REALITI



Di keheningan malam, Sang Maut turun dari hadirat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan sang lelap.

Ketika rembulan tersungkur kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam legam, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di tengah pemukiman -- berhati-hati tidak menyentuh apapun -- sampai tiba di sebuah istana. Dia masuk dan tak seorang pun kuasa menghalangi. Dia tegak di sisi sebuah ranjang dan menyentuh pelupuk matanya, dan orang yang tidur itu bangun dengan ketakutan.

Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan, "Menyingkirlah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau masuk istana ini? Apa yang kau inginkan? Minggatlah, karena akulah empunya rumah ini. Enyahlah kamu, kalau tidak, kupanggil para budak dan para pengawal untuk mencincangmu menjadi kepingan!"

Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, "Akulah kematian, berdiri dan membungkuklah kepadaku."

Dan si kaya berkuasa itu bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika pekerjaanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kuat seperti aku? Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri oleh taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku bergetar menatap sayap-sayapmu yang menjijikan dan tubuhmu yang memuakkan."

Setelah diam beberapa saat dan tersadar dari ketakutannya, ia menambahkan, "Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, karena rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah emasku seperlunya atau nyawa salah seorang dari budak, dan tinggalkanlah diriku... Aku masih memperhitungkan kehidupan yang masih belum terpenuhi dan kekayaan pada orang-orang yang belum terkuasai. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, dan pada hasil bumi yang belum tersimpan. Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya selir, cantik bagai pagi hari, untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putra tunggal yang kusayangi, dialah biji mataku. Ambillah dia juga, tapi tinggalkan diriku sendirian."

Sang Maut itu menggeram, engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak tahu diri. Kemudian Maut mengambil tangan orang itu, mencabut kehidupannya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk memeriksanya.

Dan maut berjalan perlahan di antara orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling kumuh yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, "Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah ruhku, impianku yang mengejawantah dan hakikat harapanku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, karena kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Jangan tinggalkan daku."

"Aku telah memanggilmu berulang kali, namun kau tak mendengarkan. Tapi kini kau telah mendengarku, karena itu jangan kecewakan cintaku dengan peng-elakan diri. Peluklah ruhku, Sang Maut terkasih."

Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruhnya di bawah sayap-sayapnya.

Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang -- ke dunia -- dan dalam bisikan ia berkata, "Hanya mereka yang di dunia mencari Keabadian-lah yang sampai ke Keabadian itu."

Nasehat Mawlana Syekh Muhammad Hisham Kabbani

Maddad Yaa Rabb Maddad Yaa Rabb Maddad Yaa Rabb...

Ilahi Anta maqsudi wa ridhloka mathlubi a'thini mahabataka wa ma'rifah.. Setiap orang ingin berada pada jalan yang lurus, karena itulah jalan yang mengarah pada hadirat Ilahi.Tetapi banyak yang terhalang dari jalan itu, dan mengarah pada jalan-jalan yang lain, jalan yang tidak berakhir pada hadirat Ilahi. Tentu saja mereka yang terhalang merasa dirinya tersesat tanpa daya, dan mungkin gagal meraih tujuan-tujuan yang amat mulia. Inilah alasan mengapa Tuhan mengirim Nabi& Rosul-Nya, dan Nabi penutupnya tiada lain adalah untuk menunjukan dan membawa kita kepada jalan yang benar, membantu kita bagaimana caranya berjalan disana, dan untuk menyembuhkan segala kepedihan serta kesusahan yang terjadi sepanjang hidup kita. Kepedihan dan kesusahan itu amatlah penting, karena mengingatkan kita agar memperhatikan langkah-langkah kita agar tidak salah jalan. 

Ketika anda kesulitan anda ingat akan Tuhan. Jika anda dalam kepedihan anda ingat akan Tuhan, jika anda merasakan kesedihan, anda ingat akan Tuhan, jika anda sakit anda ingat akan Tuhan, jika anda kesepian anda ingat akan Tuhan, ketika anda merindukan akan seseorang yang anda cintai anda akan ingat akan Tuhan, dan melalui hal-hal apapun yang ada diingatan kita maka kita akan melalui jalur Ilahiah. 

Seperti inilah bagaimana para Awliya mampu mencapai tingkatan-tingkatan tinggi dari perkembangan spiritual, karena mereka selalu rindu untuk menggapai hadirat sang penciptaNYA, juga merindukan untuk sampai pada pintu Nabi Muhammad SAW. Mereka ingin mencapai pintu Nabi Muhammad Saw karena sadar itu mengarahkan mereka pada Tuhan mereka. Inilah alasan mengapa mereka mematuhi pembimbing spiritual mereka, karena mereka menyadari apapun yang yang dikatakan pembimbing mereka berasal dari Nabi dan apapun yang berasal dari Nabi suci berarti berasal dari hadirat Ilahi. Untuk itu mereka tidak peduli bila perintah gurunya berakibat kesulitan untuk dirinya karena mereka yakin apa yang di katakan dan diperintahkan oleh pembimbing mereka tidak ada tujuan lain yaitu menarik jiwa mereka dari kekangan nafsu dan ego mereka untuk menarik dan membawa mereka kehadirat Ilahi. 

Apapun yang mereka derita sebagai hasilnya adalah demi Tuhan mereka. Dan seperti itulah seorang pengikut yang tulus, tanpa interupsi dan dia harus faham betul apaun yang pembimbing mereka katakan itu berasal dari hadirat Nabi suci Saw dan puncaknya adalah dari Allah Swt sendiri. Dia harus mengetahui apapun yang diperintahkan oleh Syaikhnya adalah untuk keuntungan dan kemajuan spiritualnya dan keuntungan bagi dirinya. Dan apapun kesulitan dan penderitaan yang dipikulnya adalah tujuan untuk membawa dirinya untuk lebih dekat kepada Tuhannya, demikianlah tujuan dari segala usaha spiritual untuk membawa kita selalu menuju pada sang Pencipta dan untuk selalu berkekalan dalam mengingatNYA dalam segal suasana.. Allah Swt berfirman dalam Alqur'an yang suci : Sungguh jika mereka menganiaya diri mereka sendiri, datang kepadamu lalu mereka meminta ampunan Tuhan, dan Rasulpun memintakan ampun bagi mereka, niscaya mereka mendapati Allah Swt Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang.. 

Itulah pengalaman para Syaikh dalam thareqat ini dalam khalwat-khalwat mereka, dan itulah kenyataan yang dialami dalam kehidupan mereka yang berasal dari api cinta yang membakar relung qalbu mereka yang suci. Jika air mata mereka diubah menjadi tinta dan rambut mereka menjadi pena-pena, mereka akan hanya menulis segala macam pujian mereka, segala macam keindahan, dan menguak segala macam ilham-ilham yang Tuhan percikan melalui qalbu suci mereka, dan setiap tetes airmata, setiap helai rambut, setiap tetes darah yang mengalir melalui urat nadi dan pembuluh darah mereka akan tertulis Muhammadun habibullah Muhammadun Rasulullah Muhammadun khalilullah Muhammadun najiyullah Muhammadun shafi'ullah hanya untuk hadirat Nabi tercinta dan akhirnya kekal dalam hadirat Ilahi Rabbi.....ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ... 

Sumber : http://naqshbandiyun.blogspot.com/2006/12/kesulitan-kesulitan-sebagai-bahan-bakar.html

Lemahnya aku

Tatkala ku renungi siapa dan apa diriku, maka disaat itulah nyatalah 1 sudut kelemahan yang melekat padaku. Sejenak ku pandang lamunan didalam kejayaan namun masih tetancap sebuah kuasa-Nya DIA pada setiap keadaan dan kejadian. Terhempas dalam kejayaan diatas pengakuan semata ternyata menghantarka aku kerugian yang nyata. Ampuni daku wahay Tuan Seru Sekalian Alam

Khirqah


Sebagai kata, khirqah berarti pakaian, kain, atau Sobekan kain baju. Sedangkan sebagai istilah, khirqah adalah cenderamata sebagai bentuk pensanadan dan pengijazahan dalam tarekat kesufian. Kesufian atau tasawuf tidak berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya, yang memiliki sanad yang tersambung hingga Rasulullah SAW.

 Adanya sanad dapat mempertanggungjawabkan kebenaran tasawuf ini. Dan keberadaan sanad ini sekaligus sebaagi bantahan terhadap pembenci praktek tasawuf. Dengan demikian pendapat sebagian orang yang mengatakan tasawuf adalah sesuatu yang baru dan bidah adalah pendapat yang tidak memiliki dasar sama sekali.

Penggunaan istilah dengan penyebutan sesuatu yang berbentuk fisik semacam ini hanya sebagai ungkapan lambang, simbolisasi, dari tradisi ilmu-ilmu sufi yang berkembang dikalangan sufi, yang hal tersebut terjadis ecara turun menurun dari guru ke murid sebagai sanad.

Selain kata al khirqah, istilah-istilah lain yang biasa digunakan dikalangan sufi adalah ar-rayah (bendera), al-hizam (sabuk), al-ilbas (pengenaan surban, jubah, peci, dan lainnya). Benda-benda fisik ini, sekalipun benar adanya sebagai sesuatu yang turun-temurun sebagai sanad dari guru ke murid, yang menjadi tolak ukur dalam ajaran tasawuf ini bukan semata benda-benda simbolis tersebut, melainkan kandungan atau nilai-nilai yang dibawa dan tersirat dari itu semua, yaitu ajaran tasawuf itu sendiri.

Al-lmam Al-Hafizh As-Sayyid Ahmad bin Ash-Shiddiq Al-Ghumari, mengutip perkataan AI-'Allamah Al-Amir dalam Fahrasat-nya, mengatakan, khirqah, rayah, hizim dan ilbas dalam dunia tasawuf bukan merupakan tujuan utama. Karena benda-benda tersebut hanya benda zhahir. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam jalan tasawuf adalah memerangi nafsu, mujahadah an-nafs dan menuntun umat untuk berpegang teguh pada ketentuan syari'at dan sunnah-sunnah Rasulullah, baik secara zhahir maupun secara bathin. Karena itu, dalam muqadimah risalah Ibn 'Arabi yang berjudul Nasab al-Khirqah, yang ditulis Al-Hafizh Al-Ghumari, ia mengutip perkataan imam Malik saat ditanya penger-tian ilmu bathin, “ilm al-bathin, "Kerjakanlah olehmu ilmu-ilmu zhahir, maka Allah akan mewariskan kepadamu akan ilmu-ilmu bathin."

Namun demikian, lambang-lambang fisik di atas menjadi tradisi turun-temurun sebagai sanad. yang hal tersebut beberapa di antaranya bersambung hingga Rasulullah. Seperti sanad dalam memakai al-'immah as-sauda', kain atau surban hitam yang dililit di atas kepala. secara turun-temurun di kaiangan pengikut tarekat Ar-Rifa'iyyah, baik warna kain maupun tata cara memakainya, yang hal tersebut secara turun-temurun berasal dari Rasulullah.

Lambang-lambang berupa fisik tersebut, selain memiliki makna yang cukup penting dalam kaitannya dengan ajaran-ajaran yang terkandung di balik benda-benda itu sendiri, juga menjadi semacam identitas yang khas di kaiangan kaum sufi. Al-khirqah, walau sebagai kata berarti hanya "sebuah pakaian", bahan yang dipergunakan, cara pemakaian, dan lain-lainnya, memiliki kekhususan tersendiri. Contoh lainnya seperti gerakan-gerakan tubuh saat berdzikir. Gerakan-gerakan ini memiliki kekhususan tersendiri yang menjadi identitas atau ciri khas mereka, yang hal tersebut telah menjadi turun-temurun sebagai sanad. Kemudian para ulama juga telah sepakat bahwa ajaran tasawuf menjadi sebuah disiplin ilmu atau sebagai madzhab yang dirintis dan diformulasikan pertama-tama oleh seorang imam agung, sufi besar, AI-'Arif Billah Al-lmam Al-Junaid Al-Baghdadi. Di atas jalan yang beliau rumuskan inilah di kemudian hari para kaum sufi menginjakan kaki-kaki mereka. Karena itu Al-lmam Al-Junaid Al-Baghdadi disebut sebagai pimpinan kaum sufi dan pemuka mereka, Sayyid ath-Tha-ifah ash-Shufiyah.

Seperti halnya dalam fiqih, ajaran-ajaran di dalamnya diintisarikan, diistinbathkan, oleh para ulama mujtahid dari Al-Qur'an dan hadits. Artinya, yang menjadi sandaran utama dalam hal ini adalah ajaran Rasulullah, dengan segala apa yang dibawa oleh beliau. Demikian pula dengan landasan tasawuf, pokok yang menjadi fondasinya adalah Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah. Al-lmam Al-Junaid Al-Baghdadi memiliki sanad dalam tasawuf, labs al-khirqah, yang bersambung hingga sampai kepada Imam Al-Hasan Al-Bashri, yang diambil dari Amir Al- Muminin Imam AM bin AbiThalib KWH, yang secara langsung didapatkan dari Rasulullah SAW.

Lengkapnya sanad tersebut sebagai berikut: Al-Junaid Al-Baghdadi mendapatkan sanad khirqah kaum sufi dari pamannya sendiri, Imam As-Sirri As-Saqthi, kemudian dari Imam Ma'ruf AI-Karkhi, dari Imam Dawud Ath-Tha'i, dari Imam Habib AI-'Ajami, dari Imam Al-Hasan Al-Bashri, dari Imam Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, dan terakhir dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sanad tasawuf ini disepakati kebenarannya di kalangan ulama Ahlus-sunnah wal Jama'ah.

Selain sanad di atas, terdapat juga sanad lain yang memperkuat kebenaran mata rantai Imam Al-Junaid Al-Baghdadi dari pamannya, Imam As-Sirri As-Saqti. Yaitu dari Imam Ma'ruf Al-Karkhi dari Imam Ali Ar-Ridha, dari ayahnya sendiri, Imam Musa Al-Kazhim, dari ayahnya sendiri, Imam Ja'far Ash-Shadiq, dari ayahnya sendiri, Imam Muhammad Al-Baqir, dari ayahnya sendiri, Imam Ali Zainal Abidin, dari ayahnya sendiri, Imam Al-Husain, dari ayahnya sendiri, Imam Ali bin Abi Thalib, dan terakhir dari Rasulullah SAW.

Sanad yang kedua ini sangat kuat. Orang-orang shalih yang teriibat dalam rangkaian sanad ini tidak diragukan lagi keagungan derajat mereka. Sanad kedua ini, di samping sebagai penguat bagi sanad pertama, sekaligus juga sebagai bantahan kepada mereka yang mengingkari sanad pertama. Karena sebagian orang anti tasawuf biasanya mempermasalahkan sanad pertama di atas dengan mempersoalkan pertemuan, al-mu'asharah wa al-tiqa', antara Imam Al-Hasan Al-Bashri dan Imam Ali ibn Abi Thalib. Walau demikian, tentang sanad pertama, mayoritas ulama sepakat menetapkan adanya al-mu'asharah wa ahliqi'antara Imam Al-Hasan Al-Bashri dan Imam 'Ali Ibn Abi Thalib. Dl antara yang menetapkan hal tersebut adalah Imam AI-'Allamah Dliya'uddTn Ahmad Al-Witri Asy-Syafl'i Al-Baghdadi dalam kitabnya Raudlah an-Nidlirfn. Imam Al-Witri mengutlp perkataan Imam Sufyan Ats-Tsauri bahwa Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Al-Hasan Al-Bashri adalah orang yang paling utama di antara yang mengambil pelajaran dari Ali bin Abi Thalib RA." Kemudian Imam Al-Witri berkata bahwa, saat terbunuhnya KhaKfah Utsman bin Affan, Imam Al-Hasan Al-Bashri berada di tempat kejadian. Al-Hasan Al-Bashri saat itu adalah seorang anak yang masih berumur empat belas tahun, yang kemudian tumbuh remaja di bawah bimbingan sahabat 'Ali ibn Abi Thalib.

As-Sayyid As'ad (w. 1016 H/1607 M), seorang mufti di Madinah, membuat risalah pendek berjudul At-Tasyarruf bi DzikrAhl ath-Tashawwuf, tentang sanad ajaran kaum sufi dan sanad khirqah mereka. Kesimpulan tulisannya adalah, sekalipun ada beberapa penghafal hadits, huffazh al-hadits, mengingkari pertemuan antara Al-Hasan Al-Bashri dan Ali bin Abi Thalib, pendapat yang kuat menetapkan bahwa telah terjadi pertemuan kedua orang tersebut Pendapat ini didasarkan pada pernyataan huffazh al-hadits lainnya yang telah menetapkan keberadaan pertemuan tersebut Dan pendapat huffazh al-hadits yang menetapkan keberadaannya didahulukan atas pendapat yang menafikannya, Al-mutsbit muqaddam 'ali an-nifi sebagaimana hal ini telah diketahui dalam kaidah-kaidah ilmu hadits.

Masih menurut Sayyid As'ad, nasab al-khirqah memiliki dasar yang berasal dari Rasulullah sendiri. Dalam menetapkan pendapat ini sebagian ulama mengambil pendekatan dengan hadits Ummu Khalid. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah membawa sebuah baju hitam dengan pernik-pernik berwama kuning dan merah ke hadapan para sahabat-nya, lalu Rasulullah berkata, "Siapakah menurut kalian orang yang hendak aku pakaikan baju ini padanya?"
Semua sahabat terdiam sambil berharap mendapatkan baju tersebut
Kemudian Rasulullah berkata, "Pang-gillah Ummu Khalid."
Setelah Ummu Khalid datang, Rasulullah memakaikan baju tersebut kepada nya seraya berkata, "Pakailah, semoga banyak memberikan manfaat bagimu." Setelah memakaikan baju tersebut kepada Ummu Khalid lalu melihat pada pernik-pernik wama kuning dan wama merah pada baju sersebut, Rasulullah berkata, "Wahai Ummu Khalid, ini adalah pakaian yang indah."

Termasuk yang dapat dijadikan pendekatan tentang keberadaan nasab al-khlrqah Ini adaiah riwayat yang telah disebutkan oleh banyak ulama bahwa sahabat Aii bin Abi Thalib dan sahabat Umar bin Al-Khaththab memakaikan khirqah kepada Uwais Ai-Qarni. Sebagaimana dikatakan Imam Asy-Sya'rani berikut ini, "Uwais Al-Qarni telah memakai pakaian (ats-tsaub) dari sahabat Umar bin Al-Khaththab dan memakai selendang (ar-rida) dari sahabat All bin Abi Thalib."

Kesimpuian dari ini semua, khirqah kaum sufi memiliki dasar yang tsabit, kuat, daiam hadits. Para pengemban riwayat sanad al-khirqah adalah para imam yang agung dari umat ini. Adapun bahwa beberapa huffizh al-hadits mengingkari nasab al-khirqah, yang dimaksud adalah terbatas pada sanad pengijaza-an jubah (al-jubbah) dan peci (ath-thiqiyah). Benar, dua benda ini sangat erat kaitannya dengan kaum sufi, namun makna al-khirqah secara luas tidak terbatas pada dua benda tersebut Seperti khirqah kaum Tarekat Ar-Rifa'iyyah, yang hal tersebut tidak dapat diingkarf kebenaran sanadnya. Khirqah kaum Ar-Rifa'iyyah rtu adalah imamah, kain atau surban yang dililitkan pada kepala, yang berwama hitam, af-'imamah af-sauda', yang bersambung hingga Rasulullah SAW.

Suatu ketika Rasulullah memakaikan al immh as-sauda' ini kepada Imam 'Ali bin Abi Thalib, sebagaimana hal ini telah ditetapkan dalam krtab-kitab shahih, lalu Rasulullah berkata di hadapan para sahabatnya, "Pakailah oleh kalian 'imamah seperti ini." Kemudian tidak ada perselisihan di antara kaum sufi bahwa sanad tasawuf adalah lewat jalur Al-Junaid dari As-Sirri dari Al-Karkhi dan seterusnya hingga Ali bin Abi Thalib RA. Adapun dasar khirqah kaum Tarekat Rifa'lyyah yang berupa al-'imimah as-sauda' secara jelas disebutkan dalam banyak hadits Rasulullah, seperti dalam riwayat Imam Muslim, Imam Ath-Thabarani, dan lainnya. Di antaranya sebuah hadits dari sahabat Ali bin Abi Thalib, "Pada hari ghadir Khum Rasulullah memakaikan 'imamah hitam kepadaku dengan mengulurkannya sedikit ke bagian belakangku, seraya bersabda:

'Sesungguhnya Allah memberiku pertoiongan di hari Perang Badar dan Perang Hunain dengan serombongan malaikat yang mereka semua mengenakan 'imamah semacam ini.' (Kemudian Rasulullah juga bersabda) 'Sesungguhnya Imamah adalah pembatas antara kekufuran dan keimanan*." (HR Abu Musa Ai-Madani dalam kitab as-Sunnah Fi Sadi al-'imamah dan oleh lainnya).


Sumber: Majalah Al Kisah

Nasehat Solihin mengenai Hati


"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku." Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut, kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka keduanya layak mendapat siksa."
( Sayyidina Salman Al-Farisi )

 “Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.” ( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )

"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati kalian adalah sepuluh Hal : 1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.
2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-sunahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.
4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.
5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.
6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk memperolehnya.
7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.
8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk menyambutnya.
9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib ( keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.
10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah memetik pelajaran darinya.
( Syekh Ibrahim bin Adham )

“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya. Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya!“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )


Sumber: http://wasiatnasehat.blogspot.com

Rahasia Nasehat dari sufi

 
 
Rahasia nasehat dari sufi adalah sebuah pahaman menuju "Jejak keagungan", tapi terhadap peristiwa ini setan membuatmu tak mudah untuk menang, sungguh syaitan tak membiarkan-MU paham..!, sebab keberpihakanmu pada kebenaran maka kau adalah musuh yang nyata baginya. DARI kumpulan rahasia dan nasehat sufi. Perihal pertama, singkirkan perasaanmu sebagai orang pintar di sisi Allah (upaya dasar hilangkan arogansi), lalu terhadap perilaku kebaikan, boleh kau katakan bahwa "ya Allah aku akan bertahan lama di dalam kebaikan ini dan juga terhadap Taqdir sebagai hal kelengkapan diriku yang dengannya kau angkat derajatku"

Nasehat sufi 1
1. Ketika orang-orang yang mendapat taufiq mengetahui nilai kehidupan dunia dan kecilnya kedudukan didalamnya, maka mereka membunuh nafsu keinginan terhadap dunia (dingin dan segala peristiwa dianggapnya sebagai cobaan) dalam rangka mencari kehidupan abadi.

2. "Lentera" hati yang bersih pada asal fitrahnya, bersinar sebelum datangnya syari'at yang "minyaknya" nyaris menyala sekalipun tidak disentuh api. Senantiasa merasa di awasi oleh Allah maka ia sungguh pohon  hijau diantara pohon2 yg kering dalam pandangan malaikat.
 

3. Orang yang bersuka ria karena dunia, sebenarnya orang yang berduka cita. Kepedihan dan duka citanya lahir dari kenikmatannya, dan kesusahannya lahir dari kegembiraan dengannya. telah di palingkan hati dan perasaannya dari sebuah ruang kebahagiaan yg lain semacam kejut ketika nama Allah terdengar, tersentuh ketika dakwa di dengarnya dan menangis dihadapan allah dalam malam2 khusyu.
 

4. Mata perangai melihat biji (isi), sedangkan mata akal melihat perangkap, dan mata hawa nafsu adalah buta. "jangan terbutakan atas kenikmatan yang sementara ini, sedang bidadari di surga bukan milikmu dalam keabadian akhirat yang jika setets keringatnya jatuh di lautan bumi maka harumlah seluruh lautan.
< Ironisnya > Sedang mereka yang tergoda, terjebak pada gurun penyesalan. Kepada mereka dikatakan:
"Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (didunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa" (QS Al Mursalat: 46)

 

5. Andai ilmu bermanfaat tanpa amal, tentu Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mencela para pendeta ahli kitab, dan jika amal bermanfaat tanpa ikhlas, tentu Allah 'Azza wa Jalla tidak mencerca orang-orang munafik.

Perasaan ini dapat di indikasikan dalam semangat pegawai pos, bahwa ‘selembar prangko menjadi bernilai hanya karena ketika dia menempel pada surat hingga mengantarnya sampai ke tujuan’.Jadilah seperti prangko, selesaikan apa yang sudah kamu mulai.(prangko keihlasan : implementasi manusia yang kebaikan dan keburukan taqdir atasnya (ia )tetap dalam kategori benar atas peristiwa tersebut, adalah hal yang membuatnya mengukir jejak keagungan dan ia sungguh berbeda.
 
Barangsiapa yang tidak kerasan bersama Allah di tengah-tengah manusia dan betah dengan-Nya ketika sendirian dan sepi, maka ia
 seorang jujur yang lemah. 

Barangsiapa yang betah dengan-Nya di tengah-tengah manusia
 namun tidak kerasan saat sendirian, maka dia sakit. 

Barangsiapa yang tidak merasa betah dengan Allah disaat banyak orang dan di kala sendirian, berarti ia adalah bangkai yang harus disingkirkan. 
Dan, barangsiapa yang betah dan tenteram bersama Allah dikala sendirian dan ditengah-tengah orang banyak, maka dia adalah seorang jujur yang kuat dalam setiap keadaan.

Ketakberdayaan sebagian manusia sebab pola kaku yang di bentuk syetan juga lingkungan atas karakter dirinya, hal ini adalah kegilaan: atas melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengaharapkan hasil berbeda.”, ini nonsen..!, < (gejolak yang sangat berseberangan dgn Rahasia nasehat sufi ) Jangan mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika Kita masih bertahan dengan cara yang masih Kita pakai saat ini. Dengan ungkapan lain, (jalan mulia itu berat dan besar cobaanya) mimpi mengharapkan otot bisa menjadi lebih ‘seksi’ tapi masih mengangkat barbel ringan terus menerus.

Ketergantungan pada Allah, swt, Rahasia Sufi
Seorang ibu yang hanya butuh pada TuhanNya, Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu: katanya di suatu waktu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah (shalawat Nabi). Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”----- Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus.  Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah SAW?

untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib, mendengarkan hati nurani.  atau anda bicaralah terus menerus maka anda pun menjadi tuli dan menguapkan sesuatu yang semestinya perlu kita kentalkan ?. haha..ha.., bicaralah lebih banyak dan terimalah keadaanmu menjadi tuli. kurangi bicara meninggalkan kata-kata yang biasa-biasa. Zakaria as sering berdoa, "Tuhanku, sudah rapuh tulang-tulangku, sudah penuh kepalaku dengan uban, tapi aku tak putus asa berdoa kepada-Mu." (QS. Maryam: 4) Satu saat, Tuhan menjawab, "Aku akan memberi kepadamu seorang anak." (QS. Maryam: 7) Zakaria as hampir tidak percaya, "Bagaimana mungkin aku punya anak, ya Allah. Padahal istriku mandul dan aku pun sudah tua renta." (QS. Maryam: 8) Lalu Tuhan menjawab, "Hal itu mudah bagi Allah. Bukankah kamu pun asalnya tiada lalu Aku ciptakan kamu." (QS. Maryam: 9) Zakaria masih penasaran dan ia minta kepada Allah, "Apa tandanya, ya Allah?" Tuhan menjawab, "Tandanya ialah kau harus puasa bicara. Kau tidak boleh berkata kepada seorang manusia pun selama tiga hari berturut-turut." (QS. Maryam: 10).

Tatkala kau terbaring,(hal yang kau kira santai tapi dapat saja malaikat maut mencabut nyawamu saat itu juga, tanpa peduli kau sehat atau sakit, atau kau baru saja membenarkan sebuah kesalahan
Tatkala kau terbaring,
           tersembunyi daratan dalam lipatan-lipatan mimpimu,
           sebuah bangunan batu dengan dinding berlumut yang kelihatan   rapuh,
          langkahmu  menuju kebanyak pintu, di balik sebuah pintu terbukalah ruang gelap dan
           kosong, suara seperti: tergantung di langit ketika sedetik sebuah nyala yang memucat dari bola lampu diatasmu,”aku telah terbunuh….”, katamu,  ketika sesosok manusia tergantung lemas diatasmu dan kau sangat mengenalnya.....
___________
kaimuddin mbck nasihat buat Al Ghozi dan Afra. Catatan 3.demikianlah Rahasia Nasehat dari sufi

Nasehat sufi 1
Makin pingin menunjukan diri kita supaya diakui, dihormati, anda akan makin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan umumnya semakin tidak disukai.

tidak jujur adalah penjara, yang buat diri dicekam takut terbongkar, gampang untuk berdusta, nikmat apa pun tidak akan ternikmati, maka  jujurlah anda akan merasa merdeka.

Nasehat sufi
hati yang bersih akan peka terhadap pengetahuan, apa pun yang dilihat, didengar, dirasakan jadi samudera pengetahuan yang membuatnya semakin bijak, arif dan pas saat menyikapi hidup ini

tidak mungkin semua orang akan menyukai kita — walau kita berbuat baik semaksimal barangkali. tidak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang paling baik, sebab itulah yang kembali pada kita.

Nasehat sufi
keberanian buat mengatakan tidak tahu untuk yang tidak diketahuinya jauh akan lebih menenangkan dan dihormati dari pada senantiasa pingin terlihat serba tahu atau sok tahu

konflik umumnya terjadi sebab saya benar dan kamu salah, berilah peluang hati menyebutkan "kita benar dan diapun bisa jadi benar", insya allah akan gampang mencari solusi.

Nasehat sufi
orang yang sangat mulia di antara manusia adalah orang yang sangat banyak mengingat mati dan sangat siap menghadapinya dengan bekal amal shalih.

yang penting untuk pimpinan bukan hanya memaksa anggotanya menaati pada perintahnya, namun buat memahami apa yang paling baik yang mesti dikerjakannya dengan penuh kesadaran.

sikap emosional adalah ciri belum terampil mengendalikan diri. bagaimana barangkali bisa mengendalikan orang lain dengan baik, bila diri sendiri kurang teratasi.

Nasehat sufi
komentar spontan kita barangkali sebatas satu patah kata, namun dapat melukai hati dan menyebabkan kebencian mendalam, oleh sebab itu waspadalah walau sebatas sepatah kata.

hati manusia berubah-ubah, saat ini marah barangkali besok lusa telah reda apalagi barangkali lebih sayang pada kita, oleh sebab itu janganlah mendendam atau benci ber-kepanjangan.

Nasehat sufi
akan ada waktu hati jadi sedih dan gelisah. janganlah biarkan larut dan mencuri hidup kita, bangkitlah, sibuklah, bergaulah dengan orang yang manfaat dan banyaklah berzikir.

berani hidup mesti berani menghadapi problem, janganlah takut dan janganlah gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, sebab tiap-tiap problem telah diukur allah cocok kekuatan kita.

kita tidak mempunyai apa pun dan tidak dimiliki siapapun tak hanya milik allah. hidup didunia hanya singgah sesaat, melacak bekal untuk pulang dan menunggu waktu maut menjemput.

Rahasia Nasehat sufi
tidak butuh menjawab penghinaan dengan penghinaan, cukup jawablah dengan evaluasi diri, gigih melakukan perbaikan diri, dan beri bukti yang tidak terpungkiri.

orang yang sedikit pengetahuan, wawasan dan pengalaman, layaknya yang terbelenggu dan dipenjara oleh keterbatasannya, hidup tidak akan leluasa dan sukar untuk berbahagia. 


Nasehat sufi
rutinitas melemparkan kekeliruan dan tanggungjawab pada orang lain, tak hanya akan menambah problem, bisa juga menjatuhkan kredibilitas, dan menyingkirkan kepercayaan.

siapapun yang merindukan berhasil,  mesti ajukan pertanyaan pada dirinya seberapa jauh dan sungguh-sungguh untuk berjuang, sebab tiada keberhasilan tanpa perjuangan.

Rahasia Nasehat sufi
air yang lembut dapat mempersatukan bahan besi, semen, kerikil, pasir hingga jadi beton yang kokoh. benar-benar kelembutan hatilah yang akan dapat mempersatukan.

janganlah takut jadi tua, sebab tentu menua. namun takutlah tidak jadi dewasa, sebab kedewasaan sikaplah yang jadi jalur kebahagiaan dan kemuliaan.___dari berbagai sumber dan tambahan pelengkap dari "Pesan-pesan Spiritual Ibnul Qayyim"terangkum dalam Rahasia nasehat sufi

Wahai Pencari, Berhijrahlah

Jika pohon punya sayap atau kaki,
tentulah ia bisa bergerak,
sehingga tak diterimanya sakit dari mata gergaji
atau dari pukulan kampak.

Dan jika matahari tak bergegas ketika

malam tiba, bagaimanakah bumi akan diterangi
ketika fajar merekah.


Dan jika air tidak menguap dari laut ke langit, 

kapankah taman akan dialiri sungai
dan dibasahi hujan.

Ketika setitik benih bergerak dari sumbernya

ke tujuan, ditemukannya rumahnya, dan
lalu menjadi sebutir mutiara.

Bukankah Jusuf, walau sambil berlinang air-mata,

mengembara meninggalkan ayahnya.
Bukankah dalam pengembaraan itu,
dia menemukan kerajaan, ketenaran dan kemenangan?

Bukankah Mustapha berhijrah,

dan di Madinah memperoleh kedaulatan,
dan menjadi tuan dari berbagai negeri?

Kalaupun kaki tak engkau miliki,

tempuhlah hijrah di dalam dirimu sendiri,
(Itu) bagaikan tambang merah-delima mulai
tersingkap oleh secercah cahaya matahari.

Wahai pencari, berhijrahlah,

keluar dari kampung halamanmu, menuju
ke kedalaman dirimu sendiri.

Karena dengan hijrah seperti itu,

bumi menjadi tambang emas.

Dari yang semula masam dan pahit,

berkembanglah menjadi sesuatu yang manis.

Bahkan dari tanah yang tandus,

tumbuh berbagai jenis buah-buahan.

Lihatlah kejaiban ini,

yang tergelar di bawah matahari kebanggaan Tabriz.
Karena semua pohon mendapatkan keindahannya
dari cahaya matahari.
(Rumi: Divan Syamsi Tabriz no 27,
 terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson)

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati