BIOGRAFI




Keluarga Rasulullah

صلى ا لله عليه وسلم

Istri- istri Nabi زوجات النبي

* Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH)
* Zainab binti Khuzaimah (wafat 1 SH)
* Aisyah binti Abu Bakar (wafat 57 H)
* Hafsah binti Umar (wafat 45 H)
* Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56 H)
* Maimunah binti Harits (wafat 50 H)
* Mariah Qibtiah (wafat 16 H)
* Saudah binti Zam`ah (wafat 23 H/ 643 M)
* Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)
* Ummu Habibah binti Abu Sofyan (wafat 44 H)
* Ummu Salamah (wafat 57 H)
* Zainab binti Jahsy (wafat 20 H)

Putra-Putri Nabi

* Al- Qasim bin Muhammad
* Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.)
* Ruqayyah binti Muhammad (wafat 2 H)
* Ummu Kultsum (wafat 9 H)
* Fatimah Az-Zahra (wafat 11 H)
* Abdullah bin Muhammad (meninggal ketika kecil)
* Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H ketika kecil)

Cucu Nabi

* Abdullah bin Usman bin Affan (Putra Ruqayyah)
* Ali bin Abul Ash (Putra Zainab.meninggal ketika kecil.)
* Hasan bin Ali bin Abu Talib (3-50 H.)
* Husain bin Ali bin Abu Talib (4-61 H)
* Zainal Abidin (wafat 93H)
* Ummi Kultsum binti Ali bin Abu Thalib (wafat.75H)

Paman Nabi

* Abbas bin Abdul Mutalib (wafat 32 H)
* Abu Thalib bin Abdul Muthalib (wafat 3 SH)
* Hamzah bin Abdul Mutalib (wafat 3 H)

Para Ulama Ahlul Hadits

بسم الله الرحمن الرحيم

Biografi para ulama ahlul hadits mulai dari zaman sahabat hingga sekarang yang masyhur :

1. Khalifah ar-Rasyidin :
• Abu Bakr Ash-Shiddiq
• Umar bin Al-Khaththab
• Utsman bin Affan
• Ali bin Abi Thalib

2. Al-Abadillah :
• Ibnu Umar
• Ibnu Abbas
• Ibnu Az-Zubair
• Ibnu Amr
• Ibnu Mas’ud
• Aisyah binti Abubakar
• Ummu Salamah
• Zainab bint Jahsy
• Anas bin Malik
• Zaid bin Tsabit
• Abu Hurairah
• Jabir bin Abdillah
• Abu Sa’id Al-Khudri
• Mu’adz bin Jabal
• Abu Dzarr al-Ghifari
• Sa’ad bin Abi Waqqash
• Abu Darda’

3. Para Tabi’in :
• Sa’id bin Al-Musayyab wafat 90 H
• Urwah bin Zubair wafat 99 H
• Sa’id bin Jubair wafat 95 H
• Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H
• Muhammad bin Al-Hanafiyah wafat 80 H
• Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud wafat 94 H
• Salim bin Abdullah bin Umar wafat 106 H
• Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq
• Al-Hasan Al-Bashri wafat 110 H
• Muhammad bin Sirin wafat 110 H
• Umar bin Abdul Aziz wafat 101 H
• Nafi’ bin Hurmuz wafat 117 H
• Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125 H
• Ikrimah wafat 105 H
• Asy Sya’by wafat 104 H
• Ibrahim an-Nakha’iy wafat 96 H
• Aqamah wafat 62 H

4. Para Tabi’ut tabi’in :
• Malik bin Anas wafat 179 H
• Al-Auza’i wafat 157 H
• Sufyan bin Said Ats-Tsauri wafat 161 H
• Sufyan bin Uyainah wafat 193 H
• Al-Laits bin Sa’ad wafat 175 H
• Syu’bah ibn A-Hajjaj wafat 160 H
• Abu Hanifah An-Nu’man wafat 150 H

5. Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in:
• Abdullah bin Al-Mubarak wafat 181 H
• Waki’ bin Al-Jarrah wafat 197 H
• Abdurrahman bin Mahdy wafat 198 H
• Yahya bin Sa’id Al-Qaththan wafat 198 H
• Imam Syafi’i wafat 204 H

6. Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in :
• Ahmad bin Hambal wafat 241 H
• Yahya bin Ma’in wafat 233 H
• Ali bin Al-Madini wafat 234 H
• Abu Bakar bin Abi Syaibah Wafat 235 H
• Ibnu Rahawaih Wafat 238 H
• Ibnu Qutaibah Wafat 236 H

7. Kemudian murid-muridnya seperti:
• Al-Bukhari wafat 256 H
• Muslim wafat 271 H
• Ibnu Majah wafat 273 H
• Abu Hatim wafat 277 H
• Abu Zur’ah wafat 264 H
• Abu Dawud : wafat 275 H
• At-Tirmidzi wafat 279
• An Nasa’i wafat 234 H

8. Generasi berikutnya : orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah:
• Ibnu Jarir ath Thabary wafat 310 H
• Ibnu Khuzaimah wafat 311 H
• Muhammad Ibn Sa’ad wafat 230 H
• Ad-Daruquthni wafat 385 H
• Ath-Thahawi wafat 321 H
• Al-Ajurri wafat 360 H
• Ibnu Hibban wafat 342 H
• Ath Thabarany wafat 360 H
• Al-Hakim An-Naisaburi wafat 405 H
• Al-Lalika’i wafat 416 H
• Al-Baihaqi wafat 458 H
• Al-Khathib Al-Baghdadi wafat 463 H
• Ibnu Qudamah Al Maqdisi wafat 620 H

9. Murid-Murid Mereka :
• Ibnu Daqiq Al-led wafat 702 H
• Ibnu Taimiyah wafat 728 H
• Al-Mizzi wafat 742 H
• Imam Adz-Dzahabi (wafat 748 H)
• Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah (wafat 751 H)
• Ibnu Katsir wafat 774 H
• Asy-Syathibi wafat 790 H
• Ibnu Rajab wafat 795 H

10. Ulama Generasi Akhir :
• Ash-Shan’ani wafat 1182 H
• Muhammad bin Abdul Wahhab wafat 1206 H
• Muhammad Shiddiq Hasan Khan wafat 1307 H
• Al-Mubarakfuri wafat 1427 H
• Abdurrahman As-Sa`di wafat 1367 H
• Ahmad Syakir wafat 1377 H
• Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh wafat 1389 H
• Muhammad Amin Asy-Syinqithi wafat 1393 H
• Muhammad Nashiruddin Al-Albani wafat 1420 H
• Abdul Aziz bin Abdillah Baz wafat 1420 H
• Hammad Al-Anshari wafat 1418 H
• Hamud At-Tuwaijiri wafat 1413 H
• Muhammad Al-Jami wafat 1416 H
• Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin wafat 1423 H
• Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i wafat 1423 H
• Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidhahullah
• Abdul Muhsin Al-Abbad hafidhahullah
• Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafidhahullah

Sumber: Makanatu Ahli Hadits karya Asy-Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali dan Wujub Irtibath bi Ulama dengan sedikit tambahan.




Para Sahabat Rasulullah

صلى ا لله عليه وسلم

* Abdullah bin Jahsy (wafat 3 H)
* Abbas bin Abdul Muthalib (wafat 32 H)
* Abdullah bin Abbas (wafat 68 H)
* Abdullah bin Amru bin Ash (wafat 65 H)
* Abdullah bin Khuzafah As Sahmi (wafat 28 H)
* Abdullah bin Masud bin Gafil (wafat 32 H)
* Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H)
* Abdullah bin Salam (wafat 43 H)
* Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H)
* Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H)
* Abdullah bin Zubair (wafat 73 H)
* Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H)
* Abu Bakr Siddik (51 SH-13 H)
* Abu Dardaa (wafat 32 H)
* Abu Hurairah (wafat 59 H)
* Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H)
* Abul Ash bin Rabi’ al Absyamial Qurasyi
* Abu Sufyan bin Harists
* Abu Thalhah An.Anshary
* Abu Dzarr Al Gifari (wafat 32 H)
* Adi bin Hatim (wafat 68 H)
* Ali bin Abu Thalib (23 SH-40 H)
* Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H)
* Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H)
* Hakim bin Huzam (wafat 54 H)
* Hamzah bin Abdul Muthalib (wafat 3 H)
* Hasan bin Ali (wafat 50 H)
* Husein bin Ali (Wafat ..H)
* Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H)
* Jakfar bin Abu Thalib (wafat 8 H)
* Muawwiyah bi Abu Sofyan (20 SH-60 H)
* Muaz bin Jabal (wafat 18 H)
* Rabi’ah bin Ka’ab
* Said bin Amir Huzaim Al Jumahi
* Said bin Zaid
* Tsumamah bin ‘Utsal
* Thufeil bin Amr Addausi
* Umar bin Khaththab (40 SH-23 H)
* Umair bin Sa’ad
* Usamah bin Zaid
* Uqbah bin ‘Amir al Juhani
* Ustman bin Afffan (47 SH-35 H)
* Usaid bin Hudhair
* Zaid bin Tsabit (wafat 45 H)
* Para Sahabat Rasulullah Lainnya (Baca selanjutnya)


Para Shahabiyah Rasulullah

صلى ا لله عليه وسلم


* Asma binti Abu Bakar (wafat 73 H)
* Asma Binti Yazid Al-Anshariah (wafat 30 H)
* Asma binti ‘Umais (Ummu Ubdillah)
* Asy Syfa binti Harits
* Barirah maulah ‘Aisyah
* Hamnah bintu Jahsyi
* Hindun binti ‘Utbah
* Khansa binti Amru wafat 24 H
* Khaulah binti Tsa’labah
* Rubai bin Ma’udz
* Raihanah binti Zaid bin Amru
* Shafiyah binti Abdul Muththalib
* Sumayyah binti Khayyath
* Umamah Bintu Abil ‘Ash
* Ummu Athiyyah Al-Anshariyah
* Ummu ‘Aiman (Barkah bintu Tsa’labah bin ‘Amr)
* Ummu Fadhl (Lubabah binti al-Haris)
* Ummu Hani’ binti Abi Thalib
* Ummu Syuraik al Quraisyiah
* Ummu Haram (Malikah binti Milhan bin Khalid Al-Anshariah) wafat 28 H
* Ummu Halim bin Harits
* Ummu Umarah (Nusaibah binti Kaab) wafat 13 H
* Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyah
* Ummu Waraqah binti Naufal
* Ummu Ruman bintu ‘Amir
* Ummu Sulaim binti Malhan
* Para Shahabiyah Rasulullah lainnya (Baca Selanjutnya)




Para Tabi’in dan Tabiut Tabi’in

* Abdullah bin Tsuaib (Abu MuslimAl Khaulani)
* Abdullah bin al-Mubarak
* Abu Hanifah
* Aisyah binti Thalhah
* Amir Bin Abdillah Attamimi
* Atba’ bin Abi Rabah
* Zainal Abidin bin Husain Ali Abithalib
* Hasan Al-Bashri
* Muhammad ibnu Wa’asi al Azdiy
* Muhammad bin Sirin
* Rabi’ah ar Ra’yi
* Said Ibnu al Musayaab
* Said ibnu Jubair
* Salamah ibnu Dinar
* Shilah bin Asy Syam al ‘Adawi
* Syuraih al Qadli
* Thaawus ibnu Kaisan
* Urwah bin Zubair
* Umar bin Abdul Aziz
* Abdul Malik bin Umar bin Abdul Aziz
* Qosim bin Muhammad bin Abi Bakr

Sedangkan para Tabi’ut Tabi’in dan murid muridnya serta generasi sesudahnya telah disebutkan pada biografi diatas antara lain seperti:Malik bin Anas, Imam Al Auza’I, Sufyan Ats-Tsauri, Abu Hanifah, Imam Syafee’I, Imam Hambali, Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam Abu Dawud, Imam Hatim, Imam Zur’ah, Imam Tirmidzi, Imam Nasa’i. Serta generasi berikutnya.


Para Ulama Salaf Lainnya



لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى كَذَلِكَ

“Akan senantiasa ada sekelompok orang dari kalangan ummatku yang menegakkan/ berdiri di atas perintah Allah, tidak akan memadhorotkan mereka siapa yang menghina dan menyelisihi mereka sampai datang perkara Allah (yaitu hari kiamat) dan mereka tetap dalam keadaan demikian“. [Muttafaqun 'alaih, hadits dari Mu'awiyah]



Para Ulama Salaf Ahlul Hadits selain yang disebutkan diatas yang masyur dizamannya antara lain :

* Imam Abu ‘Ubaid Al-Qasim bin Sallam (wafat 220H)
* Ibnu Abi Syaibah (159-235 H)
* Imam Asy Syaukani (172-250 H)
* Imam al-Muzanniy (wafat 264H)
* Imam Al Ajurri (190-292H)
* Imam Al Barbahari (wafat 329 H)
* Abdul Qadir Al Jailani (471-561 H)
* Al-Hafidh Al Mundziri 581-656H
* Imam Nawawi (631-676H)
* Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah (wafat 751 H)
* Ibnu Hajar Al ‘Asqolani (773-852 H)
* Imam As Suyuti (849-911 H)

Para Ulama sekarang yang berjalan diatas As-Sunnah yaitu:

* Syaikh Ahmad An-Najmi (1346-1410.H)
* Syaikh Abdullah Muhammad IbnHumayd (1329-1402H)
* Syaikh Muhammad Aman Al-Jami (1349-1416 H)
* Syaikh Muhammad Dhiya`I (1940-1994.M)
* Syaikh Abdullah Al Ghudayyan (1345H..H)
* Syaikh Ubail Al-Jabiri (1357H..H)
* Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin (1349H..H)
* Syaikh Salim Bin ‘Ied Al Hilali 1377H/1957M
* Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby (1380H..H)
* Syaikh Abu Ubaidah Masyhur Hasan Salman (1380.H..H)
* Syaikh Abdullah Bin Abdirrahim Al-Bukhari

Para Ulama Sekarang Yang Berjalan Di Atas As-Sunnah Antara Lain:



‘Ulama Saudi Arabia:



1. Al ‘Allamah asy Syaikh Muhammad Mukhtar Amin asy Syanqithiy– shohibut Tafsir adh wa’ul bayan. Beliau termasuk salah satu guru Syaikh Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin
2. Al ‘Allamah asy Syaikh Abdurrohman bin Nashir as Sa’di , pemilik kitab Tafsir Karimur Rohman fi Kalamil Mannan atau yang lebih dkenal Tafsir as Sa’diy
3. Samahatusy Syaikh al ‘allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
4. Faqihul zaman al ‘allamah asy Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin
5. Al ‘allamah al muhaddits asy syaikh Adbul Muhsin bin Hammad al ‘Abbad al Badr, Beliau termasuk ulama senior saat ini, mengajar di Masjid Nabawi.
6. Al ‘allamah asy Syaikh Doktor Sholih Fauzan al Fauzan anggota Haiah Kibarul ‘Ulama
7. Al ‘allamah asy Syaikh Abdul Aziz bin sholih alu Syaikh mufti ‘Amm kerajaan Saudi Arabia saat ini
8. Al ‘allamah al muhaddits asy Syaikh Yahya bin Ahmad an Najmimufti kerajaan Saudi untuk daerah Selatan (Shoromithoh)
9. Al ‘allamah al muhaddits asy syaikh Rabi’ bin Hadi al Madkholy –pembawa bendera jarh wa ta’dil saat ini sebagaimana rekomendasi Syaikh al Albani
10. Al ‘allamah asy syaikh Dr. Sholih bin Sa’ad as Suhaimy –Beliau dosen pascasarjana di Jami’ah al Islamiyyah Madinah
11. Al ‘allamah asy Syaikh Muhammad bin Hadi al Madkholy –dosen jami’ah Islamiyyah Madinah
12. Al ‘allamah asy Syaikh Dr. Ibrohim bin ‘Amir ar Rauhaily – penulis kitab “Mauqif Ahlis sunnah ‘an ahlil bida’” yang diterjemahkan dgn judul “Mauqif Ahlus Sunnah terhadap Ahlul Bid’ah” (ana lupa judul tepatnya)
13. Asy Syaikh DR. Ali bin Nashir al faqihy – Guru Besar Aqidah di Masjid Nabawy
14. Asy Syaikh Abdurrozaq bin Abdil Muhsin bin Hammad al ‘Abbad al badr - putra Syaikh Abdul Muhsin al ‘Abbad al Badr (point no 3)
15. Asy Syaikh Abdul Malik a Romadhoniy al Jazairy– Beliau yang menyiapkan majelis Syaikh Abdul Muhsin di Masjid Nabawi. Penulis buku “Madarik an Nazhor fi Siyasah…”diterjemahkan dgn judul “Pandangan Tajam thd Politik”
16. Asy Syaikh Kholid ar Roddady –pentahqiq kitab Syarhus sunnah al barbahary
17. Asy Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi al madkholy
18. Asy Syaikh Abdulloh bin ‘Abdirrohman al Jibrin – termasuk ulama senior, sudah sepuh
19. Asy Syaikh Ubaid al Jabiri
20. asy Syaikh Abdul Aziz ar Rojihy
21. Asy Syaikh Muhammad Aman Jamiy
22. Fadhilatusy Syaikh Sholih bin Muhammad al Luhaidan ketua Mahkamah Tinggi dan anggota Hai’ah Kibarul Ulama
23. Masyayikh anggota Majelis Ifta wal Buhuts dan anggota Kibarul Ulama
24. Fadhilatusy Syaikh Bakar Abu –penulis kitab “Hukmul Intima’”
25. asy Syaikh AbdusSalam bin Barjas -penulis Kitab “Hujjajul Qowwiyyah..”. Beliau sudah meninggal dalam kecelakaan mobil. Semoga Allah melapangkan kuburnya dan menempatkannya di kedudukan yang mulia di sisiNya.



‘Ulama dari Yaman:



1. al ‘allamah al muhaddits ad diyar al yamaniyyah asy Syaikh Muqbil bin Hadi al wadi’iy;, Beliau termasuk ulama besar abad ini.
2. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab al Washobi; beliau mungkin Syaikh yang dituakan di Yaman. Kalau datang ke Damaj, biasanya beliau Cuma menjawab pertanyaan2 dan sedikit memberi nasihat emasnya. Punya markas di Hudaidah.
3. Asy Syaikh Muhammad Al Imam beliau termasuk Ahl Hill wal Aqd yang ditunjuk oleh Asy Syaikh Muqbil rahimahullah. Salah satu murid pertamanya Asy Syaikh Muqbil. Punya markas di Ma’bar merupakan markas terbesar ke 2 setelah Damaj.
4. Syaikh Yahya al Hajury–Beliau yang menggantikan Syaikh Muqbil di Darul Hadits Dammaj
5. Asy Syaikh Abdul Aziz Al Buro’i adalah termasuk salah satu masyaikh yang sangat keras terhadap Ahlul Bid’ah. Beliau mempunyai markas di Kota Ib.
6. Asy Syaikh Abdullah bin Utsman dijuluki Khotibul Yamany karena beliau terkenal sangat pintar berorator. Nasihat2 beliau tentang maut, membuat mata tak bisa menahan airnya.
7. Asy Syaikh Abdurrozaq punya markas di Dammar
8. Asy Syaikh Abdul Musowwir termasuk masyaikh yang sudah cukup berumur. Dulu Asy Syaikh Yahya hafidhohullah belajar Syarh Ibn Aqil dengan beliau.
9. asy Syaikh Abdulloh al Mar’iy dan Saudaranya asy Syaikh Abdurrohman al Mar’iy





Ulama dari Yordania



1. al ‘Allamah al Muhaddits Nashirus sunnah asy Syaikh al Albani . Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz pernah berkata: Saya tidak mengetahui di bawah kolong langit saat ini orang yang lebih mengetahui hadits daripada Beliau (Syaikh al Albani)”.
2. Syaikh Ali hasan al Halabiy tatkala Syaikh al Albani ditanya cucunya “Siapakah dua orang murid yang paling mengetahui tentang hadits“. Syaikh al Albani berkata: Abu Ishaq al Huwainidan Ali Hasan al Halabiy.
3. Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali, penulis kitab Limadza Ikhtartu Manhaj Salaf, Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhus Sholihin, dll.
4. Syaikh Muhammad Musa
5. Syaikh Masyhur alu Salman
6. Syaikh Husain ‘Uwaisyiah

Dan masih banyak lagi para ulama yang belum disebutkan disini.



Yang lainnya :

ABBAD BIN BISYIR.doc

Abbas bin Abdul Muththalib radhiallahu.doc

Abdul Muhsin.pdf

Abdul Muhsinbin Hamad Al AbbadAl Badr.txt

ABDULLAH BIN ABBAS.doc

ABDULLAH BIN AL MUBARAK.doc

ABDULLAH BIN JAHSY radhiallhu.doc

ABDULLAH BIN MASUD.doc

ABDULLAH BIN ZUBEIR.doc

Abdullah Ibnu Rawahah radhiallahu.doc

Abdullah Ibnu Ummi Maktum radhiallhu.doc

ABDURRAHMAN BIN ABI BAKAR.doc

Abdurrahman bin Auf radhiallahuanhu.doc

ABU AIYUB AL-ANSHARI.doc

Abu Hurairah radhiallahu.doc

Abu Hurairoh Pribadi Mengagumkan.zip

Abu Lubabah bin Abdil Mundzir radhiallhu `Anhu.doc

ABU MUSAAL – ASYARI.doc

ABU SUFYAN BIN HARB radhiallhu `Anhu.doc

Abu Sufyan Bin Haris.doc

Abu Ubaidah ibnul Jarrah radhiallhuanhu.doc

Aisyah Keutamaan dan Keluasan Ilmunya.pdf

Al Barra bin Malik radhiallahuanhu.doc

Al Imam Abu Ubaid Al Qasim bin Sallam.txt

alabbad.zip

Albani.pdf

Al-Mahdi-Namanya-Sifat-Sifatnya.pdf

Amar bin Yasir radhiallahu.doc

AMR BIN AL `ASH.doc

Amr Ibnul Jamuh radhiallahu.doc

Asma Binti Yazid Bin Sakan.doc

Ibnu Taimiyah.txt

Ibnu Taymiyah.doc

Ibnul Qoyim Al Jauziyah.txt

Imam Ahmad bin Hanbal.txt

Imam Bukhari.txt

Imam Nawawi.txt

Imam Syafii.txt

IMRAN BIN HUSHAIN.doc

Khabbab Bin Arats radhiallahu.doc

KHADIJAH BINTI KHUWAILID radhiallhu.doc

Khalid bin Walid radhiallahu.doc

KHUBAIB BIN ADI.doc

Kisah-Nabi-Yusuf-dan-Nabi-Ya-qub.zip

MUSHAB BIN UMAIR.doc

SA`AD BIN MU`ADZ.doc

Said bin Amir radhiallahuanhu.doc

Salamah Bin Al-Akwa radhiallahuanhu.doc

SALIM MAULA ABU HUDZAIFAH RADHIYALLAHU ANHU.doc

SALMAN AL-FARISI RADHIYALLAHUANHU.doc

SAUDAH BINTI ZAM`AHradhiallhuanha.doc

SHAfiYYAH BINTI HUYAI-radhiallaahuanha.doc

Shalih Fauzan Al Fauzan.pdf

Shuhaib Bin Sinan.doc

SUHAIL BIN AMAR.doc

syafii.zip

Syaikh Abdurrahman bin Nashir AsSa`di.txt

Syaikh Abu Ubaidah Masyhur Hasan Salman.txt

Syaikh Ali Hasan Al Halaby.txt

SYAIKH BIN BAZ.doc

Syaikh Ibnu Baz.txt

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin.doc

Syaikh Muqbil bin Hadi.txt

Syaikh Nashiruddin Al Albani.txt

Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan.txt

Thufeil bin Amr Ad-dausi radhiallahuanhu.doc

UBAI BIN KAAB.doc

UMEIR BIN SA`AD.doc

UMMU HABIBAH RAMLAH BINTI ABU SUFYAN.doc

UMMU SALAMAH-radhiallaahuanha-.doc

Ummu Sulaim Binti Malhan.doc

UTBAH BIN GHAZWAN.doc

Utsman bin Mazh.doc

ZAID BIN HARITSAH.doc

ZAINAB binti JAHSY.doc

ZUBAIR BIN AWWAM radhiallahu.doc

Syekh Afifuddin Al-Jailany


Syeikh Afifuddin merupakan salah satu dari keturunan Syeikh Abdul Qodir al Jailani. Ketua Tareqat Qadiriiyah Internasional. Berasal dari Iraq dan menetap di Malaysia. Khabarnya mengajar di Yayasan Jenderami.

Lempeng Bumi


Lempeng Bumi
Sudah sering disebutkan bahwa wilayah Indonesia terletak di antara 3 lempeng bumi yang aktif,
yaitu lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Lempeng aktif artinya lempeng
tersebut selalu bergerak dan saling berinteraksi. Lempeng Pasifik bergerak relatif ke Barat, lempeng
Indo-Australia relatif ke utara dan lempeng Eurasia bergerak relatif ke tenggara. Dari teori tektonik
diketahui, secara keseluruhan lempeng bumi ada delapan selain ketiga lempeng tersebut di atas,
yaitu lempeng Amerika Utara, lempeng Afrika, lempeng Amerika Selatan dan lempeng Nazca. Ketiga
lapisan ini berbeda jenis material penyusunannya sehingga berpengaruh pada sifat fisiknya. Ia antara
lain mempengaruhi kecepatan gelombang air yang merambat pada setiap lapisan.
Para pakar membagi struktur bumi menjadi tiga bagian, yaitu kerak bumi, selimut bumi dan inti
bumi. Kerak bumi terbagi menjadi dua bagian, masing-maisng kerak samudera (permukaan yang ada
di dalam samudera) dan kerak benua atau permukaan daratan. Kerak bumi memiliki ketebalan yang
variatif. Antara 0 kilometer sampai dengan 50 kilometer. Pada setiap lokasi, berbeda ketebalannya.
Sementara Kerak Samudera memiliki ketebalan yang variatif tapi lebih tipis daripada kerak bumi,
yaitu antara 10-12 kilometer (Geologi dan Mineralogi Tanah, 1996).
Di dalam lapisan selimut bumi tersebut terdapat lapisan yang dikenal dengan astenosfer
(asthenosphere) yang bersifat cair kental dengan suhu mencapai ribuan derajat celcius. Lempeng-
lempeng bumi tadi bergerak mengambang di atas cairan kentalk dan panas tadi dan selalu
berinteraksi satu sama lain. Kecepatan pergerakan lempeng-lempeng bumi ini antara 1 centimeter
sampai dengan 13 centimeter setiap tahunnya dengan arah tertentu untuk setiap lempengnya.
Pertemuan antar-lempeng dapat berupa subduksi (penunjaman), seperti antara lempeng Indo-
Australia yang menunjam ke lempeng Eurasia, atau saling tarik menarik (divergensi), atau saling
bergeser. Daerah penunjaman dua lempeng bumi inilah yang disebut dengan zona subduksi
.
Daerah batas antar-lempeng ditandai dengan adanya palung, punggungan samudera (deretan
gunung dan pegunungan di laut) dan pengunungan yang sejajar pantai, seperti pegunungan Bukit
Barisan di Sumatera. Dengan memperhitungkan daerah-daerah antar-lempeng tersebut dapat
dibuat zonasi daerah rawan bencana gempa bumi. Daerah yang berdekatan dengan daerah
pertemuan dua lempeng, seperti zona subduksi, adalah termasuk daerah rawan bencana gempa
bumi.
Daerah rawan bencana gempa bumi di Indonesia berderet sesuai dengan jalur zona subduksi itu.
Masing-masing diketahui; di sebelah barat Pulau Sumatera, Selatan Pulau Jawa, Nusatenggara,

MAULID TANDA KEGEMBIRAAN UMAT


Dan ketika hampir tiba saatnya kelahiran insan tercinta ini, gema ucapan selamat datang yang hangat berkumandang di langit dan bumi. Hujan kemurahan Ilahi tercurah atas penghuni alam dengan lebatnya,
Lidah malaikat bergemuruh mengumumkan kabar gembira kuasa Allah menyingkap tabir rahasia tersembunyi, membuat cahaya Nur-Nya terbit sempurna di alam nyata;

” CAHAYA MENGUNGGULI SEGENAP CAHAYA ”

Ketetapan-Nya pun terlaksana atas orang pilihan yang ni’mat-Nya disempurnakan bagi mereka; yang menunggu detik-detik kelahirannya; sebagai penghibur pribadinya yang beruntung; dan ikut bergembira mereguk ni’mat berlimpah ini.

Maka hadirlah dengan taufik Allah; As-Sayyidah Maryam dan As-sayyidah Asiah, bersama sejumlah bidadari surga yang beroleh kemuliaan agung yang di bagi-bagikan oleh Alloh atas mereka yang di kehendaki.

Dan tibalah saat yang telah di atur Allah bagi kelahiran (maulud) ini. Maka menyingsinglah fajar keutamaan nan cerah terang benderang menjulang tinggi……
Dan lahirlah insan pemuji dan terpuji tunduk khusyu’ di hadapan Allah SWT,dengan segala penghormatan tulus dan sembah sujud.
demikianlah syair yang ditujukan atas peristiwa di detik-detik kelahiran Nabi Saw yang di gubah oleh Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Imam Nawawy Al-Banteny Al-Jawy didalam kitabnya yang berjudul “Madaarij” menyatakan : “ bahwa orang yang mementingkan aktif didalam peringatan maulid Nabi Muhammad S.a.w. itu adalah dari pada sebesar-besarnya ibadah dengan diisi pembacaan Al-Qur’an, bersedekah, dan menerangkan sejarah kelahiran Nabi S.a.w.

Sabda Nabi S.a.w. :
“Barang siapa yang membesarkan maulidku akan aku tolong baginya di hari kiamat dan barang siapa yang membelanjakan satu dirham buat peringatan maulidku seolah-olah membelanjakan satu gunung emas untuk sabilillah”.

Sayyidina Abu Bakar A-Shiddiq R.a. berkata : “Barang siapa yang membelanjakan uang satu dirham buat maulid Nabi maka aku sahabatnya di hari kiamat”.
Sayidina Umar Bin Khattab R.a. berkata : “Barang siapa yang membesarkan maulid Nabi Muhammad S.a.w sesungguhnya orang itu menghidupkan agama Islam”.
Sayidina Ustman Bin Affan R.a. : “Barang siapa yang membelanjakan uang satu dirham buat maulid Nabi S.a.w. maka sesungguhnya orang tersebut seperti hadir di perang Badar dan Hunain”.
Sayidina Ali bin Abi Tholib K.w.h. : ” barang siapa yang membesarkan maulid Nabi Muhammad S.a.w maka apabila mati masuk sorga”.
Imam Syafi’I r.h.m. : “ siapa yang mengumpulkan saudaranya buat hadir di tempat maulid Nabi S.a.w. lalu menyediakan makanan serta berbuat baik di dalamnya maka orang tersebut di hari kiamat akan di bangkitkan bersama para shidiqin, Syuhada dan Sholihin dan berada di surga An-Na’im. Namun apa penertian maulid itu ?”.

Maulid secara bahasa berarti adalah hari kelahiran adapun maulid yang biasa kita kenal adalah suatu perayaan/peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad S.a.w. yang di selenggarakan secara berjamaah dibacakan ayat-ayat Alqur’an dan riwayat hidup kekasih Alloh Nabi Muhammad Saw serta sholawat dan pujian-pujian kepada beliau Saw, dengan maksud mengagungkan martabat Nabi Muhammad SAW dan memperlihatkan kegembiraan Kaum muslimin menyambut kelahiran beliau S.a.w.

Assayid Al-Hafizd Al-musnid Prof.Dr. Muhammad Bin Alwy Al-Maliky Al-Hasaniy mufti Mekkah mengutarakan tentang ja’iznya/bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW didalam kitabnya yang berjudul “Mafahim Yajibu An Tusahhah” , yang kita sebutkan beberapa diantaranya:

a) peringatan maulid memantulkan kegembiraan kaum muslimin menyambut junjungan mereka, Nabi Muhammad SAW. bahkan orang kafir pun beroleh manfaat dari sikapnya yang menyambut gembira kelahiran beliau seperti Abu Lahab, misalnya. sebuah hadist didalam Shohih Bukhori menerangkankan, bahwa tiap hari senin Abu Lahab diringankan adzabnya, karena memerdekakan budak perempuannya, tsuwaibah, sebagai tanda kegembiraannya menyambut kelahiran putera saudaranya. ‘abdulloh bin abdulmutholib, yaitu Nabi Muhammad Saw, jadi jika orang kafir saja beroleh manfaat dari kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi Muhammad Saw apalagi orang beriman.

b) Rasululloh S.a.w. sendiri menghormati hari kelahiran beliau, dan bersyukur kepada Allah S.W.T. atas karunia ni’mat-Nya yang besar itu. Beliau dilahirkan di alam wujud sebagai hamba Alloh yang paling mulia dan sebagai rahmat bagi seluruh wajud. Cara beliau menghormati hari kelahirannya ialah dengan berpuasa. Sebuah Hadist dari Abu Qotadah menuturkan, bahwa ketika Rosululloh S.a.w. ditanya oleh beberapa orang sahabat mengenai puasa beliau tiap hari senin, beliau menjawab: “pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu juga Alloh menurunkan wahyu kepadaku” ( diriwayatkan oleh Muslim didalam “Shahih”_nya ).

Puasa yang beliau lakukan itu merupakan cara beliau memperingati hari maulidnya sendiri. Memang tidak berupa perayaan, tetapi makna dan tujuannya adalah sama, yaitu peringatan. Peringatan dapat dilakukan dengan cara berpuasa, dengan memberi makan kepada fihak yang membutuhkan, dengan berkumpul untuk berzikir dan bersholawat, atau dengan menguraikan keagungan perilaku beliau sebagai manusia termulia.

C) pernyataan senang dan gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad S.a.w. merupakan tuntunan Al_Qur’an. Alloh berfirman:

“ Katakanlah : dengan karunia Alloh dan rahmat_Nya, hendaklah (dengan itu ) mereka bergembira “. (S. Yunus:58)
\Alloh S.W.T memerintahkan kita bergembira atas rahmat-Nya, dan Nabi Muhammad S.a.w. jelas merupakan rahmat terbesar bagi kita dan alam semesta :
“Dan kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta “ . (S. Al_Anbiya : 107).

D) Memuliakan Rosululloh S.a.w. adalah ketentuan syari’at yang wajib dipenuhi. Memperingati ulang tahun kelahiran beliau dengan memperlihatkan kegembiraan, menyelenggarakan walimah, mengumpulkan jama’ah untuk berzikir mengingat beliau, menyantuni kaum fakir miskin dan amal-amal kebajikan lainnya adalah bagian dari cara kita menghormati dan memuliakan beliau. Itu semua menunjukan pula betapa betapa besar kegembiraan dan perasaan syukur kita kepada Alloh atas hidayat yang dilimpahkan kepada kita melalui seorang Nabi dan Rosul pilihan-Nya.

E) Perayaan atau peringatan maulid Nabi dipandang baik oleh para ulama dan kaum muslimin di semua negri, dan diadakan oleh mereka. Menurut kai’dah hukum syara’ kegiatan demikian itu adalah Mathlub syar’an ( menjadi tuntutan syara’ ). Hadist mauquf dari Ibnu Mas’ud R.a. megaskan : “ apa yang di pandang baik oleh kaum muslimin, di sisi Alloh itu adalah baik, dan apa yang di pandang buruk oleh kaum muslimin, disisi Alloh itu adalah buruk “ (Hadist di keluarkan oleh Imam Ahmad).
BEBERAPA PANDANGAN PARA ULAMA MENGENAI MAULID.

• Telah berkata Sulthanul-’Arifin Jalaluddin as-Sayuthi dalam kitabnya berjudul “al-Wasaail fi syarhisy Syamaail”:- “Tidak ada sebuah rumah atau masjid atau tempat yang dibacakan padanya Mawlidin Nabi s.a.w. melainkan akan dikitari/dikelilingi/diselubungi tempat itu oleh para malaikat akan ahli yang hadir di tempat tersebut serta dirantai mereka oleh Allah dengan rahmat. Para malaikat yang diselubungi/diliputi/dikalungi cahaya yaitu Jibril, Mikail, Israfil, Qarbail, ‘Aynail, ash-Shaafun, al-Haafun dan al-Karubiyyun, maka bahwasanya mereka berdoa bagi siapa-siapa yang menjadi sebab untuk pembacaan Mawlidin Nabi s.a.w. ”

Imam as-Sayuthi berkata: “Tidak ada seseorang Islam yang diperbacakan dalam rumahnya akan Mawlidin Nabi s.a.w. melainkan diangkat Allah kemarau, wabah, kebakaran, malapetaka, bala bencana, kesengsaraan, permusuhan, hasad dengki, kejahatan ‘ain (sihir pandangan) dan kecurian daripada ahli rumah tersebut, maka apabila dia mati, Allah akan mempermudahkan atasnya menjawab soal Munkar dan Nakir dan adalah dia ditempatkan pada kedudukan as-Shidq di sisi Allah Raja yang Maha Berkuasa.”
Mungkin ada yang bertanya kenapa ada orang baca mawlid tetapi masih menerima malapetaka dan bencana. Apa mau dikata, bahkan para Nabi pun mendapat musibah duniawi sebagai ujian daripada Allah s.w.t., karena semuanya berlaku atas kehendak Allah semata-mata. namun musibah duniawi adalah ringan dibanding musibah berbentuk maknawi. Keselamatan dari musibah maknawi ini yang diutamakan, biar rumah kita dicuri asalkan iman dan kesabaran serta tawakkal kita pada Allah tidak turut dicuri . Mungkin juga Allah belum menerima amalan kita, sehingga tidak menjadi sebab mendapat rahmat Allah tersebut, oleh itu teruskan usaha dan tingkatkan amal. Yakin kepada kemurahan Allah yang tiada terbatas dan carilah syafaat daripada Junjungan s.a.w.

Lebih lanjut Imam jalaluddin As-suyuty menjelaskan dalam risalahnya yang berjudul “Husnul-Maqosid fi A’malil-Maulid : “orang pertama yang menyelenggarakan peringatan maulid Nabi SAW ialah Sultan Al-Mudzaffar, penguasa arbil (suatu tempat di Iraq sebelah timur / selatan kota mausil).peringatan tersebut dihadiri oleh para ulama terkemuka dan orang-orang sholeh dari kaum sufi. tiap tahun Al-Mudzaffar mengeluarkan biaya sebesar 300.000 dinar untuk peringatan maulid, dengan niat semata-mata untuk taqorrub kepada Alloh SWT Menurut kenyataan, tak seorang pun dari ulama dan orang-orang saleh yang hadir dalam peringatan itu mengingkari kebajikan dan fadilah peringatan maulid, bahkan semua merestui dan memuji prakarsa Sultan Mudzaffar, atas permintaan Sultan Mudzaffar, Ibnu Dahyah menulis sebuah kitab khusus mengenai maulid Nabi SAW dengan judul: “At-Tanwir fi Maulid Al-Basyir An-Nazdir”. kitab itu ditulis pada tahun 604 H. dan ternyata diakui kebaikannya oleh para ulama pada masa itu.

• Syaikh DhiyaUddin Ahmad bin Sa`id ad-Darini dalam kitabnya ” Thaharatul Qulub wal Khudu’ li Allamil Ghuyub ” menulis antara lain:-
Mengingat atau memuji-muji Junjungan Nabi s.a.w. akan menambahkan keimanan, menerangi hati dan menyingkap rahasia kebijaksanaan Tuhan. Allah s.w.t. telah menetapkan cinta kepada Junjungan Nabi s.a.w. sebagai syarat untuk mencintai-Nya dan taat kepada-Nya sebagai ukuran kepatuhan kepada-Nya. Mengingat Junjungan Nabi s.a.w. juga berhubungan dengan mengingat Allah s.w.t. sebagaimana bai’ah kepada Junjungan Nabi s.a.w. juga berkait dengan bai’ah kepada-Nya.

• Sayyidisy-Syaikh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi dalam kitabnya “I`anatuth-Tholibin” jilid 3 halaman 414 menyatakan antara lain:-
Telah berkata Imam al-Hasan al-Bashri qaddasaAllahu sirrah: “Aku berikan jika ada padaku seumpama gunung Uhud emas untuk kunafkahkan atas pembacaan mawlid ar-Rasul.”
Telah berkata Imam al-Junaidi al-Baghdadi rhm.: “barang siapa yang hadir mawlid ar-Rasul dan membesarkan derajat baginda, maka telah sempurna imannya.”

Telah berkata Syaikh Ma’ruuf al-Karkhi qds.: “barang siapa yang menyediakan untuk pembacaan mawlid ar-Rasul akan makanan, menghimpunkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu-lampu, berpakaian baru, berwangi-wangian, berhias-hias, demi membesarkan mawlid Junjungan s.a.w., niscaya dia akan dihimpunkan oleh Allah ta`ala pada hari kiamat bersama-sama kumpulan pertama daripada para nabi dan jadilah dia berada pada derajat yang tinggi di syurga. Dan barang siapa yang telah membaca mawlid ar-Rasul s.a.w. di atas dirham-dirham perak atau emas, dan mencampurkannya bersama dirham-dirham lain, maka akan turun keberkahan dan tidaklah akan miskin pemiliknya serta tidak akan kosong tangannya dengan berkah mawlid ar-Rasul s.a.w.” Seterusnya Sidi Syatha dalam “I`anatuth-Tholibin” menyambung:-

Dan telah berkata al-Imam al-Yafi`i al-Yamani (sesetengah kitab tersilap cetak di mana huruf “ya” berubah kepada “syin” menyebabkan perkataan ini dinisbahkan kepada Imam asy-Syafi`i):- “barang siapa yang menghimpunkan untuk Mawlidin Nabi s.a.w. saudara-saudaranya, menyediakan makanan dan tempat serta berbuat ihsan sehingga menjadi sebab untuk pembacaan Mawlidir Rasul s.a.w., dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat berserta dengan para shiddiqin, syuhada` dan sholihin serta dimasukkan dia ke dalam syurga-syurga yang penuh keni’matan.”

• Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya “al-Mawlid asy-Syarif al-Mu`adzdzham”, Syaikh Ibnu Zahira al-Hanafi dalam “al-Jami’ al-Lathif fi Fasl Makkah wa ahliha”, ad-Diyabakri dalam “Tarikh al-Khamis” dan Syaikh an-Nahrawali dalam “al-I’lam bi a’lami Bait Allah al-haram”, menulis senario sambutan Mawlid Nabi s.a.w. di Makkah seperti berikut:-
Setiap tahun tanggal 12 Rabi`ul Awwal, selepas sembahyang Maghrib, keempat-empat qadhi Makkah (yang mewakili mazhab yang empat) bersama-sama orang banyak termasuk segala fuqaha, fudhala` (orang kenamaan) Makkah, syaikh-syaikh, guru-guru zawiyah dan murid-murid mereka, ru`asa’ (penguasa-penguasa), muta`ammamin (ulama-ulama) keluar meninggalkan Masjidil Haram untuk pergi bersama-sama menziarahi tempat Junjungan Nabi s.a.w. dilahirkan. Mereka berarak dengan maelantunkan zikir dan tahlil. Rumah-rumah di Makkah diterangi cahaya pelita dan lilin. Orang yang turut serta amat banyak dengan berpakaian indah serta membawa anak-anak mereka. Setiba di tempat kelahiran tersebut, ceramah yang berkaitan Mawlidin Nabi disampaikan, serta kebesaran, kemuliaan dan mu’jizat Junjungan diceritakan. Setelah itu, doa untuk Sultan, Amir Makkah dan Qadhi Syafi`i dibacakan dengan penuh khusyu’ dan khudu`. Setelah hampir waktu Isya`, barulah mereka berarak semula pulang ke Masjidil Haram untuk menunaikan sholat Isya`.

• Imamul Mujtahiddin Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan : “kemulian hari mauled Nabi Muhammad S.a.w. dan diperingatinya secara berkala (berlanjut) sebagaimana yang di lakukan kaum muslimin tentu mendatangkan pahala besar, mengingat maksud dan tujuannya yang sangat baik, yaitu menghormati dan memuliakan kebesaran Nabi dan Rosul pembawa hidayat bagi semua ummat manusia”.

Ringkasannya peringatan maulid Nabi adalah kegiatan yang sangat baik dan bermanfaat, karena itu kesempatan itu wajib digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Lalu penyelenggaraan peringatan maulid tidak harus tepat pada tanggal 12 Rabi”ul awal dan tidak harus tepat pada hari senin, meskipun tanggal dan hari itu lebih afdhol. peringatan maulid dapat di lakukan kapan saja mengingat syari’at islam sama sekali tidak melarang bahkan menganjurkan serta memandangnya sebagai kebajikan yang perlu dilestarikan pengamalannya, karena besarnya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut, baik bagi kepentingan agama islam maupun bagi kepentingan kaum muslimin.
Wallahu 'Alam Bis-Showaf.

Manaqib Al Maghfurlah Al Habib Umar bin Hud Al Atthas


Habib Umar Bin Hud Al Atthas ( Cipayung, Bogor) adalah seorang ulama dan konon beliau juga seorang wali quthub usianya lebih dari 100 tahun dilahirkan di penghujung abad ke 19 di Hadramaut, Yaman Selatan. Sejak usia muda beliau telah datang ke Indonesia. Mula-mula tinggal di Kwitang, Jakarta Pusat. Beliau berdakwah sambil berjualan kain di Pasar Tanah Abang. Kemudian membuka pengajian dan majelis maulid di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Sekitar tahun 1950-an, Beliau ke Mekkah dan bermukim selama beberapa tahun dan selama di mekkah beliu menggunakan kesempatan tersebut untuk belajar kepada ulama-ulama setempat. Tapi, sayangnya, saat hendak kembali ke Indonesia, ia tertahan di Singapura.
Pasalnya, pada awal 1960-an terjadi konfrontasi antara RI dan Malaysia, sementara Singapura masih merupakan bagian negara itu. Habib Umar baru kembali ke Tanah Air setelah usai konfrontasi, pada awal masa Orde Baru. Tapi, rupanya banyak hikmah yang diperoleh di balik kejadian tersebut. Karena, selama lebih dari lima tahun di Malaysia dan Singapura, ternyata beliau sangat dihormati oleh umat Islam setempat, termasuk Brunei Darussalam.
Karenanya tidak heran kalau orang menyebut Maulid Nabi yang diselenggarakan Habib Umar di Cipayung sebagai maulid internasional. Maulid ini dihadiri sekitar 100.000 jamaah, termasuk ratusan jamaah dari mancanegara. Untuk perjamuan makanan untuk para jamaah yang menghadiri maulid ini diperlukan ribuan ekor kambing dan berton-ton beras. Kalau ditanya orang dari mana dananya, maka Habib Umar selalu bilang dari Allah.
Sesuatu yang mungkin lain dibandingkan dengan acara-acara maulud di majelis lain adalah, tidak ada ceramah-ceramah setelah baca maulud. Acaranya langsung saja yakni baca maulud, zikir dan ditutup dengan do’a. Tidak adanya ceramah-ceramah yang sudah tradisi sejak lama itu, karena Habib Umar khawatir akan menimbulkan saling serang dan fitnah.
Kegiatan rutin Habib Umar yang lain yang memasyarakat adalah shalat subuh berjamaah di kediamannya di Condet. Setiap hari terdapat sekitar 300 jamaah subuh yang datang. Khusus pada hari Jumat, jamaahnya meningkat menjadi sekitar 1.000 orang. Setiap Sabtu mereka para jama’ah diberikan pelajaran Fiqih sedangkan di Cipayung bogor tiap kamis malam diadakan pembacaan maulid diba’ dan yang menarik adalah setelah diadakan kegiatan tersebut para jama’ah dijamu oleh Habib Umar Bin Hud seperti nasi uduk lengkap dengan lauk-pauknya. Habib Umar meninggal dunia pada bulan Agustus 1999 di rumahnya dan dimakamkan di Wakaf al-Hawi dekat dengan pusat perbelanjaan PGC cililtan sesuai dengan wasiat beliau.

Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf


Seorang murid harus jadi orang baik. Jika tidak, ia bisa dikeluarkan.

Makkah, kota di tengah gurun pasir nan tandus, selalu menjadi tujuan kaum muslimin setiap tahunnya untuk berhaji. Meski jarak jauh membentang, harus mengorbankan harta benda, bahkan nyawa. Bukan hanya demi sebuah kewajiban, yang harus ditunaikan bagi yang mampu, tapi lebih dari itu, demi kerinduan yang memuncak kepada Sang Pemilik Makkah, Pemilik Ka’bah, Allah Azza Wajallah.

Khusus bagi seorang muballigh yang alim dan shalih, Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf, Makkah mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Ia tak ‘kan pernah melupakan kota ini. Di sinilah ia tumbuh dewasa, digembleng dalam taburan ilmu dan hikmah, di bawah asuhan dan bimbingan ulama besar kota Makkah Sayyid Muhammad bin Alwy Al-Maliky Al-Hasany.

Saat ditemui alKisah di Pondok Pesantren Al-Haromain Asy-Syarifain, pesantren yang dibangunnya sejak tujuh tahun lalu, di Jalan Ganceng, Pondok Ranggon, Jakarta Timur, pada tanggal 2 November, sebelum ia pergi ke Tanah Suci Makkah pada 7 November, dengan senang hati habib yang berperawakan gagah itu menceritakan bagaimana pengalamannya saat belajar bersama gurunya tercinta di tanah yang dimuliakan dan disucikan Allah SWT.

“Alhamdulillah, tiada duka. Semuanya sangat menyenangkan.... Ini nikmat Allah yang luar biasa,” katanya.
Berikut penuturan Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaf yang begitu mempesona:

Begitu Dekat dengan Nabi

Saya lahir dan tinggal di kota Tegal. Kedua orangtua saya berharap, anak-anaknya, baik yang laki-laki maupun perempuan, menjadi orang yang alim dalam ilmu agama. Sebab dengan menjadi orang alim, bisa bermanfaat, terutama untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan masyarakat umum.

Alhamdulillah, berkat usaha orangtua, saya dan kakak saya, Habib Thohir, diberangkatkan ke Makkah Al-Mukarramah, untuk berguru kepada Al-Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alwy Al-Maliky Al-Hasani, atau sering disapa “Abuya”.

Abuya adalah ulama yang bersungguh-sungguh menyebarkan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Beliau berusaha membentengi Aswaja, walaupun di sana tersebar Wahabi. Karena itu, murid-muridnya pun mempunyai semangat yang sama. Di tempatnya masing-masing, mereka gigih membentengi aqidah Aswaja, karena kita berkeyakinan bahwa Aswaja adalah satu-satunya aqidah yang benar.

Kami menuntut ilmu dengan senang. Mulai dari berangkat dari tanah air, hingga pulang ke tanah air, semua biaya ditanggung Abuya. Bahkan beliau memberi uang saku kepada kami. Pakaian, kitab, makanan, semua dijamin Abuya. Ruang tidur kami pun ber-AC. Jadi semua serba nikmat.

Tapi ada syarat utama yang beliau berikan kepada murid-muridnya. Yaitu, kami harus gigih menuntut ilmu, selalu menjaga akhlaq yang baik, wirid harus diperhatikan betul, dan selalu shalat berjama’ah.

Akhlaq yang mulia ini sangat penting dan harus diperhatikan sampai hal yang kecil, mulai dari perkataan, berpakaian, bagaimana berinteraksi dengan guru, orangtua, menghadapi murid, tamu, dan lain-lain.

Akhlaq ini sangat penting, lebih penting daripada kebanyakan ilmu. Ilmu banyak, tapi adabnya sedikit, jelek....

Selain mengenai masalah akhlaq, kami juga diajari bermacam-macam ilmu, seperti tafsir, hadits, fiqih, faraidh, tasawuf.

Jadi, murid-murid lulusan dari sana mempunyai keistimewaan tersendiri. Kalau bicara tafsir, mereka siap. Bicara hadits, mereka pun siap. Karena semua ilmu didalami.

Guru saya bukan hanya seorang alim, tapi juga ‘abid, ahli ibadah, yang luar biasa, baik dari segi bangun malam maupun wiridan. Beliau juga sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Beliau sering bermimpi bertemu Nabi Muhammad. Bahkan murid-muridnya atau teman-temannya, baik yang ada di pesantren maupun di luar pesantren, sering memberikan kabar gembira untuk Abuya dari Rasulullah lewat mimpi mereka. Ini sering terjadi.

Beliau juga tak pernah lepas dari shalat Istikharah. Bahkan jika hendak bepergian, beliau tidak akan berangkat kecuali setelah shalat Istikharah terlebih dahulu. Kadang persiapan sudah dilaksanakan, tapi kemudian mendapat kabar “lebih baik jangan pergi”, maka beliau membatalkannya.

Semua ini berkah dari hubungan dekat beliau dengan Nabi SAW. Kecintaan beliau kepada Nabi SAW luar biasa.

Rekreasi Islami

Jika ada waktu luang, beliau mengajak muridnya pergi ke tempat lain, misalnya ke Thaif, atau Hada, tempat yang dingin, untuk berekreasi. Tapi rekreasi ini rekreasi Islami. Di sana kami diajak membaca Maulid, setelah itu membaca ktiab, lalu shalat dan wirid berjama’ah. Kalau ada waktu kosong, beliau mempersilakan kami untuk bermain atau sekadar jalan-jalan. Tapi ketika waktu shalat tiba, kami harus tetap shalat berjama’ah.

Jika kami mempunyai waktu luang, beliau memerintahkan kami untuk selalu membawa kitab. Kata beliau, “Jangan pergi ke mana saja kecuali membawa kitab. Waktu kosong jangan dibuang begitu saja, tapi gunakanlah untuk menelaah kitab. Manfaatkan waktu untuk belajar dan beribadah.”

Waktu pertama kali saya datang, saya disyaratkan untuk belajar minimal lima tahun lamanya. Tidak boleh kurang. Abuya berkata, “Kamu nggak boleh pulang sebelum lima tahun. Sudahlah, kamu jangan mirikin apa-apa. Di sini saja belajar.”

Saya pun menerimanya dengan ikhlas. Ketika itu sekitar tahun 1982.

Murid-murid yang datang setahun kemudian, syarat lamanya belajar naik menjadi 10 tahun. Dan setahun kemudian, syarat itu bertambah lagi....

Abuya menerapkan sistem demikian karena beliau ingin murid-muridnya tidak pulang sebelum berhasil. Beliau sering mengatakan, “Kalau belajar, jangan suka pindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Belajar di satu tempat terlebih dahulu sampai pintar. Jika sudah pintar atau sudah ahli, silakan pindah ke tempat lain.”

Sebelum murid-muridnya pulang, beliau akan mengevaluasi mereka.

Saya sendiri bisa pulang ke tanah air setelah tujuh setengah tahun. Beliau mengizinkan saya pulang dan ridha. Alhamdulillah.

Berkhidmah kepada Guru

Dalam menuntut ilmu, akhlaq terhadap guru harus diperhatikan. Kita berusaha bukan hanya untuk belajar, tapi juga berkhidmah, artinya melayani guru.

Bahkan berkhidmah di pesantren bukan hanya melayani guru, tapi juga teman. Kita membersihkan halaman, kamar mandi, dan sebagainya. Jadi pesantren kami tidak membutuhkan pegawai, semuanya dikerjakan santri.

Dikatakan, man khadam, khudim, orang yang melayani, pasti akan dilayani. Apalagi yang kita layani orang alim, orang shalih, seorang waliyullah.

Ada satu contoh dari Imam Al-Ghazali semasa beliau belajar. Beliau datang kepada seorang syaikh, orang alim.

“Wahai Syaikh, saya akan berkhdimah, tolong bagikan tugas kepada saya,” kata Imam Al-Ghazali.

Syaikh menjawab, “Semua sudah dipegang oleh para murid. Air wudhu saya sudah ada yang nyiapin, sandal saya sudah ada yang nyiapkan, semuanya sudah. Tinggal satu.”

“Apa itu?”

“Batu untuk istinja saya.”

Dulu, kalau orang buang air besar, menggunakan batu untuk membersihkan. Batu itu, setelah digunakan, ditaruh, kan najis. Supaya bisa dipakai lagi, harus dibersihkan, disiram, disucikan, dijemur. Nah, pekerjaan ini yang masih ada.

Maka, pekerjaan itu pun diterima Imam Al-Ghazali.

Hasilnya, dengan khidmah semacam itu, derajat Imam Al-Ghazali naik. Beliau menjadi orang alim, shalih, seorang wali, pengikutnya pun para wali besar. Masya Allah.... Inilah hikmah dari berkhidmah kepada guru.

Dan alhamdulillah, ketika saya pulang ke Indonesia, semua itu terbukti. Banyak yang melayani saya. Ketika saya hendak berdakwah, banyak yang membantu saya. Saya berpikir, ini semua berkah dari guru saya. Jadi, orang yang membantu, pasti akan dibantu.

Nikmat yang Luar Biasa

Di Makkah, selain belajar, kami juga bisa haji setiap tahun. Bisa juga umrah berulang-ulang, khususnya pada bulan Ramadhan, kami bisa hampir tiap hari umrah. Abuya mendapat jadwal mengajar di Masjdil Haram. Setiap berangkat, beliau selalu mengajak beberapa muridnya. Beliau mengizinkan kami untuk umrah.

Setiap tahun diajak haji. Haji juga dengan beliau, dengan orang alim. Di Indonesia orang pengin haji dituntun oleh kiai dan ustadz. Ini dengan orang alim yang hidupnya di Makkah.

Ketika beliau membaca doa di Arafah, bukan hanya muridnya yang datang, tapi juga kiai, ikut kumpul di kemah tersebut. Ya Allah, nikmatnya luar biasa....

Sungguh nikmat luar biasa. Mempunyai guru orang baik, tempat belajarnya baik, sarana dan prasarana di sana pun menyenangkan. Tapi syaratnya juga berat, seorang murid harus jadi orang baik. Jika tidak, ia bisa dikeluarkan.

Abuya adalah orang yang sangat tegas. Namun begitu, semua itu dilakukan karena beliau sangat sayang kepada murid-muridnya. Ada satu kesukaan beliau, yaitu dipijat oleh santrinya. Tapi bukan sembarang pijat, beliau mempunyai maksud agar ketika dipijat terjadi hubungan yang sangat dekat dengan muridnya.

Semua murid ingin memijat beliau. Setiap murid senantiasa menunggu panggilan beliau. Kami sangat mencintai guru kami. Hubungan dengan guru bukan hanya dunia, tapi juga akhirat. Kami semua ingin mendapat doanya dan syafa’atnya.

Suatu ketika, beliau memangil saya. Saya pun langsung meloncat, kegirangan, dan langsung cepat-cepat mendatangi beliau.
Ketika itu beliau bertanya, “Abah kamu punya anak berapa?”

“Dua belas, Abuya,” kata saya.

“Abah kamu kan anaknya banyak, satu untuk saya saja. Kamu untuk saya saya ya...,” kata Abuya.

Mendengar harl itu saya diam saja. Siapa yang tidak ingin menjadi putra Abuya. Tinggal dan berkhidmah kepadanya. Tapi saya juga ingat orangtua saya. Jadi, ketika Abuya mengatakan demikian, saya diam saja.

Saya merasa begitu dekat dan disayang Abuya. Tapi, bukan saya saja yang merasa demikian. Semua murid merasa disayang Abuya. Sungguh, beliau menyayangi kami semua.

Pada tahun 1989, Abuya mengizinkan saya pulang. Namun, sebelum mengizinkan muridnya pulang, beliau beristikharah.

Beliau mengizinkan saya pulang dengan memberikan banyak ijazah amalan kepada saya, beliau juga memakaikan imamah kepada saya. Dan tak lupa beliau memberi uang saku untuk saya pulang.

Ponpes Al-Haromain Asy-Syarifain

Sepulang dari Makkah, saya tinggal di Tegal. Pada tahun 1992, saya menikah dengan adik bungsu Habib Abdul Qadir Alatas, pengasuh Pesantren Al-Hawi, Condet.

Kemudian saya mulai bolak-balik Jakarta-Tegal, dan mulai mengajar di beberapa tempat. Hingga akhirnya orangtua saya mengizinkan saya tinggal di Jakarta, tepatnya di Kebon Nanas.

Setelah itu saya merintis pendirian pesantren. Saya mendapat izin dari Abuya, lalu mencari-cari tanah, dan mendapatkannya di Jln. Ganceng, Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Maka, pada 21 April 2003, berdirilah pesantren yang saya namai “Pondok Pesantren Al-Haromain Asy-Syarifain”.

Nama ini sesuai dengan tempat belajar saya, yaitu Makkah dan Madinah. Dua tempat yang disucikan dan dimuliakan.

Sedikit demi sedikit tanah di sekitar pesantren saya bebaskan. Kini luas tanah pesantren sekitar 7.150 meter. Guru-guru di pesantren ini sebagian berasal dari Pesantren Al-Anwar, Rembang, pimpinan K.H. Maimun Zubair, seorang kiai sepuh yang sangat alim dan shalih.

Setelah beberapa waktu, alhamdulillah, masyarakat di sini, Pondok Ranggon, menyambut dakwah saya dengan baik. Semua itu karena kami sepaham dan seaqidah.

Dalam berdakwah, saya mengikuti metode para habib dan ulama shalihin. Yaitu tidak memulai pengajian dengan langsung mengkaji kitab, tapi memulai dengan Maulid, dilanjutkan dengan pembacaan wirid, seperti ratib, kemudian pengajian, dan diakhiri dengan doa.

Mengapa harus Maulid dan wirid terlebih dahulu?

Ilmu ini sangat mahal. Lebih mahal daripada intan berlian. Ibarat orang menjual barang mahal, barang itu harus ditempatkan di tempat yang bagus dan apik. Jika tidak, dagangannya tidak akan laku. Tapi kalau ditempatkan di tempat yang bagus, insya Allah orang pun akan tertarik.

Contoh lainnya, bila kita hendak makan. Makanannya sangat lezat, tapi ditempatkan di piring yang kotor dan bau. Apakah kita mau memakannya? Tentu tidak. Karena itu, sebelum makan, piring tempat kita makan harus dibersihkan dulu.

Begitu pula dengan ilmu. Supaya ilmu meresap ke dalam hati, hati harus dibersihkan dahulu. Yaitu dengan cara membaca Maulid dan wirid. Dan supaya ilmu itu tidak keluar lagi, setelah pengajian kita membaca doa, supaya ilmu yang diajarkan ketika itu melekat ke hati dan menjadi penerang jalan hidup kita.

Alhamdulillah, dengan cara seperti ini, dakwah saya meluas ke mana-mana. Undangan untuk mengisi pengajian pun semakin banyak. Yang tadinya saya mengisi sebuah majelis di sebuah wilayah seminggu sekali, karena waktunya harus dibagi, untuk satu majelis hanya bisa satu bulan sekali. Hari-hari selebihnya kami serahkan kepada ustadz atau guru-guru yang sudah saya tunjuk, yang tentunya paham dan aqidahnya sama.

Dalam waktu satu bulan, paling tidak hanya 30 tempat atau majelis yang bisa saya datangi. Sementara kampung-kampung yang tersebar di sekitar sini ada ratusan kampung.

Majelis Mahabbaturrasul

Lalu, bagaimana supaya kampung-kampung yang masih “gersang” ini bisa tersirami dengan dakwah Aswaja dengan baik?
Saya pun membentuk majelis dakwah keliling bernama “Majelis Mahabbaturrasul”. Mahabbaturrasul artinya cinta Rasulullah, dan insya Allah cinta ini akan mendatangkan kecintaan Rasulullah kepada kita.

Majelis ini diawali dengan konvoi dari Pondok Pesantren Al-Haromain Asy-Syarifain lalu berakhir di sebuah tempat. Di tempat itulah jama'ah berkumpul, dan didakan acara ceramah. Penceramah tidak hanya saya, tapi juga kiai-kiai dan ustadz-ustadz yang datang ketika itu.

Awalnya, majelis ini hanya berlangsung satu bulan sekali. Namun karena permintaan semakin banyak, akhirnya diadakan seminggu sekali.

Setiap pengajian, alhamdulillah, jama’ah yang datang tidak hanya dari kalangan muhibbin, tapi juga para ulama, kiai, pejabat, orang awam, para pemuda. Ini sebagai tahaddusan binni'mah, menyebut-nyebut nikmat Allah, yang dianjurkan oleh Rasulullah.

Al Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri


Berwajah tampan dengan sosoknya yang tinggi besar dan berbadan tegap. Jubah dan sorban yang dikenakan membuatnya lebih berwibawa. Saat ini beliau menjadi idola dan panutan para kawula muda di negara-negara Timur Tengah. Dialah Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri. Ayah beliau pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Yaman Selatan, saat negeri Yaman belum menjadi Negara kesatuan seperti sekarang ini. Sejak kecil Habib Ali berguru kepada Al Maghfurlah Al Imam Al Habib abdulqadir bin Ahmad Assegaf, Jeddah, Saudi Arabia. Beliau mendapatkan nadzrah (pandangan) khusus dari Al Imam Al Habib abdulqadir bin Ahmad Assegaf. Kemudian Al Imam Al Habib abdulqadir bin Ahmad Assegaf memerintahkan beliau untuk mengikuti Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz bin Syeikh Abibakar dan beliau termasuk generasi awal murid-murid Habib Umar bin Hafidz. Sejak awal keistimewaan Habib Ali Al Jufri sudah nampak baik bakat suluknya maupun keistimewaan akalnya yang tajam dan cerdas melampaui murid-murid lainnya.

Beliau berdakwah menyeru manusia kepada Allah dan Rasul-Nya dengan berjalan di atas manhaj salafunasshalihin dengan thariqah ba`alawi dan madzhab Syafi`i. Karena keikhlasannya yang tinggi, maka Allah pun mengangkat namanya. Kini beliau aktif berdakwah kesegala penjuru dunia, masuk dikalangan yang paling bawah, diantaranya suku-suku di pedalaman Afrika, hingga kalangan paling atas, seperti keluarga keamiran di Uni Emirat Arab. Bakan sekarang di Uni Emirat Arab beliau diangkat menjadi Rais Musytasyar Dini, di Indonesia setingkat dengan jabatan ketua MUI. Beliau diterima mulai dari kalangan awam, hingga kalangan cendekiawan seperti: Assyeikh Ali Jum`ah (Mufti Mesir), Assyiekh Muhammad Sa`id Ramadhan(Mufti Syuria), Assyeikh Bayyah, serta ulama-ulama besar lainnya di zaman ini. Usianya belum mencapai 40 tahun, namun ilmua dan budi pekertinya sangatlah agung. Beliau berdakwah kebeberapa negara didunia, diantaranya di Timur Tengah, Uni EMirat Arab, Saudi Arabia, Yaman, Oman, Syuria, Libanon, dll. Kawasan Asia diantaranya India, Pakistan, Brunai, Malaysia, Thailand, Indonesia, dll. Kawasan Afrika diantaranya Mesir, Sudan, Somalia, dll. Negara-negara kawasan Eropa TImur, hingga negara-negara barat, diantaranya: Inggris, Denmark, Jerman, Amerika Serikat, dll. Terutama Inggris, hamper setiap tahun dikunjunginya. Di Timur Tengah siapa tidak kenal Habib Ali Al Jufri, beliau menapaki jejak inernasionalnya mulai dari Negara Mesir, banyak sekali para artis dan seniman yang bertaubat ditangannya, hingga pemerintah Mesir merasa khawatir bahwa hal ini akan memberikan dampak buruk bagi industri perfilman di Mesir, yang merupakan salah satu sumber penghasilan utama negri Mesir setelah pariwisata. Artis yang dulunya terbuka jadi berjilbab, yang dulunya aktor menjadi da`I,seperti Wajdi Al `Arabi, aktor kawakan di Mesir, dan masih banyak lagi lainnya. Pemerintah Mesir akhirnya melarang Habib Ali Al Jufri untuk berdakwah di Mesir. Namun itu tidak menyurutkan langkah dakwahnya, beliau malah meluaskan dakwahnya keberbagai negeri arab lainnya. Maka meluaslah pengaruhnya,karena cara dakwah beliau yang sejuk, simpatik, dengan pandangan-pandangannya yang cerdas, tajam serta pembawaannya menarik hati dan akhlak luhurnya yang dapat mempengaruhi orang yang duduk dengannya. Pada akhirnya beliau menjadikan ABU DHABI sebagai tempat tinggal dan aktifitas dakwahnya dan secara rutin beliau tampil dibeberapa stasiun televise di negara-negara Arab.
Dalam penyampaiannya, kata-kata Habib Ali Al Jufri menyentuh akal dan hati manusia. Di Jerman, beliau membuat jama`ah masjid sebanyak tiga lantai menangis tersedu-sedu mendengaar ceramahnya, di Inggris beliau punya andil besar dalam pelaksanaan Maulid Nabi di Stadion Wembley, di Denmark, beliau mengadakan jumpa pers dengan kalangan media massa saat memanasnya peristiwa kartun Nabi Muhammad SAW. SSetiap tahunnya beliau menjadi pembicaraan rutin dalam Dauroh (Pesantren kilat) Internasional yang diadakan oleh Al Habib Umar bin Hafidz di Pondok Pesantren Darul Mustafa Tarim, Hadramaut. Dalam Daurah tersebut Habib Ali menyampaikan Fikrah Dakwah (ide-ide baru dan cemerlang dalam dunia dakwah). Al Habib Umar bin Hafidz mempercayakan topik ini kepada beliau karena keluasan wawasan Habib Ali tentang metode dakwah internasional. Berbagai aktifitas dakwah Habib Ali Al Jufri selengkapnya dapat di ikuti di website beliau: www.alhabibali.org. Website ini memberitakan sebagian aktivitas beliau yang sangat padat.
Para da`i muda di Timur Tengah beliau rangkul, para pemuda yang berbakat beliau bimbing dan diarahkan kepada manhaj salafuna shalihin. Beliau sangat suka duduk bersama para pemuda dan mengadakan dialog terbuka secara bebas.
Metode dakwah Habib Ali Al Jufri merupakan salah satu bentuk representasi dari manhaj dakwah Ahlussunnah wal jama`ah dengan berjalan diatas jalan para salafunasshalihin dari kalangan keluarga ba`alawi, yaitu dakwah bil hikmah wal mauidhotil hasanah serta di iringi dakwah `ala bashiroh atau dakwah dengan menggunakan pandangan mata hati yang jernih.
Semoga Allah SWT menjaga kesehatan beliau, memudahkan segala urusan beliau dan memanjangkan usia beliau amin….dan semoga para da`i muda dapat bercermin pada metode dakwah beliau. Wallahu a`lam.

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati