KH. Syarwani Zuhri


Al-Alimul Alamah Al-Arifbillah Al-Mukarrom Prof. DR. KH. Syarwani Zuhri adalah ketua MUI kota Balikpapan, beliau pernah menimba ilmu kepada Al-Alimul Alamah Al-Arifbillah Syekh KH. Syarwani Abdan (GURU BANGIL) .beliau juga pemimpin Pondok Pesantren “Datu Kalampaian” Balikpapan.

TOKOH KALIMANTAN

# SYEIKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI - Pengarang Kitab Fikih Melayu yang Monumental
# SYEIKH MUHAMMAD NAFIS AL-BANJARI - Ulama, Dai, Mujahid dan Pengarang
# SYEIKH ABDUL HAMID ABULUNG - Mistikus Kalimantan
# SYEIKH AHMAD KHATTIB AS-SAMBASI - Tokoh Tarekat Kalimantan yang Mendunia
# MUFTI JAMALUDDIN Al-BANJARI - Mufti Banjar Pertama
# SYEIKH AHMAD - Juru Dakwah Pedalaman yang Santun
# MUFTI HAJI MUHAMMAD ARSYAD - Teladan Pribadi Ulama yang Tegas
# SYEIKH SA’DUDDIN - Pelopor Dakwah Banua Anam
# MUFTI HAJI AHMAD - Ulama, Mufti dan Seniman
# SYEIKH SALMAN AL-FARISI -Ulama Penyusun Kalender Pertanian
# HAJI MUHAMMAD KHATTIB – Ulama yang Rendah Hati
# SYEIKH UTSMAN – Ulama, Penulis Jan Penerjemah
# KH. MUHAMMAD KASYFUL ANWAR – Penggagas Perubahan Darussalam yang Rendah Hati
# KH. ABDURRAHMAN – Kiyai Santun nan Rendah Hati
# KH. ABDURRAHMAN – Pendidik Kader Ulama
# SYEIKH MUHAMMAD AFIF – Pemancang Tiang Guru Mesjid al-Karomah
# SYEIKH ABDURRAHMAN SHIDDIQ - Mufti Penulis Mistisisme
# KH. ABDUL QADIR HASAN -Juru Dakwah yang Tegas dan Berkomitmen
# KH. AHMAD ZAINI – Dai yang tak Kenal Lelah dan Pamrih
# QADHI KH. HUSEIN QADRI – Qadhi, Penulis yang Murah Senyum
# KH. BADRUDDIN – Ulama, Pendidik dan Politikus Islam
# KH. MUHAMMAD RASYAD - (nama yang Met Menyampaikan Dakwah Islam
# KH. AHMAD MUGHNI – Teladan Kesabaran dan Keuletan
# KH. ABDULLAH MARISI – Toean Goeroe Teladan Kesederhanaan
# KH. ZAINAL ILMI – Ulama yang Tegas, Berwibawa dan Selalu Merendah
# QADHI HAJI ABDUSSAMAD – Penyebar Islam di Suku Dayak Pesisir Sungai Barito
# KH. MUHAMMAD SYARWANI ABDAN – Kiyai Santun nan Rendah Hati, Pencetak Kader Ulama
# SYEIKH HAJI ANANG SYA’RANI -Muhaddits Pertama Kalimantan
# KH. AHMAD ZAINAL AQLI – Tokoh Tiga Zaman
# KH. HUSEIN KEDAH, MALAYSIA – Pendiri Madrasah Al-Khairiyyah al-Islamiyyah
# KH. ACHMAD NAWAWI – Pendiri Nu Pertama di Kalimantan
# KH. MUHAMMAD SALIM MA’RUF – Pembawa NU di Kalimantan Selatan
# KH. ABDURRAHMAN ISMAIL – Pendiri Madrasah Syar’iyyah
# KH. MUHAMMAD HUSEIN DAHLAN – Ulama yang Tegas, Ulet dan Gigih dalam Berdakwah .
# KH. DJA’FAR SABRAN – Ulama yang Produktif Menulis
# KH. ABDURRASYID – Pendiri Pondok Pesantren Rasyidiyyah Khalidiyyah
# KH. MUHAMMAD TSANI – Profil Ulama yang Sangat Peduli Pendidikan
# KH. ABUL HASAN – Pendakwah yang Sederhana nan Gigih
# KH. MAHFUZ AMIN – Pendiri Ponpes Ibnul Amin Pemangkih
# KH. ABDUL AZIZ SYARBINI – Ulama yang Tegas Jan Kuat Memegang Prinsif
# KH. SALMAN JALIL – Ulama Sang Astronom
# KH. MOHAMMAD NASHEER – Leveransir yang Ulama
# KH. AHMAD MUHSIN – Penghulu, Aktivis Organisasi Islam
# KH. ABDUR RASYID – Pencetak Kader Qari Nasional
# KH. ABDUL GALIB KARIM – Kiyai yang Serba Bisa
# KH. ABDULLAH SIDIQ – Qadhi Tua Yang Hidup Tiga Zaman
# KH. MUHAMMAD MADJEDI - Kiyai yang Sangat Toleran
# KH. MADJEDI EFFENDY - Kiyai, Guru yang Teguh
# KH. GUSTI ABDUL MUIS – Kiyai, Pejuang yang Sederhana
# KH. ACHMAD ZAKARIA – Kiyai, Pendidik dan Dai yang Tak Kenal Lelah
# KH. AHMAD YUSRAN – Kiyai, Seniman dan Penyantun Anak Yatim
# KH. MUHAMMAD HANAFI GOBET – Kiyai, Pendidik dan Politikus yang Berwibawa

IMAM AD-DIBA'I


Satu karya maulid yang masyhur dalam dunia Islam ialah maulid yang dikarang oleh seorang ulama besar dan ahli hadits yaitu Imam Wajihuddin ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Yusuf bin Ahmad bin ‘Umar ad-Diba`ie asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi`i.

Beliau dilahirkan pada 4 Muharram tahun 866H dan wafat hari Jumat 12 Rajab tahun 944H. Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada bandingnya pada masa hayatnya. Beliau mengajar kitab Shohih Imam al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau mencapai derajat Hafidz dalam ilmu hadits yaitu seorang yang menghafal 100,000 hadits dengan sanadnya. Setiap hari beliau akan mengajar hadits dari masjid ke masjid. Di antara guru-gurunya ialah Imam al-Hafiz as-Sakhawi, Imam Ibnu Ziyad, Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Imam al-Hafiz Tahir bin Husain al-Ahdal dan banyak lagi. Selain daripada itu, beliau juga seorang muarrikh, yakni ahli sejarah, yang terbilang.

Beliau dilahirkan di kota Zabid (Zabid (salah satu kota di Yaman Utara) pada sore hari Kamis 4 Muharram 866 H.) Kota ini sudah dikenal sejak masa hidupnya Nabi Muhammad SAW., tepatnya pada tahun ke 8 Hijriyah. Dimana saat itu datanglah rombongan suku Asy`ariah (diantaranya adalah Abu Musa Al-Asy`ari) yang berasal dari Zabid ke Madinah Al-Munawwaroh untuk memeluk agama Islam dan mempelajari ajaran-ajarannya. Karena begitu senangnya atas kedatangan mereka Nabi Muhammad SAW. berdoa memohon semoga Allah SWT. memberkahi kota Zabid dan Nabi mengulangi doanya sampai tiga kali (HR. Al-Baihaqi). Dan berkat barokah doa Nabi, hingga saat ini, nuansa tradisi keilmuan di Zabid masih bisa dirasakan. Hal ini karena generasi ulama di kota ini sangat gigih menjaga tradisi khazanah keilmuan islam.

Masa Kecil Ibn Diba`

Beliau diasuh oleh kakek dari ibunya yang bernama Syekh Syarafuddin bin Muhammad Mubariz yang juga seorang ulama besar yang tersohor di kota Zabid saat itu, hal itu dikarenakan sewaktu beliau lahir, ayahnya sedang bepergian, setelah beberapa tahun kemudian baru terdengar kabar, bahwa ayahnya meninggal didaratan India. Dengan bimbingan sang kakek dan para ulama kota Zabid ad-Diba'i tumbuh dewasa serta dibekali berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Diantara ilmu yang dipelajari beliau adalah: ilmu Qiroat dengan mengaji Nadzom (bait) Syatibiyah dan juga mempelajari Ilmu Bahasa (gramatika), Matematika, Faroidl, Fikih.

Pada tahun 885 H. beliau berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya. Sepulang dari Makkah Ibn Diba` kembali lagi ke Zabid. Beliau mengkaji ilmu Hadis dengan membaca Shohih Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Al-Muwattho` dibawah bimbingan syekh Zainuddin Ahmad bin Ahmad As-Syarjiy. Ditengah-tengah sibuknya belajar hadis, Ibn Diba' menyempatkan diri untuk mengarang kitab Ghoyatul Mathlub yang membahas tentang kiat-kiat bagi umat muslim agar mendapat ampunan dari Allah SWT.

Pelajaran penting dari ad-diba'i

Ibn Diba' mempunyai kebiasaan untuk membaca surat Al-fatihah dan menganjurkan kepada murid-murid dan orang sekitarnya untuk sering membaca surat Al-fatihah. Sehingga setiap orang yang datang menemui beliau harus membaca Fatihah sebelum mereka pulang. Hal ini tidak lain karena beliau pernah mendengar salah seorang gurunya pernah bermimpi bahwa hari kiamat telah datang lalu dia mendengar suara “ wahai orang Yaman masuklah ke surga Allah” lalu orang –orang bertanya “kenapa orang-orang Yaman bisa masuk surga ?” kemudian dijawab, karena mereka sering membaca surat Al-fatihah.

Karya ad-diba'i

Ibn Diba` termasuk ulama yang produktif dalam menulis. Hal ini terbukti beliau mempunyai banyak karangan baik dibidang hadis ataupun sejarah. Karyanya yang paling dikenal adalah syair-syair sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad SAW. yang terkenal dengan sebutan Maulid Diba`i,

Diantara buah karyanya yang lain : Qurrotul `Uyun yang membahas tentang seputar Yaman, kitab Mi`roj, Taisiirul Usul, Bughyatul Mustafid dan beberapa bait syair. Beliau mengabdikan dirinya hinga akhir hayatnya sebagai pengajar dan pengarang kitab. Ibn Diba'I wafat di kota Zabid pada pagi hari Jumat tanggal 26 Rojab 944 H
dan pengarang kitab. Ibn Diba'I wafat di kota Zabid pada pagi hari Jumat tanggal 26 Rojab 944 H

TOKOH - TOKOH SUFI

“ HUZAIFAH BIN JAMAN
“ HASAN AL-BASHRY
“ UWES AL-QARNY
“ IBRAHIM BIN ADAM
“ ABU YAZID ALBUSTHAMY
“ BASYIR ALHAFI
“ MALIK BIN DINAR
“ RABI”AH AL’ADAWIYAH
“ ALJUNAID
“ DZUNUN AL-MISHRY
“ ABDUL HUSAIN ANNURY
“ IBIN ‘ATHA ASSAKANDARY
“ ABDUL QODIR JAELANY
‘’ ABUL AL-WAFA BIN AQIL
‘’ ABUSA’ID
‘’ AL MUHASIBI
‘’ HUSAIN AN-NUR AL-BAGHDADI
‘’ IBRAHIM AL-KHAUWASH
’’ MULIA SADRA
‘’ ABU NAWAS
‘’ SAYID AHMAD AL-FARUQI SARHINDi
‘’ SAYYIDAH NAFISAH
‘’ SYU’AIB ABU MADYAN AL- MAGHRIBI
‘’ UWAIS AL-QARNI

PERTEMUAN TOKOH SUFI DENGAN NABI KHIDIR

Pertemuan antara seorang salih dengan Nabi Khidir AS. Memang selalu menarik untuk disimak. Metapa tidak, Khidir AS. Merupakansosok yang unik sehingga tidak semua orang dapat bersua dengannya, pun, di dalam pertemuan tersebut acap dihiasi dengan berbagai hal yang bersifat supranatural serta serat dengan pelajaran yang bernilai sangat luhur. Berikut adalah kisah tentang pertemuam istimewa beberapa antara tokoh sufi dengan Nabi Khidir as, yang sengaja diambil dari berbagai kitab tasauf pilihan.

Diselamatkan Khidir

Ibrahim bin Adham adalah Raja Balkh yang sangat luas kekuasaannya. Ke mana pun dia pergi, empat puluh bilah pedang emas dan empat puluh batang tongkat emas kebesarannya di usung didepan dan dibelakangnya oleh para hulubalang dan prajurit sang raja.

Pada suatu malam, ketika Ibrahim tidur di kamar istananya, mendadak langit – langit kamar berderak – derak seolah ada seseorang sedang berjalan di atasnya Ibrahim pun terjaga dan berteriak, “ Siapakah itu ? “

“ seorang sahabat untaku hilang dan aku sedang mencarinya di atap ini ! “ terdengar sebuah jawaban dari atas sana.

Goblok ! engkau hendak mencari unta di atas atap, mana mungkin dia sampai di sana, “ sergah Ibrahim menahan kekesalan.

Wahai manusia yang lalai, apakah engkau hendak mencari Allah dengan berpakaian sutra dan tidur di atas ranjang emas ? “ jawab pemilik suara mistrius yang tak lain adalah Nabi Khidir AS, penuh dengan sindiran.

Kata – kata itu ternyata mampu menggetarkan hati Ibrahim. Dia amat gelisah sehingga malam itu tak mampu meneruskan tidurnya lagi.

Ketika hari telah siang, ibrahim menuju keruang pertemuan dan duduk di singga sananya dengan pikiran yang galau memikirkan sensasi yang di alaminya semalam. Sementara itu, para mentri telah berdiri di tempatnya masing – masing, dan para hamba telah berbaris sesuai dengan tingkatan mereka. Semuanya siap menunggu titah sang Raja.

Ketika acara pertemuan akan dimulai, tiba-tiba, seorang lelaki berwajah amat menakutkan masuk kedalam ruangan. Wajah si lelaki yang teramat menakutkan telah membuat tak ada seorang pun yang berani menegurnya, apalagi menanyakan nama dan

maksud kedatangannya. Lidah mereka mendadak kelu ! sementara, dengan langkah yang tenang, lelaki itu melangkah menuju ke singgasana Raja.
“ apakah yang engkau inginkan ? “ tanya ibrahim dengan memberanikan diri.
“ Aku baru saja sampai di persinggahan ini, “ jawab lelaki itu.
“ Ini bukan tempat persinggahan para kalifah. Ini adalah istanaku. Apakah engkau sudah gila ! “ Hardik ibrahim yang sudah habis kesabarannya.

“ siapakah pemilik istana ini sebelum enkau ? “ tanya lelaki itu.
“ Ayahku ! “ jawab ibrahim, memendam kekesalan.
“ dan sebelum Ayahmu ? “
“ Kakekku ! “
“ dan sebelum kakekmu ? “
“ Ayah dari kakekku ! “
“ dan sebelum dia ? “
“ Kakek dari kakekku ! “
“ kemanakah mereka sekarang ini ? “
“ Mereka telah tida, wafat, “
“ Jika demikian, bukankah ini sebuah persinggahan yang di masuki oleh seseorang dan di tinggalkan oleh yang lainnya? “

setelah berkata demikian, lelaki yang sesungguhnya adalah Khidir itu langsung menghilang. Demikianlah, dengan seizin Allah, Khidir adalah manusia pertama yang telah menyelamatkan Ibrahim. Dan dikemudian hari, ibrahim menjadi salah seorang tokoh sufi terkenal, dan perbuatannya banyak menghiasi kitab tasauf.

Tidak dikenal Khidir

Seorang tua berwajah cerah berseri-seri, mengenakan jubah yang anggun, pada suatu hari melewati gerbang Banu Syaibah dan menghampiri Abu Bakar Al-Khattani yang sedang berdiri dengan kepala menunduk. Setelah saling mengucapkan salam, orang tua itu berkata, “ mengapakah engkau tidak pergi ke maqom Ibrahim ? seorang guru besar telah datang dan dia sedang menyampaikan hadits – hadits yang mulia. Marilah kita kesana untuk mendengarkan kata-katanya.”

Siapakah perawi dari hadits – hadits yang dikhutbahkannya itu ? tanya Kattani.

“ dari abdulah bin ma’mar, dari Zuhri, dari Abu Hurairah dan dari Muhammad, “ jawab orang tua itu.

“ sebuah rangkaian panjang. Segala sesuatu yang dia sampaikan melalui rangkaian panjang para perawi, dan kita dapat mendengar langsung khutbahnya di tempat tersebut dari tempat ini, “ kata Kattani.

Melalui siapakah engkau mendengar ? “ tanya lelaki tua itu.
Hatiku menyampaikannya kepadaku l;angsung dari Allah ! “ jawab Kattani.
“ Apakah kata-katamu dapat dibuktikan? “ tanya orang tua itu lagi.

“ Inilah buktinya. Hatiku mengatakan bahwa engkau adalah Khadir AS.”
“ Selama ini aku mengira tak ada sehabat Allah yang tidak kukenal. Namun ternyata engkau, Abu Bakar Kattani, tidak kukenal tetapi engkau mengenalku. Maka, sadarlah aku masih ada sahabat – sahabat Allah yang tidak kukenal namun mereka mengenalku, ‘ kata Khidir as.

Karya tulis untuk Khidir

Pada suatu waktu, ketika masih kanak-kanak, Muhammad bin Ali Tirmizi ( yang dikenal dengan nama Al Hakim ) bersama dengan dua anak lainnya bertekad akan melakukan pengembaraan guna menutut ilmu. Ketika akan berangkat, ibunya pun nampak sangat bersedih.

Wahai buah hati ibu, aku seorang perempuan yang sudah tua dan lemah. Bila ananda pergi, tak ada seoarang pun yang ibunda miliki di dunia ini. Selama ini ananda tempat ibunda bersandar. Kepada siapakah ananda menitipkan ibunda yang sebatang kara dan lemah ini ? kata sang bunda dengan berurai air mata.

Kata-kata itu menggoyahkan Tirmidzi . dia membatalkan niatnya, sementara kedua sahabatnya tetap berangkat mengembara untuk mencari Ilmu.

Satu hari, Tirmidzi duduk di sebuah pemakaman sambil meratapi nasibnya.” Di sinilah aku ! tiada seorang pun yang peduli kepadaku yang bodoh ini, sedang kedua sahabatku itu, nanti akan kembali sebagai orang –orang yang terpelajar dan berpendidikan tinggi, “ keluhnya lagi.

Tiba – tiba, di hadapan Tarmidzi muncul seorang tua dengan wajah berseri-seri. Dia menegur Tarmidzi, “ Nak, mangapakah engkau menangis sampai sedih ini ? “

Tirmidzi lalu menceritakan segala persoalan yang tengah di hadapinya.

Maukah engkau menerima pelajaran dari saya setiap hari sehingga dapat melampaui kedua sahabatmu itu dalam waktu yang singkat ? tanya orang tua itu kemudian.

Aku bersedia ! “ jawab Tarmidzi dengan kegirangan.

Sejak itu, setiap hari, orang tua itu memberikan pelajaran kepada Tarmidzi. Setelah tiga tahun berlalu, barulah dia menyadari bahwa sesungguhnya orang tua itu adalah Nabi Khidir AS. Tarmidzi memperoleh keberuntungan yang seperti itu karena dia berbakti kepada Ibunya.

Menurut Abu Bakr Al Warraq ( salah seorang murid Tarmidzi yang kemudian menjadi seorang sufi besar dan dijuluki guru para wali ), setiap hari minggu, Nabi Khidir mengunjungi Tarmidzi dan kemudian memperbincangkan berbagai persoalan.

Dikisahkan pada suatu hari Tarmidzi menyerahkan buku-buku karyanya kepada Al Warraq untuk dibuang kesungai Oxus. Ketika diperiksa, ternyata buku-buku tersebut penuh dengan seluk beluk dan kebenaran kebenaran mistis ( Tasauf ) Al Warraq tak tega untuk melaksanakan perintah Tarmidzi, buku-buku tersebut dia simpan di dalam kamarnya. Kemudian dia katakan kepada sang guru bahwa buku-buku itu telah dilemparkannya ke sungai.

“ apakah yang engkau saksikan setelah itu ? “ tanya Tarmidzi.
“ Tidak satupun, “ jawab Al Warraq.
“ kalau begitu, engkau belum membuang buku-buku itu kedalam sungai. Pergilah dan buang segera buku-buku itu, “ printah tarmidzi.

“ Al Warraq tak dapat membantah perintah gurunya. “ mengapa dia ingin membuang buku-buku ini ke dalam sungai ? apakah gerangan yang akan kesaksikan nanti ? “ Tanya Al - Warraq dalam hati sambil berjalan menuju ke sungai Oxus.

“ Setibanya ditepi sungai, Al Warraq melemparkan buku-buku yang sangat tinggi nilainya itu. Ajaib ! seketika itu juga air sungai terbelah. Lalu nampak sebuah peti yang terbuka tutupnya dan buku-buku itu pun jatuh kedalamnya. Setelah tutup peti itu mengatup. Air sungai pun bersatu kembali. Al Warraq terheran-heran menyaksikan kejadian itu.

“ Guru, demi keagungan Allah, katakanlah kepadaku apakah Rahasia di balik semua ini ? “ tanya Al Warraq setibanya kembali di hadapan sang guru dan menceritakan segala kejadian yang disaksikannya.

“ Aku telah menulis buku-buku mengenai ilmu tasauf dengan keterangan –keterangan yang sulit untuk difahami oleh manusia – manusia biasa. Saudaraku Khadir meminta buku-buku itu. Dan peti yang engkau lihat tadi dibawa oleh seekor ikan atas pemintaan Khidir, sedang Allah Yang Maha Besar, memerintahkan kepada air untuk mengantarkan peti itu kepadanya, “ jelas Tarmidzi.

HUSAIN AN-NUR AL- BAGHDADI


Husain an-nuri, lahir di baghdad dan keluarganya berasal dari Khurasan. Dia adalah murid Sari As-Saqathi dan sahabat karib Al-junayd. Seorang tokoh sufi terkemuka di kota Baghdad dia telah mengubah berbagai syair mistis yang indah. Dia meninggal pada tahun 295 H / 908 M.

Menurut keterangan yang termaksud dalam berbagai kitab tasauf,Husain pada masa hidupnya melakukan disiplin diri seperti dilakukan oleh Al-Junayd. Dia dijuluki Nuri ( Manusia yang memperoleh cahaya ) karena setiap kali dia berbicara di suatu ruangan pada malam yang gelap, dari ( mulutnya keluar Cahaya ) sehingga seluruh ruangan tersebut menjadi terang.

Alasan lain mengapa dia dijuluki demikian adalah karena dia menjelaskan Rahasi – rahasia yang paling pelik dengan cahaya intuisi. Tetapi versi yang ketiga mengatakan bahwa dia mempunyi tempat menyepi di tengah padang pasir, dimana dia bisa shalat di sepanjang malam dan apabila dia berada ditempat itu, orang – orang dapat menyaksikan cahaya yang memancarkan dari tersebut.

Sebagai seorang wali Allah, Husaian memang dianugrahi banyak keajaiban atau karamah. Selain yang tersebut di atas, ada banyak kisah yang menunjukan hal tersebut. Sekedar contoh, suatu ketika pasar budak di kota Baghdad terbakar dan banyak orang yang tebakar hidup-hidup. Di dalam sebuah toko, dua orang budak Yahudi yang tampan terkurung api. Pemilik budak – budak itu berteriak – teriak,” siapa saja yang dapat menyelamatkan mereka, akan kuberi seribu keping dinar emas.”

Tetapi tak seorangpun berani mencoba menyelamatkan budak-budak tersebut. Pada saat yang sangat kritis itu tiba-tiba munculah Nuri. Sambil mengucapkan, “ dengan nama Allah yang Maha Pengasuh lagi Penyayang” dia mencebur kedalam lautan api itu dan menyelamatkan keduanya. Kemudian pemilik budak-budak itu hendak memberi seribu dinar emas seperti yang telah dijanjikannya kepada Nuri.

Simpanlah emas-emasmu itu,” Nuri menolak.” Berterima kasihlah kepada Allah, sesungguhnya kemulaian yang telah diberikan kepadaku ini adalah karena aku tidak mau menerima emas dan menukar akhirat dengan dunia.
Keajaiban lainnya, misalnya, pada suatu hari ada seorang buta mengeluh, “ Ya Allah “ Nyri lalu menghampiri orang buta itu dan berkata,” apakah yang engkau ketahui tentang Allah ? seandainya pun engkau telah mengenalNya, mengapakah engkau masih hidup ?

Setelah berkata demikian kesadaran Nuri hilang dan dadanya dipenuhi oleh hasrat mistis. Maka berjalanlah dia menuju padang pasir melalui padang lang – alang yang baru ditebas sehingga tibuhnya penuh luka. Anehnya, dari setiap tetes darah yang tumpah ke atas tanah terdengarlah suara,” Ya Allah.”

Ketika orang – orang membawa Nuri pulang dari padang alang-alang itu mereka berkata kepadanya,” katakanlah , tiada tuhan selainAllah.”

Nuri menjawab,” aku justru sedang menuju kepada-Nya,” dan, tidak lama kemudian dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Perumpamaan Hamba yang Bekerja dan Mengabdi


“PERUMPAMAAN seorang hamba yang bekerja dan mendapat rizki dari Rabb-nya adalah seperti budak yang diperintah oleh majikannya, “Bekerjalah. Dan makanlah dari hasil kerjamu.”

Perumpamaan orang yang sibuk dalam pengabdian pada Rabb-nya adalah seperti budak yang diperintah majikannya, “Mengabdilah kepadaku. Aku yang akan memberimu karunia.”

Perumpamaan seorang hamba yang hatinya hanya tertuju kepada Allah ketika bekerja adalah seperti orang yang mengamati saluran yang mengalirkan air hujan. Ia hanya bersyukur kepada Allah swt. Saluran itu hanyalah perantara, bukan yang membuat hujan.

Seperti itulah sikap seorang hamba. Ia sekedar keran yang mengalirkan karunia Allah. Orang yang bekerja sementara perhatiannya tetap tertuju kepada Allah swt. sebagai sumber airnya, dan bukan kepada pekerjaannya, tidak akan dirusak oleh pekerjaannya itu. Apa yang ia lakukan itu tidak akan membuatnya terputus dari Allah.”

(Ibnu Atha’illah As-Sakandari)

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati