Lemahnya aku

Tatkala ku renungi siapa dan apa diriku, maka disaat itulah nyatalah 1 sudut kelemahan yang melekat padaku. Sejenak ku pandang lamunan didalam kejayaan namun masih tetancap sebuah kuasa-Nya DIA pada setiap keadaan dan kejadian. Terhempas dalam kejayaan diatas pengakuan semata ternyata menghantarka aku kerugian yang nyata. Ampuni daku wahay Tuan Seru Sekalian Alam

Khirqah


Sebagai kata, khirqah berarti pakaian, kain, atau Sobekan kain baju. Sedangkan sebagai istilah, khirqah adalah cenderamata sebagai bentuk pensanadan dan pengijazahan dalam tarekat kesufian. Kesufian atau tasawuf tidak berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya, yang memiliki sanad yang tersambung hingga Rasulullah SAW.

 Adanya sanad dapat mempertanggungjawabkan kebenaran tasawuf ini. Dan keberadaan sanad ini sekaligus sebaagi bantahan terhadap pembenci praktek tasawuf. Dengan demikian pendapat sebagian orang yang mengatakan tasawuf adalah sesuatu yang baru dan bidah adalah pendapat yang tidak memiliki dasar sama sekali.

Penggunaan istilah dengan penyebutan sesuatu yang berbentuk fisik semacam ini hanya sebagai ungkapan lambang, simbolisasi, dari tradisi ilmu-ilmu sufi yang berkembang dikalangan sufi, yang hal tersebut terjadis ecara turun menurun dari guru ke murid sebagai sanad.

Selain kata al khirqah, istilah-istilah lain yang biasa digunakan dikalangan sufi adalah ar-rayah (bendera), al-hizam (sabuk), al-ilbas (pengenaan surban, jubah, peci, dan lainnya). Benda-benda fisik ini, sekalipun benar adanya sebagai sesuatu yang turun-temurun sebagai sanad dari guru ke murid, yang menjadi tolak ukur dalam ajaran tasawuf ini bukan semata benda-benda simbolis tersebut, melainkan kandungan atau nilai-nilai yang dibawa dan tersirat dari itu semua, yaitu ajaran tasawuf itu sendiri.

Al-lmam Al-Hafizh As-Sayyid Ahmad bin Ash-Shiddiq Al-Ghumari, mengutip perkataan AI-'Allamah Al-Amir dalam Fahrasat-nya, mengatakan, khirqah, rayah, hizim dan ilbas dalam dunia tasawuf bukan merupakan tujuan utama. Karena benda-benda tersebut hanya benda zhahir. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam jalan tasawuf adalah memerangi nafsu, mujahadah an-nafs dan menuntun umat untuk berpegang teguh pada ketentuan syari'at dan sunnah-sunnah Rasulullah, baik secara zhahir maupun secara bathin. Karena itu, dalam muqadimah risalah Ibn 'Arabi yang berjudul Nasab al-Khirqah, yang ditulis Al-Hafizh Al-Ghumari, ia mengutip perkataan imam Malik saat ditanya penger-tian ilmu bathin, “ilm al-bathin, "Kerjakanlah olehmu ilmu-ilmu zhahir, maka Allah akan mewariskan kepadamu akan ilmu-ilmu bathin."

Namun demikian, lambang-lambang fisik di atas menjadi tradisi turun-temurun sebagai sanad. yang hal tersebut beberapa di antaranya bersambung hingga Rasulullah. Seperti sanad dalam memakai al-'immah as-sauda', kain atau surban hitam yang dililit di atas kepala. secara turun-temurun di kaiangan pengikut tarekat Ar-Rifa'iyyah, baik warna kain maupun tata cara memakainya, yang hal tersebut secara turun-temurun berasal dari Rasulullah.

Lambang-lambang berupa fisik tersebut, selain memiliki makna yang cukup penting dalam kaitannya dengan ajaran-ajaran yang terkandung di balik benda-benda itu sendiri, juga menjadi semacam identitas yang khas di kaiangan kaum sufi. Al-khirqah, walau sebagai kata berarti hanya "sebuah pakaian", bahan yang dipergunakan, cara pemakaian, dan lain-lainnya, memiliki kekhususan tersendiri. Contoh lainnya seperti gerakan-gerakan tubuh saat berdzikir. Gerakan-gerakan ini memiliki kekhususan tersendiri yang menjadi identitas atau ciri khas mereka, yang hal tersebut telah menjadi turun-temurun sebagai sanad. Kemudian para ulama juga telah sepakat bahwa ajaran tasawuf menjadi sebuah disiplin ilmu atau sebagai madzhab yang dirintis dan diformulasikan pertama-tama oleh seorang imam agung, sufi besar, AI-'Arif Billah Al-lmam Al-Junaid Al-Baghdadi. Di atas jalan yang beliau rumuskan inilah di kemudian hari para kaum sufi menginjakan kaki-kaki mereka. Karena itu Al-lmam Al-Junaid Al-Baghdadi disebut sebagai pimpinan kaum sufi dan pemuka mereka, Sayyid ath-Tha-ifah ash-Shufiyah.

Seperti halnya dalam fiqih, ajaran-ajaran di dalamnya diintisarikan, diistinbathkan, oleh para ulama mujtahid dari Al-Qur'an dan hadits. Artinya, yang menjadi sandaran utama dalam hal ini adalah ajaran Rasulullah, dengan segala apa yang dibawa oleh beliau. Demikian pula dengan landasan tasawuf, pokok yang menjadi fondasinya adalah Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah. Al-lmam Al-Junaid Al-Baghdadi memiliki sanad dalam tasawuf, labs al-khirqah, yang bersambung hingga sampai kepada Imam Al-Hasan Al-Bashri, yang diambil dari Amir Al- Muminin Imam AM bin AbiThalib KWH, yang secara langsung didapatkan dari Rasulullah SAW.

Lengkapnya sanad tersebut sebagai berikut: Al-Junaid Al-Baghdadi mendapatkan sanad khirqah kaum sufi dari pamannya sendiri, Imam As-Sirri As-Saqthi, kemudian dari Imam Ma'ruf AI-Karkhi, dari Imam Dawud Ath-Tha'i, dari Imam Habib AI-'Ajami, dari Imam Al-Hasan Al-Bashri, dari Imam Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, dan terakhir dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sanad tasawuf ini disepakati kebenarannya di kalangan ulama Ahlus-sunnah wal Jama'ah.

Selain sanad di atas, terdapat juga sanad lain yang memperkuat kebenaran mata rantai Imam Al-Junaid Al-Baghdadi dari pamannya, Imam As-Sirri As-Saqti. Yaitu dari Imam Ma'ruf Al-Karkhi dari Imam Ali Ar-Ridha, dari ayahnya sendiri, Imam Musa Al-Kazhim, dari ayahnya sendiri, Imam Ja'far Ash-Shadiq, dari ayahnya sendiri, Imam Muhammad Al-Baqir, dari ayahnya sendiri, Imam Ali Zainal Abidin, dari ayahnya sendiri, Imam Al-Husain, dari ayahnya sendiri, Imam Ali bin Abi Thalib, dan terakhir dari Rasulullah SAW.

Sanad yang kedua ini sangat kuat. Orang-orang shalih yang teriibat dalam rangkaian sanad ini tidak diragukan lagi keagungan derajat mereka. Sanad kedua ini, di samping sebagai penguat bagi sanad pertama, sekaligus juga sebagai bantahan kepada mereka yang mengingkari sanad pertama. Karena sebagian orang anti tasawuf biasanya mempermasalahkan sanad pertama di atas dengan mempersoalkan pertemuan, al-mu'asharah wa al-tiqa', antara Imam Al-Hasan Al-Bashri dan Imam Ali ibn Abi Thalib. Walau demikian, tentang sanad pertama, mayoritas ulama sepakat menetapkan adanya al-mu'asharah wa ahliqi'antara Imam Al-Hasan Al-Bashri dan Imam 'Ali Ibn Abi Thalib. Dl antara yang menetapkan hal tersebut adalah Imam AI-'Allamah Dliya'uddTn Ahmad Al-Witri Asy-Syafl'i Al-Baghdadi dalam kitabnya Raudlah an-Nidlirfn. Imam Al-Witri mengutlp perkataan Imam Sufyan Ats-Tsauri bahwa Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Al-Hasan Al-Bashri adalah orang yang paling utama di antara yang mengambil pelajaran dari Ali bin Abi Thalib RA." Kemudian Imam Al-Witri berkata bahwa, saat terbunuhnya KhaKfah Utsman bin Affan, Imam Al-Hasan Al-Bashri berada di tempat kejadian. Al-Hasan Al-Bashri saat itu adalah seorang anak yang masih berumur empat belas tahun, yang kemudian tumbuh remaja di bawah bimbingan sahabat 'Ali ibn Abi Thalib.

As-Sayyid As'ad (w. 1016 H/1607 M), seorang mufti di Madinah, membuat risalah pendek berjudul At-Tasyarruf bi DzikrAhl ath-Tashawwuf, tentang sanad ajaran kaum sufi dan sanad khirqah mereka. Kesimpulan tulisannya adalah, sekalipun ada beberapa penghafal hadits, huffazh al-hadits, mengingkari pertemuan antara Al-Hasan Al-Bashri dan Ali bin Abi Thalib, pendapat yang kuat menetapkan bahwa telah terjadi pertemuan kedua orang tersebut Pendapat ini didasarkan pada pernyataan huffazh al-hadits lainnya yang telah menetapkan keberadaan pertemuan tersebut Dan pendapat huffazh al-hadits yang menetapkan keberadaannya didahulukan atas pendapat yang menafikannya, Al-mutsbit muqaddam 'ali an-nifi sebagaimana hal ini telah diketahui dalam kaidah-kaidah ilmu hadits.

Masih menurut Sayyid As'ad, nasab al-khirqah memiliki dasar yang berasal dari Rasulullah sendiri. Dalam menetapkan pendapat ini sebagian ulama mengambil pendekatan dengan hadits Ummu Khalid. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah membawa sebuah baju hitam dengan pernik-pernik berwama kuning dan merah ke hadapan para sahabat-nya, lalu Rasulullah berkata, "Siapakah menurut kalian orang yang hendak aku pakaikan baju ini padanya?"
Semua sahabat terdiam sambil berharap mendapatkan baju tersebut
Kemudian Rasulullah berkata, "Pang-gillah Ummu Khalid."
Setelah Ummu Khalid datang, Rasulullah memakaikan baju tersebut kepada nya seraya berkata, "Pakailah, semoga banyak memberikan manfaat bagimu." Setelah memakaikan baju tersebut kepada Ummu Khalid lalu melihat pada pernik-pernik wama kuning dan wama merah pada baju sersebut, Rasulullah berkata, "Wahai Ummu Khalid, ini adalah pakaian yang indah."

Termasuk yang dapat dijadikan pendekatan tentang keberadaan nasab al-khlrqah Ini adaiah riwayat yang telah disebutkan oleh banyak ulama bahwa sahabat Aii bin Abi Thalib dan sahabat Umar bin Al-Khaththab memakaikan khirqah kepada Uwais Ai-Qarni. Sebagaimana dikatakan Imam Asy-Sya'rani berikut ini, "Uwais Al-Qarni telah memakai pakaian (ats-tsaub) dari sahabat Umar bin Al-Khaththab dan memakai selendang (ar-rida) dari sahabat All bin Abi Thalib."

Kesimpuian dari ini semua, khirqah kaum sufi memiliki dasar yang tsabit, kuat, daiam hadits. Para pengemban riwayat sanad al-khirqah adalah para imam yang agung dari umat ini. Adapun bahwa beberapa huffizh al-hadits mengingkari nasab al-khirqah, yang dimaksud adalah terbatas pada sanad pengijaza-an jubah (al-jubbah) dan peci (ath-thiqiyah). Benar, dua benda ini sangat erat kaitannya dengan kaum sufi, namun makna al-khirqah secara luas tidak terbatas pada dua benda tersebut Seperti khirqah kaum Tarekat Ar-Rifa'iyyah, yang hal tersebut tidak dapat diingkarf kebenaran sanadnya. Khirqah kaum Ar-Rifa'iyyah rtu adalah imamah, kain atau surban yang dililitkan pada kepala, yang berwama hitam, af-'imamah af-sauda', yang bersambung hingga Rasulullah SAW.

Suatu ketika Rasulullah memakaikan al immh as-sauda' ini kepada Imam 'Ali bin Abi Thalib, sebagaimana hal ini telah ditetapkan dalam krtab-kitab shahih, lalu Rasulullah berkata di hadapan para sahabatnya, "Pakailah oleh kalian 'imamah seperti ini." Kemudian tidak ada perselisihan di antara kaum sufi bahwa sanad tasawuf adalah lewat jalur Al-Junaid dari As-Sirri dari Al-Karkhi dan seterusnya hingga Ali bin Abi Thalib RA. Adapun dasar khirqah kaum Tarekat Rifa'lyyah yang berupa al-'imimah as-sauda' secara jelas disebutkan dalam banyak hadits Rasulullah, seperti dalam riwayat Imam Muslim, Imam Ath-Thabarani, dan lainnya. Di antaranya sebuah hadits dari sahabat Ali bin Abi Thalib, "Pada hari ghadir Khum Rasulullah memakaikan 'imamah hitam kepadaku dengan mengulurkannya sedikit ke bagian belakangku, seraya bersabda:

'Sesungguhnya Allah memberiku pertoiongan di hari Perang Badar dan Perang Hunain dengan serombongan malaikat yang mereka semua mengenakan 'imamah semacam ini.' (Kemudian Rasulullah juga bersabda) 'Sesungguhnya Imamah adalah pembatas antara kekufuran dan keimanan*." (HR Abu Musa Ai-Madani dalam kitab as-Sunnah Fi Sadi al-'imamah dan oleh lainnya).


Sumber: Majalah Al Kisah

Nasehat Solihin mengenai Hati


"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku." Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut, kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka keduanya layak mendapat siksa."
( Sayyidina Salman Al-Farisi )

 “Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.” ( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )

"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati kalian adalah sepuluh Hal : 1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.
2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-sunahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.
4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.
5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.
6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk memperolehnya.
7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.
8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk menyambutnya.
9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib ( keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.
10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah memetik pelajaran darinya.
( Syekh Ibrahim bin Adham )

“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya. Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya!“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )


Sumber: http://wasiatnasehat.blogspot.com

Rahasia Nasehat dari sufi

 
 
Rahasia nasehat dari sufi adalah sebuah pahaman menuju "Jejak keagungan", tapi terhadap peristiwa ini setan membuatmu tak mudah untuk menang, sungguh syaitan tak membiarkan-MU paham..!, sebab keberpihakanmu pada kebenaran maka kau adalah musuh yang nyata baginya. DARI kumpulan rahasia dan nasehat sufi. Perihal pertama, singkirkan perasaanmu sebagai orang pintar di sisi Allah (upaya dasar hilangkan arogansi), lalu terhadap perilaku kebaikan, boleh kau katakan bahwa "ya Allah aku akan bertahan lama di dalam kebaikan ini dan juga terhadap Taqdir sebagai hal kelengkapan diriku yang dengannya kau angkat derajatku"

Nasehat sufi 1
1. Ketika orang-orang yang mendapat taufiq mengetahui nilai kehidupan dunia dan kecilnya kedudukan didalamnya, maka mereka membunuh nafsu keinginan terhadap dunia (dingin dan segala peristiwa dianggapnya sebagai cobaan) dalam rangka mencari kehidupan abadi.

2. "Lentera" hati yang bersih pada asal fitrahnya, bersinar sebelum datangnya syari'at yang "minyaknya" nyaris menyala sekalipun tidak disentuh api. Senantiasa merasa di awasi oleh Allah maka ia sungguh pohon  hijau diantara pohon2 yg kering dalam pandangan malaikat.
 

3. Orang yang bersuka ria karena dunia, sebenarnya orang yang berduka cita. Kepedihan dan duka citanya lahir dari kenikmatannya, dan kesusahannya lahir dari kegembiraan dengannya. telah di palingkan hati dan perasaannya dari sebuah ruang kebahagiaan yg lain semacam kejut ketika nama Allah terdengar, tersentuh ketika dakwa di dengarnya dan menangis dihadapan allah dalam malam2 khusyu.
 

4. Mata perangai melihat biji (isi), sedangkan mata akal melihat perangkap, dan mata hawa nafsu adalah buta. "jangan terbutakan atas kenikmatan yang sementara ini, sedang bidadari di surga bukan milikmu dalam keabadian akhirat yang jika setets keringatnya jatuh di lautan bumi maka harumlah seluruh lautan.
< Ironisnya > Sedang mereka yang tergoda, terjebak pada gurun penyesalan. Kepada mereka dikatakan:
"Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (didunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa" (QS Al Mursalat: 46)

 

5. Andai ilmu bermanfaat tanpa amal, tentu Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mencela para pendeta ahli kitab, dan jika amal bermanfaat tanpa ikhlas, tentu Allah 'Azza wa Jalla tidak mencerca orang-orang munafik.

Perasaan ini dapat di indikasikan dalam semangat pegawai pos, bahwa ‘selembar prangko menjadi bernilai hanya karena ketika dia menempel pada surat hingga mengantarnya sampai ke tujuan’.Jadilah seperti prangko, selesaikan apa yang sudah kamu mulai.(prangko keihlasan : implementasi manusia yang kebaikan dan keburukan taqdir atasnya (ia )tetap dalam kategori benar atas peristiwa tersebut, adalah hal yang membuatnya mengukir jejak keagungan dan ia sungguh berbeda.
 
Barangsiapa yang tidak kerasan bersama Allah di tengah-tengah manusia dan betah dengan-Nya ketika sendirian dan sepi, maka ia
 seorang jujur yang lemah. 

Barangsiapa yang betah dengan-Nya di tengah-tengah manusia
 namun tidak kerasan saat sendirian, maka dia sakit. 

Barangsiapa yang tidak merasa betah dengan Allah disaat banyak orang dan di kala sendirian, berarti ia adalah bangkai yang harus disingkirkan. 
Dan, barangsiapa yang betah dan tenteram bersama Allah dikala sendirian dan ditengah-tengah orang banyak, maka dia adalah seorang jujur yang kuat dalam setiap keadaan.

Ketakberdayaan sebagian manusia sebab pola kaku yang di bentuk syetan juga lingkungan atas karakter dirinya, hal ini adalah kegilaan: atas melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengaharapkan hasil berbeda.”, ini nonsen..!, < (gejolak yang sangat berseberangan dgn Rahasia nasehat sufi ) Jangan mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika Kita masih bertahan dengan cara yang masih Kita pakai saat ini. Dengan ungkapan lain, (jalan mulia itu berat dan besar cobaanya) mimpi mengharapkan otot bisa menjadi lebih ‘seksi’ tapi masih mengangkat barbel ringan terus menerus.

Ketergantungan pada Allah, swt, Rahasia Sufi
Seorang ibu yang hanya butuh pada TuhanNya, Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu: katanya di suatu waktu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah (shalawat Nabi). Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”----- Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus.  Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah SAW?

untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib, mendengarkan hati nurani.  atau anda bicaralah terus menerus maka anda pun menjadi tuli dan menguapkan sesuatu yang semestinya perlu kita kentalkan ?. haha..ha.., bicaralah lebih banyak dan terimalah keadaanmu menjadi tuli. kurangi bicara meninggalkan kata-kata yang biasa-biasa. Zakaria as sering berdoa, "Tuhanku, sudah rapuh tulang-tulangku, sudah penuh kepalaku dengan uban, tapi aku tak putus asa berdoa kepada-Mu." (QS. Maryam: 4) Satu saat, Tuhan menjawab, "Aku akan memberi kepadamu seorang anak." (QS. Maryam: 7) Zakaria as hampir tidak percaya, "Bagaimana mungkin aku punya anak, ya Allah. Padahal istriku mandul dan aku pun sudah tua renta." (QS. Maryam: 8) Lalu Tuhan menjawab, "Hal itu mudah bagi Allah. Bukankah kamu pun asalnya tiada lalu Aku ciptakan kamu." (QS. Maryam: 9) Zakaria masih penasaran dan ia minta kepada Allah, "Apa tandanya, ya Allah?" Tuhan menjawab, "Tandanya ialah kau harus puasa bicara. Kau tidak boleh berkata kepada seorang manusia pun selama tiga hari berturut-turut." (QS. Maryam: 10).

Tatkala kau terbaring,(hal yang kau kira santai tapi dapat saja malaikat maut mencabut nyawamu saat itu juga, tanpa peduli kau sehat atau sakit, atau kau baru saja membenarkan sebuah kesalahan
Tatkala kau terbaring,
           tersembunyi daratan dalam lipatan-lipatan mimpimu,
           sebuah bangunan batu dengan dinding berlumut yang kelihatan   rapuh,
          langkahmu  menuju kebanyak pintu, di balik sebuah pintu terbukalah ruang gelap dan
           kosong, suara seperti: tergantung di langit ketika sedetik sebuah nyala yang memucat dari bola lampu diatasmu,”aku telah terbunuh….”, katamu,  ketika sesosok manusia tergantung lemas diatasmu dan kau sangat mengenalnya.....
___________
kaimuddin mbck nasihat buat Al Ghozi dan Afra. Catatan 3.demikianlah Rahasia Nasehat dari sufi

Nasehat sufi 1
Makin pingin menunjukan diri kita supaya diakui, dihormati, anda akan makin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan umumnya semakin tidak disukai.

tidak jujur adalah penjara, yang buat diri dicekam takut terbongkar, gampang untuk berdusta, nikmat apa pun tidak akan ternikmati, maka  jujurlah anda akan merasa merdeka.

Nasehat sufi
hati yang bersih akan peka terhadap pengetahuan, apa pun yang dilihat, didengar, dirasakan jadi samudera pengetahuan yang membuatnya semakin bijak, arif dan pas saat menyikapi hidup ini

tidak mungkin semua orang akan menyukai kita — walau kita berbuat baik semaksimal barangkali. tidak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang paling baik, sebab itulah yang kembali pada kita.

Nasehat sufi
keberanian buat mengatakan tidak tahu untuk yang tidak diketahuinya jauh akan lebih menenangkan dan dihormati dari pada senantiasa pingin terlihat serba tahu atau sok tahu

konflik umumnya terjadi sebab saya benar dan kamu salah, berilah peluang hati menyebutkan "kita benar dan diapun bisa jadi benar", insya allah akan gampang mencari solusi.

Nasehat sufi
orang yang sangat mulia di antara manusia adalah orang yang sangat banyak mengingat mati dan sangat siap menghadapinya dengan bekal amal shalih.

yang penting untuk pimpinan bukan hanya memaksa anggotanya menaati pada perintahnya, namun buat memahami apa yang paling baik yang mesti dikerjakannya dengan penuh kesadaran.

sikap emosional adalah ciri belum terampil mengendalikan diri. bagaimana barangkali bisa mengendalikan orang lain dengan baik, bila diri sendiri kurang teratasi.

Nasehat sufi
komentar spontan kita barangkali sebatas satu patah kata, namun dapat melukai hati dan menyebabkan kebencian mendalam, oleh sebab itu waspadalah walau sebatas sepatah kata.

hati manusia berubah-ubah, saat ini marah barangkali besok lusa telah reda apalagi barangkali lebih sayang pada kita, oleh sebab itu janganlah mendendam atau benci ber-kepanjangan.

Nasehat sufi
akan ada waktu hati jadi sedih dan gelisah. janganlah biarkan larut dan mencuri hidup kita, bangkitlah, sibuklah, bergaulah dengan orang yang manfaat dan banyaklah berzikir.

berani hidup mesti berani menghadapi problem, janganlah takut dan janganlah gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, sebab tiap-tiap problem telah diukur allah cocok kekuatan kita.

kita tidak mempunyai apa pun dan tidak dimiliki siapapun tak hanya milik allah. hidup didunia hanya singgah sesaat, melacak bekal untuk pulang dan menunggu waktu maut menjemput.

Rahasia Nasehat sufi
tidak butuh menjawab penghinaan dengan penghinaan, cukup jawablah dengan evaluasi diri, gigih melakukan perbaikan diri, dan beri bukti yang tidak terpungkiri.

orang yang sedikit pengetahuan, wawasan dan pengalaman, layaknya yang terbelenggu dan dipenjara oleh keterbatasannya, hidup tidak akan leluasa dan sukar untuk berbahagia. 


Nasehat sufi
rutinitas melemparkan kekeliruan dan tanggungjawab pada orang lain, tak hanya akan menambah problem, bisa juga menjatuhkan kredibilitas, dan menyingkirkan kepercayaan.

siapapun yang merindukan berhasil,  mesti ajukan pertanyaan pada dirinya seberapa jauh dan sungguh-sungguh untuk berjuang, sebab tiada keberhasilan tanpa perjuangan.

Rahasia Nasehat sufi
air yang lembut dapat mempersatukan bahan besi, semen, kerikil, pasir hingga jadi beton yang kokoh. benar-benar kelembutan hatilah yang akan dapat mempersatukan.

janganlah takut jadi tua, sebab tentu menua. namun takutlah tidak jadi dewasa, sebab kedewasaan sikaplah yang jadi jalur kebahagiaan dan kemuliaan.___dari berbagai sumber dan tambahan pelengkap dari "Pesan-pesan Spiritual Ibnul Qayyim"terangkum dalam Rahasia nasehat sufi

Wahai Pencari, Berhijrahlah

Jika pohon punya sayap atau kaki,
tentulah ia bisa bergerak,
sehingga tak diterimanya sakit dari mata gergaji
atau dari pukulan kampak.

Dan jika matahari tak bergegas ketika

malam tiba, bagaimanakah bumi akan diterangi
ketika fajar merekah.


Dan jika air tidak menguap dari laut ke langit, 

kapankah taman akan dialiri sungai
dan dibasahi hujan.

Ketika setitik benih bergerak dari sumbernya

ke tujuan, ditemukannya rumahnya, dan
lalu menjadi sebutir mutiara.

Bukankah Jusuf, walau sambil berlinang air-mata,

mengembara meninggalkan ayahnya.
Bukankah dalam pengembaraan itu,
dia menemukan kerajaan, ketenaran dan kemenangan?

Bukankah Mustapha berhijrah,

dan di Madinah memperoleh kedaulatan,
dan menjadi tuan dari berbagai negeri?

Kalaupun kaki tak engkau miliki,

tempuhlah hijrah di dalam dirimu sendiri,
(Itu) bagaikan tambang merah-delima mulai
tersingkap oleh secercah cahaya matahari.

Wahai pencari, berhijrahlah,

keluar dari kampung halamanmu, menuju
ke kedalaman dirimu sendiri.

Karena dengan hijrah seperti itu,

bumi menjadi tambang emas.

Dari yang semula masam dan pahit,

berkembanglah menjadi sesuatu yang manis.

Bahkan dari tanah yang tandus,

tumbuh berbagai jenis buah-buahan.

Lihatlah kejaiban ini,

yang tergelar di bawah matahari kebanggaan Tabriz.
Karena semua pohon mendapatkan keindahannya
dari cahaya matahari.
(Rumi: Divan Syamsi Tabriz no 27,
 terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson)

Doa Sufi As-Sajjad

Tuhanku, gemintang langit-Mu telah tenggelam, Semua mata makhluk-Mu telah tertidur, tapi pintu-Mu terbuka lebar, buat pemohon kasihmu. Aku datang menghadap-Mu memohon ampunan-Mu, kasihilah daku, perlihatkan padaku wajah kakekku Muhammad SAAW pada mahkamah hari kiamat.


Demi kemuliaan dan kebesaran-Mu Maksiatku tidaklah untuk menentang-Mu, Kala kulakukan maksiat kulakukan bukan karena meragukan-Mu. bukan karena mengabaikan siksa-Mu
 bukan karena menentang hukum-Mu, Kulakukan karena pengaruh hawa nafsuku, dan karena Kau ulurkan tirai untuk menutub aibku.

Kini siapakah yang akan menyelamatkan aku dari azab-Mu
 kepada tali siapa aku akan bergantung,, kalau Kau putuskan tali-Mu malang nian daku, kelak ketika bersimpuh dihadapan-Mu
 kala si ringan dosa dipanggil : jalanlah! kala siberat dosa dipanggil : berangkatlah! Aku tak tahu apakah aku berjalan dengan si ringan atau dengan si berat.

Duhai celakalah aku bertambah umurku dan bertumpuk dosaku
 tak sempat aku bertobat kepada-Mu, sekarang aku malu menghadap pada-Mu.

Akankah Kaubakar aku dengan api-Mu wahai Tujuan segala kedambaan lalu, kemana harapku kemana cintaku, Aku menemui-Mu dengan memikul amal buruk dan hina diantara segenap makhluk-Mu tak ada orang sejahat aku. (ia menangis lagi)

Mahasuci Engkau, Engkau dilawan seakan-akan engkau tiada
 Engkau tetap pemurah seakan-akan Engkau tak pernah dilawan
 Engkau curahkan kasih-Mu kepada makhluk-Mu seakan-akan Engkau memerlukan mereka, padahal Engkau wahai Junjunganku tak memerlukan semua itu.

*) As-Sajjad (yang banyak bersujud) adalah julukan yang dikenakan kepada Ali Zainal Abidin, putra Husain, putra Ali, putra Abi Thalib.

Doa di atas diambil dari artikel Kang Jalaluddin Rakhmat di bawah ini:
http://tanbihun.com/cerpen/mazhab-cinta/


http://jalanmendaki.wordpress.com/2009/10/20/doa-as-sajjad/

Doa Sufi – Muhyiddiin Ibnu ‘Arabi

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai, Tuhanku, aku bermohon dari-Mu akan cahaya dan bimbingan, dan amal yang shaleh. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hawa nafsuku dan dari segala bentuk kejahatan yang akan menjauhkanku dari-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau. Murnikan jiwaku dari keragu-raguan akan janji-Mu dan karakter palsuku, dari malapetaka dunia akhirat dan kelalaian Mendzikiri-Mu. Anugerahilah aku pengabdian sejati, yang membuatku mentaati-Mu dalam setiap keadaanku.


Wahai, Engkau Yang Maha Mengetahui, didik aku dalam Pengetahuan-Mu. Wahai, Hakim yang Bijaksana, kuatkan aku dengan kebijaksanaan keputusan-Mu. Wahai, Engkau Yang Maha Mendengar, kehendaki dan izinkan aku mendengarkan dari-Mu! Wahai, Engkau Yang Maha Melihat, kehendaki dan izinkan aku melihat yang Engkau sukai. Wahai, Engkau Yang Maha Khoobiir, karuniakan aku kesadaran akan-Mu. Wahai, Engkau Yang Maha Hidup, hidupkan kehidupanku dengan Mendzikiri-Mu. Wahai, Engkau Yang Maha Berkehendak, murnikan kehendakku melalui Keaguangan, Kekuatan, dan Kemuliaan-Mu. Engkau memiliki Kekuatan di atas segalanya.

Wahai, Tuhanku, aku bermohon dari-Mu (semoga Engkau penuhi) suatu pengaturan-Mu, pengabdian seorang hamba, dan ketajaman pikiran dalam semua totalitas kehidupan dengan pilihan-pilihannya (furqon), di antara bentuk dan ukuran/ kadar-kadar.

Wahai, Tuhanku, aku meminta-Mu melalui Diri-Mu; melalui Keahadan-Mu, dimana siapa pun yang menginginkan selain-Mu, maka ia mengadakan Tuhan selain-Mu; dan melalui semua cakupan-Mu, dimana barangsiapa yang menginginkan keabadian dunia maka ia telah mendustakan-Mu dan memisahkan diri mereka dari harmoni kemurnian sejati.

Wahai, Engkau, Yang akan melepas jauh orang yang melampaui batas karena tidak menghadirkan-Mu dalam hatinya! Wahai, Engkau, Yang ditahbiskan Keagungan dan Kemuliaan. Wahai, Engkau, Yang mengeluarkan cahaya keberadaan segala sesuatu dari kegelapan ketiadaan. Wahai, Engkau, Yang Membentuk misi tiap manusia berdasarkan Pengetahuan Yang Engkau tuliskan pada tiap manusia (lauh mahfudz). Wahai, Engkau, Yang membentangkan pilihan-pillihan melalui rahasia-rahasia Kebijaksanaan-Mu.

Aku menangis untuk-Mu, bagai seorang yang memohon pertolongan dari jarak jauh kepada seseorang yang sebenarnya dekat! Aku memohon-Mu, bagai seorang pendamba cinta teramat sangat dari sang kekasih (nya). Aku memohon-Mu, bagai seorang yang teramat gelisah berusaha terus menerus mencari tahu segala kesukaan dan kebutuhan sang kekasih (nya).

Wahai, Tuhanku, aku memohon-Mu untuk mengangkat tabir tentang-Mu dan melepaskan ikatan-ikatan prasangka dan keraguanku akan-Mu. Wahai, Tuhanku, hidupkankan aku melalui-Mu dengan kehidupan yang mendasar. Ajari aku dari Pengetahuan yang memang sesuai dengan kesejatian diriku. Dengan Ketiadabatas Kekuatan-Mu; bukakan bagiku harta karun yang berasal dari Taman di Surga dan ‘Arsy serta Hakikat, dan jadikanlah bulanku hilang lenyap ditelan oleh Cahaya-Mu. Dengan Kasih Sayang dan Kepemurahan-Mu, bebaskanlah aku dari setiap waham.

Kemuliaan hanyalah milik-Mu, wahai, Engkau Yang tak terlampaui! Segala puja bagi-Mu Yang Pasti tak terlampaui oleh fenomena apapun; dan Maha Suci Engkau dari segala wujud ketercelaan.

Kemuliaan hanyalah milik-Mu! Engkau membuat setiap pencari tak mampu meraih-Mu kecuali melalui-Mu.

Kemuliaan hanyalah milik-Mu! Tiada seorang pun yang mengetahui-Mu selain-Mu.

Kemuliaan hanyalah milik-Mu! Betapa Dekat-Nya Diri-Mu, meskipun Kemuliaan-Mu teramat Tinggi, wahai, Tuhanku.

Wahai, Tuhanku, hiasi aku dengan perhiasan yang berasal dari Keagungan Kemuliaan-Mu! Bajukan aku ke dalam jubah yang berasal dari Kekuasaan Tertinggi-Mu sehingga tiada daya dan upaya selain kekuasaan-Mu! Mahkotai aku dengan mahkota yang berasal dari Kebesaran dan Keagungan-Mu! Lepaskan aku dari tebaran hal-hal yang tidak bermanfaat dan buruk. Bebaskan aku dari hisab dan batasan tak terhingga, dan dari aneka pilihan, kekurangan dan pertentangan.

Wahai, Tuhanku, ketiadaan diriku dalam-Mu merupakan keberadaan tertinggiku; Kebersamaanku dengan-Mu merupakan ketiadaan tertinggiku. Berdasarkan situasi tersebut dimana aku menempatkan keberadaanku bersama dengan-Mu, karuniakan kesadaran bahwa kesejatian ketiadaanku adalah berada di dalam-Mu dan membuatku hilang lenyap di dalam-Mu.

Tiada Tuhan selain Engkau! Tidak ada sesuatu dan seorangpun yang menyamai-Mu.

Tiada Tuhan selain Engkau! Maha Tinggi Engkau tiada yang menyamai-Mu.

Tiada Tuhan selain Engkau! Tiada kebutuhan-Mu akan makhluk-Mu.

Tiada Tuhan selain-Mu! Wahai, Engkau Yang Ahad! Engkau Tempat Bergantung dan Berlindung setiap makhluk-Mu.

Tiada Tuhan selain Engkau! Keberadaan hanyalah Engkau! Sujudku hanya untuk-Mu. Engkaulah al-haqq. Yang dipuja.

Aku berlindung dalam Diri-Mu dari diriku sendiri, dan aku memohon-Mu agar menghancurkan yang tidak haqq dari diriku. Aku memohon ampunan-Mu atas apapun yang menyebabkanku menjauh dari-Mu dan atas apapun yang menjadi keburukanku, atau atas apapun yang menjadi penyebab keterpecahan identitas sejatiku.

Engkaulah Yang menegakkan dan meninggikan, mengawali dan mengakhiri, Yang memisahkan dan menyatukan. Wahai, Sang Penegak! Wahai, Sang Peninggi! Wahai, Yang Mengawali! Wahai, Yang Mengakhiri! Wahai, Sang Pemisah! Wahai, Sang Penyatu!

Engkaulah Perlindungan dan Tempat Berlindung! Penolong dan Pertolongan! Wahai, Pelindungku! Wahai, Penolongku!

Pembebas dan Penyelamatku! Tempat Pengabdian dan Perlindungan! Wahai, Engkau, tempatku meraih kebebasan dan pengabdian!

Aku bermohon dari-Mu, bahwa Engkau mungkin akan memenuhi semua pinta dan mohonku melalui seseorang Muhammad saw., Rasul-Mu, seorang maksum yang amanah dan shiddiq dimana keteladan dilekatkan kepadanya; yang menjadi sebab awal Engkau mencipta, cahaya dari kesempurnaan pengetahuan, ruh dari kehidupan sesungguhnya, pemakai jubah putih kasih sayang abadi, pemilik karakter mulia, dimana jiwa dan keutamaannya memiliki prioritas dan pendahulu, yang melengkapi dan memberi segel kepada bentuk dan putaran nubuwwah, cahaya yang membawa bimbingan dan penjelasan, kasih sayang yang membawa pengetahuan, menguatkan dan memberikan keamanan.

Semoga Engkau, wahai, Tuhanku, merahmati dan memberkahi Rasul-Mu, Nabi Muhammad saw. dan semua keluarga dan karib kerabatnya.

Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin.

Sumber: Doa Harian Ibnu ‘Arabi ini dicopas dari note-nya Mbak Wiwik di facebook. Beliau menerjemahkan-nya dari “The Seven Days of the Heart”, karya Muhyiddiin Ibnu ‘Arabi.
http://jalanmendaki.wordpress.com/2009/10/20/doa-senin-pagi-muhyiddiin-ibnu-arabi/

Manaqib Tuan Guru Zainal Ilmi Albanjari

 
Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari dilahirkan pada Jum'at malam  sekitar pukul 04.30 wita, 7 rabiaul awal 1304 H. Di desa dalam pagar Martapura.Beliau merupakan dzuriat dari Tuan Wali Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari dimana ayahnya bernama H. Abdus Shamad bin H. Muhammad Said Wali merupakan keturunan ke empat Syeikh yang lebih terkenal dengan nama datu kalampayan, sedangkan ibunya bernama Hj. Qamariyah.

Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari sejak kecil sampai dewasa mendapatkan bnyak bimbingan ilmu dari keluarganya yang sangat kental dengan tradisi religius islam, sehingga iman dan tauhid terbina dan terpelihara dalam dirinya, mempunyai ahlak yang terpuji santun dalam berbicara serta benteng yang kokoh dalam menegakkan perintah Allah SWT. Dan senantiasa terhindar dari perbuatan sia sia dikala itu. Selain itu dari sejak kecil Tuan Guru Zainal Ilmi sudah mempunyai ciri menjadi ulama sebab beliau memiliki akhlak yang mulia yang tercermin dalam sikap dan perbuatan.

Sejak kecil itu pula, beliau menyibukkan diri dengan mengisi hari harinya dengan menuntut ilmu dan beribadah memelihara waktu dan mengerjakan ibadah-ibadah,memelihara dan mengerjakan ibadah iabadah sunat, menghindari diri dari perbuatan syubath. Adapun diantara Gurunya adalah orang tuanya sendiri Tuan Guru Abdus Shamad, padanya beliau belajar Arabiyah, fiqih,dan hadist selama kurang lebih 6 tahun, kemudian kepada Tuan Guru Muhammad Amin bin Qadhi H. Mahmud, Syeikh Abdurahman Muda.Tuan Guru H. Abbas bin Mufti H. Abdul Djalil, Tuan Guru Abdullah bin Guru H. Muhammad Shaleh,Tuan Guru H. Muhammad Ali bin Abdullah Al-Banjari, Tuan Guru H. Khalid, Tuan Guru H. Ahmad Nawawi, serta Tuan Guru H. Ismail dalam pagar martapura (ayah dari KH. Rahman Ismail mantan kepala menteri agama kabupaten banjar), Tuan Guru Ahmad Wali kuin bajarmasin (murid H. Masaid Wali, kakek dari Tuan Guru KH Zainal Ilmi).

Dari guru gurunya tersebutlah Tuan Guru  Zainal Ilmi mendapatkan ilmu pengetahuan agama yang kemudian beliau amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Muenurut suatu Riwayat Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari adalah Khalifah dari Mufti Indaragiri Riau, yakni Syeikh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari atau lebih dikenal dengan (datau sapat). ketika Syeikh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari hendak berangkat ke Tembilah Riau, beliau ditanya oleh seseorang dikampung dalam pagar "siapakah pengganti Guru dikampung ini"..?kemudian Syeikh Abdurahman Siddiq menjawab : Anang Ilmi ( Tuan Guru  Zainal Ilmi penggantiku. Sambi menepuk bahu Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari.

Kedermawanan Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari
       
Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari memiliki perawakan gemuk dan tidak terlalu tinggi. Meskipun demikian beliau sangat di hormati dikalangan msayarakat dan kalangan ulama sendiri, sebab bukanlah ukuran jasmani yang mereka liat melainkan kedalaman ilmu yang dimiliki dan ahlak yang terpuji yang sungguh mempesona dan membuat orang orang memuliakan nya. Kemudian dari pada itu  Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari pun memiliki jiwa sosial  yang sangat tinggi, hal ini terlihat bahwasanya beliau suka menyantuni fakir miskin dan janda janda tua. Sunggguh betapa tinggi ilmu beliau hingga menyembunyikan sifat kedermawanan nya semasa hidup hingga tiada orang lain mengetahuinya ,kecuali hanya Allah dan orang orang tertentu saja yang mengetahuinya. Konon diceritakan Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari membagi bagikannya ketika malam tiba secara sembunyi sembunyi dan ketika  pagi menjelang, fakir miskin dan janda janda tua yang diberikan sedekah kaget dengan rezki yang ada didepan rumah mereka. Hal demikian terus menerus terjadi selama beliau masih hidup, namaun setelah beliau wafat, para fakir miskin dan janda janda tua tidak pernah lagi mendapatkan sedekah seperti biasanya. Maka masyarakat pun menyadari akan kemulian jiwa sosial sang Guru yang dalam memberi sedekah saja ia tak mau menyebutkan namanya dan memperlihatkan.

Karomah  Tuan Guru Zainal Ilmi Albanjari

Memadamkan api dari jarak jauh

Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari tidak saja memiliki keilmuan tinggi dan ahlak yang mulia, namun beliau memiliki segudang keistmewaan diantaranya karomah  yang biasanya nampak pada wali wali Allah, diantarnya terjadi pada saat beliau mengajar murid murid nya  di kediaman beliau, di tengah pengajian beliau berkata "berhenti sebentar" kemudian sang Guru masuk kedalam dan melepakan baju jubahnya kemudian beliau bergegas mengambil dua buah timba dan menuju sungai di depan rumah beliau,Timba itu diisi dengan air dan disiram ke jalan raya, satu timba itu disiramkan kesebelah kanan dan satu timba lainnya beliau siram ke arah kiri, selesai melakukan hal tersebut Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari kembali masuk kedalam rumah dan bertemu dengan ibunya. Ibunya yang keheranan dengan tingkah laku sang anak pun bertanya kelakuan beliau tersebut, kemudian beliau pun menjawab dengan lemah lembut bahwa beliau telah menolong  orang yang terkena musibah  kebakaran. Berselang beberapa hari setelah kejadian diluar akal tersebut datanglah seseorang yang sengaja berkunjung kepada beliau dengan ungkapan yang mengagetkan orang lain yang mendengarnya, bahwa Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari lah yang telah menolong memadamkan kebakaran suatu kampung, di kampung Marga Sari Babupaten Tapin, dengan karomah beliau,...

Memenuhi hajat petani durian..

Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari memiliki banyak karomah yang masih disimpan orang orang yang masih sezaman dengan beliau, begitu pula dengan cerita turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya, diantaranya di ceritakan suatu hari ada seorang petani yang mempunyai banyak pohon durian, namun pohon duriannya tersebut tak kunjung berbuah, hingga beliau pun berhajat apabila durian miliknya berbuah, maka akan dihadiahkannya kepada   Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari. Tak berselang lama kebun tukang petani durian itu pun berbuah. Namun pohon duriannya hanya berbuah 3 buah saja, maka si petani masih saja ingin menunaikan hajatnya untuk memberikan semua buahnya kepada   Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari. Kendati demikian maksud hati ingin berjumpa dengan Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari ternyata tidak kesampaian kerena banyaknya kesibukan si petani tersebut. Dia pun kemudian menitipkan 3 buah durian tersebut kepada seseorang tetangganya yang kebetulan mau bersilaturahmi kepada  Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari.

Ditengah perjalan orang yang di amanahi buah tersebut rupanya tidak tahan menahan keinginan untuk mencicipi buah durian tersebut, Akhirnya orang itupun memakan satu buah durian yang diamanahkan. Agar aksinya tidak ketahuan, ketika sampai di Martapura ia pun membeli satu buah durian untuk mengganti buah yang diamakannya. Sesampai dirumah Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari orang tersebut menitipkan buah yang diamanahkan oleh si petani, yakni 3 buah durian yang satunya telah di ganti olehnya, Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari pun menyambut baik tamu tersebut dan mengambil hadiah titipan dari petani, Uniknya Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari hanya mengambil 2 buah durian, dan1 buah dibelah dan disuguhkan kepada tamunya tadi. Ketika beliau menyugukan itulah Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari berkata "Bagaimana rasanya dengan durian yang kamu belah dan kamu makan dalam perjalanan tadi,,,?" manis mana dengan yang ini..?"

saat itulah sang tamu menyadari bahwa orang yang ditemuinya bukan orang sembarangan. Bahwasanya beliau adalah orang yang kasyaf dan diberi keistimwewaan oleh Allah SWT. Walaupun dirinya memakan dan mengganti durian itu menjadi 3 biji namun  Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari mengetahuinya,...Subhanallah..

Wafatnya Tuan Guru Zainal Ilmi Albanjari 
           
Menjelang Wafat nya Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari masih menyempatkan waktu berdakwah, sebagaimana diceritakan, pada waktu itu beliau ada jadwal mengisi ceramah di Karang Intan, padahal Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari sudah tau kewafatannya kian dekat. Sebab beliau menyuruh seseorang untuk datang kepada mertuanya, mengabarkan kepada istrinya yang telah menginap disana agar segera pulang kerumah. Dengan pesan singkat dari  Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari : lakasi bulik kena kada sampat. Selain itu pula sebelum berangkat ke Karang Inatan untuk berdakwah, beliau berkata kepada orang yang ada diwaktu sekitar itu "nanti banyak orang. Tak lama setelah itu beliau berangkat ke Karang intan sampai acara tersebut pun selesai. Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari mendadak sakit dan berunjung wafatnya ditempat dakwahnya, Karang Intan, pada hari Jum'at pada Tanggal 13 Djulqo'dah 1375 H bertepatan dengan 21 Juni 1956 pada pukul 12 siang.. Subhanallah...
               
Ketika wafatnya Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari tersebut musim kemarau, tanah dan sungai kering, sehingga untuk dimakamkan di desa Kalampayan disamping orang tuanya mendapatkan kendala, sebab untuk ke Kalampayan pada saat itu harus menggunakan jalur sungai sedangkan sungai sebagai sarana transportasi itu idak bisa digunakan kerena kekeringan yang melanda, Dengan demikian muncullah inisiatif untuk memakamkan Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari ditempat lain, seperti di Desa Dalam Pagar, adapun juga ingin dimakamkan ditaman makam Pahlawan Bumi kencana oleh inisiatif ABRI, sebab dianggap sesepuh angkatan bersenjata. Semua usulan tersebut disambut oleh ahli waris, namun ahli waris tetap menginginkan jasad beliau dimakamkan dengan datuknya Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Kendati dengan hal yang mendekati tidak mungkin pada saat itu. Allah SWT berkehedak lain, tak disangka dan tak diduga Jum'at malam hujan turun dengan derasnya sehingga sungai yang mulanya kering menjadi berair hingga bisa dilewati perahu yang membawa jenasah dan rombongan sanak keluarga yang mengiri jenazah   Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari. Dan pada hari Sabtu 14 Djulqo'dah 1375 H dengan suasana yang penuh Hikmat jasad beliau dikebumikan disamping makam orang tuanya Tuan Guru H. Abdu Shamad di Kalampayan berdekatan dengan Datuknya Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah  Al-Banjari.

 Akhiru kalam .... itulah sepenggal kisah dari Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari yang kita cintai semoga Tuan Guru Zainal Ilmi Al-Banjari ditinggikan derajat beliau dan diterima segala Amal kebajikan beliau semasa hidup. Dan Akhirnya ulun dari penulis Muhammad Rasyidi yang fakir dan haus akan rahmat Allah SWT memohon ampun dan maaf apabila didalam penulisan terdapat kata kata yang salah atau janggal mohon dimaafkan. Dan tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Sayyidina Muhammad yang atas beliaulah kita dapat memeluk agama islam yang membawa kita kejalan yang benar. Wassalam ..
 
Sumber :  http://rindurasul2.blogspot.com/

Sebuah Pesan Rahasia


Saya menemukan sebuah tulisan yg menarik dan perlu diperhatikan oleh NAA ataupun yg
lainnya. Yaitu : Sebuah Rahasia

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim ... Allaahumma Sholli Wa Salim Wa Baarik ‘Ala Sayyidina Wa Nabiyyina Wa Jaddina Muhammadin Thibbil Quluub Wa Dawaa-iha Wa Syifaa-iha, Wa Nurril Anwaar Wa Sirriil Asrar Wa ‘Ala Aalihi Wa Shohbihi Ajma’in.

Kami adalah keturunan dari nya SAW, kami memegang kunci kunci rahasia dari nya saw kami anak anak dan cucu nya saw, kami memiliki nur nya saw, darah kami adalah darah nya saw, tiap gerakan kami diperhatikan nya Saw, tangisan kami bersambut pelukannya saw, kebahagiaan kami adalah bagian dari risalahnya saw, kami adalah salah satu dari kekuatan agama ini, agama sempurna yang selalu menghadapi hasil kedengkian orang orang pendengki, dan musuh bagi orang orang yang menghendaki kehancuran di muka bumi, sejak awal permulaan, hingga hari kiamat. 

Para wali-Nya, sebagian ada yang masyhur atau diketahui orang lain tentang kewaliannya, dan sebagian dari wali-Nya yang lain adalah mastur atau tidak diketahui orang lain tentang kewaliannya, begitu pula dengan kami, para keturunan nya saw. Sebagian dari kami diketahui manusia, dan disambut dengan ciuman umat, mulai dari pecinta nya saw hingga para penjilat munafik yang menginginkan hal hal tersembunyi dibaliknya. 

Semua orang yang mengetahui hal ini kemudian memberi gelar mereka dengan sayid atau habib atau syarif atau segala sebutan kemuliaan untuk mereka karena hubungan pertalian nasab mereka dengan sang kekasih utama saw. Hanya saja, sebagian dari umat, dan bahkan dari kalangan masyhur ini tidak mengetahui keberadaan, maupun keadaan kami, keturunan mastur nya saw. 

Sebagian dari kami penyapu jalanan, sebagian dari kami membasuh piring piring umat di rumah mereka, sebagian dari kami adalah sopir, sebagian dari kami adalah pejuang pejuang tersembunyi yang tidak dikenal, sebagian dari kami tinggal di hutan, digunung gunung, di jalan jalan, dan sebagian kami tinggal di istana, maupun gedung gedung. Akan tetapi kami mengetahui siapa kami, dan siapa saudara saudara masyhur kami. Keinginan kami sama dengan mereka, membawa agama ini kepada kejayaan yang telah dijanjikan. Tidak ada rasa iri dalam hati kami kepada mereka yang masyhur, kami membantu mereka, mendukung mereka dengan jiwa dan raga kami, semampu kami. 

Tidak ada dari kami yang menyuarakan tentang eksistensi diri kami kepada khalayak umat atau harapan kemasyhuran dengan memegang nasab keturunannya saw karena kami dikehendakiNya menjadi mastur, terhindar dari hiruk pikuk kemuliaan silsilah. Selama ratusan tahun, kami bergerak tanpa diketahui bahwa kami adalah keturunannya saw, dan kami menjaga diri kami, dan diri yang masyhur. Kami turut memegang segala aib dan kesalahan kalian yang dengan bangga mengatakan keturunannya saw, dan tanpa tau konsekwensi dari pernyataan itu.

Sebagaimana manusia, kita semua memiliki kesalahan, kekhilafan, dan kelupaan. Hanya saja umat hanya mengetahui bahwa kalian adalah keturunan nya saw, dan setiap tingkah kalian yang tidak sesuai dengan tuntunan nya saw, tidak lain mereka menyalahkan nasab kalian dengan mengatakan, “keturunan Rasul kok kaya gitu dan segala perkataan dan pernyataan yang menyalahkan kalian karena kalian diketahui sebagai keturunannya saw. 

Selama ratusan tahun, kalangan masyhur yang amat sangat taat dan memegang teguh legasi kenabian saw, mengetahui keberadaan kami, mengetahui keadaan kami, mencintai kami, dan kami pun mencintai mereka, dan beberapa dari mereka menyebutkan kami di kitab mereka, dan beberapa dari mereka menjelaskan tentang kami kepada anak cucu mereka. Hanya saja, saat ini, sebagian dari kalangan masyhur muda, kalangan masyhur akhir zaman, kalian yang bahkan belum mengetahui bagaimana kerasnya hidup mempertahankan umat agar tidak tercerai berai hanya terfokus kepada urusan silsilah di robithah, perkumpulan kalangan masyhur yang menuliskan rantai emas silsilah yang berisikan tidak sampai seperempat dari jumlah kita yang sesungguhnya. Sebagian dari kami sudah merasakan dipukuli, dihajar, seperti layaknya penjahat, karena dianggap mengaku keturunannya Saw tanpa memiliki bukti tertulis berupa buku maupun kartu, dan tidak tertulis di perpustakaan silsilah keluaran kalangan masyhur. Tentu saja kami tidak memilikinya, apa yang kalian ingin kan ? kami mastur, kami tersembunyi, kami berbaur dengan umat, sebagian dari kami bahkan mengelap sepatu kalian di rumah kalian sendiri, dan kami tidak mengaku, sebenar benar kami, tidak akan mengaku, hanya saja Dia yang menunjuk kepada salah satu umat untuk menyaksikan nur kami, siapa kami, dan kemudian Dia pula yang membuka nya kepada yang lain, dan kemudian kalian mendatangi pintu pintu rumah kami, menatap kami seperti kami makhluk najis, kalian abaikan hati dan nurani kalian bahwa kalian melihat nur kami, kalian abaikan hati dan nurani kalian bahwa kami saudara kalian, dan kemudian kalian permalukan kami dihadapan keluarga kami, tetangga kami, kawan kawan kami. Amat banyak perlakuan kalian, diskriminasi, pengasingan, sampai penghujatan dan pemukulan terhadap kami dikarenakan ketidak pahaman kalian terhadap kami. Selama ratusan tahun, kami telah menjalani hidup kami dengan menjadi penutup aib kalian. Tidak terhitung lagi keluhan umat saat ini terhadap kelakuan kalian, tapi kami selalu menutup nya.

Selama ratusan tahun, darah kami tidak diketahui, ada dari kami yang menjadi pimpinan dikalangan manusia, dari Afrika, Inggris, Jerman, Perancis, sampai Indonesia. Sebagian kami yang benar benar terlena dengan harta dan kekuasaan menjadi murtad, iya, banyak dari kami yang memiliki orang tua yang bukan dari agama ini, raja raja Kristen, Katolik yang diagungkan di dunia barat, sampai raja raja Budha, Hindu di dunia timur, banyak dari mereka yang memiliki darah darinya saw, dan beberapa dari kami menjadi mualaf setelah mengetahui bahwa kami adalah keturunan dari nya saw, dan menyadari tugas yang harus diemban berikutnya. Dan ya, kami pun mengetahui dari kalangan masyhur pun beberapa memiliki kakek ataupun buyut yang bukan dari islam. Tapi bagaimana pun, tanpa mereka, kalian tidak akan ada di dunia ini. Kami sudah cukup lelah menghadapi kelakuan kalian yang semakin jauh dari yang seharusnya. Mulai dari yang muda yang ingin hura hura, sampai yang tua yang memanfaatkan kemasyhuran nya untuk mendapatkan harta yang tidak berarti demi kehidupan dunia dengan cara cara yang sangat kami sesali. 

Saudaraku, kami ada, kami disisi kalian, selama ratusan tahun, buyut buyut kami turut mendukung kalian dengan cara yang tidak akan pernah dimengerti kalangan masyhur seperti kalian. Tiap cabang ilmu yang kalian ketahui dan pelajari tidak akan membuka tentang siapa kami, hanya ilmu yang datang dari sisi Nya lah yang akan membuka mata hati kalian tentang kami. Karena kami mastur, kami tersembunyi di kalangan umat, dan sebagian kami adalah tetangga kalian yang kadang kalian sebut dengan sebutan yang seharusnya bukan merendahkan, hanya saja cara kalian tersenyum mencibir menyebutnya lah menjadikan hati kami tersakiti. Ya, kami tau siapa kami, kalangan datuk datuk kalian sendiri yang masyhur dengan kewaliannya, mendatangi kami dalam tidur tidur kami, dan menjelaskan segala sesuatunya. Kami memliki tulisan tulisan datuk kami yang dipegang secara turun temurun untuk membantu kami, membimbing kami, untuk menemukan siapa dari kalangan masyhur yang harus kami jaga, kami tutup aibnya, dan kami dukung perjuangannya. Sudah banyak keluhan dari kalangan kami sendiri atas perlakuan kalian yang makin jauh dari harapan dan doa datuk datuk kalian, kami lelah. 

Dulu, datuk datuk kami mengisahkan tentang bersatu nya kalangan masyhur dan mastur untuk mempersatukan umat, dan masing masing memiliki tugas yang harus dikerjakan, kalangan masyhur pun menjaga pertalian nasab dengan menikahkan anak anak mereka dengan kalangan mastur, wanita, laki laki, agar menjaga persaudaraan dengan kami. Dan sekarang, kalangan masyhur menjadi sangat eksklusif, dan dengan mudah menyatakan kami tidak sekufu’ atau tidak sepadan dengan kalian, dan akhirnya menjadikan kalian semakin jauh dari kami. Kami saudara kalian, apa yang ada dalam darah kalian juga mengalir dalam darah kami, cobalah untuk istikharah dan minta lah petunjukNya, maka kalian akan mengetahui dengan jelas siapa kami, bagaimana berat beban yang kami pikul. Jika kalian merasa berat beban menghadapi umat, maka kami merasakan beratnya beban kami menghadapi umat, dan kalian. 

Kalian tidak sendiri di muka bumi ini, kalian selalu bersama kami, dan datuk datuk kami pun sangat menyadari pentingnya keberadaan kami secara tersembunyi ini dan tidak pernah mengharapkan pengakuan kalian terhadap kami. Namun perlakuan kalian kepada kami, saudara saudara kami, keluarga kami yang tidak lain adalah saudara dan keluarga kalian juga, benar benar menyakitkan kami lahir dan batin. Semakin pergantian jaman, sebagian kalian semakin eksklusif, dan rasis, kalian mengagungkan silsilah kalian yang jelas dan tertulis itu dengan ekstrim, dan menghadapi umat dengan wajah ulama, padahal kami mengetahui apa apa yang kalian lakukan dibelakang, karena kami selalu bersama kalian. Tangisan kami atas doa doa kepada kalian selalu diperhatikan Nya, sebagian besar dari kami bertemu dengan kakek kita yang termulia Saw, kami selalu bersama kalian, membaur dengan umat, membantu kalian, dan menutup aib aib kalian. Tolonglah kami, bukan dengan harta ataupun ketenaran, tolonglah kami, ringankan beban kami, jadilah diri kalian dengan kembali kepada kesucian yang diinginkan Nya, dan diinginkan kakek kita saw.

Selama ratusan tahun, dua kubu saudara, masyhur dan mastur, selalu ada di muka bumi ini, berjalan dengan tugas masing masing, dan entah kenapa sekarang beban itu amat sangat terasa berat di pundak kami. Kalangan sufi yang lurus amat banyak membantu kami, karena mereka adalah salah satu mercusuar cahaya Nya di muka bumi, mereka melihat dengan hati, mendengar dengan hati, merasakan dengan hati, dan mereka mengetahui bagaimana berat yang kami rasakan, mereka biasanya menemani kami dibelakang ataupun ditengah deretan umat yang duduk di majlis majlis kalian. Sadarilah, bahwa ilmu yang kita miliki ini hanya sedikit, dengan begitu hati kita akan dibimbing untuk mendapat ilmu yang tidak terdapat di buku ataupun kitab tertulis, dan sadarilah, kesombongan itu amat sangat halus dan tidak terasa, hanya saja, saat kehancuran itu tiba, barulah kita sadar bahwa selama ini kita hidup dalam kesombongan. Banyak dari kami pun mendapati beberapa dari kalian memandang rendah ulama ulama dari kalangan selain keturunannya saw, padahal apa yang mereka sampaikan benar benar berasal dari nya saw juga. 

Kita bukan lah orang yang mulia, hanya saja kakek kita lah saw yang mulia, dan kemudian Dia memuliakan kita karena darahnya saw terdapat dalam diri kita, dan Dia pula yang melukiskan wajah wajah kita. Banyak dari kami berwajah arab, asia, eropa, melayu, dan banyak pula dari kami yang berkulit hitam, hanya saja darah kami sama dengan kalian, jadi jangan lah kalian merendahkan orang yang tidak berwajah arab, bernama arab, atau menggunakan pakaian arab. Banyak dari kami menggunakan pakaian kehinaan, mengais sampah didepan rumah kalian, banyak juga dari kami yang menggunakan jas, menandatangani proyek proyek kalian, dan banyak juga dari kami yang mengantar anak anak kalian sekolah dengan becak yang kami kayuh. Lihatlah kami dengan hatimu, dan kalian akan mendapati cahaya kakek kita Saw pada diri kami. Tolonglah kami saudara kami yang kami cintai, kalianlah yang dilihat umat, bukan kami, kalianlah yang muncul didepan umat dengan imamah dan gamis, kalian pula yang berteriak dalam khutbah kalian untuk dakwah kepada umat, kami mengamati dan kami pula lah yang maju dibarisan paling depan untuk memimpin umat melakukan apa yang kalian teriakkan, dan kemudian kami pula lah yang harus berurusan dengan keluhan keluhan perlakuan kalian terhadap umat. 

Beberapa dari kami menyerah, karena kami hanya manusia biasa seperti kalian, dan dari yang menyerah itu, meninggalkan urusan dan tugas ini, dan bahkan tidak lagi menjelaskan siapa dirinya kepada anak anaknya lagi, kami semakin lemah disini, dan kalian semakin menjadi jadi. Dan tidak mungkin kami menuliskan ini, kecuali telah seizinNya, untuk mengingatkan kalian, karena kami benar benar telah tertindas dan terzhalimi dari ulah kalian, tidak semuanya tentu saja, beberapa dari kalian yang mengetahui hal ini, amat sangat baik kepada kami, dan bahkan mengatakan seandainya aku masih muda, dan dengan izin kalian, diriku sendiri, dan aku akan perintahkan anak anak ku untuk mengabdi kepada kalian, tapi tentu saja bukan itu yang kami inginkan. Kami tersembunyi, kami mengabdi, dan kami punya tugas yang tidak bisa kalian para masyhur lakukan. Dan kami tidak akan berhenti, dengan izinNya, kami akan selalu ada, dan selalu mengerjakan tugas kami, dengan izinNya pula kami menyebar dan membaur dengan umat selama ratusan tahun, turun temurun dan hanya mengharap kepada cintaNya dan cinta kakek kita saw.

Untuk saudara saudaraku yang mastur, yang tersembunyi dalam balutan kaus dan celana jeans, dalam jas, dalam sarung, ataupun kain bekas yang tidak layak untuk dipakai budak sekalipun, maupun yang telah menyadari tugas dan kewajibannya sebagai keturunannya saw, kami akan menemukan kalian dimanapun kalian berada, tenangkan hatimu, hapuskan semua tangisanmu, Dia mengetahui, Dia melihatmu, pun kakek kita saw juga selalu bersama kita, kalian tidak sendiri di muka bumi ini, pejamkan matamu, tenangkan dirimu, insyaAllah dengan izinNya, kami akan menemukan kalian dan menjelaskan risalah ke-mastur-an ini kepada kalian, risalah yang telah turun temurun selama ratusan tahun dijaga dan dijalankan dengan sangat baik, insyaAllah. Tersenyumlah saudaraku, Dia selalu bersama orang orang yang hatinya hancur karenaNya, ketersembunyian kita di dunia ini, akan menjadi kemasyhuran yang luarbiasa di hari kiamat nanti, sambutanNya, sambutan kakek kita saw, sambutan para malaikatNya lah yang kita tunggu. Jaga dirimu, jaga keluargamu, insyaAllah Dia akan membimbing kita semua. Yaa Rabb, sholli wa salim wa baarik ‘ala sayidina wa nabiyyuna wa jadduna Muhammad tibbil quluub wa dawaa-iha wasyifaa-iha, nuuril anwar wa sirril asrar wa ‘ala aalihi masyhuuran wa mastuuraan wa ‘ala ashaabihi ajma’in.

Wallahu A'lam.

Dzikrul Jalaalah


Dzikrul Jalaalah adalah satu doa yang biasa diamalkan oleh para ulama kita. ini merupakan amalan zikir dengan menyebut lafaz tahlil yang diikuti dengan permohonan untuk keamanan dari hilangnya keimanan dan keamanan dari fitnah godaan syaithan yang terkutuk. Dan ini diakhiri dengan memohon keampunan dan rahmat Allah s.w.t. Almarhum Buya al-Maliki rahimahUllah dalam "Khulaashatu Syawaariqil Anwaari min ad`iyatis Saadatil Akhyaar" menganjurkan agar dzikir ini dibaca setelah membaca asma-ul husna. Akan tetapi bisa saja dzikir dan doa ini dibaca tanpa didahului dengan asma-ul husna sebagaimana diamalkan oleh para ulama. Dzikir ini bisa diamalkan kapan saja, sebaiknya dengan dawam. Mudah-mudahan bisa terkabul dan terpelihara dari hilangnya iman tatkala menghembuskan nafas kita yang terakhir.... Allahumma aamiin.

Tiada tuhan selain Allah,yang wujud sepanjang zaman


Tiada tuhan selain Allah yang disembah setiap tempat


Tiada tuhan selain Allah yang disebut setiap lidah


Tiada tuhan selain Allah yang dikenali dengan keihsanan


Tiada tuhan selain Allah yang setiap masa sentiasa mentadbir 'alam


Tiada tuhan selain Allah.

(Kami mohon) keamanan, keamanan dari kehilangan iman dan dari fitnah godaan syaithan. Wahai Tuhan yang sifat keihsananNya kekal abadi, telah banyak keihsananMu terhadap kami, keihsananMu yang berkekalan. Wahai Tuhan yang Maha Penyayang, Wahai Tuhan yang Maha Penganugerah, Wahai Tuhan yang Maha Pengasih, Wahai Tuhan yang Maha Pemurah, Wahai Tuhan yang Maha Pengampun, Wahai Tuhan yang Maha Pemaaf, ampunkanlah kami dan rahmatkanlah kami, Engkaulah sebaik-baik Pengasih

Entri Unggulan

Maksiat Hati.

Ketatahuilah bahwasanya agama islam sangat mengedepankan akhkaq yang baik serta hati yang bersih dari segala penyakit yang akan menyengsarak...

Entri paling diminati