101. bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka,
102. mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka.
103. mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh Para malaikat. (Malaikat berkata): "Inilah harimu yang telah
dijanjikan kepadamu (021. Al Anbiyaa' : 101-103)
  :  اَللَّهم صلِّ وسلّم علَىٰسیِّدنَامحمدنِ الْبشیرِالْمبشّرِللْمسلمِِینَ بِماقَلَ الله الْعظیم
        
       
              
             
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar
gembira kepada orang-orang yang berserah diri (kepada Allah), sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar (033. Al Ahzab : 35)
39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).
41. kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna . (053. An Najm : 39-41)
8
اَللَّهم صلِّ علَیه صلاَةً تُشْرَح بِهاالصدوروتَهونُ بِهااْلأُموروتَنْکَشف بِهاالستُوروسلّم
           . تَسلیماکَثیرًادائماالىٰ یومِ الدّینَ
.    
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepadanya dengan shalawat yang membuat dada menjadi lapang, berbagai urusan menjadi
mudah, berbagai penghalang menjadi terbuka, dan sampaikan kepadanya salam yang banyak, berkesinambungan hingga Hari
Kiamat.
Do'a mereka di dalamnya Ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka Ialah: "Salam". dan penutup doa mereka Ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil
'aalamin" (10. Yunus : 10)

JABAL QOF











Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya di balik Jabal (gunung) Qof terdapat sebidang tanah putih yang tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti tujuh kali dari luas dunia, disana penuh sesak & dipenuhi oleh para malaikat. Sehingga apabila sebilah jarum dijatuhkan dari atas niscaya terjatuh diatas salah satu dari mereka &tiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya 40 farsakh. Tiap bendera tulisannya.


LA ILAHA ILLALLOH MUHAMMAD ROSULULLOH

Setiap malam jum’at, mereka berkumpul dan mengelilingi Gunung itu untuk merendahkan diri kepada Allah, dan memohon keselamatan untuk umat Muhammad SAW. Jika fajar subuh sudah tiba, mereka berdo’a : Ya Allah, ampunilah orang yang mandi hari Jum’at dan yang datang menghadiri Jum’at. Mereka berdo’a dengan suara tangis yang sangat keras.
Lalu Allah berfirman : Hai Malaikatku ! Apa yang kalian kehendaki ?
Mereka menjawab : Kami berharap, engkau mau mengampuni dosa umat Muhammad SAW. Aku telah mengampuni mereka, jawab Allah SWT.

Sebagian pendapat para Ahli Wilayyah juga mengatakan bahwa di Jabal Qof itulah tempat dimana para Wilayyah (wali) dinobatkan ke-Waliannya.

Jabal Qaf yang dicipta oleh Allah dari zamrud yang hijau itu adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru pada urat bumi agar bumi tidak bergerak bergoncang dan ia dijaga oleh satu malaikat yang besar, kekar dan kuat.
Pada suatu hari Sayidina Iskandar Zul-Qarnain naik ke atas Jabal Qaf dan bertanya: “Hai Jabal Qaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit kecil, coba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu”, jawab Jabal Qaf: “Di balik saya ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar yakni 500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan es atau salju. Dengan air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap lapisan-lapisan bumi agar tidak habis / hancur terbakar oleh kedahsyatan ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang terbawah”.

“Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak berguncang” (Luqman: 10).

“Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (Ali Imran: 133).

Seluas langit dan bumi memberikan arti dua kali lipat. Langit berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dan malam.

“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan”
(Yasin: 36).

Kita dipastikan mengerti maksud berpasangan itu bagaimana. Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak sama, orang jawa menyebutnya “Gitang” (pincang).

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula” (al-Thalaq: 12).

Sewaktu Sayidina Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi Saw.: “Dengan apa bumi ini bisa tenang?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan beberapa gunung“, pertanyaan berikutnya: “Dengan apa gunung-gunung itu dikokohkan?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan gunung Qaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya langit“, setelah itu ditanya lagi: “Berapa jarak tingginya dari bumi ke langit dunia?”, jawab Nabi Saw.: “500 tahun perjalanan“. Pertanyaan selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya (utara-selatan) dari titik tengah? jawab Nabi Saw.: “200 tahun perjalanan” dan ketika ditanyakan tentang penghuni bumi yang berlapis tujuh itu. Nabi Saw. menyebutkan: “Penghuni lapisan ketujuh adalah para malaikat, penghuni lapisan keenam adalah Iblis beserta bala tentaranya, penghuni lapisan kelima adalah setan, penghuni lapisan keempat adalah ular, penghuni lapisan ketiga adalah kalajengking, penghuni lapisan kedua adalah jin, dan penghuni lapisan pertama adalah manusia“. Allah berfirman:

“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang mendampingi” (al-Ra’d: 4).

Berkaitan dengan ayat ini, Nabi Saw. selanjutnya menerangkan bahwa di belakang gunung Qaf ada +70 bumi dari misik (kasturi), +70 bumi dari emas, +70 bumi dari besi, +70 bumi dari Anbar, +70 bumi dari kapur. Di belakang ini semua terdapat alam malaikat. Tidak ada satu manusia-pun yang mengetahui jumlah para malaikat ini kecuali Allah, dan mereka bertasbih dengan kalimat:

LA ILAHA ILLALLOH MUHAMMAD ROSULULLOH


Dalam masalah bumi ini, Ibnu Abbas Ra. mengatakan: “Bahwasanya tiap-tiap bumi, sebagian dari padanya seperti bumi kita ini dan di dalamnya terdapat alam seperti alam kita”.Nabi Saw. bersabda: “Hai Aisyah! di alam yang tidak nampak ini, terdapat hujan, mendung, matahari dan bulan. Tidak ada yang mengetahui kecuali kekasih Allah yang Arifbillah.

Keseluruhan alam ini dinamakan alam kejadian atau alam makhluk atau segala sesuatu yang Allah ciptakan .Kejadian tersebut terbagi menjadi 3 yaitu :

1: Alam Syahadah
2: Alam Misal
3: Alam Arwah.

PENUTUP

Sebagaimana ahli al-kasyaf menyaksikan alam yang begitu luas dan jauh? Adakah mereka perlu menaiki sejenis kenderaan dan terbang ke seluruh alam maya untuk menyaksikannya? Nabi Muhamamd s.a.w telah menaiki buraq dan mengembara ke seluruh alam di bawah bumbung Langit Dunia (Langit Pertama). Kemudian baginda s.a.w mi’raj menggunakan tangga yang diulurkan dari alam atas seumpama lif yang dibawa turun dari tingkat atas. Tetapi boraq hanya untuk kegunaan nabi-nabi tidak bagi manusia biasa, walaupun seorang yang kasyaf. Namun, Allah s.w.t mempunyai caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki.
Coba kita pandang kepada sebuah bangunan. kita dapat melihat bangunan tersebut kerana ada cahaya dari sumber cahaya yaitu matahari. Cahaya matahari menerpa ke arah bangunan itu lalu membawa seluruh bangunan tersebut kepada mata kamu. Mata kita juga bercahaya sebagai persediaan untuk menerima pancaran cahaya matahari yang datang. Jika mata kita terpejam atau berselaput tidak mungkin cahaya matahari boleh memasukinya. Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di bawah melahirkan
Apabila kita sudah larut dalam urusan Tuhan maka urusan Tuhanlah yang memperjalankannya ke seluruh alam maya hingga terdampar ke Sidratul Muntaha. Seterusnya memanjat ke Qubah yang menjadi puncak segala alam kejadian. Tidak ada apa-apa lagi kecuali: “ALLAH Jalla Jalaluh Subhanahu Wa Ta’ala.

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati