Setiap manusia dapat dipastikan pernah menghadapi masalah dalam kehidupan. Tak sedikit pula manusia itu yang putus asa dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Dalam agama Islam kita di ajarkan mengatasi masalah itu dengan istighfar.
Mungkin kita berlumur dosa dan kesalahan. Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya.
Bahkan Rasulullah SAW juga kerap kali membaca istighfar setiap harinya. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya keistimewaan yang dimiliki oleh kalimat ini. Abul Yaman menuturkan kepada kami. Dia berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari az-Zuhr’i. Dia berkata: Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku. Dia berkata: Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari)
Imam Muslim ra berkata di dalam Shahihnya, di kitab adz-Dzikr wa ad-Du’aa’ wa at-Taubah wa al-Istighfar: Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata: Ghundar menuturkan kepada kami dari Syu’bah dari Amr bin Murrah dari Abu Burdah, dia berkata: Aku mendengar al-Agharr dan dia adalah termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia menyampaikan hadits kepada Ibnu Umar. Ketika itu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Allah. Karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari kepada-Nya seratus kali.” (HR. Muslim)
Keistimewaan istighfar diantranya adalah memudahkan urusan dan kesulitan seseorang. Memudahkan urusan di sini bisa dalam jalan mencari rezeki serta memelihara seseorang. Dalam konteks ini, Ibnu Katsir menafsirkan surah Hud: 52 dengan menukil hadis Rasulullah SAW yang bersabda, “Barang siapa yang mampu mulazamah atau kontinu dalam beristighfar, maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan dari setiap duka dan kesedihan yang menimpanya, memberi jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberi rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka.” (Ibnu Majah).
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam jika selesai shalat membaca: "Allahumma antas-salam wa minkas-salam tabarakta dzal-jalal wal-ikram (Wahai Allah Engkau adalah Dzat Yang Maha Sejehtera dan dari Engkau segala kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi barakah wahai Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia). Ditanyakan kepada Al-Auza'i dimana ia adalah salah seorang perawi hadits: "Bagaimanakan Istighfar itu?" ia menjawab: "Yaitu membaca: "Astaghfirullah astagh-firullah (Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah).” (HR. Muslim: 591)
Alkisah .... Pada suatu hari 4 orang datang kepada Imam Hasan Al Basry secara bergantian untuk mencari solusi masalahnya yang tentunya berbeda:
Orang pertama datang mengadukan kepada beliau tentang kekeringan yang melanda daerahnya karena sudah lama tidak hujan Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.
Orang kedua datang mengadukan tentang ke kemiskinan yang dideritanya. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.
Orang ketiga datang kapada beliau mengadukan istrinya yang mandul. Imam hasan Al Basry memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.
Orang keempat datang kepada beliau mengeluhkan kebunnya yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman. Imam hasan Al Basri memberi nasehat kepda orang tersebut untuk beristighfar. Mereka yang hadir pun heran karena merka mendapat nasehat yang sama padahal masalah yang mereka hadapi sangat berbeda beda, akhirnya mereka bertanya:
“Kamu ini aneh Imam hasan Al Basry, kenapa semua orang yang datang kepadamu, meskipun problemnya berbeda-beda namun solusi yang kamu berikan sama, yaitu“istighfar”.
Imam hasan Al Basry pun menjawab: ” Apakah kalian tidak membaca firman Allah berikut”, lalu beliau membaca Al Quran surat nuh yang artinya: ” Maka aku berkata, ” Mohonlah ampunan pada Tuhanmu sesungguhnya Dia Maha Pengampun,niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit , Dan Dia memperbanyak harta dan anak- anakmu, dan mengadakan kebun- kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” ( QS Nuh: 10-12)
Sahabat sekalian ,,,, ketahuilah bahwa Ternyata istighfar menjadi jawaban untuk segala masalah yang kita alami karena dengan adanya keampunan dari Allah, tentu Allah memudahkan hambanya dengan masalah- masalah yang dihadapinya.karena secara tidak langsung dengan selalu beristighfar kepada allah maka kita selalu ingat kapadaNya dan sadar dengan kesalahan yang kita lakukan, bila kita selalu ingat kepada Allah, maka Allah juga ingat kepada hambanya. semoga kita menjadi hamba yang selalu ber-istighfar kepada Allah swt. Aaamiiin Allahumma Aamiin.
Wallahu A'lam Bish_Showab Min Kulli 'Aalimiin